2. Prediction

1426 Words
  Hati Ethan merasa begitu lega dan dia bersyukur ketika wanita gila itu sudah tidak ada lagi di dalam kamarnya. "Untung saja dia sudah pergi." Gumam Ethan seraya mengambil pakaian dari lemari-nya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi dan sebentar lagi Ethan harus kembali ke lokasi syutting untuk mengejar cahaya terik matahari di siang hari nanti. Suasana apartemen masih rapi dan tenang ketika Ethan baru keluar dari kamar sampai Ethan melewati dapur dengan santai sambil bersiul ringan. Tapi kemudian siulan serta langkahnya terhenti bersamaan dengan matanya yang terbelalak lebar karena dapurnya sudah berubah menjadi kapal pecah!   Ada bau gosong yang begitu menyengat dari dapurnya, kemudian ada tumpahan s**u dan sereal yang berceceran di lantai serta di meja dan bahkan ada ceceran kulit pisang, jeruk dan pinggiran roti tawar di lantai. Benar-benar menjijikkan!   "Apa kau tidak mendengar ucapanku tadi, nona?" Dengan cepat Ethan melangkah mendekati wanita gila itu yang sedang memunggunginya.   Wanita gila itu tidak menyadari-nya ketika Ethan mendekat. Tapi kemudian wanita itu terkesiap ketika Ethan mencekal lengannya.   "Kau sudah selesai mandi?" Claire menatap Ethan yang sudah tampil rapi dan harum. Bau sabun bercampur shampo dan parfum yang dipakai Ethan membuat Claire begitu tergoda untuk memeluk Ethan.   "Hei! Astaga, apa yang kau lakukan sekarang?!" Ethan berusaha mendorong Claire yang langsung meloncat kearah Ethan dan memeluk Ethan layaknya seorang bayi koala.   "Kau harum." Claire berbisik dengan suara rendahnya sambil melingkarkan kedua kaki-nya di pinggang Ethan.   Ethan membeku sesaat dengan kedua tangan menahan tubuh Claire yang ada di gendongannya. Ethan hanya merasa Kattnes seakan kembali. Sapaan pagi Kattnes dan pelukan Kattnes terasa sekali pada tubuh wanita ini.   Tapi kemudian Ethan memejamkan matanya rapat-rapat seraya menghembuskan napas kasar sambil melepas dan mendorong tubuh wanita itu begitu saja. Bunyi bedebam keras yang terdengar di dapur ini adalah suara tubuh Claire yang jatuh karena Ethan.   "Aw! Sudah berapa kali kau membuat pantatku berciuman dengan lantai?!" Claire bersungut marah. "Kau saja belum memberikanku morning kiss. Kau kalah dengan lantai. Lantai lebih rajin menciumku daripada kau."   Ethan menaikkan kedua alisnya seraya menatap aneh kearah Claire. "Omonganmu saja sudah seperti wanita gila." Kemudian Ethan mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana-nya.   "Kau mau menghubungi siapa?" Claire kemudian berdiri di hadapan Ethan sambil kembali mengambil satu mangkuk besar berisi sereal dan memakannya.   Ethan menatap jijik sejenak kearah Claire yang makan tanpa suatu tata krama dan sopan santun. "Tentu saja menghubungi polisi. Kau tidak mengindahkan ucapanku tadi. Aku tadi bilang, bila kau tidak pergi maka aku akan hubungi polisi untuk menjemput wanita gila sepertimu."   "Tapi aku bukan wanita gila!"   "Argh! Jangan menyemburkan makananmu!" Ethan mundur beberapa langkah seraya mengusap s**u dari sereal yang tersembur dari mulut Claire. "Dasar jorok, gila! Pergi dari Penthouse-ku sekarang juga."   Claire mengusap bibirnya dengan kemeja yang ia kenakan. "Kenapa harus pergi? Penthouse milikmu juga milikku. Karena aku istri masa depanmu."   "Tidak ada istri masa depan! Ini bukan cerita fantasi." Ethan baru sadar jika Claire mengenakan kemeja putih miliknya yang terlihat kebesaran di tubuh ramping-nya.   Tapi juga tak memungkiri jika melihat tubuh ramping Claire langsung membuat Ethan tersedak saliva-nya sendiri ketika dia sadar bahwa wanita gila ini tidak memakai dalaman apapun di balik kemeja yang dia pakai.    Claire kembali bingung ketika Ethan tiba-tiba membalikkan tubuhnya menjadi memunggungi Claire. "Hei, kenapa kau tidak mau menatapku? Kau marah?"   "Aku marah dari tadi!" Sentak Ethan.   Claire berdecak malas. "Jangan selalu marah, nanti kau cepat darah tinggi. Cepat tua juga, nanti banyak kerutan. Kalau kau banyak kerutan, nanti terlihat lebih tua dariku. Tapi tidak apa-apa, aku tetap selalu cinta kepadamu. Hehehe.”   "Kenapa kau tidak memakai dalaman, hah?!"   Claire kemudian memandang dirinya sendiri dan lalu tersenyum jahil. Tiba-tiba tanpa Ethan duga, Claire memeluknya dari belakang begitu erat.   "Gadis gila! Kau pikir apa yang sudah kau lakukan?!" Ethan kemudian membalikkan badannya dan Claire dengan sigap memeluk tubuh Ethan erat-erat sehingga Ethan mau tak mau harus berada di pelukan wanita gila ini.   "Kau tergoda padaku," goda Claire.   "Aku-tidak-tergoda-padamu." Ucap Ethan sambil melotot marah.   "Hahaha! Siapa lelaki yang tidak tegang bila melihat penampilanku, huh?" Claire makin mendekatkan tubuhnya dan menempelkan tubuh bagian depannya pada Ethan.   Ethan lagi-lagi membeku, bahkan sialnya, dia merasakan tubuhnya memanas tapi Ethan juga merasakan keringat dingin seiring Claire yang menggoda-nya.   Claire makin mengeratkan pelukannya dan Ethan juga refleks memundurkan langkahnya sampai dirinya tidak bisa melangkah lagi karena punggungnya membentur tembok di belakangnya. "Kau kenapa? Katanya tidak tergoda?" Claire mengeluskan jemari lentiknya di d**a Ethan.   Ethan hanya bisa menatap tajam Claire sambil menguatkan dirinya. Claire jelas dapat membaca Ethan dengan cepat. Lelaki ini menahan dirinya dan Ethan terasa seperti... takut? Atau menghindar? Oh, yang benar saja.   Dimanapun tempatnya, tak ada lelaki yang mampu menghindar oleh pesona Claire. Perlahan tapi pasti, Claire makin menurunkan jemari-nya dan membelai perut Ethan yang terasa six-pack dan makin turun lagi sampai berhenti di ikat pinggang Ethan.   Kemudian Claire melakukannya perlahan. Membuka ikat pinggang Ethan, membuat Ethan tanpa sadar menahan napasnya. Claire mendongakkan kepalanya dan menatap Ethan tanpa ragu.   Dalam jarak sedekat ini, bahkan ketika Ethan bisa merasakan hembusan napas Claire di wajahnya, Ethan benar-benar harus menahan diri untuk tidak menerjang Claire karena wanita gila ini terus mengingatkannya pada Kattnes.   Ethan kemudian mencekal pergelangan tangan wanita dihadapannya ini dan makin mengeratkan cekalannya, membuat Claire meringis kesakitan dan akhirnya melepaskan tangannya.   "Aku benar, kau tergoda padaku. Tidak mau bersamaku, huh?" Ucap Claire dengan santai.   "Pergi dari hadapanku." Ethan menyentakkan tangan Claire begitu saja dan kemudian membenarkan celananya. "Hentikan permainanmu. Kau ingin apa? Uang? Baiklah."   Claire masih diam ketika Ethan mengambil dompet-nya dan kemudian mengambil beberapa lembar uang. Claire baru hendak membuka mulut ketika Ethan dengan kasar melemparkan sejumlah uang ke muka cantiknya.   "Lebih baik kau pergi ke club atau ke tempat prostitusi untuk memuaskan dirimu. Jangan bermain-main denganku dan mengaku hal gila bahwa kau istri masa depanku. Kau tahu itu?!"   Ethan kira wanita gila ini akan memasang wajah marah dan tidak terdiam. Tapi Ethan benar-benar dia merasakan seperti berbicara dengan orang gila ketika wanita di hadapannya ini malah tertawa.   "Kau tidak percaya bahwa aku istri masa depanmu?"  Tanya Claire dengan sorot mata geli.   "Tidak akan percaya dan aku tidak akan perduli."   "Bila tidak perduli, kenapa kau menolongku tadi malam?"   Ethan terdiam sebentar, melemparkan tatapan bengis pada Claire. "Karena aku masih punya rasa kasihan melihat gelandangan sepertimu yang mengharapkan uang dariku dengan cara menyedihkan seperti ini."   "Asal kau tahu, aku tidak akan pergi. Karena aku adalah istrimu dan kau tidak bisa hidup tanpaku." Jawab Claire dengan percaya diri.   Ethan mendengus keras, kemudian meninggalkan Claire begitu saja.   Claire hanya mengedikkan bahu-nya ketika melihat Ethan masuk ke sebuah ruangan. Kemudian Claire lebih memilih mengambil buah strawberry dari dalam kulkas sampai kemudian Claire kembali memekik keras karena terkejut.   "Hei! Turunkan aku!!!" Claire berteriak sambil memukul punggung Ethan karena Ethan dengan seenaknya menggendong Claire seperti karung beras. "Ethan!!!"   "Pergi!"   Ethan menurunkan Claire di luar penthouse-nya dengan kasar.   "Aku tidak mau per—“ Ucapan Claire terputus ketika Ethan melemparkan semua baju serta dalaman yang Claire pakai tadi malam, serta tidak lupa sepatu high heels milik Claire. "Apa-apaan ini?"   "Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" sorot mata Ethan benar-benar terlihat marah. "Pakai ini, di luar dingin." Ethan melemparkan syal tebal berwarna putih pada Claire. "Dan ini, gunakan untuk hal yang berguna. Kau cantik, tapi jangan jadikan dirimu sebagai wanita murahan."   Claire menangkap sebuah benda tipis mengkilap di tangannya dan begitu Claire melihat, itu adalah sebuah kartu kredit.   "Isinya masih banyak, gunakan sampai limit dan kemudian aku akan memblokirnya agar kau tidak bisa menggunakannya." Pesan Ethan.   Ethan menghembuskan napas lelah sambil memasukkan salah satu tangannya ke saku celana. Kemudian satu tangannya memencet tombol lift. Sebelum pintu lift tertutup, Ethan dapat melihat mata Claire yang menatapnya penuh arti.   "Mau mendengar apa yang akan terjadi pada jam satu siang?"   Ethan memiringkan kepalanya, menatap Claire tidak suka. "Tidak usah meramal. Itu hal bodoh."    Claire kemudian tersenyum. "Kau akan berenang hari ini."   Ucapan Claire Bukan suatu pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan yang seolah diyakini oleh Claire dengan pasti.   "Hanya orang gila yang berenang di musim dingin, bodoh." Cerca Ethan.   Sebelum pintu lift benar-benar tertutup, Claire kembali tersenyum. "Kau akan berdarah."   Tiga kalimat dari mulut Claire, Ethan memang tak percaya lamaran atau istri masa depan.   Tapi darah?   "Hei! Apa yang kau mak—“ ucapan Ethan terhenti ketika pintu lift sudah tertutup sempurna.   Ethan mengusap wajahnya yang tanpa disadari sudah memucat.   "Tenang, Ethan. Itu hanya ramalan bodoh." Ethan tertawa getir. "Tidak mungkin kau percaya, bukan?"   Ethan kembali tertawa seraya kembali memasuki penthouse. Berusaha melupakan tapi Ethan selalu teringat ucapan Claire. Masalahnya, Ethan berharap dia tidak akan berdarah. Karena citra Ethan sebagai sutradara ternama bisa luntur bila dia melihat darah sungguhan.   Karena Ethan, benci darah.   Dan, Ethan benci wanita yang bernama Claire.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD