Part 26

1303 Words

Liana menatap iba putrinya. Hatinya ikut tersayat tatkala melihat Nara, seperti kehilangan semangat hidup. Tubuhnya semakin kurus. Hampir seminggu ini, putrinya sangat sulit sekali untuk makan. Kerjaannya hanya melamun dan menangis setiap harinya. Tempo lalu, Umi Aisyah sempat mengantarkan Nara kepadanya.  Awalnya Liana sedikit terkejut melihat kondisi Nara yang seperti itu. Wajah sembab dengan kantung mata yang menghitam dibagian bawahnya. Bahkan, putrinya yang biasanya ceria kini menjadi lebih diam seribu bahasa. Jika tidak ditanya, wanita itu tak mau berbicara sepatah katapun. Arman menepuk bahu istrinya, yang kini sedang mengamati sang putri dari ambang pintu. "Sayang,"panggilnya Dengan cepat Liana menghapus jejak air matanya. Ia menoleh kemudian memeluk Arman dengan erat. "Mas, a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD