Pesanan kami datang, ternyata ayam bakar di warung ini sangat enak. Bahkan diri ini sampai tambah nasi, porsi ayamnya setengah ekor yang membuatku puas. Tak berbeda dengan lelaki aneh itu, dirinya juga tambah nasi dan es teh manis. Sementara aku tambah air mineral yang sudah ada di depan meja. Sambal dan lalapannya sangat mantap, bisa di rekomendasikan untuk teman-teman kampus. “Seneng aku, kamu makan banyak. Ga jaim, dan apa adanya.” Tiba-tiba ia mengatakan hal itu. Diri ini masih tetap pada pendirian yaitu mendiamkannya. Entahlah, diam karena kesal pada kesalahannya yang mana. “Din, Ibu bilang nginep di kontrakanku. Mau dikenalin sama tetangga kontrakan biar besok kalo istri cantikku datang ga ada yang salah paham.” Aku mendelik mendengar ucapannya. Bisa-bisanya modus, memintaku mengin