bc

Muslimah Bercadar Milik Tuan Arogan

book_age18+
47
FOLLOW
1K
READ
family
HE
opposites attract
arranged marriage
playboy
arrogant
badboy
billionairess
sweet
like
intro-logo
Blurb

“Aku mau mandi, kamu keluar sana,” ujar Faisal kemudian.

Nada membuang muka, menolak titah suaminya yang menyuruhnya pergi.

“Aku istrimu.”

“Terus kenapa kalau kamu istriku?”

“Sudah sewajarnya aku ada di sini. Dan enggak seharusnya kamu suruh aku keluar,” kata Nada.

Faisal mendesis. “Emang bantah sama suami termasuk contoh istri sholehah?” tangkisnya.

***

Nada, seorang gadis bercadar yang terpaksa menyetujui permintaan Pak Surya untuk menikah dengan seorang pria arogan.

Namanya Faisal. Dia sangat angkuh dan super berandal. Sifat dan pergaulannya sangat berbanding terbalik dengan Nada.

Namun, dua orang yang seolah berbeda dunia itu akhirnya sah menjadi suami istri.

Bagaimanakah kisah selanjutnya? Ikuti ceritanya, dua orang yang tak saling mencintai tapi dipaksa bersatu oleh keadaan.

chap-preview
Free preview
Aku Tidak Mau Menikah Denganmu!
“Aku enggak berminat nikah sama kamu.” Kalimat itu meluncur mulus dari bibir Faisal. Padahal baru sore tadi acara lamaran digelar. Memang tidak meriah, tapi setidaknya beberapa orang tentu sudah tahu tentang perihal ini. Nada telah dipinang oleh seorang laki-laki kaya. Kabar tersebut tidak lama lagi pasti akan menyebar di sekitar tempat tinggal gadis bercadar itu. Faisal melirik ke arah Nada yang tampak diam saja. “Kamu tuli? Bisu? Jawab woi, malah diem aja. Oh, jangan-jangan kamu tutupi mukamu pakai cadar gitu karena kamu enggak punya mulut ya?” sarkas Faisal, selain menghina penampilan Nada, ia juga menatap sengit gadis itu. “Masalah ini, kamu bicarakan saja pada orang tuamu. Aku enggak berhak batalin lamaran yang sudah aku terima,” jawab Nada. Kemudian ia berbalik, berniat pergi dari hadapan Faisal yang tadi memaksa dirinya berbicara empat mata di tempat sepi. Nada sebagai gadis baik-baik tentu risih berduaan dengan laki-laki yang belum sah sebagai suaminya. Namun, Faisal mencegahnya. Dia sengaja menginjak gamis panjang Nada, membuat gadis itu mau tidak mau kembali menoleh padanya. “Orang tuaku enggak akan mau dengerin omonganku. Tapi, mungkin mereka akan mempertimbangkan omonganmu kalau kamu menolak pernikahan ini,” cakap Faisal. Nada menghela napasnya. Pandangannya tertuju pada gamis hitamnya yang sengaja diinjak oleh Faisal. “Angkat kakimu dari gamisku, Mas,” pinta Nada, tegas tapi masih berusaha sopan. Faisal justru tersenyum miring, tentu saja dia enggan menuruti perkataan gadis itu. Apalagi ia belum mendapatkan apa yang dia mau, yaitu persetujuan Nada soal pembatalan pernikahan mereka. “Setujui dulu permintaanku,” kata Faisal. Nada mengembuskan napas berat. Karena Faisal tidak mungkin membiarkannya pergi begitu saja, Nada tak punya pilihan lain, dia merobek ujung gamisnya yang sengaja diinjak oleh pria itu, kemudian berlalu pergi meninggalkan Faisal yang terperangah dengan tindakannya barusan. “Bisa-bisanya dia robek bajunya sendiri demi bisa kabur dariku,” gumam Faisal sambil memungut kain robekan gamisnya Nada. “Kuat juga tenaga dia, jangan-jangan emang keturunan ninja dia itu?” Faisal mengembuskan napas berat, sial baginya karena terpaksa masuk ke dalam jerat perjodohan yang sudah diatur oleh orang tuanya. Kalau bukan karena dirinya dijebak temannya sampai harus kehilangan pekerjaannya di Taiwan, tak sudi Faisal menikahi gadis yang selalu dia hina sok suci itu. *** “Fais!” Seruan itu membuat Faisal menoleh, dia langsung mendekati salah satu meja klub yang ada di lantai atas, katakan saja itu adalah meja khusus VIP, karena tak semua orang mampu menyewa tempat khusus itu untuk berpesta. “Wah, makin ganteng aja kamu ya, gimana kabarmu? Aku denger kamu dijebak sama Se—” “Jangan dibahas, aku enggak mau denger nama si berengsek itu,” tukasnya. Hans, temannya itu menyunggingkan senyumannya, ia lantas menepuk-nepuk bahu Faisal pelan. “Sabar,” ucap Hans. “Butuh bantuanku untuk membunuhnya?” tawarnya kemudian. Faisal berdecak. Hans memang selalu to the point. Dia pikir pria itu sudah berubah karena sempat menyuruhnya untuk bersabar, tapi nyatanya tawaran selanjutnya cukup mencengangkan. “Aku enggak sekejam dirimu, Hans,” tutur Faisal sambil meneguk segelas sloki minuman keras. “Sekarang bukan itu yang aku pikirkan,” ujarnya. Kening Hans berkerut. “Ada masalah lain?” tanya Hans, penasaran. “Aku dijodohkan,” ungkap Faisal. “Ha? Bercanda kamu. Bukannya orang tuamu tahu kalau kamu masih pacaran sama Bella?” “Mereka kan dari awal enggak setuju aku nikah sama Bella. Pacaran boleh, tapi kalau nikah enggak,” terang Faisal. “Wah, rumit juga ya.” Hans mangut-mangut mendengar curhatan Faisal—teman yang ia kenal dekat sejak SMP dulu. “Terus cewek mana yang dipilih sama orang tuamu? Pastinya lebih sempurna dari Bella kan?” tanya Hans. “Sempurna apanya. Kamu kalau lihat dia pasti berasa kayak lihat ninja,” dumel Faisal, kembali terbayang sosok Nada yang berpakaian sangat tertutup. “Wih, beruntung itu namanya, Fais. Kalau body-nya kayak motor ninja ya bagus dong harusnya,” komentar Hans. Faisal melempar muka temannya itu dengan kacang yang ada di atas meja. “Otakmu itu ternyata masih aja kotor ya, Hans,” sindir Faisal. “Lagian maksudku bilang ninja bukan karena body-nya kayak motor ninja. Tapi cara dia pakai baju itu kayak ninja. Kalau kamu inget kartun ninja Hatori, bener-bener mirip banget kayak gitu, cuma matanya doang yang kelihatan, bedanya Hatori pakai celana dan baju warna biru, dia pakai gamis warna item mulu. Aku sampai curiga dia cuma punya satu baju,” paparnya sambil bersungut-sungut kesal. “Tunggu. Maksud kamu ... dia bercadar?” terka Hans. Faisal langsung mengangguk menanggapinya. Detik selanjutnya tawa renyah Hans menggelegar. “Gila, Fais. Kamu bakal nikah sama cewek bercadar? Wah.” Hans bertepuk tangan, heboh sendiri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Kayaknya udah waktunya Faisal Zayn tobat,” ujarnya, diiringi cekikikannya yang masih tak berhenti. Faisal mencebik. Temannya itu sok menasihati, padahal dirinya sendiri masih terjebak pada keindahan duniawi. “Jadi, kapan kamu nikah sama dia? Eh sebelum jawab yang itu, ngomong-ngomong, siapa nama calon istrimu?” tanya Hans. “Malika,” jawab Faisal. “Malika?” Faisal mengangguk. “Iya. Kedelai hitam yang dibesarkan dengan sepenuh hati,” ujarnya, meniru salah satu iklan yang pernah viral pada masanya. “Ngaco kamu. Emang dia item?” cakap Hans. “Mana aku tahu, tubuhnya aja full tertutup pakaian.” “Ya kan biasanya tangan enggak ditutup.” “Aku enggak perhatiin sampai situ. Lagian masa bodoh dia item atau putih. Aku enggak minat,” kata Faisal. Hans tersenyum miring. “Halah, sekarang bilangnya enggak minat, tapi nanti kalau udah sah diembat. Udahlah, Fais. Jangan asal bicara kayak gitu. Bukannya aku enggak tahu kamu. Harusnya bersyukur aja kamu itu dapet jodoh cewek baik-baik. Jangan terlalu benci sama tuh cewek, nanti kalau kepincut sama dia mampus kamu,” nasihat Hans. Faisal mendengus. Dia kembali meneguk segelas sloki minuman keras, lalu mengisinya lagi dan meneguknya lagi, begitu seterusnya sampai ia merasa kesadarannya sudah setengahnya minggat. *** Namanya Nada Malika Azahra. Dia gadis yang penurut, orang-orang banyak yang memandang kagum martabatnya. Semua orang menebak, kelak Nada akan menikah dengan seorang pria dengan latar belakang agama yang baik, mungkin saja ustaz atau seorang gus. Namun, semua itu hanya dugaan manusia. Nyatanya takdir Sang Kuasa berkata lain. Di usianya yang menginjak 24 tahun, Nada mendadak ditawari sebuah pernikahan oleh Pak Suryawijaya. “Menikahlah dengan putraku. Aku sangat berharap keturunan putraku lahir dari rahim perempuan baik-baik sepertimu, Nada.” Perkataan Pak Surya masih membekas di benaknya. Bukan hanya Pak Surya yang meminta, tapi juga Bu Hanum, istrinya Pak Surya. Nada bisa saja menolak. Tapi hatinya yang selalu dipupuk kebaikan terlalu naif untuk membuat kecewa sepasang suami istri itu. Terlebih, Pak Surya dan Bu Hanum sudah banyak sekali membantu dirinya setelah dia menjadi yatim piatu beberapa tahun silam. Bahkan, keluarga itu sampai membuatkan Nada sebuah yayasan panti asuhan untuk dikelola. Karena itulah, Nada menerima tawaran pernikahan tersebut. Walaupun sejujurnya dia tak yakin menikah dengan Faisal. Lelaki itu bahkan tak menyukai dirinya. “Mbak Nada!” Salah satu anak panti tiba-tiba menerobos masuk ke dalam ruangan Nada. “Ada apa, Dista?” tanya Nada, suaranya yang selalu lembut itu menyambut kedatangan Dista. “Itu ada cowok mabuk nyariin Mbak Nada,” terangnya dengan raut panik. Kening Nada berkerut. Cowok mabuk? Siapa? “Mas Fais?” terka Nada.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.5M
bc

The Heartless Alpha

read
1.5M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
461.6K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
494.6K
bc

The Perfect Luna

read
4.0M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
599.9K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
462.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook