Episode 2

774 Words
Di dalam ruangannya, Aiden terlihat tengah membaca kasus yang akan ia tangani. Itu adalah sebuah kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Client nya adalah korban, dimana ia telah di aniaya oleh suaminya selama 2 tahun terakhir. Dan penyiksaan dari suaminya yang terakhir membuatnya cedera parah hingga terbaring di rumah sakit selama satu bulan.                 Aiden masih membaca dan memahami kasusnya secara rinci. Kemudian ia menekan intercom dan meminta sekretarisnya untuk membuat janji bertemu dengan client. Aiden ingin mengajukan beberapa pertanyaan dan menyelidiki dulu semuanya hingga jelas sebelum persidangan.                 Setelahnya ia menutup berkas di tangannya dan beranjak dari duduknya. Ia berjalan mendekati dinding pembatas yang terbuat dari kaca hingga ia dapat melihat keramaian di kota N di luar sana. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam kedua saku celananya.                 Entah kenapa wajah gadis kecil kemarin terus terbayang oleh dirinya. Wajahnya terlihat familiar dan mengingatkan Aiden pada seseorang.                 Aiden menghela napasnya, entah akan bagaimana kehidupannya nanti. Hidupnya terasa begitu monoton. Entah apa yang sekarang menjadi tujuan hidupnya. Aiden seakan kehilangan jiwanya, dan hidup dalam cangkang yang kosong. Ꙭ                 Sore itu Aiden baru saja keluar dari ruangannya. Ia berjalan hendak meninggalkan kantor. Beberapa karyawan wanita menyapanya dengan begitu ramah. Tetapi seperti biasa, Aiden hanya memasang wajah datar, membuat para wanita itu merasa sedih dan menciut karena di acuhkan.                 Aiden tidak perduli semua itu, ia terus berjalan dengan langkah lebar menuju lift.                 Aiden meninggalkan kantor Firma Hukum dengan mobilnya. Ia pergi menuju sebuah klab malam yang selalu ia datangi hampir setiap malam. Kebetulan pemiliknya adalah salah satu temannya saat kuliah dulu.                 ---           Setelah memarkirkan mobilnya, ia berjalan memasuki klab dengan sudah melepaskan jasnya, dan hanya mengenakan kemeja putih yang bagian tangannya telah di lipat hingga siku.                 “Kau datang?” seru sang bartender saat melihat Aiden duduk di meja bartender.                 “Seperti biasa yah,” seru Aiden.                 “Oke,” seru Bartender bernama Louis itu. “Ngomong-ngomong Harry sedang ada di atas.”                 “Tumben dia datang lebih awal,” seru Aiden menerima gelas yang di sodorkan Louis.                 “Ya, karena ada mangsa baru,” kekeh Louis. “Kau tidak ingin bergabung dengannya?”                 “Aku tidak tertarik.” Aiden meneguk minumannya.                 “Ck, sampai kapan kamu akan seperti ini? Apa hasratmu sudah lenyap untuk perempuan? Atau mungkin sudah mengering?” ejek Louis.                 “Ck, omong kosong apa yang kamu katakan.” Aiden mengeluarkan rokok dari saku celananya dan membakar ujungnya.                 “Ayolah Aiden, apa kamu sungguh tidak tertarik lagi pada wanita?” seru Louis.                 “Hmmm...” Aiden enggan menjawab dan fokus menghisap rokoknya.                 “Hallo seksi,” seru seorang wanita cantik dengan pakaian minim. Dengan tak tau malunya ia bergelayut manja di lengan Aiden.                 “Enyahlah!” seru Aiden menepis lengan wanita itu hingga terlepas.                 “Ck, kamu masih saja dingin padaku. Padahal aku sudah mengejarmu selama beberapa bulan ini,” seru wanita itu dengan nada manja dan menggoda. Ia mengambil duduk di kursi yang berada di samping Aiden.                 Aiden hanya diam dan enggan menjawab seruan wanita itu.                 “Dia kini sudah berpindah haluan, Lala.” Seru Louis dengan kekehannya.                 “Oh jangan sampai itu terjadi, aku akan sangat patah hati,” rengek Lala. “Kau tau, Tuan Aiden. Aku sudah sangat lama mengagumimu.”                 Aiden seakan menulikan telinganya dan mengabaikan Lala.                 “Sayang, ayolah. Aku akan memuaskanmu malam ini,” seru Lala kembali berani merangkul dan sedikit memijat pundak Aiden dengan gerakan menggoda.                 “Enyah dari hadapanku, b***h!” seru Aiden penuh penekanan membuat Lala akhirnya mengerucutkan bibirnya sebal.                 “Sepertinya ucapanmu benar, Louis!” Lala yang kesal beranjak pergi meninggalkan gelak tawa dari Louis.                 “Ayolah Brother. Nikmati hidup ini,” kekeh Louis. “Kau punya wajah tampan, pasti akan sangat banyak wanita yang rela menghangatkan ranjangmu setiap malam. Jangan sia-siakan kelebihanmu itu.”                 “Berisik!” Aiden kembali meneguk minumannya.                 “Wow, Pengacara dingin kembali datang di klab ku,” seruan itu membuatnya menoleh dan terlihat seorang pria tampan dengan pakaian casualnya dan terlihat santai.                 “Sepertinya kamu kembali menolak Lala, tadi wajahnya terlihat muram,” kekehnya yang kini duduk di samping Aiden. Dia adalah Harry, teman satu kampus Aiden.                 “Kau benar Harry, lagi-lagi Lala gagal meluluhkan hatinya. Entah wanita seperti apa yang akan meluluhkan hati temanmu ini,” seru Louis.                 “Mungkin wanita di masa lalunya,” kekeh Harry yang mengetahui sedikit kisah masa lalu Aiden. Aiden tampak tak perduli dan fokus dengan minuman dan rokoknya. Ꙭ                 Hari ini Aiden ada pertemuan dengan clientnya. Ia telah menunggu kedatangan clientnya di salah satu ruangan tertutup di sebuah restaurant.                 Aiden terlihat masih menunggu kedatangan clientnya seraya menikmati kopinya. Tak lama pintu ruangan pribadi itu terbuka dan menampilkan sosok pelayan wanita di sana.                 “Silakan masuk, Nyonya. Tuan telah menunggu anda,” serunya.                 Tap tap tap                 Terdengar langkah kaki anggun. Aiden menatap ke arah pintu dan menantikan kedatangan seseorang yang di panggil nyonya itu.                 Deg                 Aiden berdiri dari duduknya saat sosok Nyonya itu telah masuk ke dalam ruangan. Kedua mata mereka melebar dan saling menatap satu sama lainnya.                 “Catherin....”                 “Aiden....” Ꙭ
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD