“ Ya ini semua salahmu. Pokoknya dari A sampai Z kenapa si Nyi Blorong yang gila kamu ladenin? Semuanya salah kamu puas?!” balas Eka juga dengan teriakan persis ditelinga Kalina yang kini berdenging.
“ Jangan teriak-teriak! Berisik tahu! Nanti ditangkep Polisi!” Kalau masalah teriak- teriak Kalina kencang sekali.
“ Aduh. Kalina diam kenapa!” teriak Nindya, ini kenapa jalannya sempoyongan jalannya tidak rata atau belum selesai diaspal ah bukan Kalina tidak kuat jalan kaki rasanya kaki ini ringan sekali, bahkan dia serasa bisa terbang sekarang, tapi disatu sisi kepalanya sangat berat terasa dipukuli palu.
“ Apa?” tertawa dan tertawa .
“ Apa palalu!” kali ini suara Eka menggema.
“ Hah Kamu mau kelapa muda?!” aneh- aneh saja, semuanya mobil disini tidak ada kelapa!
“ Ya ampun!”
“ Tunggu! Kok bintang di langit tidak ada ya?” mata bulat itu menyipit dengan kepala menatap kearah langit yang kelam, tapi aneh kenapa tidak ada bintang.
“ Mata kamu jereng ya?” teriakan Eka.
Kampret, telinga Kalina berdengung!
“ Udah deh. Orang mabuk jangan diladenin.”
“ Mabuk? Siapa? Oh lagu lagunya Pak Haji, ya? Mabuk..Mabuk..Mabuk..Oh..Mabuk Judi…Mabuk..Mabuk Judi semua orang mabuk judi siang dan malam mabuk judi…Judi..!” Suara Kalina bagus sekali ternyata, kenapa dari dulu dia tidak ikut acara nyanyi- nyanyi di Tv saja.
“ Kalina…!” teriak Eka lagi dan lagi. Dia ini nggak capek apa teriak terus?
“ Jangan teriak-teriak!” bentak Kalina marah. Apa tenggorokan Eka tidak sakit mejerit-jerit terus.
“ Ini nih salah siapa main sosor-sosor..” sungut Nindya. Kalina tak tahu mereka bicara apa. Tapi mereka ini lucu. Kalau bicara teriak- teriak terus dengan suara- suara lucu, Memancingnya tertawa terus.
“ Pria tampan!” meskipun kepala Kalina pusing berat tapi dia masih bisa melihat dengan jelas. Pria tampan itu disana! Berjalan dengan gagahnya menghampirinya.
“ Apa dia tahu aku disini dan dia menjemputku.” Seringainya.
Oh no. Jangan kemana-mana biar Kalina saja yang kesana!
Segera dilepaskan tangan Nindya yang membelit tubuhnya dengan tak sabar.
“ Lina! Mau ngapain kamu?!” Nindya tidak siap dan Eka mulai memegangi tangan kecil Kalina yang meronta.
“ Apaan sih? Lepas tidak! Ada pangeran aku disana, dia bawa aku pulang!”
“ Tidak boleh Lina!” bentak Eka. Tangannya mencengram lengan Kalina kuat, sakit sekali.
“ Eka. Disana ada pangeran yang mencariku, Ok. Jadi lepas! Dia mencariku!”
“ Kalina tidak ada siapa-siapa, Ok!” bentaknya keras dan Kalina berontak makin keras.
“ Pangeranku! Tadi dia mau ajak aku pulang!” teriakkan itu makin membabi buta dan cengkraman mereka makin kencang sampai Kalina dapat merasakan rasa sakit itu.
Jadi jangan salahkan Kalina, kalau dia ingin balas dendam.
Dengan giginya yang tajam, Kalina menggigit tangan- tangan nakal yang menahannya lalu berlari kencang menuju pria tampan diujung sana.
Sial! Dimana pangeran Kalina tadi?!
Ah, dia mau main petak umpet, Kalina menelusuri deretan mobil ini dengan tertawa lucu. Aduh gemas sekali, dia mengajak Kalina bermain. Ah itu, kamu payah kalau sembunyi. Jarak keduanya makin dekat tapi kenapa pria itu tidak menghampirinya dan malah membuka pintu mobil? Apa untuk sembunyi lagi?
Oh jangan harap bisa lolos!
Kena!
Seluruh tenaga dikerahkan Kalina untuk menggapai prianya. Terlihat sekali pria itu terkejut dengan kedatangan sosok yang tiba-tiba memeluk pinggangnya erat. Tapi Kalina tak peduli. Gadis itu mencengkram erat kemeja mahal yang membungkus tubuh pria itu, menelusuri tubuh menawan yang tinggi tegap dengan jemarinya, sangat kokoh dan keras, rasanya menyenangkan sekali. Pria ini membuat gadis polos seperti Kalina bergetar. Tidak sabar, Kalina memeluk erat tubuhnya, menghirup sebanyak mungkin wangi aftershave dan parfum mahal yang dia kenakan. Wangi yang memabukkan, tapi sepertinya Kalina pernah mencium aroma ini, tapi dimana?
Dengan tubuh tegap dan indah Kalina jadi penasaran seperti apa wajah pria ini. Gadis itu menadahkan wajahnya serta mempertegas indera penglihatannya yang sedikit berkabut.
Tapi yang jelas pria ini berjambang tipis menghiasi dagunya yang tegap. Jemari Kalina yang lancang menelusurinya lembut, perlahan sampai tangan kecilnya sedikit bergetar saat sampai dibibir sexy berwarna maron itu.
Bibir sexy berwarna merah terasa lembut di jemarinya. Apa rasanya juga manis?
“ Apa yang kamu lakukan Kitten?”
“ Apa ini manis?”
Seperti setan kesurupan, Kalina menarik kemeja yang dikenakan pria itu dengan kasar, memaksa manik tajam sang pria untuk menatap mata bulat Kalina yang sedari tadi berkedip- kedip menatapnya kagum.
Ah Kalina jangan lupakan apa yang dilakukan jemarimu kini yang berjalan menggoda di sepanjang d**a bidang dan berlabuh pada leher belakang pria yang tidak kamu kenal itu.
“ Kita tidak akan tahu sebelum mencobanya?”
“ Ya..”
Dan entahlah siapa yang memulai, yang jelas kini kedua bibir orang asing itu saling berpagut satu sama lain. Kalina melenguh pelan saat bibirnya digigiti secara lembut, lidahnya disesap dengan lembut dan mengajak lidah Kalina untuk berdansa dengan rakus. Tidak ada ampun untuk Kalina, salah sendiri memancing pria asing dengan nakalnya. Ah tidak, bahkan tangan nakal Kalina lebih berani lagi dengan meremas lembut d**a bidang pria itu.
Itulah Kalina yang mabuk berat dan kegilaannya!
Tautan bibir mereka terpisah sejenak karena asupan nafas yang mulai menipis. Sungguh ciuman yang rasanya memabukkan!
“ Manis.” Bisik pria itu lembut didepan bibir Kalina yang setengah terbuka.
Ya sangat memabukkan!
Bolehkan Kalina meminta lagi!
Dia ketagihan!
Seulas senyum terbit dibibir gadis itu dengan menatap manic mata tajam yang masih menatapnya memburu tapi sial kenapa lebah-lebah kurang ajar mulai datang satu persatu memenuhi pandangan matanya.
Tidak lebah b******k! Gadis itu memejamkan matanya sejenak tapi kenapa semakin lama lebah-lebah itu datang secara kroyokan dan kurang ajarnya mereka tidak mau pergi meskipun sudah disingkirkan berulang kali.
“ Pusing!” bahkan perutnya sekarang mulai panas dan terasa teraduk-aduk.
“ Huek!”
*
Mata tajam itu sama sekali tidak bisa berpaling dari makhluk yang bergelung dibalik selimut, anak kucing ini sungguh manis sekali. Untung saja dia adalah orang pertama yang menghampiri makhluk satu ini saat mulai merancau, tidak bisa terbayangkan apabila ada p****************g mendekatinya lalu melakukan apa yang mereka lakukan beberapa jam yang lalu.
Tunggu apakah dengan ini Adam harus berterima kasih pada Randy, si bujang tua bangka yang telah mengajaknya ke club murahan pinggir kota?
Dan tadi Adam sangat khawatir saat tiba- tiba gadis itu menghilang saat ditinggal sebentar untuk mengangkat panggilan telepon. Sang bartender yang melayaninya berkata bahwa teman- teman gadis itu sendiri yang membawanya pulang.
Dan Adam sempat mengutuk si anak b*****t yang merengek minta motornya dikembalikan itu membuatnya kehilangan Kittennya. Tapi sepertinya takdir tidak ingin mereka berpisah lama karena dengan tiba- tiba makhluk satu itu kembali dan memberikan hadiah.
Hadiah yang sangat manis!
Ah satu lagi dan masih menjadi pertanyaan Adam, kenapa makhluk ini ada di tempat seperti itu.
“ Dingin!” gadis itu mengigau dengan menarik selimut yang bahkan tadi sempat dia tendang ke ujung kaki kemudian tangannya meraih bantal yang dia pakai dan mendekapnya sebagai ganti guling.
“ Kitten.” Adam berbisik dengan memainkan anak rambutnya yang lembut.
“ Tidurlah dengan nyenyak.” Sudah cukup! Adam tidak akan lama diruangan itu dan beresiko memperkosa anak orang.
“ Tuan tidak tidur?” Mbok Asih, wanita usia 50 tahunan itu hampir saja melempar Adam dengan sodet saat pria melintas didapur.
“ Tidak. Beri saya segelas kopi hitam dan bawa ke ruang kerja.”
“ Baik, tunggulah sebentar.” Balasnya, pria itu menganggukkan kepala singkat dan naik ke lantai 2. Tak butuh waktu lama, mbok Asih, mengetuk pintu dan meletakkan kopi diatas meja.
“ Apakah tuan tidak tidur?” tanyanya.
“ Saya sama sekali tidak mengantuk.”
“ Jangan bercanda, ini subuh dan semenjak tuan datang tadi, mbok tahu, tuan belum memejamkan mata.” Wanita yang telah mengasuh Adam sejak usia 10 tahun ini menatapnya selidik.
Sial bagaimana bisa tidur kalau, ada makhluk manis terus saja mendominasi ranjangmu dengan kakinya yang terus terbang kemana- mana?!
“ Ah kalau boleh tahu, siapa anak manis itu?”
Wajah Adam memerah padam, memikirkan anak kucing yang bergelung diselimutnya sekarang, diatas ranjang. Bayangan liar langsung merasuk dalam benak pria matang itu, keduanya menghabiskan malam- malam panas berdua, saling menjamah tubuh satu sama lain dibalut dengan keringat sexy yang mengalir disetiap inchi lekukan indah keduanya.
Sial, rasanya Adam butuh mandi air dingin!
“ Sudahlah, lebih baik siapkan saya sarapan, Saya ada meeting pagi!”
Meeting di Weekend seperti ini sangat menyebalkan, tapi harus bagaimana lagi, permintaan client yang paling utama.
“ Siap Tuan!”
“ Dan lagi, siapkan aspirin untuknya apabila dia bangun nanti.”
“ Iya, jangan khawatir.”
Dan sebelum pergi, Adam kembali membuka pintu kamar miliknya, makhluk satu itu ternyata sangat suka tidur. Bahkan kini kepalanya berputar di bawah dengan selimut membelit tubuhnya dan hanya menyisakan sedikit bagian kepala.
“ Selamat Pagi, dan sampai jumpa lagi, Kitten.”