Prolog
Semuanya berubah tatkala Stevana mendengar perkataan sang papa untuk menyuruhnya menikah dengan calon suami kakaknya sendiri. Awal muka dari sebuah hutang yang tidak bisa dibayar karena perusahaan kedua orang tuanya dalam ambang kebangkrutan. Dan yang bisa menolong perusahaannya hanya perusaha Liang.
*****
“Papa ingin kamu menggantikan kakakmu menikah dengan Tuan muda Liang,” ucap Ardi pada Stevana yang sedang sarapan di depannya. Stevana yang mendengarnya langsung tersedak.
“Maksud papa apa? Aku masih kuliah. Mana mungkin aku menikah,” ucap Stevana.
“Perusahaan sudah berada diambang kehancuran. Dan yang bisa menolong kita adalah Tuan muda Liang. Apa kamu tidak kasihan dengan papa, papa sudah merawatmu dari bayi, Stevana. Paling tidak papa meminta balas budi darimu,” ucap Ardi tanpa menjaga perasaan Stevana sama sekali. Stevana pun baru tahu kalau dirinya hanyalah seorang anak angkat. Bukan anak kandung dari keluarga Pratama. Hatinya benar-benar hancur mendengar semua kenyataan itu. Kenyataan pahit yang mau tidak mau harus dia terima.
“Kenapa harus Stevana? Kenapa bukan kak Nara saja yang menikah dengan Tuan muda Liang. Bukannya kak Nara lebih tua dari Stevana,” ucap Stevana.
“Kakakmu tidak mau menikah dengan Tuan muda Liang. Papa tidak bisa memaksanya. Jadi satu-satunya yang bisa menggantikan kakakmu cuma kamu,” ucap Ardi dengan nada peritah. Stevana menghela nafas kasar dengan permintaan sang papa kepadanya. Dia masih ingin melanjutkan kuliahnya. Menggapai cita-citanya sebagai seorang dokter anak yang tinggal beberapa langkah lagi. Karena kecerdasan yang dimiliki Stevana, Stevana dengan mudah mendapatkan beasiswa kedokteran di Universitas Airlangga.Stevana juga dinobatkan sebagai mahasiswa teladan. Tahun kemarin Stevana juga mendapatkan penghargaan dari hasil penelitiannya, dia bisa membuat obat penambah nafsu makan untuk anak balita yang susah sekali untuk makan.
“Nanti akan Stevana pikirkan permintaan papa. Aku mau berangkat dulu,” pamit Stevana. Stevana berjalan dalam diam sambil memikirkan permintaan sang papa kepadanya. Stevana juga sedikit bertanya-tanya kenapa kakaknya sampai tidak mau menikah dengan Tuan muda Liang.
“Apa Tuan muda Liang mempunyai kelainan dan cacat?” batin Stevana.