bc

Stuck With Mr. Devil

book_age18+
4.4K
FOLLOW
19.7K
READ
revenge
brave
drama
sweet
bxg
city
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Shalom harus menelan pil pahit, karena ayahnya membawa pulang selingkuhan beserta anaknya yang hanya selisih satu tahun dengannya. Terlebih, ibunya yang shock dan koma karena tidak bisa menerima kenyataan.

Ibunya yang koma dijadikan sebagai kelemahan Shalom oleh ayahnya agar Shalom mau melakukan apapun keinginannya, termasuk menggantikan posisi adik tirinya menjadi tersangka tabrak lari.

Kanagara, tunangan dari korban menjamin kebebasan Shalom dengan syarat merawat kakeknya yang koma hingga sembuh. Pria itu sengaja ingin menyiksa Shalom sebagai ganti pembalasan dendamnya atas meninggalnya Asmaraloka, tunangannya.

Seperti apa kelanjutan kisah Shalom dan Kanagara?

Akankah Kanagara tahu siapa pelaku tabrak lari sesungguhnya yang merenggut nyawa tunangannya?

Follow Ig @Vhiaraya

Cover photo by. pexels.com

Design by me

Novel ini dipublikasikan pada 08 Nov 2021

chap-preview
Free preview
Part 1
Shalom duduk meringkuk di sudut ruang tahanan sekedar menghangatkan tubuh ringkihnya. Udara dingin malam hari ini begitu menusuk hingga ke tulang sum-sumnya. Terlebih, ia duduk beralaskan dinginnya lantai jeruji besi membuat gadis itu menggigil kedinginan. Di dalam sana, ada tiga tahanan lain yang berwajah garang. Mereka selalu menyiksa Shalom meskipun gadis itu tidak pernah melakukan kesalahan. Tubuhnya penuh luka lebam karena ulah mereka. Tiba-tiba, terdengar suara derap langkah yang kian mendekat. Ekor mata Shalom menatap tajam ke arah asal suara. Dan entah mengapa, jantung Shalom berdetak kencang. Kemudian, berdirilah sosok pria dengan topi yang selalu menempel di kepalanya. "Shalom Vektor, silahkan keluar!" ucap penjaga tahanan meminta agar Shalom keluar dari ruang jeruji besi. Jantung Shalom seolah berhenti. Ada masalah apa yang membuat Shalom harus keluar di tengah malam seperti ini. Apakah ada seseorang yang ingin bertemu dengannya? Namun, bukankah waktu besuk sudah lama habis? Lalu, kenapa tengah malam begini ia disuruh keluar? Shalom beranjak berdiri, menundukkan kepalanya, dan menyembunyikan wajahnya di balik rambut panjang kecoklatannya. Tangannya terulur membiarkan penjaga tahanan memasangkan borgol di kedua pergelangan tangannya. Gadis itu berjalan di belakang penjaga tahanan. Sampai melewati beberapa pintu yang dijaga dengan ketat. Akhirnya, ia dipersilahkan duduk di hadapan seorang pria yang saat ini sedang duduk menyilangkan kaki. Shalom tidak berani menatap ataupun sekedar mengangkat kepala untuk memastikan siapa sosok yang ingin bertemu dengannya. Yang ia rasakan saat ini, sosok itu sedang menatapnya tajam dengan aura dingin yang menyergapnya hingga membeku layaknya es di kutub. Sampai tiba-tiba, terdengar suara bariton seseorang yang membuat lamunannya pecah. Suara itu terdengar sangat dingin dan mengintimidasi membuat Shalom bergidik ngeri. Mau tidak mau, ia semakin menenggelamkan wajahnya. "Aku akan menjamin kebebasanmu, asal kau mau menuruti semua perintahku," ucap seseorang itu. Shalom mengangkat kepala menatap seseorang yang ada di hadapannya. Pria dengan setelan jas mahal yang mungkin buatan desainer terkenal dan hanya dimiliki oleh pria itu. Tatapan matanya mampu menghipnotis orang yang menatapnya. Hidung mancung, bibir merah terbelah, rahang yang tegas, dan jampang tipis di area wajah putihnya. Ia benar-benar pria idaman setiap wanita. Untuk sejenak, Shalom terpesona dengan ketampanan pria itu. Demi apa pun, mata Shalom seakan lumpuh terpaku melihat ketampanan pria itu. Namun, ini bukan waktu yang tepat baginya untuk terpesona pada ketampanan pria itu. Pria dengan nama lengkap Kanagara Candramawa yang setiap hari menjadi bahan perbincangan setiap wanita. Setelah menyadari apa yang ia lakukan, gadis itu lekas kembali menunduk. Sementara Kanagara, pria itu menatap jijik pada gadis lusuh yang ada di depannya. Apalagi melihat tatapan memuja dari Shalom, membuat pria itu semakin muak. "Bagaimana? Apa kau setuju?" tanya Kanagara. Kemudian ia melanjutkan kata-katanya karena Shalom tidak kunjung menjawab. "Aku tahu bagaimana kehidupanmu di dalam tahanan sana. Mungkin cepat atau lambat mereka akan menghabisimu." Kanagara sengaja menguji mental Shalom agar mau menuruti tawarannya. Ia sudah mencari tahu bagaimana kehidupan Shalom selama satu tahun di penjara. Jadi dengan begitu, ia yakin seratus persen bahwa Shalom akan menerima tawarannya. "Aku bisa saja menerima tawaranmu, tapi perintah seperti apa yang kau maksud? Jika untuk melakukan kejahatan, maka aku lebih memilih membusuk di dalam penjara." Gadis itu tidak bisa menerima tawaran Kanagara begitu saja. Ia memang ingin sekali menghirup udara luar dan bebas dari tahanan lain yang selalu menyiksanya. Namun, ia tidak boleh percaya begitu saja pada orang yang tidak sama sekali ia kenal. Bisa saja itu hanya jebakan yang akan membuatnya semakin jatuh ke dalam kubangan api. "Bukankah alasanmu ada di sini karena sebuah kejahatan?" Kanagara tersenyum mengejek, "Tapi, kau tenang saja. Aku bukan orang jahat yang akan memintamu membobol bank atau membunuh seseorang. Aku hanya ingin kau merawat kakekku sampai sembuh," imbuhnya datar. Hal itu hanya sebuah alasan di balik alasan besar lainnya. Yang paling penting saat ini, Shalom mau menerima tawarannya. Setelah itu, ia bisa bebas menyiksa gadis itu. "Benarkah hanya itu saja alasannya?" tanya Shalom curiga. Mana ada orang asing yang berniat membebaskannya hanya dengan syarat seperti itu. Bukankah itu konyol? "Sepertinya kau lebih memilih tinggal di tempat seperti ini. Jika kau lebih memilih mati membusuk di tempat ini. Maka, aku tidak bisa memaksamu," ucap Kanagara beranjak berdiri sambil merapikan jasnya. Shalom nampak gusar. Ia kalut antara harus menerima tawaran itu atau tidak. Ia tidak ingin terus-menerus tinggal bersama orang-orang yang hanya ingin mencelakainya. Namun, ia juga tidak boleh mudah percaya dengan orang yang tiba-tiba datang ingin membebaskannya. Melihat Kanagara melangkah keluar membuat Shalom kehilangan akal sehatnya. Ia bertaruh pada keberuntungannya bahwa Kanagara memang orang baik yang ingin membebaskannya. "Tunggu!" teriak Shalom mencegah langkah Kanagara. Sementara sang empu, ia tersenyum menyeringai penuh kemenangan. "Ada apa lagi?" tanya Kanagara berpura-pura kesal. Padahal, dalam hatinya ia tertawa terbahak-bahak. "Aku terima tawaranmu," sahut Shalom melangkahkan kakinya beberapa langkah mendekat ke arah pria itu. "Apa kau yakin?" tanya Kanagara berpura-pura. "Ya, aku yakin. Aku tidak ingin mati membusuk di tempat seperti ini," jawab Shalom mantap. Ia berusaha meneguhkan hatinya bahwa pilihannya memang benar. "Baiklah, ayo ikut denganku!" Keluar dari tahanan, Shalom masuk ke mobil yang berbeda dengan Kanagara. Ia bersama seorang pengawal yang cukup ramah dan tampan. Ketika sampai di kediaman Kanagara. Ia diantar ke sebuah kamar yang letaknya paling belakang. "Ini kamarmu, Nona," ucap pengawal itu yang memiliki nama Pentagon. "Terima kasih," sahut Shalom mengangguk. "Jangan senang dulu, Nona. Semua yang terjadi tidak seperti yang kau bayangkan." Tanpa menunggu balasan dari Shalom, Pentagon langsung berbalik pergi. "Apa maksudnya dia berkata seperti itu?" gumam Shalom menelan mentah-mentah pertanyaan yang ingin ia lontarkan. Gadis itu membuka pintu kamar dan disambut oleh debu yang berterbangan. Ia tidak tahu bahwa kamar yang akan ia tempati adalah gudang. Ketika ia membuka pintunya lebar-lebar, baru ia menyadarinya. "Astaga! Ini bukan kamar melainkan gudang. Apa pria itu gila memberiku gudang sebagai kamar?" Akhirnya, gadis itu mengerti ucapan yang dikatakan pengawal itu sebelum pergi. Ia urung untuk masuk ke dalam dan menutup pintu itu kembali. Ia berencana untuk mencari Kanagara dan meminta kamar lain. Setidaknya kamar yang lebih layak tidak seperti gudang tadi. Gadis itu berjalan menyusuri lorong dengan pencahayaan minim seperti ketika pertama kali ia masuk. Kemudian, sampailah di sebuah ruang tamu yang besar. Ia melihat Kanagara sedang menyandarkan tubuhnya di sofa sambil memijit pelipisnya. "Maaf, Tuan. Apa kau bisa memberiku kamar yang lebih layak?" Kanagara menoleh dengan tatapan berbinar. Ini saatnya bagi pria itu untuk mengungkapkan jati diri sebenarnya di depan Shalom.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook