Urusan yang Tertunda di Ruang CEO

1515 Words
**************** Samuel menggeser layar tabnya, layar yang menampilkan jajaran pesawat SH Airline barunya yang sudah siap dioperasikan. Lalu kini bergeser menjadi gambar landasan pacu pesawat. "Pembangunan airport pribadi Anda yang di Seoul sudah hampir rampung. Runway, taxiway, apron, dan Air Traffic Controller sudah siap 97%. ATC dan landasan pacu dengan panjang 3.600 meter dan lebar 60 meter sedang dalam uji coba, Sir," jelas Kalvin. Samuel hanya mengangguk saja menanggapinya, membuat Kalvin kembali meneruskan penjelasannya. "Sedangkan di LA masih mencapai tahap 50%. Diprediksi semua akan selesai keseluruhan pada musim dingin mendatang. Apakah Anda sudah mempersiapkan nama untuk airport pribadi Anda? Saya harus segera mengurusnya, Sir," ujar Kalvin. Samuel lagi-lagi hanya mengangguk-angguk mengerti. Akhirnya setelah sekian lama, dia akhirnya mempunyai airport sendiri. Airport pribadinya, hanya dirinya dan Nick. "Aku belum punya nama yang bagus. Kamu punya saran?" ujar Samuel dengan pandangan seperti biasa, dingin dan menusuk. Kalvin dibuat bingung, haruskah dia menyarankan sebuah nama? Tapi dia sangat tahu sifat bosnya ini. Takut-takut ia salah menyarankan nama malah membuat bosnya itu murka. "Ide saya tidak akan bagus, Sir," balas Kalvin. Samuel memandang Kalvin lebih tajam sehingga membuat Kalvin ketar-ketir. Kalvin telah bekerja lebih dari 4 tahun dengan Samuel, tidak lantas bisa menebak apa yang ada di pikiran bosnya ini. Bosnya ini memiliki pemikiran yang sulit dimengerti dan dipahami lewat gestur juga raut wajahnya. "Ya sudah, fokus saja pada pembangunan yang di LA. Suruh Ken mengawasi dan melaporkan perkembangannya. Buat seaman dan semewah mungkin. Saya tidak mau dengar ada kendala apa pun dalam prosesnya. Kalau masalah nama, saya akan pikirkan dulu," ujar Samuel sambil kembali menatap layar tabnya. "Jet pribadi pesanan Anda juga sudah mencapai sentuhan akhir. Boeing 847 Refit warna black gold lengkap dengan ukiran bertuliskan nama tuan muda Nickholas." Kalvin menghentikan ucapannya ketika mendengar pintu terbuka. "Teruskan," perintah Samuel saat melihat Sienna masuk ke dalam ruangannya. Mantan istrinya itu sempat melihat ke arahnya sebentar lalu berjalan menuju dinding kaca sebelah kiri ruangannya. Sepertinya Sienna penasaran dengan suasana di luar yang penuh dengan wartawan dan reporter. "Interior pesawat berwarna beige, tiga kamar tidur sudah siap dirampungkan. Satu kamar berukuran sedang, satu kamar yang didesain khusus untuk tuan muda Nick, dan satu lagi kamar utama untuk Anda. Beberapa toilet, ruang kerja Anda, lounge, dan restoran juga terdapat di dalamnya. Sebelas pramugari, tiga barista, dan juga empat koki profesional siap dipekerjakan sebagai pegawai tetap jet pribadi Anda. Semua komponen dalam pesawat sudah siap. Mereka bilang akan memperbaiki sistem di dalam pesawat juga akan meningkatkan angka kecepatan yang bisa dicapai pesawat saat uji coba kemarin di private airport kita. Dengan adanya peningkatan kecepatan ini, nantinya jarak antara Seoul - LA bisa ditempuh lebih singkat. Semua persis seperti yang Anda minta, Sir." "Bagaimana dengan biayanya? Apa melebihi target kita?" tanya Samuel yang cukup puas dengan laporan Kalvin. "Untuk biaya keseluruhan pembuatan jet pribadi ini sepertinya tidak melebihi target. Diperkirakan biaya keseluruhan hanya USD 570 juta atau setara Rp8,55 triliun, masih di bawah target kita yaitu USD 10 triliun, Sir," jawab Kalvin. Samuel tersenyum kecil saat mendengar semua yang diharapkannya berjalan lancar. Samuel beruntung memiliki bawahan seperti Kalvin yang pekerja keras, cepat, bertanggung jawab, dan smart. Sejauh ini pekerjaan pria yang satu tahun lebih muda darinya ini cukup memuaskan. Bahkan Samuel berencana tak akan pernah menggantikan posisi Kalvin dengan orang lain. Samuel bangun dari tempatnya lalu menepuk pundak Kalvin. "Kerja bagus, Kalvin," ujar Samuel lalu dia pun menyerahkan kembali tab di tangannya pada Kalvin seraya senyuman kecil ikut ditunjukkan. Kalvin terkesima melihatnya, ini pertama kalinya bosnya itu tersenyum padanya. Apa yang bisa mengubah bosnya hingga bisa memberinya senyuman padahal bosnya itu hanya akan tersenyum jika di hadapan sang putra walaupun putranya itu tidak bisa melihatnya. Apa itu perubahan yang besar bagi Samuel. "Sepertinya membayar foto-foto mesra kita pada wartawan itu adalah sia-sia," celetuk Sienna menyela pembicaraan Samuel dan Kalvin. Kalvin membungkuk hormat pada Sienna, lalu dia sedikit memundurkan badannya agar memberi ruang untuk Sienna. "Pada akhirnya mereka pasti tahu kalau aku adalah model baru SH Airline. Dan pasti segera akan ada rumor kalau kita kembali berhubungan. Bergabung dengan MJ dan menjadi model di SHA dalam sekejap memang patut dicurigai sih. Iya kan?" lanjut Sienna lagi sambil memainkan miniatur pesawat yang tak sengaja terbawa olehnya. Samuel ikut melihat pada miniatur yang dimainkan oleh Sienna sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. "Terus kenapa? Memang itu kenyataan, kan?" balas Samuel. "Sayang banget uangnya ,tau ! " ujar Sienna manja sambil mendongakkan kepalanya dan langsung bertatapan dengan mata elang Samuel. Sementara itu Kalvin cukup terkejut mendengar itu, namun ia mencoba mempertahankan ekspresinya agar tak terlihat terkejut. "Hanya Uang." lanjut Samuel membuat Sienna terkekeh nakal. Tangannya terulur untuk mencubit pelan pipi Samuel dan sedikit menggoyangkannya. "Btw kenapa kamu menyinggung soal itu? Ah.. do you want to do it?" pancing Sienna. Tangannya yang semula menyubit kini malah membelai lembut. "Stop teasing me. There's someone else here, don't you see it?" berbeda dengan ucapannya, pandangan Samuel justru terlihat biasa saja dan datar. "I don't care. Lagian kalaupun semua orang tahu dan akan menjatuhkanku, aku hanya tinggal datang padamu lalu kita melakukannya. And, taraaa.. everything must be fine," ujar Sienna. Samuel hanya menyeringai sambil melemparkan pandangannya ke arah lain. Ah.. sekarang Kalvin tahu apa yang membuat bosnya ini berubah jadi lebih banyak berekspresi daripada sebelumnya. "Is that true? Do I really satisfy you?" ujar Samuel sambil mengeluarkan tangan kanannya lalu menarik sedikit dagu Sienna. Wajah nakal dan seksi itu tersenyum dengan manis dan indah lengkap dengan pupil mata cokelatnya yang berbinar. Sienna maju lebih mendekat ke arah Samuel lalu berbisik di telinga kiri Samuel. "Of course . Memangnya siapa yang bisa lebih hebat dalam urusan itu selain mantan suamiku ini. Hemm...?" puji Sienna sehingga membuat Samuel melebarkan senyumannya. Sienna sengaja mengucapkan itu karena Samuel sangat senang jika dipuji. Yah... lebih tepatnya oleh dia saja. Samuel likes to hear all the good things about himself. Tapi apakah making love adalah hal yang baik? Samuel mulai terpancing oleh kelakuan Sienna, dia sudah akan melahap bibir kemerahan Sienna dengan nafsu yang sangat membuncah jika saja suara Kalvin tidak menginterupsinya. "Excuse me, Sir. Anda akan ada meeting lima belas menit lagi dengan klien di meeting room lantai 4. Kita harus bersiap," ujar Kalvin dengan takut-takut. Dapat Samuel lihat raut kecewa pada paras cantik mantan istrinya itu membuat Samuel terkekeh seksi sebelum berbisik. "Berusahalah membuatku puas nanti malam, babe," bisik Samuel. "It's easy," balas Sienna ikut berbisik juga tak kalah sensual sebelum Samuel meninggalkannya untuk meeting sialan yang membuat dia dan mantan suaminya itu batal b******u. Sienna segera mengalihkan pandangannya ketika tubuh Samuel dan Kalvin menghilang di balik pintu kaca ruangan ini. Dia edarkan pandangan ke segala penjuru. Ruangan ini cukup besar dan nyaman. Dindingnya terbuat dari kaca sehingga yang ada di dalamnya memiliki arah pandang yang luas, memandangi bagaimana luasnya kota Jakarta di ketinggian 10 lantai ini. Terdapat banyak gabungan sofa yang tertata melingkar di bagian kiri ruangan, sementara meja kerja dan juga berkas-berkas perusahaan ada di sebelah kanan. Ada juga sebuah pintu di sisi kanan ruangan itu yang terbuka membuat Sienna dengan penasaran memasuki ruangan kecil tersebut. Sienna memutar bola matanya saat dia masuk ke ruangan itu, ternyata sebuah kamar tidur untuk anak-anak, lengkap dengan anaknya sekalian yang tengah terlelap di ranjang yang didesain sedemikian rupa. "Nickholas, wake up!" pekik Sienna agak keras, melipat kedua tangannya di depan d**a menunggu reaksi si anak. Namun tak ada reaksi apa pun dari bocah itu. Nick tetap tertidur pulas di kasur empuknya. "Nick, wake up! Don't be lazy!" seru Sienna lagi. Kakinya melangkah mendekati ranjang. Ia sedikit membungkuk untuk menyesuaikan tinggi ranjang yang ditiduri Nick. Mengambil guling kecil yang dipeluk bocah itu lalu memukulkannya pelan ke b****g anaknya. "Give me some minute, Daddy," rancau Nick sambil mendudukkan dirinya malas. Mulutnya masih bergerak-gerak lucu padahal pacifier merek Gucci kepunyaannya sudah terlepas dan jatuh ke kasur. Sepertinya Nick mengigau. Sienna mengernyit heran melihat Nick yang mulai berdiri namun masih dengan mata terpejam dan mulut yang bergerak-gerak lucu. Tangannya juga tengah menggapai-gapai sesuatu dan langkahnya tak beraturan. Sienna dengan sigap refleks menangkap tubuh Nick ketika di langkah terakhirnya bocah itu hampir jatuh tersungkur ke lantai kalau saja Sienna tidak cepat menangkapnya. "Nick, apa kamu mengigau?" tanya Sienna sambil menggendong bocah itu. "Nick," panggil Sienna hati-hati ketika tubuh Nick kembali tenang dalam gendongannya. Sienna dapat merasakan mulut Nick yang bergerak-gerak karena menempel di lengan kirinya yang tak tertutup baju. Sienna sudah akan membangunkan bocah itu namun tiba-tiba ponselnya berdering. "Halo?" "Aku akan jemput kamu selesai pulang dari kantor. Kita perlu bicara banyak. Kamu sekarang di mana?" Dari suaranya Sienna sangat hafal kalau itu Malik yang meneleponnya, kekasihnya yang sudah hampir tiga tahun ini dia pacari. Namun lagi-lagi cintanya hanya sepihak. Sampai hari ini belum ada yang mampu meluluhkan hati Sienna. "Oke. Jemput aku di depan SH Airline. Telepon aku lagi jika kamu sudah sampai," jawab Sienna yang langsung disahut oleh suara sambungan telepon yang terputus. Sienna sangat yakin kalau Malik sedang marah sekarang. Yah, tentu saja sih. Siapa juga yang enggak marah coba, ketika tahu pacarnya tiba-tiba melakukan kontrak kerja dengan mantan suaminya? Bagi banyak orang itu memang sangat mencurigakan, tapi bagi Sienna itu hanya keprofesionalan. To be continue....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD