[‘Vin, senyummu begitu manis… bolehkah senyum manis itu hanya untukku?’ ‘Apa kau selalu ingin aku tersenyum?’ Pertanyaan itu meluncur pelan dari bibir Vin, membuat Kinara hanya mengangguk kecil—malu, tapi juga penuh harap. ‘Aku akan selalu tersenyum… karena aku akan selalu bahagia saat aku bersama denganmu.’ ‘Vin… apa kau akan selalu menungguku? Jika… aku menghilang?’ ‘Apa kau ingin pergi!?’ Nada Vin meninggi—bukan marah, tapi takut. Takut kehilangan. ‘Tidak… aku tak akan pergi dari hidupmu. Karena aku mencintaimu.’ ‘Jangan pergi… jangan pernah pergi. Karena aku tak bisa tanpa mu.’ ‘Bagaimana jika… bagaimana jika aku mati?’ Suara Kinara bergetar, seakan diseret oleh rasa takut paling dalam yang tak mampu ia ungkapkan. ‘Kau tak akan mati.’ Jawaban Vin cepat, tegas, penuh keyakin

