Sahabat Tunggu Aku

5000 Words
Saat itu karena Zin terlihat tak sabar dan seperti orang yang tegang Syur tanpa lama langsung saja masuk ke dalam mobil, dan pergi ke sekolah untuk melihat keadaan disana. Di perjalanan Syur tak bertanya apa-apa kepada Zin yang saat itu terlihat sangat khawatir. " Aku sangat yakin ada hal yang Zin dengar, dan hal tersebut berhubungan dengan club tersebut, sampai dia terlihat sangat cemas, dan khawatir seperti ini,"ujar Syur dalam hati. " Tenang lah Zin, tenang kan dirimu, tak akan ada apa-apa dan pastinya Niaz baik-baik saja, dia sedang bersekolah sekarang,"ujar Syur mencoba mencairkan suasana, dan menenangkan Zin saat itu. " Ya tentu pak, aku tak apa-apa aku bisa mengatasi apa yang aku rasakan sekarang, aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan Niaz di sekolahnya,"jawab Zin yang saat itu terlihat jika ketegangan di wajahnya sudah tak terlalu nampak. " Ya bagus lah Zin, tenang,"ujar Syur. Singkat cerita Zin, dan Syur sudah sampai di sekolah Niaz. " Aku akan masuk dulu dan melihat Niaz sekarang pak, tak apa-apa kan?"izin, dan tanya Zin seperti itu. " Ya tentu Zin, silahkan aku tunggu disini,"ujar Syur. Zin langsung saja keluar mobil lalu dengan cepat langsung saja pergi ke ruangan dimana Niaz berada, dan saat itu Zin melihat jika Niaz biasa saja tak ada hal buruk yang terjadi. Zin tentu saja tak masuk saat itu, untuk Zin bisa melihat Niaz saja itu sudah cukup. Zin tadinya tentu saja akan menunggu Nia sampai pulang, tapi sepetinya itu tak mungkin karena Syur kan juga ada mengantarkannya saat ini, dan tentu saja Zin tak bisa meninggalkan tanggung jawab nya di panti yang saat ini harus mengawasi anak-anak panti tersebut. " Aku tak bisa menahan rasa khawatir ku jika sudah mendengar tentang club tersebut, bahkan sampai harus menyusahkan Syur yang mengantarkan ku kemari hanya untuk membuktikan halusinasi ku saja, sial,"ujar Zin dalam hatinya, kesal dengan dirinya sendiri yang begitu masih tak bisa mengontrol perasaannya. Lalu saat itu Zin langsung saja pergi menghampiri Syur yang saat itu menunggu di mobil di luar sekolah. " Pak maafkan aku, aku sudah membuat mu susah, dan tentu saja merepotkan mu dengan tingkah laku ku yang bodoh ini, maaf pak. Aku akui aku masih saja salah, tak bisa mengontrol pikiran ku, aku masih sangat mudah untuk dirasuki oleh halusinasi yang membuat ku sangat khawatir dengan keadaan yang hanya pikiran buruk ku saja, maaf pak,"ujar Zin menyesali apa yang sudah Zin perbuat sehingga merepotkan Syur yang harus mengantarkan Zin yang ingin melihat Niaz karena khawatir dengan halusinasi Zin. " Tak apa-apa Zin tenang saja, aku juga tadinya ingin mengajak mu pergi sebentar untuk berbelanja sesuatu, dan aku lihat kau dalam keadaan yang kurang baik tadi dan kau malah ingin pergi tentu saja aku langsung saja mengantarkan mu Zin. Dan jika kau sudah selesai tentu saja ayo kita pergi kemana kita akan berbelanja sesuatu Zin,"ujar Syur berkata seperti itu, agar Zin tak terlalu menyalahkan dirinya karena kejadian ini. " Ya tapi tetap saja pak aku minta maaf padamu karena aku sudah kembali membuat kesalahan yang harusnya aku tak lakukan lagi pak,"ujar Zin. " Sudahlah tak apa-apa, ayo masuk kendaraan Zin,"ujar Syur. Saat itu Syur langsung saja membawa Zin pergi ke sebuah pasar untuk membeli sesuatu disana. " Zin bawa ini, ini adalah list yang sudah aku buat tentang apa-apa saja yang harus kau beli, dan ini uang nya. Kau membeli semua yang ada disini, dan aku akan ke sebelah sana untuk membeli sesuatu juga. Ayo,"ujar Syur berkata seperti itu. Beberapa saat kemudian Zin sudah membeli apapun yang ada di dalam list yang sudah dibuat Syur di sebuah kertas itu, dan tentu saja Zin langsung menghampiri mobil, dan ternyata Syur sudah ada di dalam mobil tersebut menunggu Zin yang saat itu juga sedang membeli sesuatu. " Oh maaf pak aku pikir kau belum ada di sini, jadi aku tak langsung masuk. Baiklah pak aku sudah membeli semuanya,"ujar Zin. " Ya tentu Zin, ayo masukan semuanya ke dalam. Tadi toko yang biasa aku datangi tutup jadi aku lebih cepat kembali kemari Zin,"jawab Syur. " Oh ya baiklah pak. Sekarang kita akan pulang?"tanya Zin. " Oh ya tentu Zin, tapi sebelum pulang sebagai sebuah tanda terima kasih aku akan membawa mu ke sebuah tempat makan dulu Zin. Tak ada komentar, apa lagi menolak ajakan ku ini Zin, dan tenang saja nanti kita akan bekal makanannya untuk Niaz juga,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin. " Aku jadi merepotkan mu lagi pak,"ujar Zin. " Tidak, tentu tidak Zin aku yang mengajak mu bukan kau yang inginkan ini, jadi tentu saja kau tak merepotkan ku,"jawab Syur. " Ya pak baiklah terima kasih,"jawab Zin. " Ya baiklah Zin kita sudah sampai, ayo turun kita makan disini,"ujar Syur sambil membuka pintu mobil dan turun. " Ya pak,"jawab Zin yang saat itu juga turun dari mobil. Saat itu Syur langsung mengajak Zin masuk, dan makan di restoran tersebut. Sampai kami pun langsung saja masuk, dan tak lama Syur langsung memesan makanan begitu pun Zin. " Bagaimana makanan nya Zin? enak? kau bisa pilih makanan yang akan kita pesan untuk dibawa pulang, dan nantinya untuk Niaz makan Zin,"ujar Syur. " Enak pak, aku baru pertama kali ini bisa makan seperti ini pak, terima kasih,"jawab Zin. " Zin aku ingin bertanya sesuatu, ya tentu saja ini mengenai sikap mu yang membuat ku tegang tadi Zin. Ada apa? ada hal yang dengar dari seseorang tadi, dan pastinya hal yang bisa membuat mu merasa sangat khawatir seperti itu adalah hal yang menyangkut dengan club itu Zin, benar? bisa aku dengarkan hal yang sebenarnya dari mu langsung Zin?"ujar Syur bertanya tentang hal tadi yang membuat Zin memiliki halusinasi kembali. " Kau memang pintar membaca pikiran orang pak, dan tentu saja aku tak akan menyembunyikan hal ini padamu pak. Tadi saat aku menjalani aktifitas ku yang seperti biasanya, aku sedang mengawasi anak-anak di tempat mereka biasa berkumpul yaitu di ruang bermain, aku melihat Endi yang saat itu sepertinya mulai membuka hatinya untuk dunia anak-anak dengan ikut bermain bersama dengan mainan yang ada di sana saat itu, setelah beberapa saat Endi ikut bermain disana Endi lalu pergi, dan aku tentu saja diam-diam mengikuti Endi yang ternyata saat itu pergi kembali melakukan hal biasa yang dia lakukan, yaitu duduk dengan pikiran kosong di bangku yang ada di dekat pintu taman. Aku terus saja diam-diam melihatnya, beberapa saat aku melihatnya dia aku perhatikan tak ada hal aneh, dan tentu saja aku berniat untuk masuk saja ke dalam ruangan kembali untuk mengawasi anak-anak lainnya, tapi saat aku berbalik tiba-tiba aku melihat jika Endi mengusap mata, dan pipinya aku pikir Endi mungkin hanya menghapus debu yang ada di pipinya saat itu, tapi ternyata tidak pak aku melihat jika Endi menangis, dia menangis sambil berkata sesuatu tentang dirinya yang sudah sangat sakit kehilangan keluarganya, dia tak ingin kembali merasakan sakitnya kehilangan sampai dia berbicara sendiri memohon agar dia tak kembali kehilangan seseorang dalam hidupnya yaitu sahabatnya. Saat mendengar hal seperti itu aku biasa saja tanpa ada pikiran buruk yang terlintas di pikiran ku sampai tiba-tiba aku mendengar jika Endi membawa nama Niaz saat itu, dan lebih mengagetkannya lagi Endi mengatakan hal yang sempat kita bicarakan pak mengenai anak yang hilang dekat club tersebut, dan dia bilang jika orang-orang dalam club tersebut adalah dalang dari masalah ini, dan yang lebih membuat aku sangat khawatir adalah Endi juga berkata jika orang-orang jahat dalam club tersebut sudah mulai menyebabkan teror dan mulai melakukan rencana jahat mereka, tentu saja aku menjadi sangat khawatir dengan Niaz karena perkataan Endi itu pak. Itu yang membuat aku mengulang kembali kesalahan ku pak, aku sangat takut akan hal itu pak, dan tentu saja aku jadi berprilaku seperti tadi, maaf pak aku memang selalu saja melakukan kesalahan tapi entah kenapa aku merasa sangat khawatir, dan takut akan hal buruk yang terjadi pada Niaz pak,"ujar Zin menceritakan apa yang sebenarnya terjadi padanya tadi sehingga membuat Zin kembali melakukan hal yang salah mengenai sifatnya yang terus saja berhalusinasi. " Jadi itu yang kau dengarkan Zin? baiklah Zin mendengar apa yang kau katakan tentang kejadian yang membuat mu kembali berhalusinasi itu, aku pikir itu wajar Zin, kau tak usah menyalahkan diri mu Zin, tak apa-apa aku paham dengan perasaan mu Zin. Dan sekarang tak apa-apa Zin kau tak usah mengingat apapun tentang hak yang barusan terjadi jangan sampai hal yang terjadi barusan membuat mu merasa sangat bersalah, dan menyesal tak apa-apa Zin, aku paham tentang itu. Setelah kita selesai makan, apa kau memiliki tujuan lain Zin? maksud ku apa kau ingin mengunjungi sebuah tempat Zin?"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin saat itu, lalu bertanya. " Terima kasih pak, kau sangat baik padaku, kau begitu pengertian pak, aku akan berusaha untuk bisa lebih tenang pak. Jujur saja dari kemarin aku sangat khawatir dengan keadaan Exlin pak, jika kau tak keberatan aku ingin mengunjungi rumah Exlin sebentar pak? apa tak apa-apa?"ujar Zin berkata seperti itu, dan bertanya. " O, oh ya tentu saja Zin tentu, tentu kau boleh mengunjungi Exlin Zin, setelah makan disini selesai kita pergi ke rumah Exlin Zin. ( semoga saja keluarga Exlin sedang tak ada di rumah, aku takut jika Zin tahu yang menjadi korban penculikan adalah Exlin Zin akan mengalami hal yang buruk ),"ujar Syur dengan sangat yakin bicara seperti itu, dan bicara dalam hatinya seperti itu karena setelah tadi Syur menyelidiki, yang menjadi korban penculikan adalah Exlin. " Baiklah pak terima kasih,"ujar Zin dengan senyum di wajahnya. Tak lama kita menyelesaikan makan kita, dan tentu saja Syur memesankan makanan untuk di bawa pulang untuk di berikan kepada Niaz saat itu. Syur langsung saja membawa Zin pergi mengunjungi rumah Exlin. Kami langsung berangkat ke rumah Exlin saat itu, kebetulan rumah Exlin melewati jalan dimana club tersebut berasa sampai kami pun sudah dekat club, dan melewati club tersebut. Zin melihat keluar jendela mobil saat itu, Zin merasa aneh karena terlihat jika di beberapa lokasi, pohon mau pun tiang listrik terpampang selebaran kertas yang menempel bertuliskan sebuah informasi tentang anak yang hilang, tentu saja dengan foto wajah anak yang hilang tersebut tapi Zin tak bisa melihat dengan jelas foto tersebut karena foto tersebut hanya berwarna hitam putih. " Pak aku melihat beberapa selebaran kertas di tiang maupun pohon apa itu adalah informasi mengenai anak yang hilang tersebut pak? bisa aku melihatnya?"ujar Zin berkata seperti itu. " Oh, ya, ya tentu Zin sepertinya itu adalah informasi mengenai anak yang hilang tersebut Zin. Dimana kau melihatnya? mungkin nanti akan ada lagi kan Zin selebaran tersebut sehingga kita bisa melihatnya Zin, ( sial Zin mengetahui ini, semoga saja tak ada lagi selebaran foto Exlin yang hilang tersebut, karena jika ada tentu saja ini akan menjadi hal gawat jika di ketahui Zin),"ujar Syur yang saat itu menjawab pertanyaan Zin, dan dalam hati Syur berharap agar selebaran informasi mengenai anak hilang tersebut tak mereka jumpai lagi. " Oh sepertinya kita tak akan menjumpai foto tersebut lagi pak, maaf aku sangat penasaran dengan foto itu pak bisa kita," " Nah Zin kita sudah sampai, di depan sana rumah Exlin kan? saat aku mengantarkan Exlin pulang aku mobil ku tak bisa masuk jadi aku menyimpannya disini Zin. Ayo kita turun,"untung nya Syur sudah sampai rumah Exlin dan tentu saja itu bisa memotong pembicaraan Zin yang tadi meminta untuk memutar arah untuk melihat selebaran kertas yang bertuliskan informasi tentang anak hilang tersebut. " Oh ya pak kita sudah sampai, baiklah pak aku akan turun dan mengunjungi Exlin sebentar, tak apa-apa kan kau tunggu sebentar disini pak,"ujar Zin lalu bertanya seperti itu. " Oh untuk itu tentu saja aku akan ikut Zin, aku kenal dengan Exlin dan tentu saja aku juga ingin mengunjunginya,"jawab Syur. " Oh ya baiklah pak,"ujar Zin. Langsung saja Zin, dengan Syur yang ikut untuk mengunjungi Exlin ke rumahnya keluar mobil dan langsung menghampiri rumah Exlin. Saat sudah di depan rumah Exlin tentu saja Zin langsung mengetuk pintu rumah Exlin. " Tok, tok, tok. Permisi, Exlin kau di rumah,"sambil mengetuk pintu Zin berkata seperti itu. Tapi tak ada jawaban saat itu, dan tentu saja Zin tak langsung pergi. Zin kembali mengetuk pintu dan menyapa Exlin lagi, tapi beberapa saat kemudian Zin menunggu, tetap saja tak ada orang yang membuka pintu atau menjawab perkataan Zin saat itu. " Zin mungkin Exlin, dan keluarganya sedang keluar bekerja mungkin karena kita tahu kan jika Exlin itu anak yang rajin seperti mu Zin, dan sekarang sepertinya Exlin sedang bekerja di luar bersama ayah atau ibunya Zin. Ayo lebih baik kita pulang saja Zin, kita bisa mengunjungi Exlin di hari lain kan, atau nanti siang juga Exlin akan mengajak mu untuk pergi bekerja bersamanya kan Zin?"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, berharap Zin tak memiliki pikiran buruk tentang keluarga Exlin yang saat ini tak ada di rumahnya, itu berarti Zin tak akan mendapat keterangan jika Exlin menjadi korban penculikan. " Oh ya pak aku pikir juga seperti itu. Aku berpikir disini juga sepertinya tak ada hal yang aneh pak dan tentu saja itu berarti memang keadaan Exlin baik-baik saja. Yasudah pak mungkin lebih baik kita pergi saja sekarang, biarlah nanti Exlin mungkin akan seperti biasanya, mengajak ku untuk pergi bekerja keluar,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur saat itu. " Ya baiklah Zin, jika seperti itu. Ayo sekarang kita pulang dulu. ( Syukurlah di rumah Exlin sedang tak ada orang itu berarti Zin tak akan mendapatkan dulu keterangan tentang Exlin saat ini. Maaf Zin aku harus menyembunyikan hal ini dulu dari mu, karena ini juga tentu saja untuk kebaikan mu),"ujar Syur mengajak Zin pulang dulu untuk hari ini, dan berkata seperti itu dalam hatinya. Lalu Zin, dan Syur pun pulang ke panti saat itu. Di perjalanan pulang menuju panti saat itu Syur melihat jika Zin hanya diam seribu bahasa tanpa berkata, atau pun bertanya apapun, Zin hanya diam dan melihat ke arah luar mobil saat itu. " Aku pikir Zin masih saja memikirkan tentang Exlin, dia masih saja bertanya-tanya dan tentunya Zin memiliki rasa tak enak dalam hatinya saat ini. Aku harus bisa menjaga rapat-rapat masalah ini, Zin tak boleh tahu jika aku sudah mengetahui apa yang terjadi kepada Exlin dari ku, termasuk Zin juga tak boleh sampai menanyakan tentang penculikan Zin kepada ku. Siang ini tentu Exlin tak akan ada untuk mengajak Zin pergi bekerja keluar lagi, dan saat itu tentu saja Zin akan menanyakan kenapa Exlin bisa tak datang mengajak nya bekerja hari ini, jika seperti itu aku pikir Zin akan mencari tahu kembali ke rumah Exlin saat itu sehingga tentu saja Zin akan mendapatkan kabar dari orang rumah Exlin jika Exlin telah mengalami penculikan. saat itu tentu saja Zin akan menanyakan hal itu kepada ku dan tentu saja saat itu aku sudah harus pergi, agar Zin tak menanyakan hal kepada ku. Maaf Zin aku harus seperti ini karena jika kau tahu kejadian ini dari ku itu akan berakibat buruk bagi mental mu Zin, maaf sekarang aku merahasiakan hal ini dari mu untuk kebaikan mu juga Zin,"ujar Syur saat itu berkata dalam hatinya sendiri, dengan sedikit sedih karena melihat Zin yang saat itu terlihat murung karena terus saja khawatir dengan apa yang terjadi pada Exlin saat itu. Singkat cerita Zin, dan Syur sudah sampai di panti saat itu. " Baiklah Zin, kau masuk saja duluan simpan makanan yang sudah kita bawa untuk Niaz makan di kamar, lalu kau bisa kembali mengawasi anak-anak yang sedang bermain, atau membantu perawat untuk mengerjakan sesuatu di panti ini. Barang-barang ini biarkan aku dan penjaga yang memasukannya ke panti,"ujar Syur langsung saja menyuruh Zin agar masuk ke panti terlebih dahulu. " Baiklah pak, terima kasih untuk semuanya, maaf aku sudah merepotkan mu dengan permintaan ku pak,"ujar Zin berkata seperti itu. " Ya Zin tentu saja. Tidak Zin, kau tak merepotkan ku tenang saja, jika kau memiliki permintaan lagi katakan saja aku akan berusaha untuk mengabulkannya Zin,"jawab Syur. Zin langsung saja pergi masuk ke panti saat itu, masuk ke dalam kamarnya untuk menyimpan terlebih dahulu makanan yang Zin bawakan untuk Niaz nanti. Dengan cepat Zin langsung saja kembali pergi ke ruang bermain anak-anak saat itu, Zin saat itu langsung saja mengawasi anak-anak yang bermain disana, saat itu Zin tak melihat jika Endi ada di ruang bermain dengan anak-anak lainnya, tentu saja itu mengundang tanya di benak Zin, dimana Endi berada. Zin tak banyak berpikir dan langsung saja diam-diam mencoba untuk mencari dimana Endi berada, dan tempat yang terpikir oleh Zin saat itu tentu saja bangku yang ada di dekat pintu bagian luar taman. Pelan-pelan Zin pergi ke sana agar tak terlihat jika Zin sedang mencari Endi, tentu saja Zin berlagak seperti memang sedang mengawasi anak-anak bermain saat itu. Saat Zin sudah sampai di pintu untuk menuju ke taman Zin tak keluar saat itu, Zin mencoba mengintip apakan Endi benar sedang berasa disana atau tidak. Benar saja apa yang di pikirkan Zin, saat itu Zin melihat jika Endi ada di bangku tersebut, tapi sebuah kejadian yang membuat Zin kaget kembali terlihat saat itu, Zin melihat jika Endi sedang memeluk kedua kakinya saat itu, Endi terlihat, dan terdengar sedang menangis saat itu. " Ada apa ini? kenapa Endi malah menjadi murung dan bersikap seperti biasanya dulu. Endi kembali melakukan aktifitas buruknya saat ini, kenapa dengan nya,"ujar Zin bertanya dalam hatinya sendiri saat itu. Zin saat itu nekat saja ingin pergi menghampiri Endi dan menanyakan apa yang Endi pikirkan sehingga membuat Endi murung, bahkan sampai menangis seperti ini. Zin langsung saja melangkah akan menghampiri Endi saat itu tapi tiba-tiba. " Kak kau mau kemana?"ujar Niaz yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Zin bertanya seperti itu. " Niaz, kau mengagetkan ku saja. Kau sudah pulang? tapi inikan belum waktunya untuk mu pulang Niaz, kenapa kau bisa pulang lebih awal, apa kau sakit sampai kau izin pulang lebih awal dari sekolah Niaz?"Zin berkata seperti itu kepada Niaz dengan tangannya yang langsung saja meraba jidat Niaz mengecek suhu tubuh Niaz saat itu. " Kak aku tak apa-apa kak, tadi adalah hari terakhir ku sekolah kak untuk beberapa hari ini sekolah di liburkan karena ada rapat di sekolah, dan ada perbaikan jadinya sekolah di liburkan dulu kak, dan karena perbaikan sudah dimulai tadi kami jadi di pulangkan lebih awal kak. Kak apa yang kau lakukan? kenapa kau seperti orang yang sedang mengintip, apa kau memang sedang menyelidiki seseorang kak?"ujar Niaz menjawab apa, dan menepis apa yang Zin lakukan terhadapnya saat itu, dan bertanya kembali dengan apa yang Zin sedang lakukan. " Ya bagus lah Niaz jika seperti itu, aku bersyukur kau tak apa-apa. Kita sebaiknya tidak bicara disini Niaz. Aku ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu Niaz, ayo kita ke kamar saja dulu,"ujar Zin berkata seperti itu, dan langsung saja mengajak Niaz pergi ke kamar mereka saat itu. " Untuk ku kak? apa itu,"tanya Niaz. " Ya sudah ayo kita pergi saja dulu Niaz, barang yang ingin aku berikan ada di kamar,"ujar Zin sambil mengajak Niaz pergi ke kamarnya saat itu " Tadi aku di minta Syur untuk pergi berbelanja dengannya, dan setelah kita belanja Syur mengajak ku makan di restoran, Syur berkata pilihkan makanan untuk mu nanti makan di panti, dan ini lah makanannya. Ayo Niaz kau makan saja dulu, ini barang yang aku maksud ingin berikan padamu Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Niaz, dan langsung saja memberikan makanan yang sudah Zin beli untuk Niaz makan. " Oh ya terima kasih kak, kau dan Syur sangat baik padaku, terima kasih. Tapi apa yang sudah kau beli tadi bersama Syur kak?"ujar Niaz berterima kasih, lalu bertanya. " Tadi aku hanya membeli bahan untuk bersih-bersih, dan sepertinya bahan untuk menghias ruangan disini Niaz, itu bagian yang aku beli Niaz. Tapi saat tadi aku menyimpan barang yang sudah aku beli di kursi kedua mobil aku melihat jika barang yang sudah di beli Syur, dan sudah ada di bagian kursi kedua mobil itu, aku melihat jika Syur sepertinya membeli barang-barang yang cukup membuat ku heran dan ingin bertanya, tapi aku tak ingat karena tadi perhatian ku teralihkan dengan keinginan ku yang ingin mengunjungi Exlin saat itu. Aku lihat Syur membeli sebuah tali tambang yang panjang saat itu, ada juga kunci gembok yang besar dan yang paling membuat ku penasaran adalah sebuah rantai yang cukup besar yang Syur sudah beli tadi. Tidak kah itu aneh untuk mu Niaz?"ujar Syur berkata seperti itu kepada Niaz saat itu, dan menjelaskan tentang dirinya yang merasa sedikit aneh dengan barang-barang yang sudah Syur beli saat itu. " Kunci gembok, dan sebuah rantai mungkin saja itu untuk menutup pintu gerbang kak, atau sebuah rantai yang cukup besar tentu saja bisa di gunakan untuk mengganti rantai ayunan yang terlihat sudah usang, dan mengalami korosi kan kak? dan untuk tali tambang aku pikir itu juga bisa dibuat untuk mengganti rantai dengan tali tambang tersebut kak? kau mengunjungi Exlin? memangnya ada apa kak? bukankah kemarin kau bekerja sama-sama dengannya seperti biasa kan kak, dan kemarin kalian pulang ke tempat masing-masing dengan keadaan Exlin baik-baik saja kan kak? ada apa sampai kau mengunjunginya kak?"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Zin jika apa yang Syur sudah beli adalah hal yang bisa di bilang wajar, dan tak perlu Zin rasa aneh. Lalu bertanya tentang Zin yang tiba-tiba mengunjungi rumah Exlin padahal kemarin sore mereka bekerja bersama seperti biasa. Niaz berpikir positif saat itu sehingga bisa mengarahkan pikiran Zin terhadap barang yang Syur beli tadi. " Oh ya aku pikir kau benar Niaz, aku terlalu sensitif dengan pikiran ku jika mendengar club tersebut sehingga hal yang berhubungan dengan club tersebut masuk ke dalam pikiran ku, aku menjadi orang yang sangat berpikiran negatif. Maaf Niaz aku sekarang malah suka menambah kekhawatiran pikiran orang lain dengan pikiran ku yang terlalu sensitif Niaz. Tentang itu, ya Niaz memang kemarin aku bekerja bersama Exlin sampai kita sama-sama pulang, tapi entah kenapa saat kemarin Syur bicara tentang anak yang hilang di culik seseorang aku jadi merasakan hal yang tak enak masuk ke dalam hati, dan pikiran ku Niaz jadi aku putuskan untuk mengunjungi Exlin tadi, tapi sayangnya saat aku mengunjungi Exlin tadi di rumah Exlin sedang tak da seorang pun jadi aku tentu saja tak bertemu dengan Exlin. Oh ya Niaz aku baru ingat juga jika yang sebenarnya kemarin aku katakan padamu bahwa aku ingin mengatakan sesuatu, sebenarnya tentang hal ini lah yang akan aku bicarakan padamu Niaz, tapi aku lupa karena kemarin aku merasa sangat senang dengan apa yang kau bisa lakukan Niaz. Dan sekarang saja aku katakan padamu jika aku merasa sangat khawatir dengan Exlin Niaz, tak tahu kenapa sampai saat ini aku masih merasakan hal tak enak ada dalam pikiran, dan hatiku Niaz itu juga menjadi alasan kenapa aku sampai meminta Syur untuk mengunjungi rumah Exlin Niaz, aku ingin membuktikan jika Exlin tak apa-apa,"ujar Zin berkata seperti itu mengenai pikiran Niaz yang bisa membuat Zin berpikir positif juga, lalu Zin mengatakan tentang alasannya mengunjungi Exlin saat itu, serta Zin yang langsung saja bercerita tentang sebenarnya hal ini lah yang ingin Zin katakan pada Niaz yang kemarin Zin lupa untuk mengatakannya karena kebahagiaan yang Zin dapatkan karena Niaz. " Oh jadi itu kak, tapi kak aku pikir tak akan ada apa-apa yang terjadi dengan Exlin kak, karena seperti yang biasa juga Exlin selalu kembali kemari di tengah hari untuk mengajak mu bekerja kan kak? sayang sekali jika seperti itu kak, tapi aku yakin jika Exlin tak kenapa-napa kak, tenang saja nanti juga Exlin sebentar lagi akan kemari dan mengajak mu untuk bekerja keluar bersama kan kak?"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Zin saat itu. " Ya kau benar Niaz akhir-akhir ini aku mengalami banyak hal yang membuat ku tak nyaman termasuk perasaan ini, dan itu hanya karena aku yang membuatnya sendiri Niaz, karena aku yang terlalu khawatir dan berlebihan lah perasaan buruk ini bisa muncul Niaz. Maaf Niaz setelah aku menceritakan apa yang aku alami kemarin sehingga membuat ku berpikir buruk seperti ini, aku bisa lebih tenang Niaz. Terima kasih adik ku yang sangat aku banggakan kau sudah membuat kakak mu ini merasa lebih lega. Sepertinya kita lebih baik pergi ke ruang bermain lagi untuk mengawasi anak-anak sebelum aku pergi lagi untuk bekerja bersama Exlin. Ayo Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Niaz saat itu, lalu mengajak Niaz untuk pergi ke ruang bermain anak-anak tentu saja mengawasi mereka yang sedang bermain. " Ya kak sama-sama, aku senang jika bisa membuat mu merasa lega setelah kau menceritakan apa yang menjadi uneg-uneg mu selama ini kak. Ya baik kak, aku juga sudah selesai makan kita kembali saja mengawasi anak-anak kak,"ujar Niaz menjawab kata terima kasih Zin, lalu pergi ke ruang bermain anak untuk mengawasi anak-anak kembali disana. Zin, dan Niaz langsung saja keluar kamar, dan pergi ke ruang bermain anak-anak saat itu untuk mengawasi mereka yang sedang bermain disana. Sampai Zin teringat jika Zin mendapatkan perasaan, dan pikiran buruk karena perkataan Endi yang saat itu mengatakan jika penjahat yang menjadi dalang dari penculikan ini adalah orang-orang dalam club tersebut. Tapi tentu saja saat itu Zin tak berpikir buruk kembali tentang apa yang sempat Zin dengarkan dari Endi yang saat itu bicara sendiri, karena Zin saat itu berpikir jika Endi bicara tentang Niaz, tapi Zin bersyukur karena Niaz tak apa-apa dan sekarang Niaz seperti biasa ada bersamanya di panti tersebut dengan aman. " Niaz kau mau kemana? jika kau mencari Endi, tadi aku lihat jika Endi berada di bangku yang di dekat pintu keluar taman. Oh ya aku baru ingat Niaz, tadi aku melihat jika Endi menangis sendiri, entah apa yang membuat Endi menangis, karena tadi aku berpikir untuk menanyakannya kepada Endi tapi tadi kau mendahului bertanya kepada ku sehingga mengagetkan ku, dan tentu saja selanjutnya ini lah yang terjadi Niaz. Tapi mungkin percuma saja jika tadi aku menanyakan hal ini kepada Endi Niaz, Endi pun sepertinya tak akan menjawab apa yang aku tanyakan Niaz, dan tentu saja aku tak ingin jika sampai kedatangan ku bertanya kepada Endi malah akan mengganggu Endi Niaz, jadi karena sekarang kau sudah tahu tentang ini, lebih baik kau saja yang bertanya langsung kepada Endi Niaz. Tentu saja Endi akan sangat jauh lebih baik jika kau yang mencoba menenangkan Endi Niaz. Oh ya aku hampir lupa juga jika tadi saat dia bicara sambil menangis, dia menyebut namamu dan mendoakan mu, yang lebih penting adalah dia menyebut jika kau adalah sahabatnya Niaz,"ujar Zin memberitahu keberadaan Endi kepada Niaz, dengan mengatakan apa yang Zin dengar dari Endi yang berbicara, dan berdoa sendiri menyebut nama Niaz sahabat Endi tadi. " Oh ya apa kau tak salah mendengar kak? apa ka yakin, jika seperti itu sepetinya aku memang harus lebih bisa mendekati Endi kembali kak, agar dia lebih bisa membuka hatinya untuk ku, dan tentu saja kita akan menjadi sahabat yang bisa mengerti satu sama lain, berbagi cerita dan semuanya kak, iya kan? aku sangat senang sampai aku tak sabar aku ingin langsung saja menghampiri Endi kak,"ujar Niaz yang saat itu terlihat sangat bahagia merespon apa yang Zin katakan padanya tentang Endi yang menyebut Niaz adalah sahabatnya, bahkan Zin mendengar jika Endi mendoakan Niaz tentu saja itu berarti Endi sudah bisa membuka hatinya dan menerima Nia sebagai sahabatnya. " Oke, oke Niaz cukup. Meskipun seperti itu kau harus ingat jika kau masih dalam rencana mu, jangan sampai kebahagiaan mu ini malah menjadi petaka yang bisa membuat mu gagal dalam melanjutkan rencana mu Niaz. Cukup, sekarang kau bersikap lah biasa Niaz tarik nafas, keluarkan, keluarkan hahaha. Kau bisa tenang, sudah merasa tenang? kau boleh lanjutkan rencana mu Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu, dan dengan Zin yang bercanda berkata seperti itu Zin menenangkan Niaz yang dengan perasaan sangat bahagia akan menghampiri Endi saat itu. " Ya baik kak, aku bisa. Tenang, tenangkan diriku. Baik kak aku siap, aku akan pergi ke taman. Tak apa-apa kau diam saja disini, aku yang akan berhadapan langsung dengan Endi kak,"Niaz menenangkan perasaan dalam dirinya yang saat itu penuh, bahkan terlalu bahagia karena apa yang Zin dengarkan dari Endi saat itu, lalu setelah Niaz bisa menenangkan dirinya Niaz langsung saja pergi ke taman dimana Endi berada. Saat Niaz sudah akan keluar ruangan, Niaz tak berniat untuk langsung menghampiri Endi, tapi Niaz pura-pura akan mengawasi saja taman tersebut sampai tanpa melihat ke arah Endi yang saat itu benar ada di bangku seperti biasanya. Niaz langsung saja pergi ke tengah taman tersebut, sampai tiba-tiba, Niaz kaget karena dengan sangat erat Endi memeluk Niaz dari belakang sehingga tentu saja Niaz merasa sangat kaget. " Hey apa-apaan ini? apa kau sakit?"dengan suara yang gemetar karena kaget Niaz bertanya. " Niaz ini benar kau kan? aku tak bermimpi kan? aku sangat khawatir dengan mu Niaz aku sangat khawatir, karena aku lihat jika kau selalu melewati club tersebut Niaz. Niaz kau harus berhati-hati jika melewati club tersebut karena club tersebut adalah sarang dari orang-orang jahat Niaz, kejadian yang baru saja terjadi yaitu ada seorang anak yang suka bekerja menjadi seorang pengamen yang di culik di dekat club tersebut Niaz, aku tadi sampai menangis berdoa agar kau baik-baik saja Niaz. Dan sepertinya doa ku terkabul, aku sangat bersyukur Niaz terima kasih. Aku kau tak akan pernah sekali-kali lagi pergi, meskipun hanya melewati club tersebut Niaz. Kau mendengarkan apa katamu kan Niaz?"ujar Endi dengan sangat bahagia berkata seperti itu, bahkan Endi berkata seperti itu dengan bahagia sehingga mengeluarkan air mata saat itu. " Ya tentu saja aku tak apa-apa Endi, karena itu hanya halusinasi mu saja Endi, aku tak apa-apa, dan kau salah jika sampai kau mengira orang-orang dalam club tersebut itu adalah penjahat Endi. Dan kenapa kau bilang jika penjahat itu adalah orang-orang dalam club tersebut, kau menyebut juga jika anak yang hilang itu adalah anak yang suka mengamen? kau tahu dari mana Endi? maaf lepaskan pelukan mu Endi,"ujar Niaz, dan bertanya dengan melepaskan pelukan Endi saat itu. " Niaz jangan, jangan remehkan orang dalam club tersebut jangan. Yang penting sekarang kau tak apa-apa aku sangat bahagia Niaz terima kasih. Yeay terima kasih aku sangat senang Niaz," Endi dengan sangat bahagia berkata seperti itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD