Arya Pratama,kini telah termenung memikirkan apa yang harus ia perbuat untuk wanita yang berada di rumahnya,ia tidak mungkin harus menyakiti seorang wanita di hadapan adiknya,walaupun adik tiri tapi Daniel adalah keluarga yang sangat berharga, Daniel Widjaya, adalah seorang anak yatim piatu,ia teman sedari kecil Arya,waktu Arya menginjak kelas 3 SMP Daniel Widjaya adalah adik kelasnya,namun Arya sering kali di jadikan bahan bully-an oleh anak sekelasnya,tapi dengan adanya Daniel mereka semua takut,Daniel mempunyai ilmu bela diri,sering mendapatkan juara-juara di masa kecilnya dulu,jadi apa boleh buat Daniel membantu Kaka kelasnya yang cupu itu dulu, sebenarnya Daniel tidak mau harus menjadi anak angkat keluarga Pratama tapi Arya Pratama dan aji Pratama anak pertama dari keluarga yang sangat kaya tersebut terus saja membujuknya,karena ia yakin Daniel bisa mengubah sikap Arya yang sangat culun menurut kakanya sendiri,dengan seorang ayah yang beribawa,tegas,sikapnya yang sering kali kekeh dalam pendiriannya,membuat Daniel Widjaya tergantikan dengan Daniel Pratama,nama keluarga besar Pratama.
"Arya"ucapnya terdengar tegas namun tersimpan kesedihan,bagaimana tidak ayahnya yang ia sayangii Bahakan melebihi apapun telah terbunuh jasadnya saja Daniel dan Arya tidak tau kemana,dan lagi Kakanya aji entah kemana dia,setau Arya dan Daniel,aji pergi bersama ayahnya,tapi mereka yakin bahwa aji tidak mereka bunuh,karena harta warisan keluarga Pratama ada di tangan aji,lalu siapa yang menculiknya?.
"Arya Pratama"panggilnya lagi
Arya pun hanya melirik sekilas lalu mempokuskan tatapnya ke bingkai foto keluarganya,terlihat di dalam potret tersebut keluarga yang sangat utuh tersenyum bahagia,ibunya meninggal karena penyakit-penyakit yang di deritanya,ayahnya terbunuh entah oleh siapa pelakunya, sungguh malang nasibmu Arya pertama.
"di mana gadis s**lan itu?tanya Arya dingin.
"sudah kubilang dia bukanlah pembunuh ayah,aku yakin itu"ucapnya tegas
"kau tidak perlu membelanya,apa kau punya bukti?ucapnya menaikkan alis sebelah kanannya
"aku memang tidak mempunyai bukti,tapi aku sangat yakin bukan dialah penyebab.nya"kali ini Daniel benar-benar lelah menghadapi sikap keras kepala Kaka keduanya
"jangan harap dia akan bebas dari siksaanku"ucapnya mengepalkan tangan.
Daniel benar-benar tidak habis pikir,karena seorang gadis yang belum tentu yang membuat ayahnya tiada,dia rela mengajar adiknya sendiri,baru kali ini,ya tuhan...
"mas Daniel"panggil bik asih ia adalah kepercayaan keluarga Pratama,dan juru masak di rumahnya,hampir puluhan tahun bik asih mengabdi kepada keluarga Pratama
"iya bik"jawab Daniel
"mas Daniel kenapa ko lebam,apa perlu bibi obatin lukanya"tawar bik asih
"tidak usah repot-repot bik,ini hanya luka kecil"tolak Daniel sambil tersenyum
tiba-tiba Daniel teringat oleh gadis yang tadi ia antarkan ke kamarnya,ia merasa sangat bersalah karena Kakanya gadis itu benar-benar tidak dapat keluar dari sini,Daniel tidak berani harus menentang apa yang di perintahkan Arya,inilah keluarga walaupun sedang dalam situasi rumitpun, tapi mereka tetap tau dimana yang harus mereka langar dan mereka patuhi.
"bik apa gadis itu sudah di beri makan"tanya Daniel khawatir
BIk asihpun hanya menggeleng,karena Arya tadi sebelum ia beristirahat,tidak memperbolehkan siapapun memberi makanan atau minuman, jikalau ada mereka akan langsung di pecat dari pekerjaannya masing-masing.
mengerti dari gelengan bik asih,dengan cepat Daniel mengambil lauk pauk,serta s*** hangat yang Daniel buat sendiri, Daniel berjalan ke arah anak tangga,sepertinya gadis itu di tempatkan di lantai atas,untuk menghindari hal yang tidak ingin Arya inginkan,kabur mungkin.
Daniel berdiri dan mengetuk pintu kamar gadis kecil itu,tidak ada jawaban dari dalam Daniel pun memaksakan diri dan masuk dengan perlahan, bisa Daniel lihat seorang gadis sedang memeluk kakinya sendiri,di sebelah ranjang dekat jendela,kamarnya memang sedikit nyaman tapi tentu saja di rumah orang asing ia merasa ada yang aneh.
Daniel melangkah mendekati alfia,ia mengusap lembut rambut sebahu alfia,alfia yang merasa pun mendongak menatap pria yang sedang tersenyum menatapnya.
"apa kau lapar,aku membawakan makanan untukmu"ucap Daniel ramah.
alfiapun menggeleng bermaksud menolak,ia tidak ingin makan yang ia ingin hanya bebas dari rumah asing ini
"apa kau tau,setelah ini Arya akan mengamuk,karena seorang gadis kecil p*****h sepertimu,aku diam-diam membawa makanan untukmu,apakau tau"...ucapnya terpotong ketika tangisan gadis kecil ini semakin terdengar nyaring,Daniel menghembuskan nafannya kasar,apa ia salah berucap jika iya Daniel benar-benar jahat karena dia tidak pernah dan tidak akan menyakiti wanita.
"maaf"ucap Daniel
"aku sungguh tidak bermaksud,aku hanya ingin kau makan,aku tak ingin kau sakit,jika bukan kau p******hnya maka tolong buktikan kepada Arya,jangan seperti ini kumohon,jika seperti ini terus Arya akan benar-benar menyiksamu,buktikan bahwakau bukan pelakunya,buktikan bahwa kau kuat"lanjutnya panjang lebar.
mendengar itu alfia dengan sisaan air matanya mendongak kembali melihat pria asing di hadapannya,
"apa kau percaya bukan aku pelakunya"tanya alfia dengan suara kecilnya
"tentu saja"sambil mengangguk Daniel percaya
"lalu apa kau akan membantu ku membuktikan bukan aku penyebabnya"tanya alfia lagi.
"hemm..."jawabnya sambil tersenyum
"apa kau bisa mengeluarkan ku dari sini,kumohon keluarkan aku,aku hanya ingin merubah nasibku,aku kabur dari rumah untuk hidup mandiri dan bebas dari segala siksaan ibuku,apa kalian tidak punya rasa iba terhadapku,apa kalian tidak berpikir bagaimana kehidupanku yang sebenarnya aku lelah"jujurnya panjang lebar,tangisan alfia benar-benar mengiris hati Daniel ingin sekali Daniel memeluk gadis kecil ini,tapi ia urungkan,Daniel tau alfia bukan orang yang langsung percaya pada seseorang.
tapi Daniel percaya pada setiap kata-kata yang terucap dari bibir alfia barusan,sungguh malang gadis kecil ini pikir Daniel.
setelah alfia benar-benar menghabiskan makanannya dengan lahap,Daniel keluar dari kamar alfia mengendap-edap takut ketahuan tentunya.
tanpa Daniel sadari seseorang berdiri terhalang tembok bertepuk tangan ringan sambil bersmrik ia berucap
"kau sangat baik Daniel,percaya pada orang yang baru saja kamu kenal,bahkan kau rela jika harus berurusan dengan kakamu sendiri,ckk menyebalkan"gelengnya tidak habis pikir
"tapi lihat saja gadis s****n jangan bahagia dulu karena Daniel ada di pihakmu,kau akan benar-benar mati di danganku"ucapnya sambil meremas gelas berisikan minuman k***s yang sedari tadi ia pegang.
"tidak sekarang tapi nanti"ucapnya langsung pergi
"tidak sekarang tapi nanti"itu berarti...?
masih rahasia ya guys,kalau suka lovein dong biar author semangat nulisnya,dan kasih masukan biar alfia kedepannya mau gimana nyambungnya okeh...
see you ❤️