Kabut asin menebal di pelabuhan ketika kereta yang ditumpangi Elena akhirnya tiba di tempat itu. Dari kejauhan, Duskport tampak seperti kota yang tidak pernah tidur—lampu-lampu berwarna kehijauan memantul di permukaan laut, menciptakan ilusi seolah airnya memancarkan cahaya itu sendiri. Namun semakin dekat, Elena baru menyadari, bahwa ada sesuatu yang aneh di tempat ini. Cahaya yang ia lihat tadi, ternyata bukan berasal dari lentera ataupun lilin, melainkan dari plankton bercahaya yang menempel di dinding-dinding dermaga—di mana setiap kali ombak menghantam, plankton itu seakan berbisik halus, menyebut nama-nama beberapa orang. "Selamat datang di Duskport," lontar Adam pelan dari balik jendela kereta. "Kota yang bernafas dengan racun dan kutukan." Elena menyibak tirai. Seketika itu j

