bc

My ex-My secertary

book_age18+
17
FOLLOW
1K
READ
family
pregnant
goodgirl
billionairess
drama
tragedy
sweet
bxg
city
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Sam pergi meninggalkan kekasihnya, untuk satu hal yang tidak bisa ia jelaskan. Dan sekarang Sam kembali untuk memperbaiki semuanya. Meskipun terlambat. Sam harus kembali membangun reruntuhan hubungannya yang sudah ia hancurkan sendiri, meskipun berkali-kali mendapatkan penolakan.

Lantas apakah Sam akan berhasil untuk mendapatkan cinta pertamanya kembali? Berhasilkah dia? Di saat perjuangannya untuk mendapatkan kembali hati sang mantan, Sam tiba-tiba mendapatkan suatu fakta yang berkaitan dengan kehidupannya yang tidak pernah ia ketahui. Fakta apa itu?

chap-preview
Free preview
Masa-masa SMA
2017, Jakarta. “Sshhh, makasih sayang.” Si pria dengan tubuh setengah nakednya berbisik pada perempuan yang berada di pelukannya kini—yang juga sama keadaannya, naked—yang hanya dibalas anggukan kecil oleh si perempuan, karena kini ia sedang mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Pria itu mengambil selimut, lalu menyelimuti tubuh keduanya yang sudah terbaring nyaman di atas tempat tidur. Kecupan manis dibubuhkan di kening si perempuan, membuat senyuman terukir di bibir ranumnya. “Jangan tinggalin aku ya, Sam,” kata si perempuan sambil menatap kekasihnya yang sudah memejamkan mata. Mendengar ucapan sang kekasih, pria itu pun membuka mata kembali, menatap teduh perempuan yang ia cintai itu. Pria itu mengangguk, tangannya pun mengelus kepala perempuan-nya. “Gak akan, Mit. Itu gak akan pernah terjadi, kita bakalan sama-sama. Sampai tua, kita juga bakalan segera nikah,” jawabnya lalu mengecup punggung tangan perempuan itu. Senyuman ikut terukir di bibir ranum itu, saling melemparkan senyum, lalu kemudian keduanya sama-sama menutup mata, sebelum akhirnya terlelap. Mereka adalah Sam dan Mita. Sepasang kekasih yang baru menginjak umur 18 tahun. Ya, mereka merupakan sepasang kekasih, bukan suami istri. Tapi keduanya sudah berpacaran lama, hingga membuat keduanya berani melakukan hal yang bukan semestinya mereka lakukan. Seperti halnya barusan. Berhubung selayaknya suami istri. Entah karena memang saling cinta atau memang terbawa pergaulan bebas di ibu kota, mereka sering melakukan hal tersebut. Bahkan keduanya sering kali tinggal bersama dalam satu Minggu di apartemen milik Sam. Namun meskipun begitu, hubungan mereka tidak pernah diterpa masalah sejauh ini. Di sekolah mereka pun Sam dan Mita digadang-gadang sebagai pasangan goals. *** Mita membuka matanya perlahan saat aroma harum masuk ke dalam indra penciumannya. Mengerang pelan saat matanya terkena sinar matahari pagi yang membuat sakit. “Sam,” panggil Mita yang mengira ada kekasihnya di sana. Namun saat melihat ke sampingnya, Mita tidak menemukan sang kekasih. “Sam ke mana?” gumam Mita masih dengan mata yang kembali tertutup. Tapi sedetik kemudian dia kembali membuka matanya, lalu menunduk dan melihat keadaan tubuhnya yang sudah memakai pakaian pendek, mungkin dipakaikan oleh Sam. Dia pun bangun dari berbaringnya dengan selimut yang sedikit menutup tubuhnya, lalu mengambil kimono yang tergeletak di lantai kemudian memakainya. Setelah mencuci mukanya Mita pun segera keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur. Tersenyum tipis saat melihat Sam yang hanya memakai celana itu sedang memasak. “Sam,” panggil Mita seraya berjalan mendekat, Sam yang sedang memasak hendak berbalik sebelum akhirnya berhenti karena merasakan tangan mungil memeluk pinggangnya dari belakang. “Masak apa sayang?” tanya Mita yang tidak bisa melihat menu apa yang dimasak kekasihnya saat ini, Sam tersenyum tipis, menunduk menatap tangan mungil Mita sebelum akhirnya menjawab dan kembali sibuk dengan masakannya. “Aku buat telur buat temen rotinya, bentar ya,” jawab Sam dengan nada lembutnya seperti biasa, Mita mengangguk dan kembali diam. Namun tiba-tiba Mita bersuara dengan pertanyaannya yang aneh. “Sam, kamu gak akan pernah tinggalin aku ‘kan? Sampe kapan pun? Janji kan buat nikahin aku?” tanya Mita membuat pergerakan tangan Sam berhenti. Di balik punggung Sam, Mita mengernyitkan dahinya karena tidak mendapatkan jawaban dari Sam. “Sam,” panggil Mita lagi. Sam mematikan kompor di depannya kemudian berbalik, hingga kini dia juga dapat membalas pelukan Mita. “Sayang, kok kamu tanyanya gitu sih? Hm. Aku gak akan pernah tinggalin kamu,” kata Sam dengan tangan besarnya yang menangkup wajah Mita. Dia mengusap pipi kekasihnya yang jika dilihat-lihat semakin berisi itu. “Tapi aku takut, aku takut kamu tinggalin aku, apalagi kamu udah dapetin semuanya dari aku. Termasuk ... tubuh aku,” ujar Mita dengan suara memelan di akhir kalimatnya. Iya memang, Sam sudah mendapatkan semuanya dari Mita, termasuk raga gadis itu, bukan hanya hati. Jika kalian berpikir Sam dan Mita sudah melakukan ini sejak awal hubungan, maka jawabannya salah, Sam dan Mita baru melakukan hubungan seperti ini saat hubungan keduanya sudah lebih satu tahun. Sam menghela nafas pelan, dia memeluk tubuh Mita hingga perempuan itu bersandar ke tubuhnya yang shirtless itu, mengecup puncak kepalanya dengan sayang. “Udah, jangan mikirin hal aneh lagi. Aku pasti bakalan nikahin kamu, itu pasti. Jangan berpikiran buruk tentang aku, dan hubungan kita. Okay?” Mita mengangguk meskipun dalam hatinya masih ada hal yang mengganjal tentang sesuatu yang kemungkinan besar menjadi penghalang hubungan dia dan Sam. Restu orang tua Sam yang belum mereka dapatkan. Mereka selalu menentang hubungan Sam dan Mita, tapi Sam tidak pernah menggubris itu. “Udah ah, kita sarapan setelah itu berangkat ke sekolah. Udah hampir siang ini,” kata Sam dan segera melepas pelukannya. Mengambil sarapan yang ia masak tadi kemudian berjalan menuju meja makan kecil di sana begitu pula dengan Mita. Sekolah? Iya, mereka masih sekolah. Kelas 12 SMA, namun mereka sudah berani melakukan hal ‘itu’. Gila memang. Tapi itulah mereka. Cup! Setelah menyimpan segelas s**u di depan sang kekasih, Sam kembali mengecup keningnya. “Sarapan yang bener, jangan dikit-dikit,” katanya dengan perhatian. Mita mengangguk sambil tersenyum bak anak kecil. “Iya sayang,” balas Mita setelah ikut mengecup rahang Sam yang sedikit berbulu tipis. Akhirnya keduanya pun sibuk dengan makanan masing-masing, meskipun tidak jarang saling bersuapan. Di tengah-tengah kesibukan mereka sarapan, tiba-tiba saja handphone yang berada di samping Sam berdering. Sam meletakkan pisau dan garpunya, melirik sebentar layar hp itu, lalu sedetik kemudian kembali menatap Mita dengan mimik wajah yang tidak bisa dibaca. Dahi Mita mengernyit. “Kenapa sayang?” tanya Mita tanpa menaruh rasa curiga yang berlebihan, dia hanya khawatir saja dengan Sam. Sam mengusap lengan Mita yang memegang garpu, kemudian berdiri dari duduknya dan tidak lupa membawa handphone itu. “Aku ke depan dulu ya, ini telepon penting. Gak papa ‘kan?” tanya Sam meminta izin. Meskipun ragu, Mita akhirnya mengiyakan Sam. Sam pun berlalu dari dapur, Mita terus memperhatikan Sam mulai dari ekspresi wajahnya yang sedikit tegang, lalu berubah sedih. Entah apa dan siapa yang menelepon itu. *** Mita dengan tas di punggungnya keluar dari kelas—bell pulang sudah berdering—dan ini sudah saatnya Mita pulang ke rumah. Hanya seorang diri, tanpa Sam atau pun sahabat. Wajahnya terlihat sedih, pasalnya Sam sudah beberapa hari ini tidak mengabarinya. “Sam ke mana sih? Udah dua hari dia gak sekolah,” gumam Mita yang sekarang duduk di depan kelas, menatap siswa-siswi yang berlalu lalang untuk keluar dari sekolah. “Dia gak selingkuh ‘kan sampai 5 hari gak ngabarin? Temen-temennya juga pada ngejauh dari gue,” lanjutnya berbicara sendiri. Memang beberapa teman Sam yang juga cukup dekat dengannya juga ikut menjauh, hal itulah yang membuat Mita curiga. Mata Mita berkaca-kaca memikirkan jika memang Sam selingkuh, padahal pria itu sudah mendapatkan semuanya dari Mita. Pikirannya melambung jauh, mengingat kenangan selama dirinya dan Sam berpacaran. Dia selalu bersikap manis, sangat manis bahkan. Namun Mita tak menyangka jika akhirnya dia akan ditinggal seperti ini tanpa kabar. Mita bukanlah perempuan sabar yang akan diam jika tidak diberi kabar 5 hari, satu hari tidak diberi kabar pun Mita akan merajuk pada Sam. “Ehem!” Deheman itu membuat Mita terlonjak kaget dan langsung menoleh ke belakang. Tidak lupa mengusap pipinya yang sedikit basah itu. “Loh, Zay?” Mita menatap sahabat Sam itu dengan kaget, setelah 5 hari tidak menegurnya pria itu kini menghampirinya. “Ada apa Zay?” tanya Mita langsung. Zay lagi-lagi berdehem pelan, ia mengedepankan tasnya, lalu membuka tas itu dan mengambil sebuah kotak dari sana. “Ini, titipan.” Dengan ragu Zay mengatakannya. Meskipun bingung, Mita pun mengambil kotak yang diikat pita tersebut. “Dari?” tanya Mita. Zay mengusap tengkuknya gugup, “Em, lo janji jangan nangis ya?” ucap Zay yang lagi-lagi mengundang kebingungan dari Mita. “Nangis? Emangnya kenapa sih?” tanya Mita jengkel. Zay menghela nafas pelan, dan mulai berbicara serius. “Sam, itu dari Sam.” Terdiam sebentar karena terkejut, Mita pun kembali bertanya. “Terus? Kenapa lo yang kasih? Sam, mana dia? Berhari-hari dia juga udah gak ngabarin gue,” ujar Mita dengan suaranya yang sedikit bergetar. Zay mengangguk, “Iya, itu yang mau gue bilang sama lo. Alasan kenapa Sam ngilang,” ujar Zay, Mita jelas terlihat antusias saat mendengarnya, bahkan tangannya menyentuh lengan Zay. “Apa? Dia kenapa? Dia gak selimgkuhin gue ‘kan? Kasih tau gue Zay,” ujar Mita terlihat memaksa. Zay menatapnya sendu, terlihat seperti ada beban di pikirannya. “Gue gak mau kasih tau lebih, tapi lo cukup buka kotak itu, maka semua alasan Sam bakalan ninggalin lo dari kemarin, dan mungkin seterusnya bakalan terungkap.” Mita lagi-lagi bingung, meninggalkannya seterusnya? Itu artinya Sam tidak akan kembali lagi? Mita menggelengkan kepalanya, “Maksud lo, apa sih? G-gue–” “Stop!” Zay memotong perkataan Mita, dia memegang kedua bahu perempuan itu. “Intinya, dia nyuruh lo buat jangan sedih kalau dia gak balik lagi, dan dia minta juga buat lo, supaya lupain dia.” Lalu setelah mengatakan itu, Zay pun berlalu meninggalkan Mita yang masih tidak menyangka dengan takdirnya. Beberapa hari yang lalu Sam berjanji padanya akan menikahinya, namun sekarang Sam justru menghilang. Benarkah itu? Mita masih tidak percaya. Dadanya memanas dan sesak, tangannya mengepal. “Gue benci sama lo, Sam.” *** To be continued

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook