Meskipun malu, bibir itu tak bisa berhenti untuk tersenyum sejak insiden konyol tadi. Kalina baru tahu kalau dikantor ini ada makhluk Tuhan yang sempurna seperti Adam. Bahkan membayangkannya saja sudah ingin membuat Kalina menciumi wajahnya. Oh Tuan Adam! Tapi ngomong-ngomong dia bagian apa ya? Kenapa Kalina tidak pernah melihatnya saat meeting besar? Apa jangan-jangan dia dari perusahaan lain. Tidak mungkin. Perusahaan yang kerja sama sama perusahaan ini kan banyak! Mana mungkinkan Kalina cari satu per satu. “ Kamu punya utang cerita soal semalam.” Tuntut Eka yang tanpa permisi duduk didepan Kalina dengan membawa nampan makan siangnya. “ Iya bener. Jelaskan!.” Tuntut Mbak Amita tak mau kalah. “ Bukan hal yang istimewa juga.” Ucap Kalina sekenannya dan yang mendapat satu sabe

