Trauma? Atau Angkuh? Itu Yang Ada Dalam Dirinya.

4997 Words
Malam itu pun Exlin pulang dengan diantarkan oleh Syur, karena tentu saja mengingat tentang keselamatan Exlin tentu saja Syur tak akan membiarkan Exlin pulang sendirian di malam yang hampir larut ini. Begitu Exlin pergi untuk pulang bersama Syur yang mengantarkannya Niaz langsung saja di suruh Syur untuk kembali ke kamar untuk beristirahat, dan tentu saja membawakan makanan untuk Zin makan karena dari tadi Zin datang, Zin belum kembali makan, dan inilah waktunya Zin makan. " Kak tadi Exlin pulang, tenang saja kak Exlin diantarkan oleh Syur pulang karena ini sudah malam, tentu saja Syur tak tega jika harus membiarkan Exlin pulang sendirian sehingga Syur mengantarkannya kak. Dan aku tentu saja aku membawakan makan untuk mu kak, dari tadi kau belum makan, tadi kami sudah makan bersama di ruang makan, dan Syur bilang jika saat aku sudah selesai dengan mereka aku membawakan mu makan, dan ini lah makanan nya kak. Ayo dimakan,"ujar Niaz berkata seperti itu memberitahu Zin jika Exlin sudah pulang dengan diantarkan oleh Syur, dan membawakan nya makan. Saat itu Niaz ingin memberikan kabar bahagia tentang Niaz yang sudah bisa berhasil membuat anak itu bicara. Tapi tentu saja Niaz menahannya dirinya untuk mengatakan hal itu sampai Zin selesai menghabiskan makanannya saat itu. Sehingga saat itu Niaz langsung saja membereskan barang-barang nya untuk sekolah besok lalu membereskan barang-barang yang ada di kamarnya, sambil menunggu Zin selesai menghabiskan makanannya. Singkat cerita Zin sudah selesai makan, dan Niaz juga segera menyelesaikan pekerjaannya yang sedang membereskan barang-barang di kamarnya saat itu. " Kak kau sudah selesai makan? baiklah sekarang kau kembali berbaring kak, terus lah beristirahat,"ujar Niaz seperti itu kepada Zin. " Ya terima kasih Zin. Kau adik yang baik,"jawab Zin. " Kak apa kau mau langsung tidur?"tanya Niaz. " Sepertinya tidak Niaz, dari tadi aku tertidur aku merasa pusing jika harus terus tertidur. Aku akan tetap terjaga terlebih dahulu Niaz,"jawab Zin seperti itu. " Baiklah kak jika seperti itu. Kak tak apa-apa kan jika aku bercerita sesuatu kepada mu, sambil kau berbaring istirahat, lagi pula kau tak akan tidur dulu kan kak?"tanya Niaz kepada Zin yang saat itu berbaring beristirahat. " Apa yang ingin kau ceritakan Niaz? ayo ceritakan lah tentu saja aku akan mendengarkan nya Niaz, apa yang ingin kau katakan?"ujar Zin berkata seperti itu. " Ya baiklah kak. Aku tak tahu ini kejutan atau apa untuk mu kak, tapi tadi saat makan malam, aku tak tahu kenapa saat aku duduk aku yakin jika di sebelah aku adalah anak itu kak sehingga aku juga duduk di sebelahnya. Tapi saat Syur datang dan membagikan ku makan dia bertanya kenapa aku tak duduk di dekat anak tersebut, tentu saja aku kaget dan berfikir jika di sebelah ku adalah anak tersebut, tapi saat aku melihat ke arah anak tersebut, itu bukan dia kak. Aku sampai kaget karena aku dengan sangat yakin jika tadi yang duduk di sebelah ku adalah anak itu kak, sampai aku langsung saja beranjak dari kursi tersebut dan langsung lari mencari anak itu. Pertama aku langsung saja berlari ke kamar anak tersebut aku sampai melihat ke bawah tempat tidur untuk mencarinya karena saat itu aku pikir bisa saja dia bersembunyi, tapi di semua bawah tempat tidur aku sudah melihat ke semuanya, tetap saja tak ada kak. Aku bahkan sampai mencarinya ke toilet membuka toilet tersebut tapi tak ada anak itu kak. Saat itu aku sudah sangat khawatir dengan dimana, dan bagaimana keadaan anak itu. Begitu pun dengan Syur yang saat itu juga mencari ke beberapa tempat kak,. Syur juga sama khawatirnya dengan ku sampai aku mencoba kembali mencari di kumpulan anak-anak tetap saja dia tak ada kak. Aku sudah hampir putus asa, saat itu Syur dari kejauhan melihat ku dengan tatapan ku yang kosong ke depan, dan mata yang berkaca-kaca aku saat itu tiba-tiba berjalan ke kawasan taman yang ada di area liar dari panti, saat aku sudah mencapai pintu taman tersebut aku kaget karena anak itu entah kenapa sudah berada di tempatnya biasa duduk kak. Alangkah terkejutnya aku melihatnya yang sudah mengambil posisinya yang seperti biasanya terduduk di bangku tersebut. Tapi bukan itu hal ini yang ingin aku katakan sebenarnya kak tapi saat itu dia bicara padaku kak, dia bicara kak memang dia bicara dengan kata-kata yang menyebalkan tapi aku tak peduli dengan itu kak yang aku peduli, dan yang membuatkan sangat bahagia adalah untuk pertama kalinya dia bicara kak. Entah kenapa meskipun hanya mendengarnya bicara, itu sangat membuat ku bahagia kak. Aku belum membicarakan ini kepada Syur kak, kau lah yang pertama mendengar kabar ini kak,"ujar Niaz awalnya menceritakan apa yang Niaz alami tadi tentang anak itu, sampai dengan sangat terlihat bahagia dan semangat Niaz bicara seperti itu. Niaz dengan sangat bahagia menceritakan jika pertama kali anak itu bicara saat itu, dan dengan sangat semangat, dan antusias Niaz sangat merasa bahagia tentang ini. " Benarkah itu Niaz? aku tak percaya kau bisa melakukan hal itu secepat ini Niaz, kau bisa membuatnya bicara, ya meskipun kau bilang dia bicara dengan nada, dan maksud pembicaraan nya menyebalkan tapi kau berhasil Niaz aku sangat bangga padamu Niaz. Sangat lama dia seperti itu tanpa. bicara sedikitpun tapi sekarang kau dengan waktu yang singkat bertemu dengan nya kau bisa membuatnya bicara? ini sebuah kejutan Niaz, ini adalah kejutan besar Niaz hahaha bagus Niaz bagus, kau adik ku yang pintar aku bangga pada mu Niaz. Teruskan usaha mu Niaz aku akan terus mendukung usaha mu ini Niaz, selalu, aku akan selalu mendukung, percaya, dan yakin jika kau bisa meluluhkan hatinya Niaz. Ini adalah kemajuan yang luar biasa dalam usaha mu Niaz, aku harap kau lebih sabar untuk menghadapi, dan terus melakukan apa niat mu kepada anak itu Niaz. Bagus Niaz, kau adik ku yang sangat pintar aku merasa sangat bangga kepada mu kau memiliki hati, dan jiwa yang besar sehingga dalam hal ini tentu saja menunjukan jika hati nurani mu sangat lah baik Niaz, aku bangga pada mu Niaz, aku bangga,"Zin pun berkata tidak percaya dengan apa yang Niaz katakan tentang bisa membuat anak itu bicara, karena ini terlalu cepat menaklukan anak yang mengalami trauma yang begitu dalam sehingga membuatnya lama tak bicara sedikit pun tapi sekarang dia bisa buat Niaz bicara padahal Niaz baru saja beberapa hari bertemu dengan nya. " Ya aku juga sangat tak percaya dengan itu kak, tadi aku bahkan sangat kaget saat mendengarnya bicara. Aku hanya bisa terdiam, kaget sekaligus aku berfikir jika dia sudah mulai mau bicara, berarti apa yang sudah aku usahakan selama ini membuahkan hasil yang baik kak. Dengan melihat seperti ini aku menjadi lebih semangat untuk terus menjalankan apa yang aku rencanakan selama ini untuknya kak. Aku menjadi sangat tak sabar untuk terus melakukan rencana ku kak, aku akan terus mencoba untuk mendapatkan hati nya sehingga mentalnya yang sakit bisa terobati, dan dia tentu saja kan mengakui keberadaan ku sehingga dia tentu akan menjadi sahabat ku kak,"ujar Niaz bercerita seperti itu kepada Zin yang tak percaya dengan apa yang Niaz katakan, dengan sambil memeluk Zin Niaz berkata seperti itu dengan wajah yang sangat bersemangat karena kemajuan usaha yang di lakukan nya untuk anak tersebut. " Syukur lah Niaz aku ikut senang dengan keberhasilan yang kau dapat tentang masalah ini Niaz. Dia sekarang sudah menunjukan kemajuan yang positif sehingga itu tentu saja menjadi sebuah hal yang menjadi sebuah motivasi lebih baik untuk mu Niaz. Bagus Niaz terus lah lakukan apa yang terbaik untuk mu Niaz, aku akan terus berusaha membantu mu dari jauh Niaz, aku akan selalu ada untuk memberikan mu motivasi dan semangat untuk hal ini Niaz," " Ya bagus Niaz bukan hanya Zin yang akan membantu mu, dan memberikan mu motivasi, serta semangat untuk mu yang sedang berusaha untuk menolong seseorang, tapi aku juga akan terus memberikan mu motivasi, dan semangat, tentu nya aku juga akan membantu juga Niaz. Aku sudah mendengarkan apa yang tadi kalian bicarakan, aku sangat bangga dengan mu Niaz, aku sangat senang mendengarkan ini. Jujur saja aku juga merasa tak percaya dengan apa yang kau ceritakan, tapi Niaz apa alasanku tak percaya dengan mu yang baik, dan tentu saja tak pernah berbohong ini, aku percaya, sangat percaya Niaz dengan apa yang kau katakan, dan selanjutnya seperti apa yang aku bilang barusan tentu saja aku akan terus mendukung mu, dan membantu mu agar bisa mencapai apa yang kau inginkan tentang membantu anak itu Niaz, aku yakin kau bisa melakukannya. Oh ngomong-ngomong maafkan aku Zin, Niaz sepertinya aku melakukan kesalahan maksud ku adalah tadi aku sudah pulang dari mengantarkan Exlin, lalu lewat sini dan diam-diam mendengarkan mu bicara tentang ini. Pertama maafkan aku karena aku mendengarkan diam-diam apa yang kalian bicarakan, kedua maaf aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dan yang ketiga sepertinya aku lancang dengan semua kelakuan ku ini Zin, Niaz. Maaf, jujur saja kau sangat membuat ku penasaran dengan sikap mu tadi Niaz, dengan sangat drastis kau bisa merubah sikap mu seperti itu, bagaimana penjelasan mu tentang itu Niaz? aku yakin kau memiliki alasan yang bagus untuk sikap mu yang kurang bagus itu Niaz? iya kan?"Syur tiba-tiba membuka pintu, masuk ke dalam kamar Zin, dan Niaz yang saat itu sedang membicarakan tentang hal tadi yang Niaz alami. Syur bilang jika Syur juga awalnya tak percaya tapi tentu saja dengan Niaz yang seperti ini tak ada alasan untuk Syur tak percaya kepada Niaz. Di samping itu Syur meminta maaf karena Syur lancang sudah langsung saja masuk ke dalam kamar Zin, dan Niaz serta sebelumnya Syur mendengarkan pembicaraan Zin, dan Niaz diam-diam, diakhiri dengan pertanyaan Syur yang seperti itu. " Tidak apa-apa tenang saja kau tak usah minta maaf kita tak sedang melakukan apa-apa. Jadi kau sudah mendengarnya kan pak, aku juga sama dengan mu berfikir jika apa yang di katakan Niaz itu terlalu cepat, tapi apakah mungkin dengan respon dan sikap Niaz yang sangat antusias, dan bahagia seperti ini, sepertinya tak mungkin jika sampai Niaz berbohong pak,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur. " Ya kau benar Zin. Aku juga tentu tak berfikir jika Niaz berbohong, aku percaya dengan apa yang Niaz bicarakan, aku sangat percaya,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin saat itu. " Terima kasih pak jika kau percaya padaku, untuk membuktikannya aku akan terus berusaha sampai dia bisa benar-benar sembuh dari sakit mental yang di deritanya, agar dia bisa hidup normal seperti kita dan apa yang aku bicarakan sekarang akan terbukti pak, aku akan sangat lebih giat, dan berusaha untuk menolong dia pak. Sampai dan harus berhasil. Untuk pertanyaan tentang sikap ku yang sangat berbeda tapi maaf pak sebenarnya aku tak enak melihat mu yang terlihat sangat aneh, dengan ku pak tapi itu adalah ide dadakan ku pak hehe. Maksud nya adalah tadi dia memang bicara, tapi bicara dengan maksud yang sangat menyebalkan intinya dia berkata ' jangan dekati dia lagi, atau memperhatikannya karena itu percuma ' seperti itu, jadi aku sengaja saja bicara jika aku seperti itu karena aku hanya menjalankan tugas sebagai formalitas di panti ini saja, untuk selebihnya aku tak peduli. Maaf jika itu salah pak tapi alasan ku melakukan itu karena aku sengaja, sekarang dia sudah bicara dan bicara seperti itu, lalu aku membalasnya dengan perkataan yang seperti itu tujuan ku adalah, aku akan membuatnya penasaran seperti apa yang kau lakukan pak. Kau penasaran sehingga kau bertanya? aku pun berencana untuk membuat anak tersebut begitu pak, aku akan membuat dia se-penasaran mungkin sehingga dia tak punya pilihan lain untuk langsung bertanya kepada ku tentang sikap ku yang seperti ini. Maaf pak apa menurut ku yang aku lakukan ini salah pak? maaf jika seperti itu," " Brilian Niaz, hebat, pintar, kau sangat cerdas. Aku tak tahu lagi apa yang harus aku katakan padamu tapi ide mu sangat hebat Niaz. Aku tak percaya aku seperti ini tapi Niaz sekarang aku merasa sangat senang sekali karena aku benar-benar tak salah memilih orang, aku sangat bersyukur karena aku benar-benar sangat bangga ke pada kalian Niaz, Zin terima kasih, terima kasih. Jangan meminta maaf seperti itu Niaz kau tak salah, justru kau sangat benar Niaz kau memenangkan kasus ini Niaz, aku sangat bangga kepada mu aku harap kau terus saja lanjutkan usaha mu ini Niaz, aku akan sangat mendukung mu, aku akan terus membantu mu dalam hal ini Niaz, apapun yang kau butuhkan katakan padaku Niaz, aku akan berusaha untuk mewujudkan nya. Terima kasih,"dengan memotong pembicaraan Niaz Syur langsung saja terlihat sangat bersemangat seperti itu bahkan sampai memeluk Niaz, tapi di wajahnya yang penuh semangat itu terlihat jika Syur meneteskan air mata, tapi itu adalah air mata bahagia. Syur pun bicara seperti itu kepada Niaz. " Baik pak, baik aku akan terus dan terus saja berusaha agar aku bisa berhasil dalam menyelesaikan masalah ini pak, ini adalah misi pertama ku di panti ini. Aku akan sangat sabar, dan melakukan tugas ini dengan sangat baik pak, sehingga aku bisa membantunya sembuh, dan dia bisa berkata jika di panti ini adalah tempat terbaiknya setelah bersama orang tuanya, sehingga dia bisa hidup lebih baik meskipun sudah mengalami hal yang sangat membuatnya trauma dan sakit seperti ini. Aku janji aku akan membuatnya sembuh, dan bisa mengenang kebaikan yang dia dapatkan disini pak,"ujar Niaz saat itu yang menjawab perkataan Syur yang sampai sambil menangis berkata seperti itu kepada Niaz saat itu. " Baik Niaz baik, aku pikir sudah cukup untuk membahas masalah ini kau sudah menjawab rasa penasaran ku ini sehingga aku merasa puas dengan jawaban mu, dan sekarang aku pikir aku tinggal mendukung ku agar kau bisa menyelesaikan misi mu ini. Dan untuk membuat kalian yakin dengan apa yang aku katakan, di hadapan kalian aku berkata sekarang jika aku akan sangat membantu kalian, dan untuk kalian jika butuh apa-apa, hal apa pun kalian langsung bicara saja kepada ku aku akan berusaha untuk mewujudkannya Zin, Niaz. Kalian ingat itu,"ujar Syur berkata seperti itu dengan sangat yakin di hadapan Zin, dan Niaz. " Baik pak terima kasih itu sangat kami butuhkan pak, hal yang sangat kami butuhkan adalah dukungan, kepercayaan, dan tentu saja yakin dari mu pak. Terima kasih kami sangat menghargai itu, ya kan Niaz?"ujar Zin berkata seperti itu, dan bertanya kepada Niaz. " Baiklah jika seperti itu, aku terlalu bersemangat mendengarkan apa yang sudah kalian capai sampai aku terus saja berbincang dengan kalian, dan tak ingat waktu sehingga ini sudah larut malam. Sekali lagi maafkan aku ya Zin. Niaz aku jadi malah mengganggu kalian dengan rasa penasaran ku yang seperti ini,"ujar bicara jika dia jadi merasa tak enak karena kepenasaran nya Syur langsung saja bertanya kepada Niaz sampai waktu sudah larut malam seperti ini. " Tak apa-apa pak, lagi pula tadi kita juga sedang berbincang dan aku juga akan bertanya seperti itu tapi pertanyaan ku sudah kau dahului pak, sehingga aku tentu saja tinggal mendengarkan nya,"ujar Zin menjawab perkataan Syur. " Oh benarkah jika seperti itu, aku tak salah kan. Aduh aku sudah meminta maaf kepada kalian, yasudah aku tarik lagi permintaan maaf ku kepada kalian ya. Aku tak jadi minta maaf hahaha. Baiklah selamat malam, selamat beristirahat. Terima kasih Zin, Niaz beristirahat lah dan untuk Zin ayo cepat istirahat agar kondisi mu kembali pulih,"ujar Syur saat itu sambil langsung saja membuka pintu dan keluar dari kamar. " Ayo Niaz, hari semakin larut kita harus segera beristirahat. Kau besok juga sekolah kan Niaz, jangan sampai terlambat, aku pun besok tentu saja jangan sampai terlambat membantu Syur menyiapkan makanan untuk anak-anak di panti ini Niaz,"ujar Zin mengajak Niaz untuk beristirahat malam ini. Malam itu pun Zin, dan Nial langsung saja beristirahat, terlebih lagi Zin yang sangat membutuhkan istirahat untuk bisa mengembalikan kondisi fisiknya prima kembali. Zin pun dengan perlahan terbangun dari tidurnya. Lalu saat melihat ke sebelahnya, Niaz sudah tak ada di kasurnya, Niaz langsung saja bergegas keluar, sepertinya Niaz sengaja bangun tanpa memberitahu Zin jika ini sudah waktunya untuk membuatkan makanan untuk anak-anak panti disini. Tanpa berfikir apa-apa lagi, dan tanpa melihat ke arah jam, Zin saat itu langsung saja keluar kamar dengan langsung saja melangkah ke arah dapur, Zin berfikir saat itu mungkin Niaz, dan Syur beserta perawat disini sudah berada di dapur sedang menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak disini. Zin saat itu sudah sampai di dapur dan langsung saja membuka pintu, lalu masuk dengan berkata. " Maafkan aku pak. Aku terlambat bangun jadi aku,"Zin berkata seperti itu sambil masuk ke dapur. Tapi dengan seketika pembicaraan Zin terhenti, karena saat melihat di dapur tersebut tak ada seorang pun yang sedang menyiapkan makanan sarapan untuk anak-anak di panti seperti biasanya. Zin pun hanya bisa menatap aneh karena bingung kemana orang-orang padahal sepertinya ini sudah waktunya untuk menyiapkan makanan untuk anak-anak panti seperti biasanya. Saat Zin keluar dari dapur, lalu Zin reflex menoleh ke sebelah kiri. " Zin apa yang kau lakukan disini? kau sudah sehat kembali Zin? apa kau lapar sampai kau ke dapur untuk mencari makan Zin?"ujar Syur berkata seperti itu. " A, a, aku. Tidak pak aku tidak lapar, dan aku tak datang kemari untuk mencari makan pak, tapi tadi saat aku terbangun Niaz sudah tak ada di tempat tidurnya. Aku tentu kaget melihat itu, dan langsung saja secepatnya kemari karena berfikir jika Niaz sengaja tak membangunkan ku, agar aku tak membantu disini karena berfikir jika aku masih dalam keadaan yang kurang baik. Tapi ya aku sudah baik pak aku sudah tak apa-apa makannya saat aku tadi melihat Niaz sudah tak ada di tempat tidurnya aku langsung saja secepatnya kemari pak. Lalu kemana Niaz pak? dia sudah tak ada di kamar,"Zin berbicara dengan nada yang sedikit berfikir merasa sedikit malu karena Syur melihat Zin yang saat itu seperti kebingungan dengan Zin yang sudah ada di dapur pada saat belum waktunya memiliki pekerjaan di dapur. " Oh itu, tenang saja tak usah tegang seperti itu Zin kau terlalu rajin sehingga belum waktunya saja kau sudah siap ada disini Zin, dan dalam keadaan mu yang kemarin mengalami sebuah cedera saja kau sudah bisa sembuh dan keadaan mu sudah sangat baik-baik saja sekarang Zin. Tapi kau sudah melihat jam berapa sekarang? ini belum waktunya untuk kita menyiapkan makanan sarapan anak-anak disini Zin. Dan untuk Niaz tenang, tak usah khawatir Zin tadi aku bertemu dengan nya saat akan pergi ke toilet sia sedang berada di toilet Zin. Kau akan menyusulnya? tapi aku kira sebentar lagi juga dia akan kemari Zin kau tak usah menyusulnya,"ujar Syur berkata seperti itu, dan bertanya serta menjawab apa yang Zin tanyakan padanya saat itu. " Oh ya baiklah pak jika memang seperti itu, maaf aku tadi tidak fokus dan langsung saja berfikir jika Niaz sengaja tak membangunkan aku agar aku tak membantu kalian disini jadi aku tanpa melihat jam tadi langsung saja berlari kemari. Tapi syukurlah jika semuanya hanya salah pikiran ku saja. Dan jika seperti itu kau sudah bertemu dengan Niaz kan tadi jadi aku sepertinya tak usah menghampirinya saja, aku cukup diam saja disini menunggunya, sepertinya tentu saja dia akan kemari jika sudah selesai,"ujar Zin seperti itu kepada Syur, dan memutuskan untuk menunggu Niaz di dapur saja bersama Syur. " Ya bagus Zin. Ayo masuk lagi kita duduk di dalam sambil berbincang,"ujar Syur mengajak Zin masuk saja ke dapur untuk duduk di dalam. Mereka pun langsung saja masuk ke dapur, dan duduk saja di dalam. " Baiklah Zin sekarang jujur saja padaku Zin, apa yang kau rasakan? karena sepertinya jika kau mengalami sakit yang menyerang mental mu aku pikir kau tak akan bisa sembuh total jika hanya beristirahat saja Zin. Ayo katakan lah?"ujar Syur bertanya seperti itu kepada Zin. " Oh itu, aku, aku, sepertinya aku tak akan bisa berbohong padamu pak, karena aku rasa kau begitu pintar membaca pikiran orang lain bahkan kau bisa menebak apa yang orang lain pikir, atau rasakan pak. Baiklah sekarang kau benar lagi pak, ada yang masih aku rasakan, bukan tentang fisik ku pak, secara fisik aku sudah baik-baik saja tapi," " Tapi kau masih saja memiliki pemikiran buruk kan Zin? maksud ku pemikiran buruk, kau masih suka melamunkan hal yang kemarin kau dengan kan Zin?"Syur memotong pembicaraan Zin saat itu yang akan berkata jika Zin masih memikirkan apa yang kemarin Zin dengarkan dari pembicaraan orang-orang yang sedang berbincang di taman tersebut. " Nah itu yang aku maksudkan, ini buktinya jika kau begitu peka, dan pikiran mu begitu tajam terhadap orang yang sedang memiliki masalah. Bahkan dengan tepat kau bisa menebak apa yang aku masih rasakan saat ini pak. Ya jujur saja aku masih suka memiliki pikiran buruk pak, dalam pikiran ku masih tersimpan pikiran buruk tentang hal itu, aku masih merasa takut dengan apa yang sudah aku dengar tentang club tersebut dari orang-orang itu pak,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur yang saat itu dengan tepat mengatakan tentang kondisi yang sedang saat ini Zin rasakan. " Kau berlebihan Zin, aku hanya menebak saja dengan melihat kondisi pikiran, dan fisik mu dari kemarin dan sampai sekarang Zin, itu lah yang membuat ku bisa tahu tentang apa yang sedang kau rasakan sekarang Zin. Aku mengerti dengan apa yang kau pikirkan Zin, dan aku mengerti tentang ketakutan yang kau rasakan, tapi Zin kau tak harus seperti itu Zin, kita memang harus waspada tapi kita tak boleh seperti ini Zin. Kau bahkan sampai mengalami drop seperti itu, aku pikir kau terlalu berlebihan memikirkan hal ini Zin. Aku tak mengatakan jika kau salah mewaspadai club tersebut, ya kita memang harus waspada, dan lebih berhati-hati, tapi Zin kau tak perlu se-takut itu sehingga membuat mental mu langsung drop seperti itu. Kau harus bisa tenang kontrol pikiran, dan hatimu, aku katakan sekali lagi kita boleh waspada, dan memang harus berhati-hati tapi tidak berlebihan apa lagi membuat sampai kita mengalami trauma dan ketakutan yang berlebihan. Bisa kau mengerti apa yang aku katakan Zin?"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, mencoba memberitahu Zin jika Zin harus bisa kontrol pikiran, dan hatinya agar itu tak membuatnya kembali mengalami hal yang sudah dia alami kemarin, lalu bertanya seperti itu. " Ya maafkan aku pak tapi pak jika kau merasakan apa yang aku rasakan sepertinya kau akan mengerti pak. Saat itu aku," Tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang sehingga Zin yang tadinya sedang bicara menjadi berhenti membicarakan hal itu, dan yang datang ternyata adalah Niaz. " Kak kenapa kau sudah disini? apa kondisi mu sudah sangat baik kak?"tanya Niaz seperti itu kepada Zin, yang saat itu sedang berada di tempat duduk bersama Syur. " Oh Niaz ternyata kau, aku tadi mencari mu Niaz. Aku berfikir jika kau sengaja tak membangunkan aku sehingga aku tak membantu Syur melakukan pekerjaan disini karena kau masih menganggap keadaan ku masih kurang baik, sehingga aku langsung saja kemari untuk langsung membantu kalian tapi karena tak melihat jam terlebih dahulu aku jadi tak tahu jika ini belum waktunya untuk menyiapkan makanan untuk anak-anak, untungnya tadi saat aku kebingungan di depan pintu Syur datang dan langsung saja menyuruhku untuk duduk menemani nya, dan akhirnya ya seperti sekarang Niaz. Tenang saja Niaz aku tak apa-apa, aku sudah sangat baik Niaz,"ujar Zin menceritakan apa yang Zin lalui tadi sampai belum saatnya menyiapkan makan untuk anak-anak tapi Zin sudah berada disini, dan menjawab pertanyaan Niaz yang bertanya tentang keadaan nya saat ini. " Ya bagus lah kak, jika seperti itu aku harap kau tak mengalami hal yang kemarin membuat mu sakit kak, aku sangat takut melihat itu,"ujar Niaz seperti itu. " Ya Niaz tentu, tentu saja aku tak akan kembali mengalami hal seperti itu lagi Niaz. Kemarin aku hanya syok saja sehingga kondisi mental ku langsung saja drop, dan membuat ku seperti itu Niaz, tapi tenang saja itu tak akan terjadi lagi Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu, mencoba menenangkan perasaan Niaz yang khawatir dengan keadaan Zin kemarin. " Baiklah kak aku percaya padamu tapi tetap saja kak, kau harus menjaga dengan sangat kondisi mu kak, jangan buat alu khawatir kak,"ujar Niaz seperti itu kepada ku. " Ya Niaz tentu saja, pasti. Pak sepertinya ini sudah waktunya untuk kita mempersiapkan makan untuk anak-anak kan pak?"ujar Zin, lalu bertanya kepada Syur. " Oh ya kau benar Zin, ayo sekarang kita mulai saja menyiapkan makanan untuk anak-anak,"jawab Syur. " Ayo Niaz kita bantu Syur,"ajak Zin. " Ya kak,"dengan tersenyum Niaz menjawab. Saat itu pun Zin, Niaz, dan Syur langsung saja mengerjakan apa yang menjadi tugas mereka pagi ini. Beberapa saat kemudian mereka sudah siap dengan makanan yang mereka sajikan untuk anak-anak. " Ya kita selesai membuat sarapan untuk mereka, dan waktunya masih tersisa sebelum kita harus menyuruh anak-anak makan. Untuk mu Niaz kau akan pergi sekolah kan? ayo sekarang kau makan dulu, Zin kau sepertinya juga harus makan untuk menjaga kondisi tubuhnya yang baru saja sembuh kan, kau juga lebih baik duluan untuk sarapan saja Zin,"ujar Syur berkata seperti itu menyuruh Niaz untuk makan terlebih dahulu karena Niaz akan bersekolah, lalu Syur bicara seperti itu juga kepada Zin. " Ya Zin Syur benar, kau lebih baik duluan untuk sarapan Niaz karena kau harus pergi bersekolah kan. Tapi pak tenang saja aku tak apa-apa, aku nanti saja sarapan bersama mu tenang saja aku sudah tak apa-apa, aku sudah sehat pak jadi sekarang kita selesaikan dulu saja tugas kita, setelah selesai mengurus anak-anak tentu giliran kita yang makan pak,"ujar Zin kepada Niaz, dan Zin menjawab seperti itu kepada Syur. " Ya baiklah Zin jika seperti itu, tapi Niaz kau tak bisa menolak, kau harus makan sekarang karena tanpa sarapan nanti kau bersekolah tanpa adanya tenaga, ayo Niaz,"ujar Syur berkata seperti itu. " Ya baiklah pak, kak aku duluan makan,"jawab Niaz. " Dan sepertinya kita sekarang langsung saja untuk membangunkan anak-anak untuk berkumpul di ruang makan Zin ayo," " Tapi pak aku ingin membantu mu, waktunya masih sempat jika hanya untuk membangunkan, dan menyuruh anak-anak untuk makan pak,"ujar Niaz dengan memotong pembicaraan Syur saat itu. " Aku paham kau ingin membantu Niaz tapi kau kan sedang melakukan misi mu kan? kau sedang berlaga tak peduli dengan anak itu sehingga tentu saja sekarang kau tak perlu terlihat oleh anak itu sehingga anak itu benar-benar mengira jika kau memang tak peduli kepadanya Niaz?"ujar Syur berkata seperti itu, mengingatkan Niaz tentang rencana yang sedang di lakukan nya sekarang. " Oh ya pak, kau benar maaf aku tak berfikir kepada hal itu, tapi pak, ya baiklah pak jika seperti itu ini juga untuk keberhasilan usaha ku jadi aku harus bisa sabar. Baiklah pak aku mengerti, jika seperti itu aku akan membersihkan diriku saja untuk pergi bersekolah,"di awali dengan perkataan Niaz yang terlihat kecewa tapi Niaz mengerti dengan apa yang di katakan Syur saat itu. " Baiklah Niaz, kau anak yang pintar tentu saja kau mengerti tentang maksud Syur kan? jangan kecewa tapi kau harus sabar dan mengerti, ini semua untuk keberhasilan usaha yang sudah kau lakukan Niaz,"tanya Zin, dan berkata seolah menyemangati Niaz saat itu. " Ya baiklah kak aku paham, aku akan sabar dan terus saja melakukan rencana ini agar usaha kita selama ini bisa membuahkan hasil yang memuaskan kak. Baiklah aku pergi, terima kasih kak, pak, aku bersiap untuk pergi sekolah,"ujar Niaz dengan wajah yang terlihat senang, menunjukan jika mengerti dengan apa yang sedang Syur, dan Zin lakukan sekarang adalah untuk keberhasilan usahanya selama ini sehingga kekecewaan yang tadi terlihat di wajahnya sirna. " Baiklah Niaz hati-hati,"ujar Syur. Lalu Niaz pun langsung saja pergi, dan kami pun juga pergi Syur pergi ke kamar 1, dan 2 sementara, Zin juga pergi untuk membangunkan anak-anak untuk berkumpul di ruang makan di kamar nomor 3, dan 4. Saat itu Zin mengerti jika Zin juga sebaiknya menjauh dari anak itu seperti apa yang di lakukan Niaz, mencoba mendukung usaha Niaz tentu saja Zin juga harus melakukan apa yang Niaz lakukan sekarang, yaitu menjauh dari anak itu. Sehingga saat itu Syur sudah mengumpulkan anak-anak di kamar 1, dan 2, dan Zin pun sudah mengumpulkan anak-anak di nomor 3 dan 4, dan membagikan makanan kepada mereka, Zin saat itu mengerti betul dengan apa yang harus di lakukan, yaitu Zin harus menjauh dari anak tersebut juga untuk mendukung usaha Niaz. Beberapa saat kemudian anak-anak sudah berkumpul dan makan di ruang makan, Zin dan Syur hanya memperhatikan mereka di kejauhan. Seperti biasanya mereka makan dan setelah makan mereka bisa pergi ke luar atau bermain di ruang main, dan taman, tanpa melakukan apa-apa lagi Zin, dan Syur langsung membereskan semuanya di meja makan. Di dapur pun Zin dan perawat lain membersihkan alat-alat makan yang sudah anak-anak gunakan tadi saat pekerjaan Zin sudah akan selesai, Syur datang menghampiri Zin saat itu. " Zin kau sudah selesai dengan pekerjaan mu? masuk ke ruangan ku kita sarapan disana,"ujar Syur bertanya, dan berkata seperti itu. " Ya pak, tinggal sedikit lagi. Baik nanti aku akan menyusul mu ke ruangan mu pak,"jawab Zin. " Ya aku tunggu Zin,"jawab Syur. Tak lama kemudian Zin menyelesaikan apa yang menjadi tugas Zin saat itu, dan langsung saja pergi ke ruangan Syur setelah pekerjaan Zin selesai. " Pak boleh aku masuk? ini Zin,"dengan mengetuk pintu, lalu Zin bertanya. " Oh ya Zin masuklah,"jawab Syur. " Iya ada apa pak?"tanya Zin. " Tak ada apa-apa, ayo duduk lah kita makan dulu bersama Zin,"ujar Syur mengajak Zin. Lalu Zin langsung saja masuk, dan duduk di kursi yang ada disana memakan sarapannya bersama Syur saat itu. Di sela-sela mereka makan Syur berkata. " Zin aku ada kabar baik yang sepertinya aku harus membaginya dengan mu,"ujar Syur. " Oh ya? apa kabar baik itu pak,"tanya Zin penasaran. " Kita selesaikan saja dulu makan kita Zin, tapi jujur saja sekarang aku merasakan sedang bahagia Zin, entah apa alasannya tapi aku merasa senang. Baiklah ayo kita selesaikan saja dulu sarapan kita Zin,"dengan wajah yang di penuhi senyuman Syur berkata seperti itu, kepada Zin yang saat itu sudah terlihat penasaran karena melihat Syur yang di penuhi kesenangan di wajahnya. " Ya baiklah pak. Tapi jujur saja aku merasa sangat penasaran dengan melihat mu yang terlihat sangat senang seperti ini pak,"ujar Zin. " Haha ya aku memang sangat senang Zin, tapi yasudah jangan dulu bahas itu, sekarang kita fokus saja dulu untuk sarapan kita setelah itu aku akan bicarakan padamu apa yang membuat ku senang seperti ini,"ujar Syur seperti itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD