pagi yang dingin di tambah germecik hujan setetes demi setetes derdengar di Indra pendengaran seorang gadis bernama alfia,sepertinya cuaca hari ini menggambarkan suasana hati wanita yang tidak tau kapan bisa keluar dari rumah besar ini..
alfia membuang nafas kasar,ia sedih menyesal telah meninggalkan kampungnya dan ibu tirinya,sepertinya ia harus terbiasa dengan situasi seperti ini walaupun mungkin sulit
Tok tok tok....
pintu di ketuk seseorang,alfia pun menjadi tegang,ia benar-benar takut jika yang akan masuk itu Arya Pratama pemilik rumah besar..
"apa aku boleh masuk?
suara lembut itu,ia yakin bukan pria kasar itu,alfia punbangkit dari tempat tidurnya lalu membukakan pintu karena dia sendiri yang mengunci pintunya semalam setelah Daniel pergi
"apa kau baik-baik saja?
tanyanya setelah melihat alfia dengan wajah pucatnya
seperti biasa alfia hanya mengangguk saja Daniel tau alfia tidak suka banyak bicara,tapi dia yakin daniel sendiri yang akan membuat gadis kecil ini banyak bicara
"aku membawakanmu sarapan pagi"ucapnya setelah masuk alfia hanya mengikuti langkahnya setelah menutup pintu tadi
"apa aku harus membayarnya setelah ini?
"tentu"jawab Daniel cuek
"tapi aku tidak punya uang,bahkan tas yang aku bawa hilang entah kemana,padahal bajuku juga ada di dalamnya"sedihnya
"bukanya kau lapar?
"iya aku lapar,tapi kalau harus membayarnya sepertinya aku urungkan saja niat laparku"
mendengar itu Daniel tertawa terbahak-bahak,mana mungkin orang lapar bisa di tahan hanya karena harus bayar oh tuhan gadis ini lucu sekali
"baiklah anda tidak usah membayarnya gadis kecil cukup jgn terlalu awet bicara jika dengan bersamaku,kalau kau masih irit bicara mana bisa aku membantumu untuk keluar dari sini dan cari bukti bahwa kau bukan penyebabnya"gemasnya mengelus rambut panjang alfia
setelah menganguk alfia memakan nasi goreng spesial yang tadi sempat di buatkan oleh Daniel sendiri,sambil bercerita mengobrol santai, walaupun alfia jawabnya cuek tapi menurut Daniel itu lucu mungkin
tapi sayangnya lagi-lagi ada saja yang tidak menyukai mendengar gelaktawa di dalam sana,oh yatuhan apalagi ini sepertinya dia marah entah kenapa..?
setelah Daniel pergi ia buru-buru mengunci pintu dari dalam kamarnya,entah kenapa ketika tidak bersama Daniel rasa takut selalu muncul...
Tok tok tok
tidak lama setelah itu pintu kembali di ketuk,apakah Daniel kembali lagi?
tapi bukanya Daniel akan pergi ke kantor setelah alfia menghabiskan makanannya,lalu siapa dia,alfia yakin Daniel berngkat ke katornya, dia bukan Daniel,dia membuka kunci dari luar rasa tertekan pun memuncak kembali,otak alfia kembali panas,ia benar-benar takut tat kala melihat pria yang ia takuti datang sungguhan
"oh gadis kecil setelah kau mem****h ayahku kau akan meluluhkan adikku, sebenarnya kau siapa gadis s****n?
Jawab aku b*****k"
ucapnya tak tertahan,ia benar-benar tak tau rasa apa yang alfia rasakan,di tuduh di siksa,di maki tidak ada yang membelanya,dan lagi-lagi tamparan jambakan dari telapak tanganya yang besar membuat memar pipi kiri dan kanan,alfia benar-benar tidak bisa membela diridia tidak punyabukti untuk orang yang beruang seperti pria yang sedang menyiksanya,situasi apa ini?
alfia memohon-mohon pun Arya tak mau dengar dan akhirnya alfia pasrah sampe ia lelah
"jika aku benar-benar bersalah b***h aku tuan"ucapnya tiba-tiba
mendengar suara menahan sakit itu pun Arya pun menjeda aktifitasnya
"bodoh saya tidak akan pernah melakukan itu sebelum kamu tau rasanya sakit yang di derita sebelum kau m**i"smriknya
setelah puas menghakimi Arya pergi denganmuka datar tanpa dosa,tentu saja dia masih berjalan dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa
jam 18:00 Daniel pulang cepat dia menerima kabar dari penghuni rumah bawah gadis kecil yang di sandrai itu terluka parah,bukanya tadi sebelum dia pergi alfia baik-baik saja,tapi terluka parah apa maksunya?
Daniel yakin penyebabnya Kakanya sendiri Arya Pratama Daniel yakin itu,bukanya dia sudah berjanji sebelum menemukan bukti Arya tidak boleh menghakimi alfia tapi tidak habis pikir Arya benar-benar tidak bisa menahannya
dengan langkah tergesa Daniel menaiki anak tangga yang s**lnya di lantai dua,untuk membuatnya mengeluarkan alfia sangat susah harus pikir dua kali, bodyguard yang selalu stay di tempat 24jam di bawah kekuasaan Arya tentu saja Daniel siapa,Daniel cukup tau diri akan hal-hal seperti itu,ia sedah bersyukur bisa merasakan hangatnya dalam keluarga Pratama ini..
yang pertama Daniel lihat setelah membuka pintu kasar,alfia yang sangat pucat di tambah memar di wajah putih mulus itu, membuatnya seperti melihat mayat hidup, badan.nya yang kurus kecil,huuhhh...membuat siapa saja yang melihatnya kasihan tapi tidak dengan penglihatan Arya Pratama..
"bik apa dia tak apa?
sedari tadi yang menghubungi Daniel itu bik asih,dan yang mengobati lukanya pun dia,ingin panggil dokter pasti tuan Arya marah jadi bik asih urungkan saja niatnya
"iya tuan dia hanya luka di wajah saja, mungkin sebentar lagi dia siuman"
"BI tolong buatkan bubur hangat,s**u hangat agar setelah siuman langsung mengisi perutnya dan meminum obatnya"
bi asih pun pergi,di tatapnya seluruh wajah yang putih bersih walaupun pucat dia terlihat cantik,entah kenapa rasa ini ada pertama kali melihat alfia.daniel tersenyum hambar,ia ingin memiliki alfia,setelah alfia benar-benar keluar dari sini Daniel yang akan menjaga alfia dan hidup bersama
tangan yang sedari tadi ia genggam kini bergerak lambat,sepertinya alfia telah bangun,Daniel tersenyum setelah ini dia akan menanyakan siapa penyebab.nya walaupun ia tau orangnya
"tuan Daniel"ucapnya ingin bangun sambil melepaskan genggaman.nya
"apa kau baik-baik saja?
"aku baik-baik saja tuan"
"apa kau tau aku sangat menghawatirkan mu?
alfia menggeleng,daniel sepertinya kalau sedang kasamaran agak bodoh sedikit,siapa yang tau perasaan orang lain Daniel,bahkan sakit yang di rasakan alfia dia sendiri tidak perduli
Daniel menyadari sesuatu bukankah barusan dia mengucapkan katabodoh,oh tuhan di mana urat malunya,danielpun tidak ingin ambil pusing karena kebodohannya sendiri
"baiklah,katakan siapa yang melakukan ini gadis irit bicara?
"tidak ada dan aku baik-baik saja jawabnya tersenyum lemas
"baiklah kalau begitu jika kamu tidak ingin bicara tidak masalah, sebentar lagi bi asih datang ia membawakan bubur untuk mu dan ingat di minum juga obatnya"ucapnya mengacak rambut hitamnya gemas
setelah pamit pergi dari kamar alfia Daniel berjalan ke arah kamarnya di lantai satu tapi sepertinya niatnya ia urungkan, dia teringat senyum gadis kecil itu ketika dia berkata "tidak ada,dan aku baik-baik saja"gadis aneh dia bilang baik-baik saja,
"kenapa kau lakukan itu kepadanya?
ucapannya ketika memasuki ruangan kerja Arya
Arya yang sedang pokus menoleh dan hanya mengangkat alisnya saja satu,dia mengisyaratkan "kenapa atau ada apa?
"kak jangan so bodoh bukanya kita sudah sepakat tidak akan melakukan apapun untuk alfia,jangan bohong jika kau lupa,alfia belum tentu penyebabnya kak dengarkan aku sekali saja jika tidak kau akan menyesal"
gerakan lincah di keyboard pun terhenti dan mengangkat kepalanya melihat Daniel di hadapannya terhalang meja kerjanya
"bukankah kau kasih dia makan enak?
"tentu saja,aku bukan orang j***t sepertimu"jawabnya acuh
Arya menghela napas membuangnya kasar,ia tidak habis pikir ternyata gadis itu benar-benar cepat mencuci otak adiknya
"entahlah semoga saja aku tidak melakukannya kembali"ucapnya sambil mengangkat bahu tidak perduli"
yang komentar duluan ayo siapa biar aku semangat nih bikin konten.nya
dan bisa sempetin nulisnya,karena aku rasa tulisan aku tuh belum rapi kaya punya senior INNOVEL tapi aku juga masih terus belajar biar bisa
lanjut komen yah.....
see you❤️