BAB 11: SIDANG

1138 Words
Betapa terkejutnya Eloisa saat keluar dari rumahnya dan menemukan mobil Pak Darius disana. Belum selesai keterkejutannya, kaca jendela mobil itu terbuka dan dia melihat orang yang paling tidak ingin dia lihat setelah mantan pacarnya dan istrinya itu! “Selamat pagi, Bu El.” sapa Darren dari kursi sebelah pengemudi. Dia tertawa melihat dosennya itu membelalakkan matanya. Eloisa menghentikan lidahnya yang sudah siap memaki si buaya saat melihat Pak Darius yang berada di kursi pengemudi. “Masuklah, Bu Eloisa. Saya akan mengantar anda ke kampus. Mobil anda kemarin ditinggal di kampus,” kata Darius. Eloisa mengerjap bingung, rasanya dia tidak membuat janji untuk dijemput semalam? “Ayo Bu El. Nanti kita terlambat!” kata Darren lagi saat melihat Eloisa masih belum bergerak dari tempatnya berdiri. Akhirnya Eloisa beranjak dari tempatnya dan masuk ke pintu penumpang bagian belakang mobil. Setelah duduk dengan nyaman, dia menyapa Darius. “Selamat pagi, Pak Darius,” sapanya sopan. “Selamat pagi, Bu Eloisa,” balas Darius. Darren lalu menoleh ke belakang, benar-benar memutar tubuh bagian atasnya untuk melihat Eloisa. “Mengapa Ibu tidak membalas sapaanku?” tanyanya dengan raut kecewa. Eloisa melirik sekilas pada Darren dan melengos, lalu dia membuang pandangannya ke samping untuk melihat ke luar mobil seakan tidak mendengar suara Darren. “Oh, Ibu menyakiti hatiku!” keluh Darren. Dia lalu kembali memutar tubuhnya ke tempat semestinya. Matanya beradu pandang dengan kakaknya di spion tengah mobil dan dia menyeringai jail, Darius tetap tidak bereaksi apapun atas kelakuan konyol adiknya itu. **** Sekarang mereka semua berada di dalam sebuah kelas kosong karena ruangan Darius tidak cukup menampung begitu banyak orang. Jika di total, ada dua puluh lima orang dalam ruangan kelas itu. Jumlah itu sudah termasuk Darren, Eloisa, Darius, Profesor Adianto Hartadi selaku Penasehat kampus dan Rektor kampus, Pak Bayu Kristanto. Selain kelima orang itu yang sudah duduk itu, berdiri dua puluh mahasiswi yang semalam merundung Eloisa. Mereka berdiri bersisian dalam dua barisan. Selain Clara yang merupakan keponakan Pak Bayu, semua mahasiswi disana gelisah dan ketakutan, sebagian dari mereka bahkan tidak bisa tidur nyenyak semalam. Selain takut dengan petinggi kampus dan dosennya, mereka juga takut melihat wajah Darren yang menatap mereka tanpa ekspresi. Mereka takut diputuskan oleh Darren. Susah payah mereka berusaha hingga akhirnya berhasil berpacaran dengan Darren. Walau hanya satu bulan, itu sudah sangat luar biasa. Sekarang mereka takut diputus sebelum kontrak pacaran mereka selesai! Darius memulai dengan membuka sebuah buku bersampul hitam dan mengabsen semua mahasiswi itu satu per satu, mencatat nama mereka disana. Sekali lagi Eloisa kagum dengan kemampuan mengingat Pak Darius, pria itu bisa mengenali semua mahasiswi itu semalam dan hari ini mengulang memanggil nama lengkap mereka tanpa ada yang kurang. Para mahasiswi itu memucat saat melihat nama mereka dicatat ke dalam buku hitam mahasiswa bermasalah di kampus tempat mereka menuntut ilmu itu. “Jadi, siapa yang bisa menjelaskan kenapa kalian merundung Ibu Eloisa kemarin malam?” tanya Darius. Mereka semua menunduk dan terdiam, lalu saling menyenggol dengan siku. “Jika tidak ada yang mau menjelaskan. Maka saya akan memberi sanksi skorsing selama satu bulan dan pemotongan nilai semua mata kuliah semester ini. Khusus mata kuliah saya, akan langsung mendapat nilai E!” kata Darius tegas. “Jangan, Pak!” seru semua mahasiswi itu berbarengan. Sekarang mereka semakin panik. Hukuman dari Pak Darius bisa membuat mereka mengulang hampir semua mata kuliah semester ini! “Clara yang mengajak kami,” kata salah satu mahasiswi mengaku. Dia takut nilainya dipotong dan berakhir dengan harus mengulang lagi semester depan. “Iya. Clara bilang, Bu Eloisa menggoda Darren,” sahut mahasiswi yang lain. “Clara melapor ke Darren Club kalau Bu Eloisa merayu Darren. Dia menunjukkan bukti rekaman cctv kalau Darren dan Bu Eloisa berjalan bergandengan tangan keluar dari rooftop,” sahut mahasiswi lain yang merupakan admin Darren Club. Dia melirik Darren yang sekarang sedang menatapnya tajam, lalu menunduk lagi karena takut dengan tatapan Darren. “Kamu ingin menyanggah pernyataan teman-temanmu, Clara Suyanti?” tanya Darius pada gadis cantik yang sekarang menjadi pusat perhatian disana. Tatapan matanya memaku gadis itu, yang sekarang wajahnya memucat. Jarang ada orang tidak gemetar saat ditatap oleh mata elang Darius, apalagi saat dia sedang menginterogasi. “I-itu … Memang begitulah kenyataannya. Saya melihat mereka berciuman di rooftop!” jawab Clara. Matanya menatap benci pada Eloisa. “Apakah benar seperti itu?” tanya Darius pada Darren. “Tidak, Pak Darius. Awalnya saya janjian bertemu dengan Clara di rooftop. Karena saya tidak hati-hati, wajah saya terluka terkena besi tua. Kebetulan saat itu ada Bu Eloisa disana. Saat melihat saya terluka, dia bermaksud untuk membantu menghentikan luka di pipi saya. Saat itulah Clara datang dan melihat kami dalam posisi tidak biasa. Hal itu menyebabkan kami bertengkar dan putus, lalu dia keluar dari rooftop lagi. Setelahnya Bu Eloisa memang menarik tangan saya keluar dari rooftop untuk membawa saya ke klinik agar Dokter Sofi bisa mengobati luka saya.” jawab Darren. “Bohong! Kamu tidak terluka! Kamu mengusirku karena sedang berciuman dengan dia. Kamu memutuskan aku karena wanita itu!” teriak Clara tidak terima sambil menunjuk Eloisa. Dia marah karena Darren membela Eloisa. Selama ini Darren tidak pernah mau mengurusi jika ada wanita yang bertengkar karena pria itu. Sekarang semua orang melihat pada Eloisa, menunggunya menjawab tuduhan Clara. “Apakah benar seperti itu, Bu Eloisa?” tanya Darius. “Tidak, Pak Darius. Seperti kata Darren, saya membantunya karena pipinya terluka. Anda bisa bertanya pada Dokter Sofi, beliau dokter yang bertugas di klinik kampus saat itu yang membantu mengobati Darren sebelum saya mengantar Darren ke rumah sakit atas anjuran Dokter Sofi yang khawatir luka Darren infeksi.” jawab Eloisa dengan wajah datar. Padahal jantungnya sudah dag dig dug hampir jeder karena semua orang sekarang memperhatikan dirinya. “Kamu Bohong! Dasar perawan tua sialan!” teriak Clara marah. Dia tiba-tiba berlari untuk menyerang Eloisa. Darren langsung lompat dari duduknya untuk mengejar Clara. Hampir saja tangan Clara menggapai Eloisa saat Darius menghalanginya dengan mencengkram kedua tangan mahasiswi itu. Eloisa sudah menunduk untuk menutupi wajahnya karena takut Clara mencakar wajahnya, lebih baik rambutnya yang dijambak! Dia tidak bisa bergerak karena terkejut dan takut, dia tidak pernah berpikir akan diserang dengan beringas seperti ini! “Jaga sikapmu, Clara Suyanti!” bentakan Darius membuat suhu ruangan disana seakan turun. Matanya menatap marah pada Clara dan membuat nyali gadis itu langsung ciut. Mahasiswi yang lain langsung gemetaran. Selama ini mereka tidak pernah mendengar Pak Darius menaikkan intonasi suaranya. Ekspresi dingin di wajah pria itu saja sudah membuat mereka takut dan sekarang suara bentakan pria itu membuat jantung mereka seakan melompat keluar! “Saya akan menambahkan hukuman untukmu karena menyerang Dosen. Sekali lagi kamu berulah di kampus, saya akan merekomendasikan untuk mengeluarkanmu dengan tidak hormat dari kampus!” kata Darius saat melepas tangan Clara. Walaupun tidak berani membalas perkataan Darius, Clara masih menatap penuh rasa benci pada Eloisa, 'jangan panggil aku Clara kalau aku tidak bisa menghancurkanmu, perawan tua sialan!' ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD