Aris tak mau kehilangan Malika. Begitupun Sita, tidak bisa melepaskan Aris untuk mantannya. Sudah banyak hal ia lewati sampai jenjang ini, pernikahan mereka besok tepatnya. Selain malu dan biaya yang hangus, Sita juga harus kalah dan direndahkan karena kegagalan ini. Sita tahu ia harus sampai akhir dengan Aris. “Aku yakin Mama juga tidak setuju dengan pilihanmu ini, Ris.” Tidak mungkin Sita diam saja menyaksikan kehancurannya sendiri. Aris tak mau menjelaskan ulang. Tidak berguna juga jika ia melakukannya. “Ayo, ikut aku pulang.” Sita lantas masuk mobil sebagai teman berkendara Aris. Terlihat mood lelaki itu tidak baik, mulutnya terus rapat dengan pandangan hanya tertuju ke depan. “Aku sebenarnya tidak masalah menunda, tapi ayahku hanya bisa besok untuk menikahkan kita.” “Kebohongan l

