*************
Ruang Rias Studio Foto -Siang hari....
Sienna sedang duduk di depan cermin rias, wajahnya dipoles dengan lembut oleh seorang penata rias.
Seorang penata gaya menata rambutnya dengan hati-hati. Suasana di ruangan itu profesional dan tenang. Tiba-tiba, pintu ruang rias terbuka dengan kasar, membentur dinding.
Anya berdiri di ambang pintu, napasnya terengah-engah, matanya menyala-nyala marah. Ia masih mengenakan pakaian kasual yang tampak tidak rapi.
"Sienna! Di mana kau?!" ujar Anya dengan suara keras dan terengah-engah.
Sienna dan semua orang di ruangan itu terkejut dan menoleh ke arah Anya. Sienna menatap Anya dengan tatapan tenang namun waspada.
"Saya di sini, Anya. Ada apa dengan sikapmu ini?" balas Sienna dengan nada datar .
Anya melangkah masuk dengan cepat, menunjuk Sienna dengan jari telunjuk.
"Jangan pura-pura tidak tahu! Kau! Kau yang merebut semuanya dariku!"
Penata rias dan penata gaya saling bertukar pandang cemas, menghentikan pekerjaan mereka.
Sienna tetap tenang.
"Saya tidak merebut apa pun. Saya mendapatkan kesempatan ini melalui proses yang sama dengan model lainnya."
Anya tertawa sinis
"Proses yang sama katamu? Jangan bercanda! Aku tahu kau pasti melakukan sesuatu! Kau licik!"
Sienna menegakkan tubuh.
"Jaga bicaramu, Anya. Saya tidak punya urusan dengan intrik seperti yang kamu insinuasikan."
Anya mendekat dengan tatapan mengancam.
"Kau pikir kau bisa menggantikanku begitu saja? Kau pikir kau pantas menjadi wajah SH Airlines? Kau tidak lebih dari seorang perampas!"
Sienna menatap mata Anya dengan berani.
"Saya terpilih karena perusahaan melihat potensi dalam diri saya. Kalau Anda punya masalah dengan keputusan itu, silakan bicara dengan pihak manajemen. Jangan melampiaskannya pada saya."
Suara Anya semakin meninggi.
"Manajemen! Mereka dibutakan oleh wajah polosmu itu! Mereka tidak tahu betapa berharganya aku bagi perusahaan ini! Bertahun-tahun aku mendedikasikan diriku... dan kau, dengan seenaknya, mengambil tempatku!"
Anya melihat beberapa pakaian dan aksesori pemotretan yang sudah disiapkan di dekat Sienna. Dengan gerakan kasar, ia meraih sebuah syal sutra dan merobeknya menjadi dua.
Sienna mulai menunjukkan sedikit ketegasan dalam suaranya.
"Apa yang kau lakukan?! Itu properti perusahaan!"
Anya melempar potongan syal ke lantai.
"Aku tidak peduli! Kalian semua akan menyesal telah menggantikanku! Kau terutama, Sienna! Kau akan membayar ini!"
Tiba-tiba, Anya meraih tas riasnya yang tersampir di bahunya dan membukanya dengan kasar. Ia mengeluarkan sebuah gunting kecil dengan gerakan mengancam.
Sienna berdiri, menatap Anya dengan tatapan tajam tanpa rasa takut.
"Letakkan gunting itu, Anya. Jangan membuat masalah yang lebih besar."
"Kau pikir aku takut padamu?! Kau telah menghancurkan hidupku!" Ujar Anya dengan penuh kebencian .
Anya melangkah maju dengan gunting terangkat. Sienna bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk, tatapannya tidak gentar.
Tapi untungnya itu semua tidak terjadi , security yang di panggil Renata pun akhirnya datang dan menghentikan aksi Anya. Lalu mereka membawa Anya yang meronta dan berteriak keluar dari sana.
"Lo gapapa kan ?" tanya Renata ,Sienna mengangguk ,lalu merekapun kembali untuj melanjutkan pemotretannya.
Blitz... blitz... blitz...
Cahaya lampu sorot tanpa henti menari-nari di sekitar Sienna. Setiap kilatan kamera menangkap lekuk tubuhnya yang anggun namun look seksinya masih terlihat indah, senyum menawannya yang memancarkan kepercayaan diri, dan tatapan matanya yang penuh pesona. Hari ini bukan sekadar pemotretan biasa. Di tangannya, Sienna memeluk erat miniatur pesawat SH Airline, simbol dari babak baru dalam kariernya yang gemilang.
Meskipun sempat terjadi cekcok kecil saat akan di mulainya pemotretan itu karena di sebabkan mantan model terdahulunya membuat keributan dan hampir mencelakai Sienna ,namun semua kendala itu bisa di atasi dengan mudah oleh ,ya siapa lagi kalau bukan seorang Samuel Edgar Huntara .
Ini adalah debutnya sebagai wajah baru maskapai penerbangan prestisius itu, sebuah tonggak penting yang menandai resminya bergabung dengan MJ.ENTERTAINMENT, agensi yang dikenal menaungi bintang-bintang papan atas industri hiburan. Keputusan ini sekaligus mengakhiri perjalanannya bersama agensi lamanya, sebuah transisi yang disambut dengan antusiasme sekaligus rasa penasaran oleh para penggemarnya dan media.
Gelombang kejut juga terasa akibat berita berakhirnya kontrak Sandrina, model ternama yang sebelumnya sukses merepresentasikan SH Airline. Desas-desus santer beredar bahwa Sandrina, yang juga dikenal sebagai sahabat dekat Sienna, akan memperpanjang kerjasamanya. Namun, kenyataannya berkata lain. Spekulasi pun bermunculan, mengarah pada satu nama yang kini bersinar terang: Sienna.
Sejak pagi buta, barisan wartawan dengan kamera dan mikrofon mereka telah mengepung lobi MJ.ENTERTAINMENT. Insting mereka tajam, mencium adanya berita besar.
Kehadiran Sienna di gedung itu, ditambah dengan kabar kontrak SH Airline yang kosong, menjadi teka-teki yang hampir terpecahkan. Setiap mobil yang datang dan pergi tak luput dari sorotan lensa mereka, berharap mendapatkan gambar atau pernyataan eksklusif dari sang bintang.
"Kerja bagus, Sienna ," suara lembut namun penuh semangat dari sang fotografer memecah keheningan studio yang dipenuhi aroma hairspray dan makeup. Rio, sang juru kamera, bukan nama asing bagi Sienna.
Jejak kolaborasi mereka terukir dalam berbagai bidikan memukau yang sering menghiasi linimasa i********: pribadinya. Ia memahami betul bagaimana menangkap esensi kecantikan dan karisma Sienna melalui lensanya.
Sienna menghampiri Rio dengan langkah ringan, senyumnya merekah.
"Gimana, gimana hasilnya?" tanyanya penuh harap, sedikit menyipitkan mata karena silau lampu yang baru saja padam.
Rio tertawa kecil, mengacungkan jempolnya.
"Ya iyalah oke. Ini kan gue yang pegang kamera. Jadi, final cut-nya pasti flawless."
"Iya deh, iya. Percaya banget sama sentuhan magis lo," balas Sienna, terkekeh pelan. Ia tahu betul kualitas kerja Rio. Pria itu memiliki insting seni yang kuat dan selalu berhasil mengeluarkan potensi terbaik dari setiap model yang dihadapinya.
Proses pemotretan berjalan lancar dan efisien.
Selain karena anugerah paras menawan yang dimilikinya, Sienna juga dianugerahi bakat alami dalam berpose. Ia bagai penari di depan lensa, lentur dan ekspresif. Setiap arahan dari Rio ditangkap dengan cepat dan diinterpretasikan dengan sempurna, menghasilkan gambar-gambar yang memukau dalam waktu singkat.
Sienna hanya membalas pujian Rio dengan senyum manis dan anggukan kecil. Ia kemudian melangkah anggun menuju Renata, sang manajer setia yang menantinya di sudut ruangan, di antara lighting stand dan backdrop berwarna biru khas SH Airline.
Renata, dengan sigap, menyodorkan sebotol air mineral dingin kepada Sienna begitu ia mendekat. Hari yang panjang dan intens di bawah sorotan lampu pasti menguras tenaga.
"Aneh gak sih, Ren?" tanya Sienna, setelah meneguk beberapa teguk air untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.
"Biasanya kan, kalau habis pemotretan satu proyek besar gini, tawaran kerja tuh kayak banjir bandang. Tapi sekarang, kok, rasanya bener-bener cuma ini doang? Kayak... kayak gue udah gak hot lagi gitu, Ren." Nada bicaranya terdengar sedikit gamang, meskipun senyum tipis masih menghiasi bibirnya.
Renata menghela napas pelan, mencoba menenangkan kekhawatiran artisnya.
"Ya mau gimana lagi, Sayang. Kontrak kamu sama SH Airline kan memang eksklusif. Jadi, selama setahun ke depan, fokus utama kita memang hanya ini. Tapi, justru bagus kan? Kita jadi punya lebih banyak waktu luang. Kamu bisa istirahat, me time, bahkan kamu jadi bisa lebih sering nemenin Dio di rumah sakit, kan?"
Sienna terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Renata. Ada benarnya juga. Kesibukan yang padat terkadang membuatnya merasa bersalah karena kurangnya waktu untuk orang-orang terdekatnya, terutama Dio, sahabatnya yang sedang berjuang dengan kesehatannya.
"Iya juga sih," jawab Sienna akhirnya, mengangguk setuju.
"Abis ini gue mau langsung jemput Dio, terus ke sana."
Tiba-tiba, getaran halus dari ponsel di meja memecah percakapan mereka. Dert... dert...
"Ren, tolong HP gue dong," pinta Sienna, matanya tertuju pada layar ponsel yang menyala, menandakan adanya pesan masuk.
Renata mengambilkan ponsel Sienna dari dalam tas kecil transparan yang tergeletak di atas meja rias. "Nih," ujarnya sambil menyerahkan benda pipih itu kepada Sienna.
"Thanks," balas Sienna singkat, lalu dengan cepat membuka pesan yang ternyata dari Samuel, mantan suaminya.
SAMUEL
Udah selesai?
Sienna menekan layar, mengetik balasan singkat.
SIENNA
Udah
Pesan balasan dari Samuel muncul hampir seketika.
SAMUEL
Ke ruangan aku.
Alis Sienna terangkat sedikit, rasa penasaran menyelimutinya. Ruangan Samuel? Untuk apa? Apakah ini ada hubungannya dengan Nick, putra semata wayang mereka?
SIENNA
Ngapain? Ngurusin Nick?
Balasan Samuel kali ini sedikit ambigu, namun tersirat nada menggoda.
SAMUEL
Olah raga ....
Sienna tersenyum tipis, menggeleng-gelengkan kepalanya. Samuel memang selalu punya cara unik untuk berkomunikasi. Meskipun telah berpisah, hubungan mereka tetap terjalin baik, terutama demi Nick.
SIENNA
Otw...
Sambil tersenyum kecil ,Sienna memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.Entah kenapa ,rasanya mood dia semakin meningkat setelah mendapatkan pesan dari sang mantan suaminya itu.
"Kayaknya gue harus cabut duluan ya, Ren. Samuel minta gue ke ruangannya sebentar."
Renata mengangguk mengerti.
"Oke, Sayang. Nanti kabarin aja ya. Jangan lupa istirahat yang cukup."
"Siap, Bos!" jawab Sienna sambil mengedipkan mata, lalu melangkah meninggalkan studio, membawa bersamanya harapan baru dan sedikit rasa penasaran tentang 'olahraga' yang dijanjikan Samuel. Pekerjaannya sebagai wajah baru SH Airline baru saja dimulai, dan di luar sana, kehidupan pribadinya pun terus berjalan, penuh dengan kejutan dan dinamika yang tak terduga.
To be continue....