bc

COLD

book_age18+
890
FOLLOW
4.1K
READ
dark
arrogant
drama
comedy
sweet
bxg
humorous
lighthearted
enimies to lovers
first love
like
intro-logo
Blurb

Masa-masa remaja adalah masa-masa paling indah karena di masa itu, kita merasa pertama kalinya jatuh cinta dan patah hati. Tidak terkecuali Zanna. Zanna adalah gadis periang yang menyukai kakak kelasnya, Rey. Walaupun Rey tidak membalas perasaannya, gadis itu tetap dengan sabar mengejar Rey sampai di suatu waktu, Rey merasa marah dan muak karena sikap Zanna yang menurut Rey sangat menganggu. Zanna sedih namun keesokan harinya ada peristiwa yang membuat Zanna tidak bisa berdiam diri saja, Rey terlihat babak belur entah karena apa. Zanna pun bertekad untuk mengobati luka memar di wajah Rey dan setelah itu ia berjanji akan menjauhi Rey.

Apakah Zanna akan benar-benar menjauhi Rey?

chap-preview
Free preview
PROLOG (Zanna's pov)
Kalau digambarkan, mungkin senyuman di bibirku sekarang mirip seperti lengkungan bulan sabit. Senyuman ini merekah setiap sesekali aku menatap kotak bekal yang berisi nasi goreng buatanku ini. Tapi sebenarnya aku tersenyum bukan karena aku membuat nasi goreng untuk bekal. Senyumanku ini merekah karena aku membuat bekal ini untuk Rey. Memang sih, nasi goreng ini sudah dingin karena aku memasaknya tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah. Tapi, aku tetap membawa bekal ini dan nekat akan memberikannya pada Rey mengingat ini adalah makanan kesukaan Rey. Rey bisa kok menghangatkannya. Aku harap rasanya masih enak dan Rey masih bisa menikmatinya dengan baik. Aku masih belum tau nasi goreng yang seperti apa yang dia suka. Apakah yang ringan rasa bumbunya? Atau bahkan yang mungkin agak berat rasa bumbunya? Aku juga belum tau. Tapi setidaknya aku membuat nasi goreng ini sesuai rasa yang menurutku enak. Aku berharap sekali Rey menyukainya. Bagaimana aku bisa tau bahwa ini makanan kesukaan Rey? Oh, percaya padaku. Aku memiliki kuping di mana-mana. Aku bisa mendapatkan informasi itu dengan mudah dari para murid perempuan yang juga menyukai Rey. Yap, sebenarnya sulit sekali menyukai seseorang yang memiliki banyak fans. Karena dia milik bersama dan bukan hanya milik kita seorang. Kita harus bersaing dengan yang lainnya karena dia adalah milik bersama. Dan aku sendiri bukan orang yang suka untuk berkompetisi. Terdengar lucu, kan? Tapi begitu lah realitanya. Tapi walaupun begitu aku tetap menyukai Rey dan aku tetap mengejarnya diam-diam walaupun tau bahwa banyak juga yang menyukainya dan otomatis aku mempunyai banyak saingan. Aku tau, aku terdengar sangat penakut, ya. Tapi biar saja deh, untuk apa juga memberitahu orang lain secara terang-terangan bahwa aku menyukai Rey? Yang ada nanti aku menjadi omongan teman satu sekolah karena kok bisa orang biasa sepertiku malah menyukai orang seperti Rey? Yang ada nanti aku dinilai tidak tahu diri karena aku malah seperti onggok yang merindukan bulan. Ini juga aku memiliki 60% kemungkinan bahwa nasi gorengku tidak akan diterima. Tapi karena aku keras kepala, aku tetap memasak nasi goreng ini dan tetap akan memberikannya pada Praja tanpa memperdulikan 60% kemungkinan itu. Kuncinya adalah tidak usah fokus pada 60% itu, fokus lah pada 40% kemungkinan nasi gorengku akan diterima. Tidak apa-apa, optimis itu perlu. Ngomong-ngomong soal nasi goreng, sebenarnya aku berniat memberikan bekal ini pada saat jam istirahat agar Rey tidak usah beli makan siang dan bisa mengirit uang. Tapi sayangnya jam istirahat masih banyak orang dan aku malu untuk memberikannya di depan banyak orang. Selain aku ini tidak bisa berkompetisi dengan cewek-cewek yang juga menyukai Rey, ternyata aku juga sebenarnya tidak ingin orang-orang tau bahwa aku naksir pada Rey. Terdengar lucu dan egois. Tapi seperti kataku tadi, agak sulit menyukai seseorang jika bukan hanya kita yang menyukainya. Terlalu banyak saingan dan aku tidak suka kompetisi terang-terangan seperti itu. Jadi aku memilih untuk memberikan bekal ini setelah sekolah sudah dalam keadaan sepi. Oke, biar aku perjelas dan persingkat ucapanku tadi; aku sudah tau aku akan kalah, jadi lebih baik aku merahasiakan semuanya saja sekalian. Iya, aku tau. Aku tau. Aku terdengar sangat pesimis. Tapi apa sih yang bisa aku harapkan? Aku mengharapkan untuk bisa mendapatkan Rey? Oh itu sih terdengar seperti mimpi. Mustahil sekali karena dari sikap Rey saja sudah terlihat jelas bahwa aku kalah dari perang. Dan yang membuatku merasa sangat takut adalah… cewek tercantik satu sekolah saja ditolak oleh Rey. Apalagi aku? Aku sih berpikirnya walaupun mungkin aku tidak bisa mendapatkan Rey, setidaknya aku bisa menjadi teman baik Rey. Aku membayangkan bila ternyata aku bisa menjadi teman baik Rey, mungkin aku akan satu geng dengan kak Gege, Kak Anton dan kak Dika. Jadi begitu, karena aku terlalu pesimis, aku berusaha membuat perasaan ini se- lowkey mungkin agar hanya aku dan Rey yang tau… Oh dan mungkin teman-teman satu geng Rey juga; Dika, Anton dan Gege. Aku yakin mereka sudah tau tentang aku yang selalu mengganggu Rey. Entah mereka tau sendiri atau Rey yang memberitahu. Tidak mungkin mereka bertiga tidak tau tentang aku, si adik kelas, yang selalu menganggu Rey. Mengingat bahwa aku ini memasaknasi goreng untuk Rey, aku tersenyum malu sendiri. Aku membayangkan yang manis-manis saja, deh. Aku membayangkan betapa kagetnya Rey atas nasi goreng yang aku buat untuknya, lalu dia kaget dan terharu karena aku romantis sekali memasakkan makanan kesukaannya. Siapa tau dia jatuh cinta dengan masakanku. Bisa juga, kan? Tapi sedetik kemudian aku langsung terkekeh karena pikiranku terdengar seperti sinetron sekali. Ah, biar saja, deh. Hitung-hitung menghibur diri sendiri. Saat ini, atas ideku yang menurutku sangat romantis ini (Padahal aku yakin sekali Rey malah akan merasa jijik… atau mungkin tidak? Entah deh aku harap pilihan kedua hehe), aku menempelkan sebuah note di atas kotak bekal dengan tulisan sebagai berikut: “Hai Rey. Zanna tau Rey suka nasi goreng. Jadi Zanna sengaja masak nasi goreng buat Rey. Dimakan, ya. Maaf udah dalam keadaan dingin. Note: Nasi goreng ini lebih enak kalo dimakan dalam keadaan hangat. Rey bisa ngangetin nasi goreng ini kok di rumah. Selamat makan! ^_^ Love, Zanna” Aku kembali membaca pesan yang aku tulis. Wah aku kalau punya pacar pasti akan romantis sekali mengingat aku bahkan menyempatkan diri untuk memberikan note. Namun seketika aku membelalakkan mataku ketika ada yang aneh dari note yang aku tulis. Aku kembali membaca kalimat salam terakhirnya. "Love, Zanna." Hah? Gila! Aku tidak ingat menuliskan kata “love” di sana sebagai salam penutup. Ngapain sih aku nulis itu? Padahal aku cukup menuliskan namaku saja tanpa ada kata love. Dengan memasak nasi goreng untuk Rey saja belum tentu dia mau menerima dan memakannya. Ini ditambah kata-kata yang bisa membuatnya tambah jijik. Dengan begitu, aku segera mengeluarkan correction pen dari dalam tasku dan segera menghapus kata love lalu menyisakan namaku saja di sana sebagai salam penutup. Setelah menghapus kata 'love' di akhir tulisanku itu, aku pun kembali memasukkan correction pen ke dalam tasku dan bernafas lega. Untung saja aku sempat memeriksa kembali tulisanku. Bila aku tidak membaca kembali pesan itu, bisa-bisa Rey melempar kotak bekal ini padaku dan tidak ingin melihat wajahku lagi karena merasa jijik oleh kata 'love' itu. Dia tidak akan mau menerimanya dan kemungkinan yang sebelumnya aku sebutkan akan meningkat menjadi 99%. Setelah merasa terserang serangan jantung yang tiba-tiba, akhirnya aku kembali tenang dan terkekeh atas sikapku sendiri. Aku kembali memakai tasku setelah menutup resletingnya. Aku lalu kembali berdiri tegak di lorong sekolah yang menuju ke pintu keluar. Aku yakin Rey masih di kelasnya karena ia mendapatkan hukuman untuk membersihkan kamar mandi dan akan pulang telat karena otomatis setelah pulang sekolah, dia tidak langsung pulang dan menyempatkan diri untuk membersihkan kamar mandi sesuai dengan hukuman yang diberikan kepadanya. Dari mana aku tau semua ini? Wah, jawabannya sangat mudah. Yap benar, seperti yang aku sudah bilang beberapa kali tadi, aku mempunyai kuping di mana-mana dan mengetahui hal itu dari mulut ke mulut. Tidak sulit bagiku untuk mendapatkan kabar soal Rey karena sebagian besar siswi di sekolah ini suka kepada Rey. Thanks to them tho. Karena mereka aku bisa tau soal Rey tanpa harus mencari tahu sendiri ke orang nya karena tidak mungkin bila aku langsung bertanya pada orang nya. Dia tidak akan menjawabku dan malah belum juga sempat aku bertanya, mungkin dia sudah meng cut omonganku. Atau sebenarnya aku bisa saja mencari tahu lewat sosial medianya, sih. Tapi itu juga sulit sekali karena Rey orang yang sangat tidak terbuka. Aku akan kesulitan bila harus mencari tahu dia dari sosial medianya. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami pokoknya, deh. Yah, tidak heran sih bila banyak yang suka dengan Rey. Toh Rey adalah orang yang memiliki tampang di atas rata-rata. Walaupun sikapnya sangat dingin, tapi menurutku itu yang menjadi daya pikatnya tersendiri. Orang-orang akan merasa penasaran pada Rey. Apalagi dia pribadi yang sulit didapatkan. Itu akan lebih menjadi daya tarik, sih, bagi orang yang sangat pensaran. Contohnya seperti aku. Hahaha. Kalau bisa aku bilang, mungkin Rey ini adalah pribadi yang introvert. Terlihat sekali dari sikapnya yang tidak terlalu terbuka dan cenderung tertutup. Kalau ke tiga temannya itu sih aku tidak tau. Yang aku tau adalah Rey memang jarang memposting apapun di sosial medianya; sebenarnya ada beberapa postingan yang dia posting. Tapi aku tidak bisa melihat apa postingan itu. Karena akunnya di kunci. Aku sudah beberapa kali follow dengan second akun akupun tidak kunjung dia terima permintaan follow dariku.. Following nya hanya 6 dan followers nya hanya 3. Aku mencurigai 3 followers itu adalah Dika, Anton dan Gege. 70% kemungkinan itu mereka. Tapi karena aku tidak bisa melihat kebenarannya. Jadi aku hanya bisa mengira-ngira tanpa tau yang sebenarnya itu bagaimana. Aku menebak itu ketiga teman dekatnya karena mereka adalah kemungkinan paling pasti. Dari jumlah followernya saja juga pas. 3 orang. Saat aku sedang memikirkan Rey, cowok yang dari tadi ku tunggu-tunggu pun akhirnya muncul dari ujung lorong. Perawakan Rey yang tinggi, badan yang sebenarnya tidak kekar namun pas sekali dengan seleraku itu, terlihat sangat sempurna bahkan dari kejauhan. Dari kejauhan aku sudah bisa merasakan aura coolnya. Dia diam saja sudah keren. Aku hampir meleleh melihatnya berjalan ke arahku. Senyuman pun kembali merekah di bibirku. Akupun memasang senyum selebar-lebarnya untuk menyambut pujaan hatiku itu. Dengan merasa sangat antusias, aku pun menunggu Rey yang semakin mendekat. Aku mencengkram bekal yang dari tadi aku pegang. Baru saja aku membuka mulutku untuk menyapa Rey ketika Rey sudah berada di depanku, namun aku harus menutup mulutku rapat-rapat karena bukannya berhenti, Rey malah terus berjalan melewatiku sampai-sampai saking dekatnya, aku hanya mendapatkan hembusan angin dari badan Rey yang baru saja melewatinya dan bersikap seolah-olah tidak melihat adanya aku yang sedari tadi menunggunya. Padahal aku yakin betul Rey pasti melihatku bahkan saat ia baru saja muncul dari ujung lorong. Bohong sekali bila dia tidak melihatku. Tapi apa sih yang aku harapkan dari Rey? Dia pasti akan memilih untuk pura-pura tidak melihatku dibanding harus berurusan denganku yang sangat membuatnya terganggu ini. Anak ini memang agak susah deh. Dia kira aku ini patung ya sampai-sampai aku tidak digubris sama sekali. Padahal bila dipikir-pikir, wajahku pun sudah tidak asing lagi untuk dia. Jadi sudah jelas sekali dia memang sengaja melakukan itu agar tidak usah menanggapi. Aku mengernyit, padahal aku juga sudah acang-acang untuk menyapanya dan aku sudah meluangkan waktuku untuk menunggu. Tapi dia malah lewat saja tanpa menghiraukan aku sama sekali. Huhu jahat sekali. Rey adalah definisi orang yang terlalu kelewat cool. Dia pangeran dingin yang cuek sekali. Dia juga termasuk kejam, sih, bila aku bisa jujur. Dengan begitu pun aku langsung mengejarnya dan memanggil namanya. “Rey! Tunggu! Berhenti.” Teriakku membuat orang yang memiliki nama Rey itu menghentikan langkahnya. Dalam hati, aku bersyukur dia masih mau mendengarku dan menghentikan langkahnya. Aku juga agak sombong karena wah hebat sekali aku bisa membuat Rey menghentikan langkahnya hanya karena aku menyuruhnya berhenti. Tapi jika mengingat ini adalah Reygan, aku yakin sekali saat ini ia sedang memutar kedua bola matanya karena jengkel padaku. Tentu saja dia jengkel. Ini aku. Zanna. Adik kelas yang super duper menyebalkan dan selalu mengganggunya. Mungkin saja aku itu sekarang di labeli; si cewek yang selalu mencegatnya saat jam pulang sekolah saat keadaan sekolah masih sepi dan si cewek yang sering meletakkan surat di loker Rey. Kalau kita bicara soal wajah dan suaraku sih si Rey ini pasti sudah khatam. Mungkin sekarang hal yang paling Rey inginkan adalah tidak melihat dan tidak mendengar suaraku lagi. Tapi hei, aku tidak segampang itu untuk disingkirkan. Tidak untuk sekarang. Mentalku masih cukup tebal hanya untuk hal ini. Aku masih sanggup kok melakukan ini. Kalau kata Steve Rogers; I can do this all day! Hahaha. Saking khatamnya Rey dengan suara dan wajahku, mungkin dia muak melihatku makanya dia sampai berpura-pura tidak melihatku dan memilih untuk tetap berjalan melewatiku, kan? Tapi untungnya dia masih punya telinga untuk mendengar panggilanku dan masih punya hati yang iba sehingga dia masih menyempatkan dirinya sendiri untuk berhenti. Syukurlah. “Rey! Kamu mau ke mana? Zanna mau—” Belum juga ucapanku selesai, Rey sudah memotong ucapanku tanpa rasa bersalah. Dia tidak memberiku kesempatan untuk menyelesaikan ucapanku. “Apa lagi, sih?” Tanyanya dengan suara agak tinggi yang mana membuatku yang kini sudah berada di hadapan nya tersentak. Wah wah… Galak sekali. Dia tidak tau kali ya aku akan memberikannya nasi goreng? Jangan marah-marah dulu dong. Lihat dulu nih aku bawa apa. Jangan langsung potong saja. Aku ingin sekali mengatakan itu, tapi tidak. Aku menelan kata-kata itu bulat-bulat karena tidak ingin membuat Rey tambah marah. Kalau boleh jujur, aku sih kesal karena dia tidak memberiku kesempatan untuk menyelesaikan ucapanku, tapi aku tidak mungkin bilang begitu langsung di depan Rey, kan? Yang ada nanti aku langsung di semprot lagi dan kemungkinan paling buruknya aku akan langsung di tinggalkan tanpa basa-basi sedikitpun. Jadi aku pun mengatur responku. Mengenai pertanyaan Rey dengan nada yang lumayan tinggi itu (yang mana menggambarkan betapa kesalnya dia karena lagi lagi aku yang mengganggunya) Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku mendapatkan ucapan dengan nada tinggi begini dari Rey. Namun rasanya sudah kebal. Entah ini namanya kebal atau memang tidak tau diri, tapi sedetik kemudian aku tidak memperdulikan lagi hal tadi dan kembali tersenyum riang seraya menyodorkan kotak bekal berisi nasi goreng yang tadi ku bicara kan. Aku berharap dia senang dengan pemberianku karena aku memasaknya dengan sepenuh hati. Tidak apa-apa bila Rey ketus begitu, toh kan aku yang mengganggunya terus. Aku pun kalau di posisi Rey akan bersikap yang sama. Lagi pula, sudah untung Rey mau merespon ucapanku. Dia punya pilihan untuk terus jalan meninggalkanku tapi dia memilih untuk berhenti dan menanggapi ku. Ini adalah hal bagus dan aku aku sangat bersyukur mendapatkan hal bagus itu. Panggil saja aku bodoh. Kalau bisa dibilang seperti itu, ya memang. Aku tidak tersinggung sama sekali. Oke, jujur saja kesal sih. Tapi aku tidak sampai merasa tersinggung kok. Aku tau bagaimana sikap Rey dan aku sudah tahu bahwa dia tidak bisa manis sedikit padaku. Karena memang begitu adanya. Tapi aku memaafkan diriku sendiri atas sikapku ini yang masih belum tau bagaimana harus mengontrol perasaan sukaku. Mungkin ini ajang aku belajar agar lebih tau bagai mana sih aku harus bersikap pada orang yang aku suka? Aku akan menjadikan ini semua sebagai suatu pembelajaran. Walaupun aku memang bodoh karena aku masih berdiri di sini setelah banyak penolakan. Dan aku masih saja menyempatkan diri untuk memasak nasi goreng untuk diberikan pada pangeran es yang sedang berdiri di hadapan ku ini. The jokes is all on me, I know. Tapi aku tidak bisa begitu saja menyerah. Panggil aku bodoh. Karena seberapa dingin sikapnya, aku tetap menyukai Rey dan tetap menunggunya dan tetap berjuang untuknya. Astaga aku bucin sekali jika sudah menyukai seseorang. Tapi jujur ini pertama kalinya aku menyukai orang sampai sebegininya. Biasanya jika aku menyukai seseorang, aku mungkin hanya akan kagum pada wajahnya tau sesuatu yang melekat padanya yang aku sukai.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.1K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.6K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook