*
Libur dua minggu. Lumayan buat leha-leha. Nggak mikirin pelajaran, nggak mesti takut kesiangan, atau desek-desekan di kantin saat lapar.
Alee meregangkan tubuhnya. Abis beres-beres tempat tidur dia turun ke dapur dan mendapati sang Bunda yang berkutat di sana menyiapkan sarapan.
"Pagi Ndaa..." sapa Alee seraya mengecup pipi wanita cantik yang melahirkannya.
"Pagi...sweet," balas Atha.
Keanu menghampiri sambil menenteng tas dan dasinya. Dengan isyarat minta tolong pada Atha.
"Acil pulang jam berapa, Yah?" tanya Atha.
"Nginep di rumah Winky katanya. Dia ijin ke Ayah semalam," jawab Keanu.
"Ayah ngijinin mulu. Kebiasaan ntar nginep di rumah orang," Atha merapikan dasi yang dipasangnya.
"Nginepnya kan di rumah Winky, bukan orang yang gak kita kenal, Bun," kilah Keanu.
Alee memandang kedua orangtuanya.
"Gak enak Yah sama Windy," Atha mengerucutkan bibirnya.
"Kalo gitu Winky-nya aja suruh nginep sini," putus Keanu.
"Gak, gak Yah! Jangan. Winky nginep sini, yang ada balad-baladnya juga dateng. Males. Berisik!" sahut Alee.
Keanu tersenyum lalu mengusak rambut putri manjanya itu.
"Iya deh, gimana kamu aja."
"Eit! Tapi kamu juga suka gitu ke adeknya sih. Cuekan!" imbuh Atha.
"Yeuu, Nda... Kek gak tau adat si kancil aja. Kemaren aku gak ketemu sama tuh anak dua. Bilangnya malah mo main ke rumah Nana. Semalem aku chat, ehh... masih di rumah Winky," jelas Alee.
"Tuh anak kan susah dibilanginnya, Ndaa. Coba bunda aja yang ngomong," Alee menyuap rotinya.
"Bunda lagi kan..." kering Atha.
"Abis Acil nurutnya sama Bunda," cicit Alee.
Atha mengembuskan napas. Ya, Azril lebih nurut kalo bundanya yang bilang.
"Mirip aku ya, Bun?" Keanu menaik-turunkan alisnya.
"Ih, ganjenan. Gak malu tuh ada anak gadisnya?"
Keanu terkekeh.
"Iya, ya... Alee udah gadis aja. Perasaan baru kemaren kamu digendong ayah. Ngerengek minta beliin drum. Whoaaa..."
Keanu lalu menyesap kopinya.
"Yah, jadi kan rencana kita ke Villa?" tanya Alee.
"Jumat ya? Oke. Ntar Ayah tanya om Caesar,"
Lalu mereka sarapan pagi dengan khidmat.
"Selamat pagi..." Uthe menghampiri.
"Hey, pagi. Duduk The, sarapan bareng yuk?" balas Atha.
Lalu Uthe salim sama Atha dan Keanu. Dia duduk di samping Alee.
"Kalian emang jadi pergi? Siapa yang nganter?" tanya Atha.
Dia ingat kemarin Alee minta ijinnya untuk pergi nonton konser boyband favoritnya.
"Jadi Ndaa, kan udah beli tiket. Gak usah dianter, kita berdua cukup."
"Maksudnya mo naik mobil bunda? Gak ah, kamu belum tujuhbelas. Belum ada SIM juga. Kalo ada apa-apa gimana?" kilah Atha mendadak sewot.
"Kemaren bunda udah ngijinin loh..." rengeknya.
"Lah? Bunda ngijinin kamu nonton konser, bukan ngijinin nyetir mobil Aleee...."
"Yaa, bunda mah gitu...." Alee cemberut.
"Belum tujuhbelas juga," tolak Atha.
"Gak mo. Uthe aja diijinin," kilah remaja itu.
"Alee... Kalo bunda tau Uthe diijinin make mobil, mama papanya Bunda marahin. Gak ah, naik grab aja!" vonis Atha. Kelar perkara.
Alee mendengus.
"Bun, aku yang bawa mobilnya kok," sela Uthe.
"The, bunda beneran gak setuju ya papa kamu ngijinin pake mobil. Pakein sopir aja kalo gitu. Yah, suruh Pak Hari dateng,"
Alee menatap ayahnya seolah minta dukungan.
"Gak apa-apa Bun, sekali-kali."
"Ayah... gak ah, mending bunda aja yang nganterin kalo gitu!" Atha mengambil kunci mobil yang tergantung.
"Tuh, denger kan? Bunda gak bisa ditentang. Naik grab atau dianterin bunda?" sang Ayah giliran memandangi dua gadis itu.
Uthe dan Alee saling pandang. Nyerah deh mereka. Bunda Atha kan emang pinter nego. Nego maksa!
.
.
.
Lagi ngantri nuker tiket. Antriannya lumayan panjang.
"Gila! Gerah bat, gue. Gak ada semriwing-semriwingnya!" dengkus Uthe.
"Sabar The. Siapa tau udah susah payah kek gini, kita dapet paling depan. Noh! Pantengin ntar wajah oppa lo sampe mampus!" cetus Alee.
Mereka pada mo nonton konser NCT 127. Uthe ngebiasin Mark. Alee? Doyoung dong! Coba ada Ryuji, pastinya Taeyong langsung dikarungin! Hahaha....
Akhirnya setelah ngantri gitu, kena deh giliran mereka.
"Gue pengen ke toilet dulu nih," Uthe nitipin tas sama bannernya ke Alee.
Niat banget tuh anak, segala atribut sampe light stuck dibawa serta!
"Alee?" ada yang nyapa. Cowo. Ganteng.
Alee ngerutin dahinya.
"Siapa ya?"
"Kamu Syaleeqa kan?"
Alee ngangguk canggung.
"Aku Naufal, adik Papa Norman."
Yang bener aja, semuda ini? Adik Papa itu artinya Om gue kan? Bener nggak sih?
"O-om Naufal?" Alee tercenung. Diam.
"Jangan bilang Bunda Atha gak ngasih tau soal Om dan keluarga Papamu," ujar Naufal.
"Eung, Bunda cerita kok. Maaf," Alee salim sama Naufal.
"Ceritanya gimana? Siapa tau versi Bundamu berbeda sama versi Om,"
"Maksudnya?"
Naufal cuma senyum.
"Om beneran adik Papa Norman?" tanya Alee.
Naufal ngangguk sambil mandang gadis di depannya.
"Lee ... gih sana gantian," Uthe udah datang.
Dengan isyarat, Uthe nanyain cowo ganteng yang berdiri didepannya.
"Om gue, Om Naufal, adeknya Papa."
"Papa? Oh, iya. Siang Om, aku Uthe."
Uthe nyalami Naufal.
"Halo, Uthe. Oh, jadi kamu tau soal Papanya Alee?"
"Tau Om. Semua tau kok. Dan semua tau Ayah Nunu begitu sayang sama Alee, walau bukan anak kandungnya," cerocos Uthe.
"Bunda cerita Om,"
"Ah...i see." Naufal senyum simpul.
"Kamu gak pengen ketemu kakek?"
"Emh... pengen sih. Tapi nanti aja, Alee belum ijin sama Bunda. Gak pa-pa kan, Om?"
"Gak pa-pa. Kalian nonton konser? Berdua?"
Alee dan Uthe ngangguk.
"Om yang punya wewenang di konser ini. Pengen gak ketemu bias kalian?"
"APA?!" -Alee & Uthe
.
.
Siapa yang nolak buat ketemu bias? Hari gini loh ... harus serba dimanfaatin. Demi neneknya Tapasya... Mumpung ada orang baik hati nawarin ketemu bias, wahhh ... kalian juga pasti se-excited Alee dan Uthe kan? Atau bisa aja lebih heboh, sampai guling-guling di lantai atau sampai mimisan.
Hahaha....
Jadi, sebelum bias mereka perform, Naufal udah ngajakin Alee dan Uthe ketemuan anak-anak NCT. Emang lumayan ketat, di periksa ini-itu. Mereka sih pasrah aja, birokrasinya kudu gitu 'kali.
"Tapi jangan heboh-heboh ya?" pesan si mbak -entahlah siapa itu-, yang nemenin mereka ketemu NCT.
"Sip, beres mbak!" sahut Uthe.
Mereka disuruh nunggu di sebuah ruangan. Ada meja yang diatasnya tertata makanan dan minuman ringan gitu.
"Ini suguhan buat kita 'kali ya, Lee?"
"Ish! Buat merekalah! Sebelum dan sehabis perform, mereka kudu ngemil juga. Sama kek kita," ujar Alee.
Uthe nyengir. Lalu duduk di sofa. Alee malah nyender di jendela besar itu. Kepalanya masih mikirin Naufal. Bundanya pernah cerita tentang keluarga besar Papanya.
~"Papa Norman itu kek malaikatnya Bunda. Baik banget. Andai Papa Norman tau Bunda hamil, dia pasti senang. Tapi Bunda yakin, Papa Norman udah sangat bahagia di sana. Jangan lelah buat doain Papa ya, 'Nak?"~
~"Papa Norman temennya Ayah. Juga sekretaris Ayah waktu di kantor. Orangnya baik banget. Mama kamu kepincut dia deh, Ayah kurang gercep waktu itu. Tapi Ayah senang karena tau Papa Norman yang jagain Bunda."~
~"Keluarga besar Papamu ada di Pekan Baru. Keluarga Teungku Rasyid. Nanti suatu saat, keluarga Papa akan datang menemuimu."~
"Anyeong..."
Dua cewe itu kompak menoleh ke arah suara. Uthe terpekik dan menutup mulutnya.
"MARK??!" jeritnya.
"A-apa kabar?" sapa Jaehyun.
"Baik, oppa."
Empat cowo ganteng duduk di depan dua cewe yang terlihat salting itu. Jaehyun, Mark, Taeyong dan Ten. Walaupun nggak ketemu dengan semua member, tapi ini aja udah lebih dari cukup.
Lalu datang satu lagi dan ini membuat jantung Alee kayak mau copot. Siapa lagi kalo bukan Mas Doyoung? Begitu berkharisma.
Hampir aja dia lupa bernapas, begitu sang idola duduk di hadapannya. Dia mencubit tangannya sendiri.
"Aww!" ringisnya.
"Eoh? Why?" Doyoung memiringkan wajahnya.
"No. I think have a dream... It's real, it's you..." sahut Alee.
Doyoung tersenyum...
"Aaa... Your fans, hyung." ujar Ten.
Yang pasti, Alee merasa harus membalas kebaikan Omnya itu. Walaupun mereka gak bisa berlama-lama, setidaknya kedua gadis itu mempunyai moment yang sangat berharga. Yang gak semua fans mengalaminya. Sayang mereka gak bisa berfoto bersama. Karena kebijakan dari agensi demikian.
Tiba di venue, Alee dan Uthe dapat kejutan lainnya. Mereka dapet love sign dari bias mereka, Mark dan Doyoung. Semakin menjerit histerislah mereka....
"Saranghae....Mark Lee- ssi!!" seru Uthe.
Sedang Alee mengibarkan banner untuk Doyoung. Alee ingat saat idolanya itu menandatangani album foto-foto NCT, khususnya foto Doyoung. Dan tentu saja dengan note, with love for my best fan, Syaleeqa.
"Saranghae," Alee hanya membisikkannya pada angin.
tbc