bc

Melati di ujung Senja (MATURE CONTENT 21+)

book_age18+
1.8K
FOLLOW
21.0K
READ
dark
sex
arrogant
manipulative
badboy
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Melati tidak pernah berpikir bahwa kehidupannya akan semakin sulit ketika dia menemukan kenyataan yang sebenarnya tentang keluarga yang selama ini dianggapnya baik saat mereka datang menawarkan kebahagiaan dan perlindungan.

Jati diri masing-masing di antara anggota keluarga angkatnya itu telah membawa Melati kepada rasa sakit dan penderitaan tak berujung. Mata hitam itu yang sepekat malam miliki Raja adalah yang paling membuatnya menderita.

Raja datang ke dalam kehidupan Melati untuk menjadikannya pelampiasan kemarahan atas masa lalu mereka yang kelam.

chap-preview
Free preview
1
"Sialan." "Kenapa lagi sih?" "Udah gue bilang. Lo lagi sakit, ngapain ngerokok kaya gini?" "Halah, ngerokok sebat doang jadi masalah." "Bukan masalah ngerokok aja Mela, lo juga harus hargain gue." Gue merebut sebatang rokok dari tangan Satur. Tapi pria ini justru membuangnya jauh-jauh ke arah lain. "Heh, buang sampah sembarangan." Pria bertato berkulit gelap itu tidak ambil pusing dengan sindiran yang secara terang-terangan gue sematkan padanya. Perkenalkan, dia Satur, sahabat gue yang secara kebetulan menikahi gue seminggu yang lalu. Semua orang mungkin berpikir gue beruntung bisa menikahi Satur, Prawijaksana Saturat. Pria yang baik, bertanggung jawab atas semua perkataan yang dia ucapkan. Pria yang baik hatinya ga masuk akal buat gue yang terlalu inscure sama orang lain. Tapi Satur berhasil membuat gue melihat dunia dari sisi yang berbeda. Dia merubah semua hal yang nampak salah dan ga sesuai pada tempatnya. Kalau berpikir lebih jauh. Mungkin juga ada benarnya, bahwa gue memang beruntung menikahi sahabat sendiri. Mungkin ini impian dari ribuan perempuan di luar sana kan? "Kenapa lo ketawa?" Tanya Satur bingung. Gue cuma menggeleng, berusaha membenarkan letak selang oksigen yang terpasang di hidung gue."Lo pernah berpikir ga? Mungkin seharusnya gue manggil lo, suami?" Satur hanya memandang gue dengan tatapan yang salah tingkah, setengah jijik, tapi lenyap beberapa detik kemudian,"Jangan aneh-aneh." "Kok aneh sih? Kan lo emang suami gue sekarang." Kepala Satur menggeleng tidak percaya, tapi di balik kulitnya yang kecoklatan. Gue bisa melihat rona kemerahan di pipinya, dia malu, ga nyaman tapi gue tau dia cukup suka dengan panggilan itu. Senyum gue semakin lebar melihat tingkah Satur yang membuang pandangannya jauh ke arah laut yang dipenuhi ombak bergulung-gulung. Sedangkan angin terus menyapu pasir-pasir di kaki kami. Gue berusaha mengikuti arah pandang Satur,"Senja bagus ya, Sat. Cantik." "Sama kaya lo." Celetuknya kemudian. Gue cuma bisa tertawa, senang. Satur memang yang paling bisa bikin gue ketawa bebas. Jadi diri sendiri tanpa memikirkan semua permasalahan hidup. Hobby Kita dari kecil berdua sama, melihat matahari tenggelam di pelupuk langit. Duduk berdua menyaksikan pergantian matahari dan bulan. Saat Kita senang atau saat Kita sedih. Senja selalu menyenangkan dan tidak pernah berubah seperti orang-orang. Dia tetap sama saja. Mengagumkan. Selain hujan, senja adalah cara Kita untuk menikmati waktu sendiri. Membuka laci-laci di dalam hati dan berbicara satu sama lain kepada yang tidak terlihat. Seperti gue dan Satur. Kita selalu punya cara menikmati setiap rasa sakit di balik kehidupan yang b******k ini. Oh gue lupa, seharusnya gue harus lebih banyak bersyukur karena Tuhan masih mengirim Satur buat di sisi gue. Bahkan saat-saat kritis dia selalu setia. Berapa kali juga gue dan Satur berusaha memilih jalan masing-masing. Satur atau gue tetep kembali ke jalan yang sama. Di persimpangan yang sama, Kita selalu ketemu. Dan menyadari bahwa tidak bisa hidup tanpa satu sama lain. Jangan pikir ini cinta. Gue dan Satur ga pernah membicarakan perihal cinta. Cinta ada cuma buat orang-orang yang berjiwa romantisme, sedangkan gue, jangankan bersikap romantis. Gue aja lupa caranya jatuh cinta. Yang gue tau cuma gue selalu ngerasa kosong kalau Satur jauh dari gue dan merasa utuh saat Satur di dekat gue. Gue ga butuh pernyataan berupa kalimat cinta. Gue cuma butuh Satur. "Jadi, lo mau kemo lagi ya, Mel?" "Buat apa sih? Percuma aja. Buang-buang uang." "Jangan ngomong begitu, namanya juga usaha. Nanti gue bisa pinjem uang ke Bli Setya." Gue berpaling dari senja ke Satur yang kini juga melihat ke arah gue. Gue paling ga suka saat Satur melihat gue dengan sorot matanya seperti sekarang."Gue cape, Sat. Lagian gue ga mau dianggap membebani lo. Udah cukuplah." "Gue kan suami lo, wajib gue nolong lo." Gue ketawa lagi mendengar pernyataan Satur yang terdengar kikuk dan spontan nonjok lengannya yang berotot."Ga usah sok romantis gitu deh. Ga cocok Kita tuh." Satur mengambil tangan kanan gue yang barusan menonjok lengannya."Jangan patah semangat ya, Mel." "Apa sih, udah deh ga usah sedih-sedih." "Gue serius." "Jangan serius, muka lo kaya Thanos kalau serius kaya gitu." "Kok Thanos sih?" "Terus apa?" Tanya gue yang mulai sewot sendiri. "Ya apa kek selain Thanos." "Captain America kalau gitu." "Kegantengan." "Tai, ribet banget idup lo." Satur tertawa terbahak-bahak melihat gue yang semakin kesal dengan tingkahnya itu."Nah kaya gini kan lucu. Seneng bisa liat lo kesel." "Ga jelas lo." Ujar gue sambil ikut ketawa juga. Dari hal kecil seperti ini Kita selalu bisa menemukan kebahagiaan yang terasa mahal harganya jika dibeli dengan uang bahkan waktu yang Kita milikin. Senyuman merekah kemudian di wajah tampan Satur yang kental dengan karateristik orang Bali, membuat gue menyadari, bahwa gue memang ga butuh apapun di dunia selain Satur. Mungkin memang hal yang terbaik di hidup ini adalah menikahi sahabat lo sendiri dan jatuh cinta bersamanya. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Because Alana ( 21+)

read
364.3K
bc

Sak Wijining Dino

read
162.0K
bc

Jodoh Terbaik

read
183.1K
bc

Saklawase (Selamanya)

read
69.7K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
843.3K
bc

LAUT DALAM 21+

read
299.7K
bc

HYPER!

read
624.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook