Sepulang kerja, Aldric tak mendengar suara tangisan anaknya. Tumben sekali. Reza masuk ke kamarnya. sedangkan Aldric masuk kemar miliknya sendiri. Yah, Reza masih menginap. Sepertinya pertengkaran kekasih itu tak kunjung membaik. Aldric melihat kedua putranya yang tertidur tenang didalam boxnya. Beberapa kali Sena juga menidurkan putranya di atas tempat tidur jika mereka sangat rewel. Tapi hari ini putranya itu sama sekali tidak rewel. Aldric berbaring. Sena juga tertidur lelap disampingnya dengan memeluk gulingnya erat. Aldric mendekat ke arah Sena dan memeluk istrinya itu. Aldric membalik Sena dan menciumi bibir dan leher istrinya itu. Sena terganggu.
“Aldric ...” Panggil Sena khas orang bangun tidur.
“Kamu bangun?” Tanya Aldric.
Sena memegangi kepalanya. “Apa sih Al,” Ucap Sena lelah.
“Aku kangen.” Kata Aldric yang kini memeluk Sena erat lalu mencium leher Sena. Sena paham maksud kalimat itu.
“Besok aja ya.” Kata Sena.
Aldric menggeleng. Ia lalu meneruskan aksinya. Sena pun menurutinya. Kini mereka berbalas ciuman. Tapi ketika akan melepaskan baju istrinya, anaknya menangis. Jelas Sena bangun dan mendekati putranya. Aldric menahan kekesalannya. Apa nggak bisa anaknya bangun nanti aja ketika ia selesai mendapatkan jatahnya.
“Kamu nyebelin banget sih nak!” Kata Aldric.
Sena tertawa mendengarnya. Aldric mendekati Sena. Lalu menatap putranya. “Elias.. Cepetan tidur.”
Sena menoleh menatap Aldric. Jelas tatapan itu di balas Aldric.. Apa ia salah memanggil anaknya. Sena tersenyum lalu mencium pipi Aldric cepat. Aldric mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia terkejut
“Kan kalo bener gini aku seneng.” Kata Sena dengan tersenyum senang.
Aldric juga tertawa. Ia lalu menarik wajah Sena lalu melumat bibirnya gemas. Sena membalasnya. Aldric memegang pinggang istrinya dan memegangi kepala Sena. Sena menyentuh d**a Aldric memberitahunya untuk melepaskan tautannya. Aldric melepaskan ciumannya memberikan jeda Sena agar bernapas. Aldric tak membiarkannya terlalu lama. Ia kini mencium Sena kembali.
“Udah.” Kata Sena ketika mereka melepaskan ciumannya.
“Arrgh ... Aku sebel!!” Kata Aldric kesal sembari berguling di atas tempat tidur.
Sena tertawa melihatnya. Aldric bangun kembali. Ia melihat Elias yang menyusu kepada Sena dengan menutup matanya. “Nyebelin banget sih.” Keluhnya yang kini memeluk Sena. “Ish.. Bocah ini,” gerutu Aldric.
Tak lama Elias berteriak keras dan menangis.
“Kamu sih, kan nangis. Cup cup sayang ... Nih, papa udah di pukul.”
Tangis Elias yang keras pun membangunan Elios saudara kembarnya. “Aldric ...”
“Hush.. Cup..cup..! Udah jangan nangis dong.”
****
“Tangisan anak lo luar biasa.” Kata Reza.
Aldric hanya meringis. Anaknya memang luar biasa tangisannya. Ia bahkan tak bisa mengatakan apapun lagi. Semalam bukan malah mendapatkan jatah. Ia malah mengurus kedua bocah yang menangis tanpa henti.
“Eh Al, kalo ntar, Sena KKN. Lo tetep disini apa pulang bantuin nyokap lo ngurus anak lo?”
“Tetep disini kayaknya. Gue harus ikut SP.”
“Emang lo nggak kangen sama anak lo nanti?” Tanya Reza.
“Gue lebih mikirin Kalo sampe Sena lulus duluan ... Mau di taruh dimana muka gue?? Lagian mereka juga masih bayi. Kalo ditinggal juga nggak akan ngerti.”
Reza menggelengkan kepalanya. Sungguh luar biasa pemikiran sahabatnya itu “Sebenarnya lo seneng kan, biar nggak denger mereka nangis tengah malem?” Goda Reza.
Aldric tertawa kecil lalu menganguk. Itu juga alasannya. Sejujurnya ia memang tidak terlalu suka anak kecil. Tapi, bukan berarti Aldric tidak menyukai anaknya. Tidak!! Aldric sangat menyayangi putranya. Sangat menyayanginya. Iyalah kan anaknya sendiri. Meskipun belum siap. Namanya juga rezeki ya di terima aja lah.
Sampai di kampus Aldric langsung masuk kedalam kelas karna ia sudah telat 5 menit. Sedangkan Reza memilih Skip. Ia malas masuk kelas. Apalagi kalau bukan karna berantem dengan Caca. Aldric menoleh ke sekelilingnya. Sepi. Teman-teman segengnya tidak ada yang masuk. b******k memang. Jika tau ia juga kan akan ikut skip. Aldric membuka ponselnya. Ia melihat grupnya. Tebakannya benar. Reza sedang koar-koar ngajak mereka sebat sembari ngopi di dekat falkutas Agama. Katanya galau gara-gara Caca marah. Tapi lihat aja kelakuannya. Masih aja bisa cuci mata. Kenapa di falkutas agama?? Karena perempuan disana kebanyakannya cantiknya Subhanallah. Pokoknya cocoklah kalo mau di jadiiin calon istri atau calon pacar. Kenapa?? Kebanyakan gaya mereka biasa-biasa aja dan tidak terlalu bermake-up. Dan di jamin nggak akan ngabisin duit kalo di ajakin jalan.
Di kampusnya sendiri kantin yang paling terkenal itu kantin Garden. Kantin yang menghubungkan 3 falkutas. FISIP, FEB, dan FKIP. Tempat berkumpulnya orang-orang cakep, kaya dan famous kata anak-anak di kampusnya. Sedangkan Aldric sendiri sering suka nongkrong di kantin anak hukum dulu sebelum Reza pacaran dengan Caca. Anak hukum juga rata-rata cantik. Dulu gebetannya banyak yang dari jurusan Hukum, FEB, FISIP dan Psikologi. Anak kedokteran?? Kesehatan?? No!! Aldric tak PD mendekati anak-anak seperti itu. Ia kurang pintar. Anak tehnik?? Aldric juga NO besar. Ia pernah dua kali gebet anak falkutas sana. Dan Aldric tidak mau mengulanginya lagi. Kenapa?? 2 anak yang ia kenal suka sekali berdemo. Ya kali ia yang cowok aja tidak pernah ikut Demo. Punya pacar hobinya demo. Aldric langsung memutuskan menjauh.
Lalu apa kabar dengan anak FPP?? Apa Aldric pernah punya gebetan atau pacar disana? Tentu saja tidak. Kenapa?? Karna Aldric tidak pernah menginjakan kaki di daerah sana. Ia sudah cukup sibuk dengan anak-anak Falkutas tadi. Lalu gimana dengan falkutas agama? Aldric tidak berminat. Menurutnya pacaran, gebetan itu simbiosis mutualisme saling menguntungkan. Dan menurutnya anak agama tidak bisa ia ajak seperti itu. Kan nggak etis banget. Pake krudung ia rangkul-rangkul, ia genggam tangannya, ia peluk, ia cium. Pokoknya nggak banget lah di mata Aldric. Aldric sendiri sebenarnya tidak terlalu berminat untuk kuliah. Ia ingin jadi atlet MMA atau pembalap dulu. Tapi mamanya tidak mengizinkannya. Ia tidak tega melihat Aldric berantem. Kalau Aldric menang ya gapapa. Kalau kalah. Ia nggak tega anaknya di gebukin. Katanya jika Aldric tetap ngotot sekolah khusus MMA seperti itu. Aldric akan di masukan pesantren. Ya jelas dong.. Aldric menolak mentah-mentah. Terlebih ketika ia sampe masuk penjara dan di rehabilitASI selama 3 bulan gara-gara n*****a. Akhirnya ia pun ikut paket C dan berkuliah di satu kampus dan jurusan yang sama dengan Reza.
Ada yang di syukuri Aldric sekarang ketika kuliah disini. Yaitu Sena istrinya. Aldric dulu kuliah disini gelombang 3. Ia berharap saja ia tidak lulus biar tidak kuliah. Tapi nyaTanya ia malah masuk kuliah disini. Aldric tidak tau di kampus lain gimana. Tapi kampusnya mengadakan 3 kali ospek. Ospek jurusan, Ospek Falkutas, dan Ospek Universitas. Dan ketika Ospek Universitas itulah ia melihat Sena dulu. Ospek Universitas sendiri sering dijadikan ajang pencarian jodoh. Karna memang pembagian kelompoknya di acak. Kan lumayan jika dapat anak falkutas sebelah yang cakep, pinter dan kaya. Itu sih nggak lumayan lagi. Tapi rezeki nomplok.