bc

17 ( tujuh belas)

book_age16+
401
FOLLOW
1.4K
READ
love-triangle
age gap
tomboy
instrumentalist
sweet
bxg
city
highschool
passionate
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Masih ingat Genk Mantan Athalea? Ada Yan, Caesar, Jody dan Keanu. Mereka dipertemukan yang kemudian menjadi sahabat karena merasa senasib. Sama-sama calon pengantin yang ditinggal gadis bernama Athalea Indira Putri sebelum akad berlangsung.

Kini, ada Syaleeqa Putri Athakea Rasyid yang akan melanjutkan kisah kedua orangtuanya. Kisah cinta unik dimana seorang keponakan mencintai Omnya . Tapi tentu saja hal itu mendapat tentangan dari Athalea dan Keanu. Bagaimanapun Naufal adalah Omnya. Bahkan dari sahabat-sahabatnya. Walau pada akhirnya Alee tahu niat sebenarnya dari Naufal mendekatinya tak lain hanya ingin merebut Athalea dari Keanu.

Di sisi lain ada Demian yang berusaha mencari perhatian dan menjaga Alee. Demian sangat menyayangi gadis itu, hanya Alee belum menyadarinya.

Lalu bagaimana kisah unik Alee dan Naufal? Akankah Naufal berhasil? Dan bagaimana dengan cinta Demian, akan teruslah bertepuk sebelah tangan?

Cover by : Canva

chap-preview
Free preview
17-01
* "Aleeeee!" "Ya, Ndaaa?" "Kenapa ember sama galonnya sampe pecah gini sih?" Gadis kecil imut dengan celana kodoknya itu cuma menyeringaikan giginya yang ompong. "Digebuk kakak," lapor sang adik yang sedang memegang pistol-pistolannya. "Kenapa digebuk, Aleeeee?" "Bunyinya seru, Bunda..." Athalea menghembuskan nafas... Mengacak rambut gadisnya. "Iya, tapi gak bikin rusak juga. Trus, gimana nih ember sama galonnya?" Alee mengerling,"Kalo gitu beliin Alee drum." "Hah?! Drum?" "Acil beliin juga, Ndaaa..." Athalea memijit pelipisnya. Pakai ember dan galon saja sudah ribut, apalagi kalo pakai drum asli? Anak-anaknya senang bermain alat musik. Faktor turunan juga kali. Karena Atha, Norman dan Keanu suka musik, walau gak jadi pemusik atau penyanyi. "Ada apa ini?" Atha bersyukur ayahnya anak-anak datang. "Alee pengen dibeliin drum. Kamu janjiin dia ya?" Atha berkacak pinggang depan Keanu. "Huh?" Keanu mengedarkan pandangannya. Dia menggeleng demi melihat keporak-porandaan beranda samping rumahnya itu. "Drum? Iya? Ayah janji?" tanyanya sambil berjongkok, menyamakan tingginya dengan Alee. Alee mengangguk. Adiknya ikut mengangguk. "Oke. Maaf Ayah lupa. Tapi, lain kali gak bikin barang-barang di rumah rusak ya? Deal?" "Deal, Ayah." "Horeee....!!" Atha sudah komat-kamit. Dia kurang setuju dengan deal-dealan ala Keanu. "Kamu tuh selalu aja manjain anak-anak Yah." sungutnya sambil masuk kamar. Kebiasaan mereka kalo mau ngobrol serius. "Aku juga manjain kamu, Ndaaa..." sahut Keanu sambil mendekat. "Yah, aku serius." "Aku juga. Nda, kalo lagi ada rejeki apa salahnya?" "Tapi ini drum, Yah. Setahun lalu gitar. Duh..." Keanu mendekat lalu melingkarkan tangannya diperut Atha. "Aku dapet bonus. Jadi bisa beli drum buat Alee," "Iyain aja semua..." Atha mengerucutkan bibirnya. Sebel. Kesel. Keanu terkekeh lalu menciumi pipi dan bahu istrinya. "Cuma drum, Ndaaa... Kamu udah kasih aku lebih malah. Ada Alee yang cerdas di musik, ada Acil yang rasa ingin tahunya gede... Ada kamu yang selalu bikin aku gemes. Intinya, aku pengen bahagian kalian. Salah?" Atha berbalik. Menilik suaminya itu. "Ini terakhir ya, Yah? Jangan ada beli-beli lagi yang gak perlu." katanya. Keanu mengangguk lalu mencium pipinya lagi. Saat Keanu meminta lebih... "Buundaaa..." . . . Musik berdentum di area lapang basket yang disulap menjadi stage. Penonton yang hanya warga sekolah dan alumni serta undangan, bergerak layaknya ombak begitu mendengar lagu yang familiar di telinga mereka. Kini empat cewek tengah beraksi di panggung. Ada Rubby di keyboard, Ryuji di bass, Alee sebagai back vocal dan perkusi, dan Uthe sebagai lead vocal plus gitar. "HARRU! HARRU!!" penonton yang sudah biasa dan mengenal dengan penampilan serta lagu mereka, udah jingkrak-jingkrak. Walaupun lagu-lagu mereka kebanyakan covered dari penyanyi aslinya, tapi mereka nggak kalah asik dan menghadirkan modif plus improv di dalamnya, versi HARRU. Jadi terdengar lebih fresh. Kayak sekarang, mereka mengcover More Than Friend-nya Jason Mraz ft. Meghan. Dan One More Day-nya SISTAR.  "SEPI!!SEPI!!SEPI!!" "Whoaaa...pengen SEPI? Gimana, Lee? Request anak-anak nih..." ujar Uthe. "ALEE!! SEPI DONGGG!!" Alee tersenyum simpul lalu ngangkat tangannya agar penonton nggak ribut. Lagu Sepi emang ciptaan Alee. "Oke, Sepi. Gue ditemenin Uthe ya? Biar gak sepi..." Kayak biasa pembawaan Alee yang cool dan terkesan jutek, toh nggak ngaruhin penonton buat suka akan penampilan cewe berkuncir dan bertopi itu. Alee mulai memainkan perkusinya. "Sepi... hampir terputus asa, di sana, di mana pernah satu hati kutinggalkan. Sepi... hanya alun tanpa lagu, yang berseteru angin dalam diam. Di mana pernah kutanggalkan resah... #karenamu, semua karenamu Sepi meraga jiwa, menghunus tajam di bilik jantungku... karenamu, semua karenamu Sepi melontar cibir, berkas celah dari asa yang hadir... Harus kutinggalkan... Harus kutanggalkan... Raga penuh sepi.... Yang tak sebatas kata Cinta, ya.. aku pergi... Aku harus pergi..." Lalu penonton ikut menyanyikan bagian refrainnya kembali. Jemari Alee yang menghentak perkusi sesuai nada berkolaborasi dengan petikan gitar Uthe. "Aku harus pergi....." Seorang cowo berdiri di lantai dua, sejak HARRU main, dia tetap di sana, maniknya menatap luruh seseorang di stage. "Suka? Tembak dong!" Rexa menepuk bahu sahabatnya Demian. "Apaan sih?" "Hallahh....ngaku aja kalo lo suka Uthe kan?" "Kok Uthe?" kening Demian berkerut. "Aha! Bukan? Berarti... Alee! Whoaaa... Yang satu cool, yang satu dinginnya minta ampun. Klop tuh! Kalian jodoh. Kulkas dua pintu!" seru Rexa. Sial! Kejebak gue - rutuk Demian. Rexa masih aja terkekeh geli liat wajah sahabatnya itu memerah. "Siapa jodoh siapa?" Toro tiba-tiba muncul. Kedua tangannya melesak masuk ke saku celananya, seraya matanya nggak lepas dari menatap stage. "Dia selalu cantik...." gumam Toro. "Waaa... siapa yang lo puji itu? Hah? Alee?" tanya Rexa. Demian natap Toro. "Alee? Dia bukan type gue. Noh, yang sana." Toro nunjuk cewe yang pakai rok jins mini. "Ryuji? Eoh!" Rexa menutup mulutnya. "Rubby punya gue, kalian jangan gebet dia..." tiba-tiba Duta muncul di sana. "Aish! Belum ditembak juga. Rubby itu sukanya sama cowo yang seumuran... Kek gue," Azril, menepuk dadanya sendiri. "Iya, kakak kelas kek kalian ke laut aja." Winky dan Nazrael, setelah itu berlari menghindar sambil tertawa-tawa. Sontak mereka langsung kena sambitan dari kakel. Tiga bocah yang tadi mengerjai kakelnya cepat kabur diiringi suara riuh kakelnya yang lain. "Dasar tuh adek lo, Rex!" cetus Duta. "Adek ketemu gede, woy!" Demian kembali menatap ke stage, yang udah berganti dengan penyanyi lain. 'Ah, kemana dia?', rutuknya. Demian lalu turun meninggalkan teman-temannya yang masih ngobrol di lantai dua. "Woy! Anak-anak mana?" tanya Ten. "Di atas." sahut Demian pendek. "Giliran kita loh manggung," ujar Ten sambil berlari naik. Demian menuju belakang stage. Di sana. Ya, di sana dilihatnya Alee bersama tiga temennya. Alee dikenal emang cukup pendiam, hanya dengan yang cukup dekatbgadis itu berubah cerewet kayak terompet. "Eh, ada Demi, kak Toronya mana? Kok gak bareng?" tanya Ryuji. Demian cuma menggendikkan bahunya. Ryuji cemberut lalu mencibir. Sepupunya itu emang nyebelin akut! Alee menoleh dan pandangnya bersiborok dengan Demian. Seketika mereka merasakan hawa kecanggungan yang luar biasa. "Aleeeee!!" Johny tiba-tiba muncul lalu duduk mepet sama Alee. "Apaan lagi, sonoan!" Alee mendorong Johnny. Cowo tinggi itu cemberut. "Yeuu...lo mah suka gitu sama gue. Pilih kasih!" sembur Johnny. "Pilih kasih apaan?! Dah sana, gerah gue! Ryu, tuh yayang lo." Alee buka suara juga begitu diliatnya Toro muncul. Toro nyengir sambil garuk tengkuknya. "Ngantin yuk?" ajak cowok kurus itu sambil mengulurkan tangannya. "Hayuk! Lee, ikut gak? Atau mo di sini aja bareng Jhonny?" Ryuji mengedipkan sebelah matanya. "Gue mo di sini aja, ngadem sambil liat anak-anak." "By, hayuk ke kantin." ajak Ryuji. "Gue nunggu someone." tolak Rubby. "Yeuuuu... pacaran mulu." sela Ryuji. "Nunggu adek kelas? Rubby maenannya ya, coba. Adek-adek gemay...." goda Johnny. "Biarin, wlee!" cibir Rubby. Johnny malah heran liat Demian ada sekitaran situ. "Dem! Ngapain di situ? Sini, gabung." Demian nyamperin. Duduk di seberang Alee. Demian setengah mati menahan degub jantungnya yang udah bertalu kencang. "Lo nyari siapa, Dem?" tanya Johnny. "Kata Ten kita mo manggung bentaran lagi." jawab Demian. "Lah? Si Toro-nya malah ngantin. Buset tuh anak," Johnny pun berlalu, bergegas nyusul ke kantin. Atmosfir di sekitar mereka canggung banget. Udah mah dua-duanya emang pendiem, jutek, sok cool pula. Demian tahu, cewe di depannya itu nggak bakalan buka mulut duluan. Mereka sama-sama punya gengsi yang gede. Rubby yang sadar situasi, ngulurin air mineral ke keduanya. "Minum nih, ntar suara kalian serak lagi..." ucapnya. "By, ntar gue langsung otw ya? Gue disuruh pulang cepet nih sama nyokap." Alee memasukkan earphone ke saku jaketnya. Demian seneng denger suara Alee. Walaupun jutek gitu, Alee suaranya empuk. "Ada paan ?" Alee menggendikkan bahu,"Tau. Padahal gue mager pulang. Nyokap sekarang aneh deh, rada posesif gitu. Gue mesti pulang tepat waktu mulu, sensi banget!" "Mo dikawinin lo," cetus Rubby. "Aish! Mulut lo lemes bat, By. Emang jaman Joseon sama Hayam Wuruk gue dijodoin? Gak ada tuh dikamus gue," timpal Alee sewot. Ya, Alee bisa secerewet dan sesewot itu kalo ada yang nyinggung dia, nggak peduli siapa. Toro dan anak-anak lainnya dateng. Mereka udah mulai siap-siap. "Euleuhh... lo dicariin taunya dah disini, ohh....I see," Rexa berkicau begitu sampai dan dilihatnya Demian dan Alee pun ada disana. Senyum penuh artinya tersungging gitu aja. Kemajuan nih si Lemari Es! Mulai deket-deket....- pikir Rexa. Demian melirik Rexa, yang dilirik masih aja senyum-senyum kuda gitu. Awas aja lo berani rombengan, gue soek-soek tuh mulut lo! -- gitu kali arti lirikan Demian. "Lee! Pulbar gak? Lo gak bawa motor kan? Gue dijemput Papi nih. Uthe juga bareng gue," Nazrael datang sambil nenteng ranselnya. "Acil mana, Na?" tanya Alee. "Dia bilang ntar mo nyusul. Nongkrong dulu dia mah, palingan bareng Winky." sahut Nazrael. "Euh... ntar dia malah nginep di rumah si Winky. Dasar si kancil! Gue laporin ke nyokap, baru nyaho!" gemas Alee. "Like brother like sister, Lee.." sahut Nazrael. "Ck, elo juga. Malah dukung si Kancil, kalo ada apa-apa, gimana?" Alee kesal. "Kita duluan ya, sori gak nonton performa kalian nih..." imbuh Alee , mengedarkan pandangannya ke arah para kakelnya itu. "Yee, udin. Kita ngerti kok, Lee. Secara lo mah anak rumahan..." sahut Rexa. "Anak rumahan apa! Rex, ntar ingetin Acil pulang. Jangan lupa. Ntar gue yang pusing, nyokap suka main salahin aja." "Yoi!" Rexa ngangguk. Alee berdiri ngambil ransel dan perkusinya. Saat melangkah, kakinya keselipet gitu dan jatuh nimpa Demian dengan posisi yang kurang elok. Kedua tangan Alee malah menyentuh pangkal paha Demian. Mata cowo itu membulat dan menelan salivanya gugup. Dan berakhir dengan suasana yang cukup awkward.... Krik. Krik. Krik. "S-so-sori." secepat kilat Alee bangkit dan bergegas keluar. 'Aish! Malu gue!', umpatnya dalam hati. Nazrael dan Uthe mendapati Alee udah masuk mobil. Duduk didepan disamping Caesar lagi, papinya Nazrael. Lelaki mungil itu memutar matanya, udah biasa dengan kelakuan Alee yang kadang seenaknya. "Pi, Alee mirip siapa ya suka seenaknya gitu? Ih!" cetus Nazrael. "Ah, mulut lo kek cewe, ngemeng mulu. Maaf ya Pap, anaknya didik dong." sahut Alee. Nazrael melotot, kesel juga sama cuitan Alee. Padahal maksudnya Nazrael ngomong kayak tadi, biar susana kondusif lagi. Nggak aneh lagi. Eh...dasar si Alee, alien satu itu nyebelin banget!! Caesar cuma terkekeh. Anak mantan plus sahabatnya itu emang suka diluar ekspektasi mereka. Susah ditebak. "Kenapa lagi sih Lee? Kalian berdua berantem mulu ih," komentar Caesar. Alee nggak jawab, cuma poutin bibirnya. Caesar tersenyum. Lagi merajuk gitu, Alee itu perpaduan Norman dan Atha. Kalo udah ngambek persis Atha. Caesar geleng-geleng. "Kamu itu mirip banget sama Bunda," seloroh Caesar. "Ah, Bunda Atha mah baik banget, ngomongnya juga kalem. Gak kek ini nih, nenek lampir! Cerewet!" Nazrael bergidik. "Nana! Mulut lo gue jahit lama-lama." dengus Alee. Caesar melototin anaknya yang emang kadang nyebelin. "Wah...perang lagi nih!" Uthe memutar bola matanya. Dan bener aja mereka berdua beradu argumen sampai rumah. "Emang kurbel sih lo! Makanya cari pacar, biar bisa halus dikit tuh mulut!" racau Nazrael. "Apa hubungannya coba, pacaran sama mulut?! Mulut-mulut gue, elo yang repot!" sungut Alee. "Udah ya Papi Caesar, makasih tumpangannya." Alee salim ke Caesar. "Salam ke semua ya Lee?" Caesar mengacak rambut gadis itu. "Siap Pap." Alee dan Uthe turun. "Dadah, joneeeesssss!" balas Nazrael. "f**k you!" tbc

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.1K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook