PROLOG
Pada waktu tengah malam seorang gadis kecil terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ribut dari luar kamarnya. Gadis itu mengucek matanya dan perlahan bangkit dari tempat tidurnya sambil membawa boneka kelinci kesayangannya. Gadis kecil periang yang penuh dengan rasa penasaran itu berjalan menuju pintu kamarnya hendak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Sayangnya, saat kenop pintu berusaha ia buka, ternyata kamar yang menjadi tempatnya memejamkan mata itu terkunci lebih tepatnya dikunci.
"Ma.. Mama.." panggilnya kepada sang ibu.
Namun sayang sekali tidak ada jawaban sama sekali. Berkali-kali ia memanggil tapi ibunya tak kunjung datang. Malah keributan di luar semakin kencang, ia penasaran dan berulang kali memanggil ibunya dengan keras. Kemudian suara kunci terbuka terdengar di telinganya membuat senyumnya merekah. Akan tetapi yang datang bukanlah ibunya, melainkan sang kakak.
"Hai, udah bangun ya?" tanya kakaknya itu.
"Kakak, di luar ada suara apa?" tanyanya penasaran.
"Gak ada apa-apa, udah diam sama Kakak di sini ya."
"Mama mana?"
"Ada sama Papa, sini balik lagi ke tempat tidur. Kakak temenin ya tidurnya."
Dengan patuh gadis kecil itu mengangguk.
___
Satu minggu kemudian seorang gadis kecil berumur empat tahun dituntun oleh ayahnya menuju ke sebuah tempat dimana di sana terdapat banyak juga anak-anak.
"Kita mau kemana, Pa?" Tanya gadis kecil itu.
"Kita mau ke suatu tempat, Calya pasti senang karena di sana banyak teman," ujar papanya tersebut.
'Panti Asuhan Kasih Ibu'
Itulah nama tempat yang mereka datangi.
"Pa, ngapain ke sini?" Tanya gadis kecil yang bernama Elvaretta Calya itu.
"Papa mau nitipin kamu dulu ya sayang," ujar papanya lembut.
"Kok dititipin? Kayak barang," protes Calya.
"Kamu kan barang berharga buat papa."
"Papa nitipin gak lama kan?" Tanya gadis itu takut.
"Enggak sayang, sampai matahari terbenam papa akan datang lagi ke sini dan menjemput kamu," ujar sang papa.
"Papa janji?"
"Janji sayang. Kalau gitu kamu masuk ya sendiri, papa buru-buru."
Si gadis kecil mengangguk. "Dah papa, hati-hati. Calya sayang papa."
Calya perlahan berjalan memasuki halaman panti tersebut.
"Cari siapa, dek?" Tanya seorang wanita berhijab
"Calya disuruh papa kesini," jawab Calya.
"Papa?"
Calya mengangguk dengan polosnya. Wanita tersebut tersenyum miris saat Calya mengangguk dengan polosnya.
"Ya sudah kamu masuk ya main sama yang lain, nanti ibu akan siapkan tempat tidur untuk kamu," ujar wanita tersebut dengan lembut.
"Tapi nanti papa jemput Calya lagi kok."
Wanita itu hanya tersenyum dan mengangguk.
___
Senja pun datang, matahari telah terbenam.
Calya duduk di teras sambil menopang dagu. Menunggu superhero yang sudah berjanji akan menjemputnya.
"Calya, masuk yuk. Ini udah mau malam," ajak wanita yang tadi menyapa Calya saat gadis kecil itu baru datang.
"Enggak bu, Calya mau di sini aja. Calya nungguin papa," tolak Calya dengan mata berkaca-kaca.
Wanita bernama Riva itu menatap prihatin pada Calya.
"Mungkin papanya masih sibuk, mending Calya masuk dulu terus makan udah itu kita bobo," bujuk Riva.
Calya menatap ke gerbang sekali lagi lalu menerima ajakan Riva untuk masuk.
"Papa enggak bohong kan?" Cicit calya dalam hati.