Rahasia Untuk Kebaikan.

4997 Words
Lalu Exlin langsung saja pergi menuruti apa yang Syur katakan, untuk masuk saja ke kamar Zin dan menemani Zin yang sedang mengalami cedera mentalnya saat itu. " Hai Zin kau sudah merasa baik-baik saja? aku tadi sudah berbincang dengan Syur dengan apa telah kau alami sehingga membuatnya seperti ini Zin. Karena dia tadi terlihat sangat khawatir dengan keadaan mu yang seperti ini dia langsung saja bertanya, dan tentu saja aku menjawab pertanyaan Syur Zin,"ujar Exlin berkata seperti itu kepada Zin saat berada di kamarnya. " Aku sudah merasa lebih baik Exlin terima kasih. Kau berbincang dengan Syur harus sampai keluar, kenapa tidak disini saja Exlin?"tanya Zin seperti curiga dengan kita yang berbincang sampai harus di luar tanpa Zin mendengarnya. " Ya karena kondisi mu yang seperti ini tentu saja kita tak ingin mengganggu mu istirahat Zin. Jadi kita memutuskan untuk berbincang di luar saja tadi. Syukurlah jika kau sudah baik Zin, beristirahat lah Zin agar kau bisa cepat kembali pulih, dan bisa sehat serta menjalani kegiatan mu seperti biasanya Zin,"ujar Exlin berkata seperti itu kepada Zin, mengalihkan pertanyaan nya yang sepertinya sedikit curiga dengan yang di bicarakan Exlin, dan Syur saat itu. " Oh ya baiklah Exlin jika memang seperti itu. Tapi aku tak apa-apa Zin mendengarkan mu dan Syur berbicara sesuatu disini,"ujar Zin seperti itu. " Ya sudah lah Zin tak apa-apa itu sudah berlalu sekarang yang terpenting kau istirahat penuh agar besok keadaan mu bisa pulih lalu bekerja kembali dengan ku seperti biasa Zin,"ujar Exlin seperti itu kepada Zin. " Ya tentu Exlin. Mendengar mu berkata tentang kerja, Exlin, Niaz jam berapa sekarang? apakah sudah waktunya anak-anak panti makan malam? jika seperti itu tentu saja Syur akan sibuk menyiapkan makanan, dan memberitahu anak-anak jika ini sudah waktunya makan malam, aku harus membantunya. Ah aw,"ujar Zin seperti itu dan langsung saja mencoba untuk bangkit dari tempatnya tidur, tapi tak bisa karena Zin merasa sakit di kepalanya saat mencoba bangkit dari tempatnya tidur. " Zin cukup tak usah lanjutkan, apa yang kau pikirkan Zin sehingga kau ingin membantu Syur dengan kondisi mu yang seperti ini Zin? cukup sekarang kau diam biar aku yang akan membantu Syur menggantikan mu. Itu sama saja kan Zin?"ujar Exlin berkata seperti itu sambil langsung saja memegang Zin takutnya dia menjadi pusing dan terjatuh. " Tidak kak, tak apa-apa, kak Exlin diam saja disini terus jaga kakak ku, sementara aku yang akan membantu Syur kak. Kak Exlin kau titip kakak ya tolong bantu dia agar merasa lebih baik saat aku membantu pekerjaan Syur kak,"ujar Niaz seperti itu. " Tapi Niaz?" " Tak apa-apa kak, aku kan sudah tahu harus membantu apa saja, sekarang keadaan mu sedang tak baik seperti ini tentu saja aku yang akan menggantikan posisi mu membantu Syur mengerjakan pekerjaan di panti ini kak,"memotong pembicaraan Zin, ujar Niaz seperti itu. Dan Niaz pun langsung saja pergi ke keluar untuk pergi membantu Syur menyiapkan makan untuk anak-anak panti disini. " Zin kau sudah merasa lebih baik?"tanya Niaz. " Ya sepertinya aku baik-baik saja,"jawab Zin. " Ya kondisi mu baik jika terus berbaring, dan beristirahat tapi tidak jika kau mencoba untuk berdiri dari tempat mu sekarang Zin. Jadi aku minta kau tetap disini jangan kemana-mana. Zin kau kasihan kan jika Niaz bekerja membantu Syur sendiri?"ujar Zin seperti itu lalu bertanya juga. " Ya baiklah Exlin apa boleh buat. Ya tentu saja aku merasa kasihan dia pasti akan merasa lelah Exlin, tapi aku sepertinya tak bisa bangkit untuk saat ini Exlin,"ujar Zin seperti itu kepada Zin. " Ya aku juga tahu Zin, aku kan tadi juga bilang kau jangan memikirkan dulu tentang membantu Syur Zin, tapi kau harus terus beristirahat disini sampai kondisi mu benar-benar pulih Zin. Baiklah jika kau merasa kasihan dengan Niaz biarkan aku yang akan menggantikan posisi kakak untuk Niaz, dan menggantikan posisi mu membantu Syur melakukan pekerjaan di panti ini Zin. Bagaimana?"ujar Exlin berkata seperti itu kepada Zin yang saat itu tentu saja berbaring lemas harus beristirahat di tempat tidur. " Tapi apa tak apa-apa Exlin? aku jadi merepotkan mu jika seperti ini Exlin. Jangan lebih baik kau tak membantu Syur Exlin aku yakin Niaz bisa melakukannya sendirian,"ujar Zin yang terdiam lemas berkata seperti itu, tapi Zin juga terlihat berfikir sesuatu. " Kau bicara seperti itu sambil terlihat memikirkan sesuatu Zin. Sudah lah kau tak usah sungkan kau yang bilang sendiri jika aku adalah sahabat Zin, dan seorang sahabat tentu saja aku akan selalu mencoba untuk bisa selalu membantu mu Zin, apa lagi kau sedang dalam keadaan sulit seperti ini Zin tentu aku sangat ingin membantu mu. Jadi cukup kau bicara, diam lah terus beristirahat jangan sampai kau mencoba untuk beranjak dari tempat mu tidur, apa lagi mencoba untuk pergi ke dapur membantu Syur,"lalu Exlin langsung saja pergi ke ruangan Syur untuk langsung saja membantu pekerjaan nya. Saat Exlin sudah akan sampai di ruangan Syur Exlin berfikir jika Syur tentu saja tak akan ada di ruangannya, karena tadi dia bilang ini adalah waktunya anak-anak makan, Syur akan menyiapkan makanan, pastinya Syur berada di dapur sekarang. Tapi Exlin termenung kebingungan saat itu karena Exlin tidak tahu dimana dapur. Exlin pun memiliki inisiatif sendiri untuk mencari dimana dapur berada, lalu saat Exlin melewati sebuah lorong. " Kak Exlin? apa yang kau lakukan? mau kemana kak?"tanya seseorang berteriak seperti itu sehingga membuat Exlin langsung saja menoleh ke asal suara tersebut. Saat Exlin lihat ternyata suara yang memanggilnya berasal dari ujung sebelah kanan lorong, terlihat jika yang memanggilnya adalah Niaz. Exlin langsung saja menghampiri dimana Niaz berada saat itu. " Oh Niaz maaf aku berniat menghampiri mu tapi karena tak tahu ruang-ruang disini aku jadi tersesat. Begini Niaz tadi aku sudah bicara dengan Zin, dan Zin juga berkata jika dia khawatir dengan mu yang seorang diri membantu Syur disini, takutnya kau kelelahan, tapi tentu saja aku tak membiarkan dia bangkit dari istirahatnya. Tapi sebagai gantinya aku yang akan membantu Syur menggantikan posisinya bekerja untuk Syur, agar kau bisa membagi tugas dengan ku sehingga kau tak terlalu kelelahan bekerja membantu disini. Jadi itu sama saja kan? aku yang menggantikan Zin untuk membantu mu bekerja Niaz, tak apa-apa kan?"ujar Exlin bicara seperti itu kepada Niaz yang bertanya kepada Exlin menjelaskan tujuan Exlin. Dan sedikit bergurau bertanya tentang boleh atau tidak Exlin menggantikan Zin membantu pekerjaannya. " Oh ya kak, tapi apa tak apa-apa kak? aku jadi merepotkan mu jika seperti itu kak, padahal tak apa-apa aku tak akan kelelahan membantu pekerjaan disini kak,"ujar Niaz dengan seperti merasa tak enak karena berfikir jika sudah merepotkan Exlin yang malah membantu Niaz dalam pekerjaannya di panti ini. " Kau sama saja dengan kakak mu Niaz, merasa canggung dengan aku yang bahkan sudah Zin anggap sahabatnya, sahabat apa jika dalam hal kecil seperti ini saja aku tak membantu, atau tak di izinkan membantu kau, dan Zin yang sedang dalam kondisi yang kurang baik Niaz. Sudah lah ayo dari pada kita berbincang membuang waktu disini, sebaiknya kita kembali menghampiri Syur, kasihan dia karena kau malah berbincang dengan ku disini Niaz. Ayo kemana arahnya Niaz aku ikuti kau,"ujar Exlin seperti itu mempertanyakan tentang persahabatannya dengan Zin jika dalam hal seperti ini saja Exlin tak boleh membantunya. Lalu langsung saja berkata untuk cepat menghampiri Syur yang saat ini tentu saja sudah sibuk mengerjakan tugasnya menyiapkan makanan untuk anak-anak karena Niaz malah mempermasalahkan Exlin yang ingin membantunya dan Zin melakukan tugasnya di panti ini. " Oh ya maaf kak, baiklah jika seperti itu aku sangat berterima kasih kak, karena kau sudah baik terhadap ku, dan kakak ku bahkan sampai ingin direpotkan seperti ini. Maaf kak, dan terima kasih,"ujar Niaz kembali meminta maaf, dan berterima kasih kepada Exlin yang membantunya saat itu sambil berjalan akan menghampiri Syur saat itu. " Aku bilang kau, dan Zin tak merepotkan aku Niaz tenang saja itu lah gunanya sahabat selalu membantu dalam kondisi yang memang sepatutnya aku bantu Niaz. Ya tentu saja Niaz sama-sama, tapi kau tak perlu meminta maaf Niaz. Ruangan disini sedikit membingungkan Niaz makannya aku tak terlalu tahu bahkan tadi sempat malah sesat, untung kau melihat ku dan langsung memanggil ku Niaz, jadi aku bisa ada disini sekarang,"ujar Exlin kepada Niaz yang saat itu masih dalam perjalanan dimana Syur berada. " Ya baiklah kak. Ya seperti itu lah kenyataannya kak, aku juga waktu pertama kali datang kemari harus Syur ajak berkeliling agar aku tahu setiap ruangan disini kak karena aku juga berfikir jika disini rumit banyak ruangan, sehingga bisa saja membuat kita tersesat kak. Baiklah kak kita sudah sampai sebelah sana dapur, ayo kita masuk tadi aku sudah mendatangi salah satu ruang anak untuk memberitahu mereka agar mereka berkumpul di ruang makan, karena ini sudah waktunya untuk makan. Memang tak semua anak berada di kamarnya ada yang masih bermain di ruang bermain, atau yang lainnya tapi tentu saja untuk memastikannya aku harus masuk ke masing-masing ruangan untuk melihat masih ada atau tidak anak yang berada dalam kamar,"ujar Niaz seperti itu lalu Niaz juga berkata jika tadi Niaz sudah masuk ke masing-masing kamar anak di panti ini untuk memeriksa masih adakah anak yang berada dalam ruangan atau tidak untuk memberitahu jika ini sudah waktunya makan malam. " Oh ya baiklah ini bagus Niaz hati-hari jangan sampai ada anak yang terlewat karena jika sampai itu terjadi kasian dengan anak itu perutnya akan meronta-ronta meminta makan saat waktunya sudah memasuki waktu istirahat sehingga dia tak bisa beristirahat karena perutnya yang sangat lapar hehehe,"ujar Exlin bicara seperti itu dengan sedikit mencoba bergurau dengan Niaz saat itu. " Hehe ya kak tentu saja aku akan sangat teliti untuk membuat mereka tak ada yang terlewat saat jam makan malam kak. Ayo masuk kak,"ujar Niaz seperti itu, dan mengajak Exlin masuk ke dapur. " Pak aku kembali aku tadi bertemu dengan kak Exlin yang kebingungan karena tak tahu kemana dia harus pergi untuk menemui mu pak. Dan aku sudah bilang ke semua anak, melihat ke seluruh ruangan untuk berkumpul di ruang makan karena ini sudah waktunya makan malam,"ujar Niaz seperti itu kepada Syur yang saat itu sedang memasukan makanan ke masing-masing box untuk anak-anak makan. " Oh ya bagus Niaz. Em Exlin apa kau tak apa-apa membantu kami? itu akan mere," " Cukup pak aku sudah mendengar pertanyaan ' merepotkan ' dari 2 orang jangan sampai kau bertanya itu lagi karena aku tak akan menjawabnya lagi untuk yang ketiga kalinya pak hehehe, jadi aku mohon izinkan aku membantu mu untuk menggantikan posisi Zin yang sekarang sedang tak sehat. Zin bilang aku adalah sahabatnya orang pertama yang menjadi sahabatnya, begitu pun aku Zin adalah sahabat pertama ku pak, aku tentu akan sangat menghargai ikatan persahabatan ini pak. Dan karena hal seperti ini tak mungkin jika seorang sahabat hanya diam saja tanpa membantu sahabatnya yang sedang membutuhkan pertolongan apa lagi pertolongan yang di butuhkan hanya membantu pekerjaannya seperti ini bukan hal yang berat tentu saja aku tak mungkin sampai tak membantu Zin pak. Aku mohon, bisa kau pahami ini pak?"ujar Exlin seperti itu sudah agak bosan di tanya tentang ' merepotkan ', Exlin langsung saja memotong pembicaraan Syur yang akan bicara lagi tentang ' merepotkan ' dan dengan bercanda bicara seperti itu kepada Syur bahkan sampai memohon agar Exlin diperbolehkan untuk menggantikan posisi Zin yang saat ini tak sehat membantu pekerjaan nya yang harusnya membantu Syur sekarang di panti ini. " Hahaha kau ini, ya baiklah aku tak akan bertanya tentang ' merepotkan ' Exlin yang penting bukan kami yang minta tapi kau yang ikhlas untuk menggantikan posisi Zin untuk membantu ku melakukan pekerjaan di panti ini. Terima kasih Exlin kau sangat baik, jaga lah persahabatan mu dengan sangar baik, jangan sampai ada hal yang bisa membuat kalian lepas dari ikatan persahabatan kalian Exlin, Zin membutuhkan mu untuk terus menjadi sahabatnya Exlin, jaga persahabatan mu dengan Zin Exlin. Aku bukannya mendoakan buruk untuk hubungan mu dan Zin Exlin tapi aku tahu persahabatan kalian tak akan semulus yang di inginkan tapi semua permasalahan akan bisa di selesaikan jika kalian saling membuka diri, dan tak saling egois. Apapun masalah nya kalian harus bisa atasi dengan hati dam pikiran yang dingin, agar kalian bisa mendapatkan jalan keluar terbaik untuk hubungan kalian saat kalian mendapat hambatan dalam persahabatan kalian, aku sangat percaya kepada kalian Exlin. Baiklah sepertinya sekarang kita sudah waktunya untuk memberikan makanan ini kepada anak-anak, maaf pembicaraan kita jadi panjang ya Exlin, Niaz. Ayo Exlin kau bantu saja aku membawa untuk membagikan makanan ini kepada anak-anak di meja sana. Dan untuk mu Niaz kau tak usah, kau lihat saja mereka semua di meja makan, dan kau tahu kan apa yang harus kau lakukan Niaz? jangan pikirkan makanan-makanan ini, ada Exlin yang membantu ku tenang saja,"ujar Syur tertawa dengan apa yang Exlin katakan jika dia bosan dengan Niaz, dan Zin tentang merepotkan nya. Lalu menyemangati tentang hubungan persahabatan yang Exlin, dan Zin miliki, dan langsung saja menyuruh Niaz untuk melakukan apa yang biasanya dia lakukan untuk mendekati anak yang mengalami trauma, dan depresi berat di panti ini. Lalu saat itu Syur dibantu oleh Exlin langsung saja membagikan makanan makanan untuk para anak-anak di panti. Niaz terlihat terduduk di salah satu kursi tapi Syur tak meilhat jika di kursi sebelah Niaz duduk ada anak tersebut. " Apa Niaz lupa dengan apa yang dia rencanakan? atau dia sengaja duduk dulu jauh dari anak itu. Tapi aku melihat anak itu tak ada di salah satu antara mereka,"ujar Syur berkata seperti itu dalam hatinya sendiri. Melihat hal tersebut Syur merasa penasaran, dan langsung saja menghampiri Niaz sambil memberikannya makanan. " Niaz aku ingin bertanya, apa tak ada yang kau lupakan Niaz?"tanya Syur langsung saja bertanya seperti itu sambil memberikan makanan untuk Niaz . " Tidak pak, aku tak lupa aku duduk disini karena tadi melihat anak itu memang diaini pak, tapi saat menoleh ke sebelah ku bukan anak tersebut yang duduk disini. Aku mencoba mencarinya tapi aku tak bisa menemukannya pak. Aku boleh pergi sebentar pak?"ujar Niaz seperti itu, dan langsung saja pergi berlari tanpa mendengarkan apa jawaban dari Syur saat itu. " Niaz tunggu, kemana kau akan pergi?"tanya Syur pada Niaz yang saat itu langsung saja berlari menjauh. Syur lihat jika Niaz seperti mengarah ke salah satu kamar, anak di panti ini. Beberapa saat kemudian Niaz memang menuju ke sebuah kamar, kamar dimana menjadi tempat anak tersebut tidur. Niaz pelan-pelan langsung saja membuka pintu kamar tersebut, saat Niaz buka Niaz langsung masuk dan melihat ke beberapa sudut ruang di kamar ini, bahkan Niaz melihat ke bawah kasur di kamar tersebut berfikir mungkin saja anak tersebut sembunyi dari Niaz di bawah kasur tersebut. Tapi saat Niaz mencarinya bahkan sudah sampai melihat ke bawah kasur sekalipun Niaz tak melihat jika anak tersebut masih ada di kamar ini. " Ini aneh, kemana anak itu pergi padahal tadi aku benar-benar melihatnya sudah duduk di kursi sebelah ki, tapi saat aku melihatnya lebih jelas itu ternyata bukan dia,"Niaz berkata dalam pikirnya seperti itu. Niaz sangat kaget dengan anak tersebut yang tak tahu kemana dia pergi, sampai Niaz langsung saja mencoba untuk mencari ke tempat lain, karena mungkin saja dia ada di toilet. Sampai Niaz langsung saja keluar dari kamar itu, dan langsung berlari kembali menuju toilet berfikir mungkin anak itu ada di toilet. Tapi saat sudah sampai di toilet Nia melihat jika di toilet seperti tak ada siapa-siapa, Niaz mencoba lebih memastikan nya dengan membuka toilet tersebut jika ada orang di dalam, tentu saja pintu toilet akan terkunci. Dan saat Niaz mencoba membuka pintu toilet Niaz bisa dengan mudah membuka pintu tersebut, dan itu berarti tak ada orang di dalam toilet itu. Lalu Niaz langsung saja kembali menuju ke ruang makan dimana anak-anak berkumpul disana untuk makan malam sekarang, Niaz akan mencoba berkeliling melihat satu per satu anak disana barang kali anak tersebut tadi tak terlihat oleh Niaz, sampai Niaz sudah sampai di ruang makan dan langsung saja berkeliling melihat semua anak tersebut barang kali saja tadi anak tersebut tak terlihat oleh Niaz yang sebenarnya ada disana. Tapi Niaz sudah berkeliling mencari ke semua anak pun Niaz tetap saja tak melihat jika anak tersebut ada disana. Niaz merasa sangat bingung dan khawatir dengan keadaan anak itu, dimana dia sekarang dan sedang apa dia sekarang, sampai Niaz pun melihat jika Syur dengan wajah yang sama khawatir dengan Niaz menghampiri Niaz saat itu. " Bagaimana Niaz? kau menemukan anak itu? aku sudah mencoba mencari ke kamar anak lain tadi tapi aku tak menemukannya Niaz,"ujar Syur berkata jika di kamar lain pun tak ditemukan anak itu. " Aku juga tak menemukannya. Bagaimana ini pak?"ujar Niaz khawatir dengan mata yang sudah berkaca-kaca, menahan tangis. " Tenang Niaz jangan panik, sabar kita akan menemukannya hanya saja kita harus bersabar karena tadi kau bilang memang melihatnya ada disini kan Niaz? dia sudah kemari kan Niaz? itu berarti dia ada di panti ini tak mungkin pergi hanya saja kita harus sabar, dan mencoba kembali mencarinya Niaz,"ujar Syur menenangkan Niaz yang saat itu terlihat sangat khawatir sampai akan menangis, dan Syur bilang seperti itu. " Ya Syur tapi kemana kita harus mencarinya?"tanya Niaz sambil Niaz terlihat berjalan perlahan ke taman di halaman luar. Niaz dengan tatapan kosong, dan mata yang berkaca-kaca menahan tangis langsung saja perlahan berjalan menuju ke taman. Saat sudah di pintu keluar taman yang saat itu pintu tersebut di biarkan saja terbuka Niaz seperti melihat seseorang yang sedang duduk, di bangku yang ada di sebelah pintu taman tersebut. Saat itu Niaz langsung saja menoleh ke sebelahnya, betapa kagetnya Niaz karena saat itu Niaz melihat jika dai bangku tersebut ada anak yang dari tadi di cari, sampai ke bawah tempat tidur. Dan tak di duga ternyata anak ini malah sudah berdiam diri seperti biasa di bangku tersebut, dengan syal, dan boneka di tangannya yang selalu ada dia bawa. " Kau mencari ku? kenapa? apa gunanya? apa untungnya untuk mu? siapa aku? siapa kau? aku bukan siapa-siapa mu, dan kau bukan siapa-siapa aku kan? jadi hentikan mencari ku, tak ada untungnya untuk mu, dan tak akan ada baiknya untuk mu,"dengan dingin dan tatapan kosong nya yang saat itu terus saja menatap ke depan tanpa melihat wajah Niaz anak itu bicara seperti itu. Niaz sangat kaget saat itu karena tiba-tiba anak itu bicara, tapi dibalik rasa kaget tersebut Niaz pun merasa bahagia karena sudah sejak lama anak itu tak pernah bicara sekarang untuk pertama kalinya anak ibu bicara. Tapi untuk saat ini Niaz menunjukan jika dirinya bahagia karena anak itu bicara Niaz harus menyembunyikan rasa bahagianya agar dia tak merasa gr karena Niaz yang seperti ini. Niaz pun berlagak seperti biasa saja tak melakukan apapun yang biasanya Niaz lakukan, seperti biasanya mendekati anak tersebut dengan terus mendekatinya. " Oh maaf jika itu mau mu tentu aku akan dengan senang hati menjauhi ku. Aku melakukan ini karena aku hanya ingin membalas budi kepada Syur yang sudah sangat baik kepada ku menampung ku di panti ini, itu saja. Maaf jangan berfikir lebih tentang sikap ku kepada mu karena itu hanya formalitas sebagai petugas disini. Ini waktunya makan malam masuklah,"Niaz berkata seperti itu membuatnya bingung dengan sikap Niaz yang awalnya seperti berusaha mendekatinya, dan sekarang Niaz bersikap seperti ini untuk mencoba untuk menarik hati anak itu dengan cara membuatnya bingung dengan sikap Niaz yang seperti itu. Lalusaat itu Niaz langsung saja pergi tanpa melihat wajahnya lagi, apa yang Niaz lakukan sekarang adalah upaya untuk bisa menarik hati anak itu dengan cara membuatnya sendiri yang datang kepada Niaz, tentu dengan caranya sekarang yaitu membuatnya penasaran kepada Niaz. Dan sekarang secara tidak langsung Niaz sudah melakukan rencana tersebut Niaz sudah bisa membuat anak itu merasa gr, merasa jika Niaz ingin meluluhkan hatinya sehingga Niaz seperti yang terus saja melakukan pendekatan kepadanya. Tapi karena dia sudah merasa seperti itu, dan bahkan sekarang Niaz sudah bisa membuat anak itu bicara. Rencana selanjutnya adalah membuat anak itu semakin penasaran dengan Niaz. Saat Niaz akan masuk ke dalam tiba-tiba saja Syur datang, dan langsung saja melihat ke arah anak tersebut. " Niaz. Oh ini dia, ternyata dari tadi kau kesini, tadi kami sampai," " Ya pak, dari tadi dia disini. Dasar menyusahkan dan membuat lelah saja. Ayo pak kita masuk, masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan, jangan mencoba memanjakan anak ini pak,"Niaz memotong pembicaraan Syur yang akan bicara jika tadi kita mencari anak tersebut sehingga Syur berhenti bicara tentang itu, dan langsung saja mengajak Syur ke dalam, sambil menarik tangan Syur saat itu. Niaz langsung saja masuk sambil menarik Syur mengisyaratkan jika kita harus tinggalkan anak tersebut, sehingga Niaz, dan Syur pun langsung saja masuk ke dalam. Saat sudah masuk Niaz langsung melepaskan tarikannya dari Syur, dan Niaz seperti sedikit menoleh ke belakang sehingga sedikit dapat melihat anak tersebut, terlihat jika anak tersebut juga masuk ke dalam dengan wajah yang seperti aneh, dan di penuhi kebingungan melihat Niaz saat itu. " Sepertinya rencana ku yang mendadak ini berhasil. Aku sudah bisa sedikit merubahnya, dari sangat pendiam bahkan tak pernah bicara menjadi bisa bicara. Untuk selanjutnya aku harus lebih bisa membuatnya penasaran dengan sikap ku sehingga dia kembali bicara dan bertanya kembali dengan sikap ku yang seperti ini,"ujar Niaz dalam hatinya berkata seperti itu, melihat rencana mendadaknya bisa berjalan dengan hasil yang positif. Niaz saat itu tak menoleh kembali ke arah anak itu, tapi langsung saja meninggalkannya. Kembali mengerjakan apa yang menjadi pekerjaan Syur, dan Niaz saat itu. Sehingga meskipun Syur mengikuti Niaz Syur terlihat jelas di wajahnya memendam sebuah rasa penasaran yang besar karena melihat sikap ku yang tiba-tiba sangat angkuh kepada anak itu. Tapi aku pun langsung saja menjauh terlebih dahulu dari Syur mencegahnya untuk bertanya tentang hal ini kepada Niaz karena jika Syur bertanya hal ini dimana sekarang anak itu masih bisa melihat kita, bisa saja anak merasa curiga dengan kita yang sedang bicarakan hal ini tentunya, sampai Niaz langsung saja membawa makanan dan akan mengantarkannya ke tempat yang jauh dari sudut dimana Syur mengantarkan makanan juga untuk anak-anak. Beberapa saat kemudian semua anak-anak di panti ini sudah mendapatkan makanan nya masing-masing, sehingga pekerjaan Syur, Niaz, dan Exlin sudah selesai, lalu Syur mengatakan jika ini sudah malam dan waktunya untuk beristirahat. " Niaz tolong bantu aku untuk mengantarkan mereka semua masuk ke dalam kamar. Kau bisa di bantu Exlin, untuk mengantarkan anak-anak ini masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Tak apa-apa kan Exlin?"ujar Syur seperti itu, lalu bertanya kepada Exlin. " Ya pak tentu saja, aku akan membantu Niaz pak,"ujar Exlin berkata seperti itu. " Ya baik pak aku akan melakukannya, tapi maaf pak aku akan mengantar anak-anak ke kamar yang nomor 3, dan 4. Tak apa-apa kan?"ujar Niaz bertanya seperti itu kepada Syur sambil bicara dengan nada yang agak keras karena posisi Syur, dan Niaz agak jauh. " Oh ya Niaz, baiklah kau bisa mengantarkan yang disana,"jawab Syur dengan nada yang seperti agak ragu saat itu. Lalu mereka semua langsung saja melakukan pekerjaan mereka yang terakhir. Niaz, dan Exlin mengantarkan anak-anak masuk ke dalam kamar no 3, dan 4 sementara Syur mengantarkan anak-anak yang memiliki kamar di nomor 1, dan 2 dimana anak tersebut ada di kamar nomor 2. Niaz sengaja tak ingin bertemu kembali dengan anak itu, Niaz sengaja seperti ini agar anak itu merasa sangat penasaran dengan sifat Niaz yang seperti ini, dengan cara berpura-pura jika tak ingin lagi mengerjakan hal yang berhubungan dengan anak itu, agar anak itu semakin merasa penasaran dengan Niaz yang seperti ini. Anggap saja Niaz sedang memancing nya untuk bisa bertanya sehingga itu bisa membuatnya menjadi bicara kembali setelah itu anak itu bisa terbiasa bicara, dan Niaz akan membalasnya dengan langsung saja membuatnya mengakui Niaz yang sebenarnya berusaha ada untuknya, untuk mendekatinya menjadi sahabatnya. Lalu saat itu dengan wajah yang masih saja terlihat bingung Syur selesai untuk mengantarkan anak-anak masuk ke dalam kamar, Syur langsung saja terlihat akan menghampiri Niaz dan Exlin yang saat itu berada agak jauh dari tempatnya berada sekarang. " Niaz apa kau?" " Pak aku tahu apa yang akan kau katakan tapi lebih baik kita bicarakan ini di tempat yang lain, tempat yang lebih baik untuk kita berbincang pak. Dan lagi pula ini sudah malam pak, apa tak sebaiknya bapak mengantarkan dulu kak Exlin pulang, ini sudah sedikit malam,"ujar Niaz memotong pembicaraan Syur yang akan bertanya tentang sikapnya yang sangat berbeda kepada anak itu barusan. Tapi Niaz berkata jika lebih baik dia membicarakan ini di tempat yang lebih layak untuk mereka berbincang. " Oh aku tak apa, ini belum terlalu malam Niaz, dan sepertinya bisa pulang sendiri, tak apa-apa tak usah diantarkan,"ujar Exlin seperti itu menjawab. " Oh ya baiklah Niaz jika seperti itu, mungkin sekarang aku harus mengantarkan Exlin pulang terlebih dahulu, tapi sebelum itu Exlin, Niaz aku kita makan dulu, kita sudah mengerjakan semuanya memberikan mereka makan malam tentu saja sekarang kita yang harus makan malam, untuk Zin tak apa nanti setelah kita selesai makan kita bawa makanan ke kamar untuk Zin. Ya kan Niaz? dan untuk mu Exlin, kau jabgan menolak ajakan ku yang akan mengantarkan mu pulang ya karena kau sudah menolong Zin, bahkan sudah menolong kami disini jadi tentu saja aku harus membalas perlakuan baikmu Exlin. Sudah cukup sekarang ayo kita makan dulu,"ujar Syur seperti itu akan bicara mengantarkan tetap mengantarkan Exlin pulang karena tentu saja Syur tak bisa membiarkan Exlin berjalan di gelap, dan sepinya malam sendirian. Tapi tentu saja mengajak kami makan terlebih dahulu. " Ya baiklah pak, jika itu tak merepotkan mu. terima kasih pak,"jawab Exlin. Lalu saat itu kami semua makan terlebih dahulu di meja makan, tanpa berbincang kami hanya fokus kepada makan malam tadi. Tapi tiba-tiba. " Pak, Niaz maaf aku ingin bertanya sesuatu. terlihat jelas di wajah bapak seperti sedang kebingungan, saat tadi melihat antara Niaz, dan seorang anak, bisa aku tahu ada apa dengan ini pak, Niaz?"dengan sedikit seperti canggung Exlin bertanya seperti itu, di sela-sela kami makan. " Oh soal itu, aku tak menyangka kau bisa melihatnya Exlin. Itu aku juga bingung jadi sepertinya kau akan mendapatkan jawaban yang memuaskan jika Niaz langsung yang menjawabnya Exlin. Tak apa-apa kan Exlin, Niaz?"ujar Syur seperti menjawab pertanyaan Exlin. " Oh ya tentang anak itu kak, sebenarnya tak ada apa-apa dengan kami hanya saja anak itu mengalami hal yang sangat buruk kak, bisa di bilang dia lah yang mengalami hal paling tragis disini kak,"ujar Niaz menjawab seperti itu. " Maksud mu paling tragis diantara anak-anak panti disini. Oh aku ingat jika aku tadi bekerja sambil berbincang dengan Zin, Zin bilang jika," Saat itu Exlin tiba-tiba berhenti bicara. " Aku lupa ini menyangkut permasalahan Niaz, dan Zin yang hanya di tinggalkan oleh orang tuanya, bukan mengalami hal yang sangat tragis seperti anak tersebut. Aku pikir aku lebih baik menjaga bicara ku agar tak menyinggung kejadian yang dilakukan oleh ayah, atau ibu Niaz,"ujar Exlin dalam hati berbicara seperti itu. " Kak? kak Exlin? ada masalah kenapa kau tiba-tiba diam seperti itu, apa yang akan kau katakan tadi kan?"ujar Niaz bertanya seperti itu kepada Exlin yang saat itu membuat Niaz, dan Syur bingung karena tiba-tiba saja berdiam diri seperti itu. " Oh ya maksud ku, adalah tadi saat kami berangkat kerja kami sambil berbincang di jalan dan aku ingat jika Zin bercerita tentang seseorang anak yang mengalami tragedi yang mengerikan, yang membuatnya merasa kan sebuah trauma berat sampai saat ini. Zin mengatakan jika anak tersebut mengalami sebuah penculikan terhadap kedua orang tuanya sehingga dia hidup sendirian sekarang dan untung nya dia bisa di bawa, dan di tampung di panti ini. Yang lebih sadis sehingga membuatnya trauma berat adalah saat anak tersebut melihat ayahnya di hantam dengan balok kayu, sehingga ayahnya langsung tak sadarkan diri dan di culik oleh penjahat itu sehingga dia hanya bisa kabur, karena tentu saja ayahnya tak ingin jika anaknya ikut di culik oleh penjahat tersebut. Dan syukurlah jika anak tersebut tak ikut do culik oleh penjahat itu. Tapi mirisnya sekarang anak tersebut masih merasakan trauma yang sangat berat sehingga anak tersebut setiap harinya hanya berdiam diri menatap kosong di salah satu kawasan, itu yang aku dengar dari Zin tadi. Apa bapak merasa bingung dengan hal ini pak? ada apa sebenarnya ini? bolehkan aku tahu?"ujar Exlin mengatakan jika Exlin mendengar tentang anak tersebut dari Zin yang tadi bercerita kepadanya, dan kembali bertanya tentang ini. " Oh ternyata kakak ku menceritakannya kepada mu kak. Ya tentang anak itu kak, kami sekarang sedang menghadapi, dan memikirkan rencana terbaik agar bisa mengobati mental anak tersebut yang dibuat sakit karena kejadian tersebut, kami masih memikirkan bagaimana rencana terbaik untuk bisa membuat anak tersebut sembuh dari cedera mental yang di deritanya. Seperti itu kak,"ujar Niaz berkata seperti itu menjawab apa yang Exlin tanyakan kepadanya. " Oh ya Niaz, aku pikir itu bukan hal yang mudah apa lagi anak itu sudah mengalami sakit mental cukup lama, tapi Zin bilang jika kau akan terus berusaha mengobati mentalnya dengan cara kau akan terus mendekatinya sehingga tentu saja cepat atau lambat kau akan bisa membantunya untuk sembuh dari sakit mentalnya Niaz. Aku yakin, dan percaya kau bisa melakukannya Niaz teruslah berusaha Zin, pak Syur, mendukung mu dan sekarang aku tahu seperti ini tentu saja aku juga mengikuti jejak mereka alu juga yakin, dan percaya kepada mu Niaz. Aku akan ikut memberikan mu semangat Niaz,"ujar Exlin berkata seperti itu kepada Niaz saat itu dan berkata jika Exlin juga yakin, dan percaya terhadap Niaz yang bisa membantu anak tersebut sembuh dari sakit mental yang di deritanya sampai saat ini. " Terima kasih kak. Aku butuh itu, begitu banyak orang yang percaya, dan yakin jika usaha ku akan menghasilkan hal baik. Terima kasih aku tak akan mengecewakan kalian, aku akan terus berusaha untuk terus melakukan apa yang terbaik untuk menyembuhkan anak tersebut dari trauma yang di deritanya. Aku akan terus berusaha sampai aku berhasil. Terima kasih semuanya,"ujar Niaz berkata seperti itu berterima kasih atas dukungan, dan kepercayaan yang telah mereka berikan pada Niaz saat itu. " Baiklah Exlin sepertinya waktu sudah akan larut malam, kau mau pulang sekarang?"tanya Syur. " Oh ya kita lupa waktu karena berbincang, baiklah pak. Exlin aku pamit, beritahu Zin,"jawab Exlin. " Ya tentu kak, hati-hatilah,"ujar Niaz.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD