Trapped | Chapter 7

845 Words
    Setelah pertemuan dengan Daniel minggu lalu, Anna masih merasa tidak percaya dengan kehidupan pria itu, meskipun rasanya tatapan dan senyum Daniel mampu membolak-balikan hatinya, namun bagaimana kehidupan bebas Daniel membuatnya takut.     Kesadaran tentang seberapa penting membatasi kedekatannya dengan Daniel, membuat Anna membangun jarak di antara ia dan pria itu. Ia tak ingin terjerumus kedalam lubang yang sama karena ia tahu betul bahwa ia akan terjerumus dan tak bisa menghindar saat ia mulai jatuh hati pada pria yang bisa dengan mudah meluluhkan hatinya dengan tatapan dan senyuman yang begitu hangat.     “Kudengar Manajer memberimu Chesse Burger saat makan siang?” Tanya Jaerim saat keduanya berada di dapur dan menyiapkan kudapan untuk mereka nikmati bersama Marry yang sibuk menata minuman di meja.     “Hanya karena aku tidak keluar untuk makan siang”     “Banyak karyawan yang menggujingmu, tentang kau dan Hanna dan juga tentang kau dan Ong Sungwo”     “Aku tidak peduli”     “Tapi Anna, Manajer bukan orang yang ramah, semua karyawan takut padanya bahkan saat dia tersenyum ia seperti menyimpan pisau dibalik punggungnya”     Kata-kata Jaerim terdengar berlebihan, sehingga ia hanya menatap malas teman baiknya itu dan merasa tak habis pikir karena yang Anna tahu Jaerim sering bersama dengan Ong Sungwo dan keduanya terlihat sangat akrab.     “Kau berbicara seperti seorang penghianat Kim Jaerim”     “Baiklah, sebenarnya dia sangat baik tapi terkadang dia juga menyeramkan. Ada sebuah cerita tentang Manajer Ong Sungwo di kantor dan hampir semua orang tahu tapi mereka memilih untuk menutup mulut mereka rapat-rapat”     “Kau mengatakannya atau tidak aku tidak peduli” Anna beranjak meninggalkan Jaerim untuk menata kudapan di meja bersama Marry yang nampak masa bodoh dengan apa yang Jaerim lakukan.     “Dulu. Dia pernah terlibat skandal dengan salah satu karyawan Aiori. Ong Sungwo sangat menyukainya, sampai suatu ketia dia berubah aneh dan menhancurkan hidup wanita itu”     “But, why?”     Jaerim mengangkat kedua bahunya tak tahu.     “He’s like tiny little monster!” satu botol soju yang tiba-tiba Marry sodorkan membuat Jaerim bungkam dan menerimanya dengan lapang d**a.     “Beer atau Soju?” Tawar Marry dan Anna tersenyum meraih satu botol orange juice di meja. “Tidak keduanya”     Namun bukan Kim Jaerim jika tidak suka menganggu hidup orang lain, Alessa yang saat itu sedang berbaring di sofa tak luput dari kenakalan seorang Kim Jaerim yang saat itu duduk di samping Alessa dan mencoba memasukan makanan kedalam mulut Al.     “Pergi! Hentikan bodoh!” Pekik Alessa marah.     “Kau galak sekali Al!”     Marry tertawa karena sikap dingin Alessa membuat Jaerim kembali berkumpul dengan Anna dan Marry.     “Seperti biasa, dia tak akan pernah menyadari kehadiranku”     “Itu karena kebiasaanmu yang suka mengganggu orang lain, beruntung aku dan Anna bersedia menjadi teman baikmu sejak dulu”     “Justru kau yang seharusnya berterima kasih karena aku sudah berbaik hati mau berteman dengan perempuan cerewet sepertimu” keduanya pun saling menunjuk kepala satu sama lain dengan memberikan penekanan pada setiap kata-kata yang keduanya ucapkan.     Merasa sangat terganggu dengan pertengkaran dua orang yang sama-sama tak mau mengalah, Alessa yang saat itu terbangun segera melempar bantal ke arah Jaerim. Semua terkejut, namun berakhir dengan tawa saat mereka menyadari wajah Jaerim yang pura-pura menangis karena bantal yang mengenai wajahnya.     Keempatnya memutuskan untuk minum bersama, kecuali Anna yang memilih untuk melihat adu minum Jaerim dan Alessa yang sama-sama tidak mau kalah.     “Anna! Jawab pertanyaanku! Daniel atau Sungwo?” Tanya Jaerim tiba-tiba     “Pertanyaan macam apa itu? Kau sepertinya mabuk”     “Wah, Kau ditinggalkan Seunghyun dan didekati oleh dua pria sekaligus”     Alessa tersenyum cerah seperti orang bodoh sementara Jaerim terlihat begitu tenang, tidak seperti biasanya saat pria itu sadarkan diri. Anna menyadari bahwa kedua orang yang mengaku tidak mabuk itu kenyataanya telah mabuk.     “Tunggu, siapa Daniel dan Siapa Sungwo?” Tanya Marry yang sama sekali tak tahu tentang apa yang baru-baru ini Anna lalui. “Sepertinya hanya aku yang tidak tahu”     “Jadi, Sungwo adalah manajer kami, dan dia adalah anak tunggal dari pemilik Ongsung Group”     “Ongsung!” Marry kaget.     “That big company? Luar biasa!” Tambah Alessa.     “-dan Daniel adalah seorang bartender yang pernah Anna cium di club”     “Kau mencium seorang pria?” Alessa terkejut.     “—di lantai dansa dan disaksikan oleh berpasang-pasang mata saat mereka berciuman dengan lidah mereka, He’s good kisser, right?”     “What?” Marry tak percaya.     “Thas’s gross”     “Hentikan omong kosongmu! Ceritamu sangat berlebihan Kim Jaerim!”     Jaerim tertawa kecil saat berhasil menggoda Anna yang nampak kesal sampai memukulnya.     “Dia bukan seorang bartender, tapi pemilik bar dan club itu lebih tepatnya” Anna menjelaskan namun ia sendiri merasa malu.     “Lalu Sungwo?” Tanya Marry lagi. “Apa yang dia lakukan untukmu?”     “Memberi Anna Chesee Burger” Jawab Jaerim.     “Seorang anak presdir hanya memberimu Chesee Burger?” Alessa tak terima.     “—dan plester” bela Anna.     “Plester bergambar bebek” Tambah Jaerim yang membuat ketiganya tertawa bersama namun tidak dengan Anna.     “Aku tidak dekat dengannya, kami tidak pernah berbicara selain urusan kantor”     “Lalu jika kau tidak dekat dengan Sungwo, kau dekat dengan Daniel?” tanya Marry     “Aku tidak tahu itu hubungan yang dekat atau bukan tapi kami sering bertemu” Alessa dan Marry tersenyum menggoda Anna. “Tapi, tidak seperti yang kalian bayangkan. Situasinya agak berbeda dan aku bingung harus menjelaskannya pada kalian”     “Anna hanya berhati-hati untuk memilih pasangan hidup Al”     “Tentu, Anna harus berhati-hati dengan pria yang mendekatnya”     Marry masih menggodanya saat Alessa dan Jaerim sibuk mengobrol, terus menyipit seolah menuntut Anna untuk berkata jujur, lagi-lagi ia disadarkan oleh kenyataan bahwa memang tak seharusnya ia meladeni Daniel yang mencoba masuk kedalam kehidupannya. Jujur saja, Anna begitu mendambakan kehidupan yang indah meskipun ia tahu hidup tidak semudah itu untuk di hadapi. Tapi ia tak lagi berada diusia untuk bermain-main, setidaknya ia membutuhkan pria serius sebagi pendamping hidup.      *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD