No matter how much suffering you went through, you never wanted to let go of those memories. — Haruki Murakami “Kamu ngapain di situ?” Seto setengah berteriak pada Luna yang bersembunyi di balik batang bonsai yang daunnya cukup rimbun. Luna mengintip sejenak, kemudian buru-buru meletakkan jari telunjuk di bibirnya. Matanya celingukan ke kiri dan ke kanan. Raut wajahnya cemas. Seto pun mendekat dan ikut bersembunyi bersama Luna. “Kamu ngapain di sini?” bisiknya. Luna hanya menjawab dengan mengarahkan jari telunjuk ke atas kepalanya. Seto mendongak. Tampak olehnya setandan pisang yang masih melekat di batangnya. Pohon pisang itu sedikit merunduk. Daun-daunnya sudah mengering. Beberapa buahnya berwarna kuning. Dua di antaranya bolong dimakan tupai. “Kamu mau ngambil pisang?” Luna me

