Usaha Yang Tak Sia-Sia Dari Seorang Anak.

5000 Words
Saat itu pun Zin, dan Syur langsung saja melanjutkan makan mereka. Beberapa saat kemudian Zin, dan Syur sudah selesai makan, dan langsung saja Zin bertanya kepada Syur tentang hal yang membuat Syur merasa sangat terlihat bahagia. " Pak sepertinya kau punya janji dan sekarang aku menagih janji mu itu pak. Aku ingin kembali ber," " Tentu Zin, tentu saja aku akan menjawab pertanyaan mu aku akan melanjutkan cerita ku yang tadi terpotong karena kita harus makan dulu. Baiklah hal yang membuat ku terlihat begitu bahagia, bahkan memang sangat bahagia karena tadi saat aku datang ke kamar no 2 dimana anak yang mengalami trauma mendalam tersebut tidur. Memang di situ tak ada yang membuat ku bahagia tapi Zin yang membuatku bahagia adalah saat aku memberitahu, dan mengajak mereka untuk berkumpul di ruang makan karena sudah waktunya mereka untuk sarapan, aku melihat jika wajah anak tersebut tak seperti biasanya Zin, maksud ku adalah jadi saat aku melihatnya dia seperti entah bagaimana aku mengatakan nya tapi Zin dia terlihat memancarkan sebuah cahaya di wajahnya, lalu dia terlihat tak seperti biasanya, dari wajahnya aku bisa melihat jika dia memiliki kepribadian yang berbeda Zin. Yang biasanya dia hanya menatap kosong ke depan tanpa melakukan apa-apa tapi tidak dengan tadi Zin. Dan yang aku rasa ada yang berbeda darinya adalah tadi dia seperti sedang mencari seseorang Zin, dan kau tahu kan Zin siapa yang di carinya? Ya Zin, tak usah kau jawab yang di carinya pasti Niaz. Aku pikir Niaz sudah sangat berhasil dengan apa yang menjadi rencana nya Zin sehingga sekarang pun anak itu sudah sangat memiliki rasa penasaran seperti itu Zin, aku melihat dengan langsung perubahan dari anak itu Zin aku merasa sangat benar karena sudah tak mengecewakan Niaz Zin lalu sekarang aku melihat anak tersebut seperti ini, aku jadi sangat yakin jika usaha Niaz akan sangat menghasilkan hal yang memuaskan, dan kita inginkan Zin. Aku akan sangat mendukungnya Zin aku akan yakin, dan percaya pasti, dan selalu yakin, dan percaya dengan usahanya yang tinggal separuh jalan lagi sehingga dia bisa membantu anak itu untuk sembuh dari trauma berkepanjangan, dan depresi yang di deritanya Zin. Aku sangat yakin dengan itu,"ujar Syur saat itu menceritakan apa yang Syur lihat tentang perubahan anak itu, yang berubah dengan sangat signifikan bahkan Syur berkata jika anak tersebut sudah jauh lebih baik, dari yang awalnya hanya menatap kosong ke depan tanpa melakukan, atau berfikir apapun tapi pagi tadi anak tersebut jauh berubah menjadi lebih baik, bahkan dia seperti mencari Niaz saat itu. Dan Syur nambahkan jika Syur merasa sangat benar sudah percaya dengan Niaz yang bercerita tentang keadaan anak tersebut. " Oh ya? kau benar-benar melihat hal seperti itu pak? itu jelas menjadi sebuah jawaban jika kau memiliki keraguan terhadap Niaz pak. Aku juga sebenarnya hampir tak percaya dengan Niaz tapi dia adik ku, dia tak akan mungkin berbohong sehingga aku percaya dengan apa yang Niaz katakan, meskipun tak langsung melihat apa yang Niaz katakan saat itu. Tapi sekarang apa yang harus aku ragukan lagi dengan yang di katakan Niaz, apa alasan ku untuk ragu dengan yang Niaz katakan jika seperti ini pak. Kau sudah melihat sendiri jika benar apa yang di katakan Niaz, lalu sekarang kau melihat sendiri dan mengatakannya kepada ku tentang keadaan anak itu, tentu saja aku sangat yakin, dan percaya dengan apa yang Niaz katakan pak. Terima kasih pak, terima kasih karena kau sudah yakin, kau tak pernah meragukan Niaz meskipun saat itu kau tak melihat bukti yang kuat jika apa yang Niaz katakan benar. Terima kasih pak, aku juga tentu akan sangat percaya, dan yakin dengan Niaz pak, dan tentunya, pasti aku akan sangat mendukung dan membantu Niaz dalam melanjutkan tugas Niaz pak, kau saja yakin, percaya dan akan sangat membantu Niaz, aku keterlaluan jika aku yang kakak nya ini tidak melakukan apa yang kau lakukan terhadap Niaz pak. Sekali lagi terima kasih pak,"ujar Zin berkata seperti itu bersyukur jika apa yang sempat membuat Syur ragu terbukti kebenarannya, dan sekarang membuat Syur sangat yakin dan percaya dengan apa yang Niaz katakan tentang anak itu. Tak lupa Zin berterima kasih kepada Syur karena sudah yakin, dan percaya kepada Niaz dan sekarang bahkan Syur merasa sangat percaya, dan sangat yakin kepada Niaz. " Ya tentu Zin, kau tak usah berterima kasih berlebihan seperti itu Zin, justru aku yang harus nya berterima kasih kepada mu, dan Niaz yang sudah membantu ku Zin, bahkan bisa di bilang jika kau membantu ku mengatasi hal yang sangat rumit dan tak bisa kami atasi di panti ini Zin. Aku lah yang harusnya berterima kasih kepada mu, dan Niaz. Ucapkan rasa syukur dan terima kasih ku kepada Niaz Zin, aku sangat bersyukur, sangat-sangat bersyukur karena aku benar-benar tepat dalam memilih orang untuk membantu pekerjaan kita di panti ini, itu artinya kau, dan adik mu Zin. Terima kasih,"ujar Syur kembali berkata sangat bersyukur karena sudah sangat tepat memilih orang untuk membantu pekerjaan Syur di panti, sehingga panti ini akan bisa menyelesaikan sebuah permasalahan yang tak bisa di selesaikan saat Zin, dan Niaz tak ada di panti ini. " Sama-sama pak. Kau berlebihan pak kami disini hanya membantu sedikit saja, dan untuk permasalahan anak itu tentu saja itu sudah menjadi tugas kami membantu anak di panti ini pak. Dan sekarang aku sangat semangat untuk membantu Niaz menyelesaikan masalah ini pak,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur. " Ya baiklah Zin kita sepakat untuk bekerja sama untuk masalah ini Zin, sekarang aku kembali berkata padamu lagi Zin, katakan kepada Niaz juga jika kalian membutuhkan apa pun katakan lah Zin, jangan sungkan aku akan berusaha untuk mewujudkan apa yang kalian minta Zin,"ujar Syur dengan tegas berkata seperti itu kepada Zin. " Ya baik pak terima kasih. Aku sangat menghargai itu, aku tentu akan mengatakan itu kepada Niaz pak. Terima kasih,"ujar Zin berkata seperti itu. " Baiklah Zin aku pikir itu saja pembicaraan kita yang sekarang Zin, intinya adalah kita sudah sangat yakin dengan kesembuhan anak itu dengan usaha yang Niaz lakukan, kita sekarang hanya harus lebih yakin, percaya dan terus memberikan dukungan kepada Niaz Zin, tak usah dukungan secara langsung tapi kita bisa memberikan jalan, atau yang di butuhkan Niaz apapun itu agar Niaz senantiasa mudah untuk bisa melakukan apa yang di rencanakan nya untuk anak itu Zin,"ujar Syur berkata seperti itu dengan sangat yakin yang jelas terlihat di wajahnya. " Ya pak kau benar aku sangat yakin, dan sangat percaya. Tentu saja aku akan sangat berusaha lebih mendukung usaha Niaz kembali pak. Pasti. Ah baiklah pak sepertinya hari sudah akan beranjak siang, aku sepertinya harus ke tempat dimana anak-anak main, aku akan mengawasi mereka pak seperti biasanya,"ujar Zin saat itu sambil membereskan bekas makan mereka tadi. " Ya Zin baiklah, hati-hati Zin, jika ada apa-apa, atau kau memiliki ide untuk lebih bisa menghidupkan suasana di panti ini, jangan sungkan untuk membicarakannya pada ku Zin, aku akan berusaha mewujudkannya Zin,"ujar Syur seperti itu kepada Syur. " Baiklah pak terima kasih, aku pergi,"jawab Zin. Lalu Zin langsung saja pergi ke tempat dimana anak-anak di waktu seperti ini berkumpul, ada yang berkumpul di taman bermain pasir, dan ayunan atau yang lainnya ada juga sebagian anak yang memilih untuk bermain di dalam ruangan saat itu. Zin melihat saja ke luar ruangan yaitu taman saat itu, Zin tak berniat untuk melihat anak tersebut tapi Zin hanya berniat memperhatikan semua anak-anak yang sedang bermain di panti. Sehingga Zin saat itu langsung saja ke luar tanpa melirik bangku dimana anak tersebut selalu ada, sehingga Zin saat itu langsung saja ke tengah taman memperhatikan anak-anak itu, melihat mereka yang sedang bermain di taman, di pasir dan ayunan yang ada disana. Saat Zin rasa sudah cukup melihat mereka yang sedang bermain di taman Zin langsung saja berfikir untuk masuk kembali ke ruangan, untuk melihat anak-anak yang bermain di dalam ruangan bermain, saat Zin berbalik tentu saja bangku dimana anak tersebut selalu duduk disana Zin lihat, ada hal yang membuat Zin kaget saat itu. Zin melihat jika anak tersebut sekarang tak ada di bangku tersebut. Melihat hal itu tentu saja Zin langsung memiliki sebuah pertanyaan di dalam pikirnya, tanpa pikir panjang Zin langsung saja masuk ke dalam ruangan dan Zin langsung menuju ke ruangan dimana Syur berada, yaitu ruang pribadi Syur. Zin sampai berlari menuju ruang Syur saat itu karena kaget dan ingin melaporkan hal ini kepada Syur. " Tok, tok, tok. Pak ini Zin, aku ingin berkata hal yang penting,"dengan mengetuk pintu, dan bicara seperti orang yang sangat tergesa-gesa Zin bicara seperti itu. " Ya tentu masuk lah Zin,"jawab Syur. " Pak anak itu tak ada di tempat dimana dia biasa berdiam diri pak,"ujar Zin dengan wajah yang terlihat tegang. " Apa? apa maksud mu Zin? tenang, kau sangat terlihat tegang Zin, tenangkan dirimu dulu lalu bicaralah dengan tenang Zin. Ada apa Zin?"ujar Syur seperti itu, lalu bertanya. " Ya baiklah pak jadi seperti ini, tadi saat aku mencoba mengawasi anak-anak yang tengah bermain tentu saja aku pergi ke taman dimana taman adalah tempat favorit anak-anak untuk bermain, aku tak berniat untuk melihat anak tersebut sampai saat aku keluar pun tanpa aku melihat ke arah bangku dimana anak tersebut selalu duduk, aku langsung saja menuju ke tengah taman untuk memperhatikan anak-anak lain yang sedang bermain disana. Saat aku berfikir tak ada yang aneh dengan anak-anak itu, dan kondisi baik-baik saja tentu saja aku berfikir untuk pergi kembali ke memperhatikan anak-anak yang berada di dalam ruangan untuk kembali mengawasi mereka. Tapi saat aku berbalik dan akan masuk ke dalam ruangan tentu saja aku melihat bangku dimana anak itu selalu ada disana, ada hal yang membuat ku terkejut saat itu, aku melihat jika anak itu tak ada disana pak, tak tahu kenapa tapi aku merasa jika aku kaget karena dia tak ada disana, dan aku merasa jika aku harus memberitahukan hal ini kepada mu pak. Bagaimana menurut mu pak?"ujar Zin yang saat itu bisa menenangkan dirinya sendiri, lalu dengan lebih tenang menceritakan apa yang Zin alami tadi. " Jadi itu yang ingin kau katakan Zin? aku pikir itu juga menjadi tanda tanya besar, bagi ku Zin ini pertama kalinya kembali anak itu berbuat hal yang berbeda dari biasanya. Cukup kita bicara Zin ayo lebih baik kita pergi, untuk mencari anak itu Zin, aku khawatir dia mencari Niaz sampai dia berani keluar untuk mengikuti Niaz sampai keluar dari panti ini Zin,"ujar Syur seperti itu dengan langsung saja mengajak Zin pergi, membuka pintu dan langsung saja keluar berniat untuk langsung saja pergi mencari anak tersebut. Zin pun tanpa bicara kembali langsung saja mengikuti Zin. Mereka dengan cepat sudah sampai di ruang tengah. " Zin aku akan keluar untuk menanyakan ke penjaga apakah ada anak yang keluar dari panti ini selain Niaz tadi. Penjaga pasti tahu jika ada anak yang keluar selain Niaz, karena aku sudah mewanti-wanti kepada penjaga jika jangan izinkan siapapun keluar kecuali Niaz yang memang pergi bersekolah,"ujar Syur seperti itu. Lalu Syur langsung saja pergi. Sementara Syur pergi ke luar, Zin juga pergi berniat mencari anak itu. Saat itu Zin langsung saja pergi ke kamar anak itu, memang tadi Syur mengatakan jika anak itu sudah keluar dengan wajah yang seperti mencari seseorang, namun bisa saja jika anak itu mengelabui Syur dan masuk kembali ke kamar. Saat Zin sampai di kamar anak itu Zin sedikit ragu karena jika Zin terlihat tegang, dan mencari anak itu tentu saja anak itu akan berfikir jika kami memiliki tujuan yang lebih, perhatian yang lebih kepada anak itu. Itu yang membuat Zin merasa ragu saat ini. Tapi Zin tak peduli dengan itu, Zin lebih memikirkan bagaimana jika anak ini memang benar dalam keadaan yang mengkhawatirkan, maka Zin langsung saja membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam kamar anak itu. Beberapa saat Zin mencari anak itu di dalam kamar Zin tak menemukannya, tanpa pikir panjang Zin langsung saja pergi ke ruang tengah untuk menghampiri Syur saat itu dan bertanya tentang pencariannya. Zin kembali berlari ke ruangan tengah dengan berlari, lalu di sana terlihat jika Syur sudah berdiri dengan seperti melihat sesuatu yang membuatnya aneh sehingga berdiam terpaku melihat sesuatu. Saat Zin menghampiri Syur, dan langsung saja bicara. " Pak apa kau," " Suuuuttt. Zin diam lah. Jangan bertanya apapun dulu,"Syur memotong pembicaraan Zin, dengan langsung menyuruhnya untuk tak bertanya terlebih dahulu. " Tapi pak ap,"Zin yang mencoba kembali bertanya kepada Syur, seketika itu langsung saja berhenti bicara dan menoleh ke arah yang Syur lihat saat itu. Dan saat itu Zin di buat mengerti tanpa harus Syur menjawab pertanyaan Zin. Saat itu menoleh ke arah yang di lihat Syur, Zin melihat apa yang Syur lihat juga saat itu sehingga Zin mendapat jawaban dari apa yang akan di tanyakan nya tanpa Syur menjawab, karena saat itu terlihat jika dalam pertama kalinya juga setelah waktu yang cukup lama anak itu menjadi sangat angkuh, dan penyendiri sekarang Syur, dan Zin melihat jika anak itu berbaur dengan anak-anak lain. Ya meskipun anak itu masih saja menatap kosong ke depan tanpa menghiraukan anak-anak lain yang ada sekitarnya yang sedang bermain, itu benar-benar menunjukan jika Niaz memang sudah sangat berhasil, Niaz sangat sudah menanamkan sebuah hal positif dalam diri anak itu. Sehingga Syur, dan Zin saat itu hanya bisa terdiam menatap ke arah anak itu tanpa melakukan apa-apa, sampai tiba-tiba anak itu seperti akan menoleh ke arah mereka. Dengan kaget Syur langsung saja mengalihkan perhatiannya kepada Zin dan langsung berkata " Oh Zin apa kau sudah menemukan Niaz? aku sangat mengkhawatirkan Niaz Zin, sampai tadi aku langsung saja berlari ke depan, bertanya kepada penjaga apakah ada seorang anak yang keluar dari panti? aku sangat khawatir dengan Niaz Zin? bagaimana pencarian mu Zin?"ujar Syur dengan bicaranya yang tergesa-gesa bertanya seperti itu kepada Zin. Zin saat itu bingung, dan masih dengan wajahnya yang masih saja melamun, melongo tak percaya dengan apa yang Zin lihat saat itu, sampai Syur harus menginjak kaki Zin agar Zin sadar. " O, oh ya pak, aku juga sangat khawatir dengan adik ku pak, bagaimana ini kita tak bisa menemukan adik ku pak aku takut terjadi hal yang buruk kepadanya pak,"ujar Zin dengan cara bicaranya yang masih tidak terlalu lancar karena, masih saja melongo, bingung tak percaya seperti orang bodoh saat itu. " Oh ya aku pikir kita harus kembali ke depan Zin, kita tanyakan kembali tentang Niaz karena tadi aku bertanya Niaz, bisa saja jika penjaga itu tak mengetahui Niaz sehingga dia bilang tak tahu. Ayo Zin,"ujar Syur berkata seperti itu, langsung saja mengajak Zin menanyakan Niaz kembali ke penjaga di luar. " Ya pak baiklah, ayo cepat pak,"jawab Zin. Syur, dan Zin tanpa menoleh ke arah lain langsung saja meninggalkan tempat itu menuju ke bagian depan panti, untuk pura-pura kembali bertanya kepada penjaga, tentang Niaz. " Zin aku mengerti jika apa yang kita pikirkan sama, tapi jangan kita bicarakan disini. Ayo kita lebih baik sekarang pergi dulu ke depan dan pura-pura bertanya lagi ke penjaga, lalu setelah itu kita kembali lagi ke ruangan ini bicarakan jika Niaz ternyata memang sekolah dan penjaga tak tahu jika yang keluar untuk sekolah bernama Niaz,"ujar Syur bicara seperti itu kepada Zin dengan suara yang pelan berbisik. " Ya pak, aku juga berfikir seperti itu,"jawab Zin. Lalu Zin, dan Syur langsung saja pergi ke bagian depan panti dimana penjaga selalu ada disana. Syur pura-pura saja bertanya kepada penjaga agar jika anak itu melihat pun anak itu tak akan curiga jika Zin, dan Syur hanya berpura-pura menanyakan Niaz. Beberapa saat kemudian Syur langsung saja mengajak Zin kembali masuk ke dalam, karena pura-pura bertanya kepada penjaga sudah mereka lakukan. " Akhirnya Zin aku merasa sangat lega, ternyata penjaga memang tak tahu jika tadi pagi yang berseragam sekolah adalah Niaz, huh dasar ada-ada saja kejadian yang membuat kita khawatir. Tapi sudah lah Zin sekarang kita tak perlu khawatir lagi karena kita sudah tahu kebenarannya kan. Ayo Zin kita lakukan tugas kita lagi saja,"setelah sampai di ruang tengah dimana anak-anak tersebut berada disana begitu pun dengan anak itu, Syur sengaja bicara dengan keras supaya anak itu mendengar tentang Niaz. " Ya pak ayo, oh iya pak. Aku lupa ada barang yang harus kita ambil kan di ruangan mu pak,"ujar Zin bertanya. " Oh itu? benarkah? O, oh ya aku baru ingat ya Zin ayo, kita ambil sekarang,"Syur tak mengerti dengan maksud Zin, tapi setelah Zin beri tanda Syur akhirnya bisa paham, dan langsung mengajak Zin ke ruang Syur. Singkat cerita mereka sudah sampai di ruang Syur. " Duduk lah Zin,"ujar Syur. " Hore, yeay, hore," " Suuttt, Zin kontrol dirimu bagaimana jika anak itu mengikuti kita dan mendengarkan kau yang senang sampai seperti ini?"memotong perkataan Zin yang sangat bahagia, Syur mengatakan kepada Zin untuk tenang dan bisa mengontrol dirinya. " Oh ups, maaf pak aku sangat senang hingga seperti ini, baiklah. Yeay, hore syukurlah jika apa yang tadi kita khawatirkan tentang Niaz itu hanya pikiran buruk kita saja, Niaz baik-baik saja, dan tadi memang sedang pergi ke sekolah,"ujar Zin seperti itu mencoba mengalihkan pembicaraannya terhadap kesenangannya agar jika anak itu mendengarnya pun anak itu tak akan ada pikiran curiga terhadap mereka. " Ya benar Zin ternyata tadi hanya kita saja yang terlalu khawatir Zin, sekarang ayo kita harus membereskan barang-barang disini Zin,"ujar Syur seperti itu. " Ya pak,"jawab Zin. " Baiklah Zin sepertinya kita sudah tak akan di curigai lagi, sekarang ayo duduklah Zin, kita bicarakan hal yang sangat penting jika kau tanya penting, atau tidak kepada ku Zin,"ujar Syur berkata seperti itu. " Oh ya tentu pak. Tapi sebelum itu maaf tunggu sebentar pak, aku masih merasa sangat bahagian dalam hatiku, aku masih belum bisa kontrol apa yang ada dalam diriku ini maaf,"ujar Zin seperti itu dengan wajah yang masih saja terlihat sangat bahagia, dan belum bisa mengontrol wajahnya yang terus saja terlihat sangat bahagia. " Ya Zin tenang saja, kau bisa tenangkan dirimu saja dulu, karena memang ya kau masih terlihat tak bisa mengontrol dirimu Zin, wajah mu masih terlihat sangat bahagia Zin. Tapi aku mengerti dengan apa yang kau rasakan Zin aku juga merasakan kebahagiaan yang kau rasakan Zin. Tak apa-apa tenang saja,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, yang terlihat di wajahnya masih menyimpan perasaan yang sangat bahagia. " Ya pak tapi baiklah pak, aku sudah bisa kontrol diriku pak, baik aku sudah bisa tenang pak. Dan sekarang aku mulai saja bicara jika aku sudah sangat-sangat percaya dengan Niaz, dan sekarang aku melihat yang membuktikan jika anak itu memang sudah berubah pak, bahkan sangat berubah. Dan kau bisa lihat sendiri kan pak tadi aku bahkan sampai tak bisa mengontrol kebahagiaan yang sedang aku rasakan sekarang pak. Kemarin aku bukan tak percaya kepada Niaz yang bicara perubahan baik anak itu, aku percaya pak tapi dengan melihatnya langsung memakai mata kepala ku sendiri, aku jadi sangat yakin, dan sangat sangat percaya dengan perubahan yang di alami anak itu, terima kasih pak, terima kasih, kami masih membutuhkan bantuan dan dukungan dari mu pak untuk bisa terus menjalankan sebuah rencana agar bisa membuat anak itu sembuh pak. Jadi aku minta agar kau bisa terus ada bersama kami pak,"ujar Zin saat itu menceritakan apa yang Zin rasakan, lalu Zin bicara meminta supaya Syur terus ada bersama Zin, dan Niaz agar mereka bisa terus menjalankan apa yang direncanakan Zin, dan Niaz untuk kesembuhan anak itu. " Untuk itu aku sudah selalu bicara kan jika aku akan membantu, dan akan selalu membantu kalian Zin, bahkan aku berkata kepada kalian jika ada hal yang kalian butuhkan, kalian jangan sampai ragu untuk menceritakannya pada ku Zin. Itu lah bukti jika aku memang benar akan ada dan terus membantu mu, dan Niaz dalam menyelesaikan masalah ini Zin, dan sekarang untuk yang ke berapa kalinya aku akan kembali mengatakan, jangan sungkan mengatakan apa yang kalian butuhkan aku akan mencoba untuk mewujudkannya, baik ini aku berkata seperti ini untuk yang terakhir ya Zin, jadi kau paham kan Zin? jangan ragu mengatakan apa yang kalian butuhkan,"ujar Syur tegas kembali bicara seperti itu agar Zin tak ragu, atau canggung mengatakan apa yang dibutuhkan nya dalam masalah ini. " Ya baik pak, maaf. Aku paham, dan sangat paham dengan apa yang kau katakan dan sekarang aku sangat bahagia karena tak sangka adik ku bisa berbuat sejauh ini, dan aku sangat berterima kasih kepada mu pak, karena kau tegas begitu yakin, dan percaya dengan aku, dan Niaz terima kasih pak. Aku dan Niaz pasti akan berusaha agar tak membuat mu kecewa pak,"ujar Zin berkata seperti itu, berterima kasih, lalu dengan yakin bicara tak akan mengecewakan Syur dalam hal ini. " Tenang Zin kau tak usah minta maaf kau tak salah Zin. Tenang dan untuk kau yang berterima kasih aku katakan sama-sama Zin, aku juga sangat berterima kasih pada mu karena kau sudah sangat membantu ku, dan membantu orang-orang di panti ini termasuk anak itu Zin. Oh ya Zin aku ada sebuah pertanyaan kepada mu, dari pertama kalian mencoba untuk mengatasi masalah ini, aku tak pernah mendengar kau mengatakan nama anak tersebut, jangan bilang jika kau belum mengetahui nama anak itu Zin?"ujar Syur berkata seperti itu, dan berterima kasih kepada Zin, dan Niaz juga, karena mereka lah anak tersebut sekarang bisa membuka hatinya dan sepertinya akan terus membaik sehingga bisa sembuh dari trauma akut yang di deritanya, lalu bertanya seperti itu. " Ya tentu pak sama-sama, aku kau bawa kemari untuk membantu pekerjaan mu disini sehingga aku bisa tinggal disini pak, anak itu bagian dari panti ini tentu saja membantunya sama juga dengan membantu mu meringankan pekerjaan disini pak, pastinya itu adalah kewajiban ku untuk membantu anak itu, dan tentu nya juga membantu pekerjaan mu di panti ini pak. Untuk masalah itu, kami tak pernah menyebut namanya karena memang benar jika memang kami tak mengetahui namanya sampai saat ini pak, dan karena anak itu baru bicara belum lama ini tentu saja kami belum sempat menanyakan tentang namanya pak, jadi intinya, ya kami belum mengetahui namanya pak,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur saat itu, lalu menjawab jika memang Niaz, dan Zin belum mengetahui nama dari anak tersebut. " Ya itu jawaban bagus Zin. Kau benar, tepat sekali mengenai itu Zin. Aku akan pegang janji mu tentang anak tersebut Zin, dan aku sangat berharap kau, dan Niaz bisa menuntaskan masalah ini Zin, aku akan membantu mu, dan aku akan sangat mendukung mu dalam menyelesaikan masalah ini Zin, aku pegang perkataan mu Zin. Untuk itu tentu kau serius bicara seperti itu, aku tak melihat ada maksud bercanda di wajah mu saat bicara seperti itu Zin. Baiklah aku akan beritahu kau. Nama anak itu Endi Zin, akan sangat aneh jika kau mengatasi masalah Endi tapi terus saja tak tahu nama nya kan Zin,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, dan langsung saja memberi tahu siapa nama anak tersebut kepada Zin. " Baik pak terima kasih, terima kasih untuk semuanya pak aku, dan Niaz akan sangat berusaha keras agar apa yang sedang kami usahakan sekarang bisa selesai sesuai dengan keinginan kita pak, dan tentu saja aku tak akan sampai ingin mengecewakan mu pak. Oh Endi, ya baik pak aku tahu sekarang namanya adalah Endi, terima kasih pak,"ujar Zin menjawab perkataan Syur dengan berterima kasih kembali, lalu berkata seperti itu. " Ya tentu Zin, beritahukan namanya juga kepada Niaz Zin, karena sepertinya Niaz juga akan ingin tahu tentang nama anak itu kan,"ujar Syur. " Ya baik pak, tentu. Nanti akan aku beritahu kan namanya kepada Niaz juga,"jawab Zin. " Ya baiklah Zin sepertinya pembicaraan kita cukup sampai disini. Sekarang sudah menjelang siang Zin, aku ingin kembali mengadakan sebuah edukasi kepada anak-anak tersebut Zin. Ayo sekarang kita keluar lalu ajak mereka masuk ke ruangan belajar Zin,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, Syur akan mengadakan edukasi pembelajaran kembali untuk lebih menghibur anak-anak panti hari ini. " Oh ya maaf pak, aku kira pembicaraan kita terlalu panjang sehingga waktunya menjadi terpakai karena pembicaraan kita pak. Baiklah pak ayo, aku akan kumpulkan mereka di ruang belajar pak,"ujar Zin. " Tidak, tak apa Zin, karena tadi aku kan yang mengajak mu berbincang disini dan aku lihat waktunya cukup Zin, perbincangan kita tak terlalu panjang dan tak ada waktu yang terbuang barusan Zin. Ayo Zin, kau beritahu, dan kumpulkan anak-anak, sementara aku akan mengambilkan buku yang akan kita jadikan edukasi kepada mereka Zin,"ujar Syur menjawab perkataan Zin, dan langsung mengajak Zin mengumpulkan anak-anak. Syur, dan Zin langsung saja pergi menghampiri anak-anak untuk memberitahu mereka jika hari ini akan diadakan sebuah edukasi, untuk pembelajaran mereka sambil bersenang-senang bersama. Tapi Zin lupa untuk mengatakan jika Zin tak akan menghampiri anak yang bernama Endi dulu, karena entah kenapa Zin merasa tak ingin bertemu dengannya untuk sekarang ini, Zin pikir Zin tak ingin mengetahui apapun tentangnya. Maksud Zin adalah Zin merasa jika Zin berjumpa dengan Endi, Endi tahu tentang jika Zin adalah kakak nya Niaz dan Endi bertanya sesuatu atau mengatakan sesuatu kepada Zin, itu yang tidak di inginkan Zin. Tapi saat itu Zin tentu saja harus bersikap profesional dengan tugasnya, kasihan jika Zin malah meminta bantuan kepada Syur yang sudah pergi ke ruangan perpustakaan untuk mengambil buku, dan setelah itu Syur harus mengumpulkan anak-anak untuk berkumpul di ruang belajar. Dan tentu saja Zin langsung saja menghampiri anak-anak untuk di ajaknya ke ruang belajar untuk sedikit belajar, dan bersenang-senang bersama disana. Zin pun saat itu memang merasakan perasaan yang tak karuan karena tetap saja Zin memiliki pikiran buruk yang dia pikirkan tadi, sehingga sampai Zin sedang bicara memberitahu anak-anak untuk berkumpul di ruang belajar, saat itu semua anak langsung saja pergi melewati Zin untuk pergi ke ruang belajar termasuk Endi. Saat itu keadaan biasa saja Zin melihat jika Endi juga sama seperti mereka akan melewati Zin untuk pergi ke ruang belajar, tapi saat Endi berjalan akan melewati Zin, tiba-tiba tepat di sebelah Zin Endi berhenti berjala. " Apa yang berhenti berjalan, dan di sebelah ku ini benar Endi? apa yang dia pikirkan sehingga dia tiba-tiba berhenti tepat di sebelah ku,"dengan wajahnya yang tiba-tiba di basahi dengan keringat Zin berkata seperti itu dalam hatinya. Tapi meskipun seperti itu, saat itu Zin memang merasa sedikit gugup karena Zin bisa melihat jika Endi menatap ke arah Zin. Saat itu Zin bertanya dalam hatinya, apa Zin harus kembali menatapnya atau Zin terus saja menatap ke depan tanpa menghiraukannya. Zin malah jadi bingung sendiri karena keadaan itu, agak lama Endi menatap Zin saat itu sampai Zin pun hanya bisa diam tanpa melakukan apa-apa, karena tak ingin jika Endi bertanya, atau bicara apapun kepada Zin saat itu, sampai akhirnya Zin bisa melihat jika Endi mulai menoleh ke depan kembali, dan langsung saja berjalan kembali. Sampai akhirnya Zin bisa menghela nafas lega karena Zin tak mengalami apa yang di pikirkan buruk Zin saat itu. Dan setelah Zin merasa jika dirinya sedikit tertekan karena pikirannya sendiri Zin mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri saat itu, dengan menghela nafas panjang. Sampai beberapa saat kemudian Zin langsung saja pergi dari ruang bermain akan pergi ke ruang belajar untuk membantu Syur disana, tapi saat Zin akan sampai di ruang belajar Zin lihat jika anak tersebut belum masuk ke dalam dan hanya berdiam diri seperti biasa, terduduk di sebuah bangku yang ada disana. Zin memang memiliki pikiran buruk saat itu, tapi Zin mencoba terus menenangkan dirinya dan berfikir positif. " Tak apa jika dia di situ, aku tinggal melewatinya saja tanpa harus bersikap berlebihan apa lagi menyimpan rasa khawatir karenanya,"ujar Zin dalam hatinya. Zin langsung saja pergi akan masuk ke dalam ruang belajar tersebut, tapi saat Zin sudah di hadapan pintu ruang tersebut, dengan dingin Endi berkata. " Hati-hati dengan club, dan orang-orang di club tersebut. Karena cepat atau lambat orang dalam club tersebut akan melakukan hal yang bisa membuat kita geger dengan tragedi yang mereka buat,"dengan dingin tanpa ekspresi, dan tanpa melihat ke arah Zin, melainkan hanya menatap kosong ke depan, Endi berbicara seperti itu. Zin pun langsung saja merasakan hal yang sangat membuat perasaan Zin tak karuan, sehingga saat itu Zin kembali khawatir dengan keadaan Niaz karena anak tersebut, bicara seperti itu tentang club, sehingga membuat Zin kembali memiliki pikiran buruk, dan sangat khawatir dengan Niaz yang harus melewati club tersebut saat pergi, atau pun pulang sekolah. Zin yang saat itu seketika terdiam tanpa melakukan apapun, terus saja memiliki pikiran buruk tentang itu hanya bisa diam, dan termenung sampai. " Zin, ada apa? kau diam di depan pintu seperti ini, ayo masuk, kita akan mulai untuk memberikan edukasi, dan belajar bersama dengan mereka semua Zin. Ayo,"dengan menepuk pundak Zin, Syur saat itu langsung saja berkata seperti itu mengajak agar Zin langsung masuk dan membantu Syur untuk mengajar, dan memberikan edukasi kepada anak-anak tersebut. " O, oh ya pak maaf baik aku sedikit melamun tadi. Baik ayo pak kita ke dalam,"ujar Zin berkata seperti itu dengan wajah yang masih terlihat melamun. Saat Zin melihat ke sebelah dimana ada bangku disana, Zin tak melihat jika ada Endi disana. " Apa itu hanya halusinasi ku saja karena aku terlalu khawatir dengan Niaz? tadi aku yakin jika aku melihat Endi duduk di bangku ini, dan berkata sesuatu pada ku, tapi sekarang aku lihat Endi tak ada disini,"ujar Zin berkata seperti itu dalam hatinya. " Hey Zin ayo, kau kenapa?"tanya Syur sedikit berteriak. " Ya baik pak,"ujar Zin. Lalu saat itu Zin pun melupakan terlebih dahulu apa yang Zin pikirkan barusan, dan fokus terhadap apa yang akan di kerjakan nya sekarang, sehingga Syur, dan Zin saat itu mulai saja belajar bersama dengan anak-anak di panti tesebut. Tapi tak bisa di pungkiri saat itu Zin tetap saja memiliki sebuah pikiran yang membuatnya tak bisa lupa dengan apa yang Zin dengar tadi, dari Endi atau halusinasinya sendiri. Sehingga saat itu Zin langsung saja mencoba untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu, tak ingin mengecewakan Syur Zin tentu saja harus bisa mengontrol, dan menjaga mentalnya sehingga Zin tak mengalami cedera mental kembali, apa lagi cedera mental yang di alami Zin saat ini karena di sebabkan oleh dirinya sendiri yang terlalu khawatir dengan perkataan yang Zin dengar tadi, dan rasa khawatirnya yang berlebihan terhadap Niaz. Zin langsung saja izin untuk pergi ke toilet sebentar untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD