Kebahagiaan Yang Harus Ternodai Karena Halusinasi Yang Menjadi Nyata.

4999 Words
Syur, Zin, dan Niaz langsung saja makan bersama saat itu, dan seperti biasa di sela-sela mereka makan mereka berbincang disana. " Niaz, Zin aku perhatikan kalian dari tadi makan dengan senyuman yang tak hilang di wajah mu? ada apa? ini bukan hari dimana kalian menjadi kurang waras kan hehe?"ujar Syur seperti itu dengan nada yang bercanda kepada Nia, dan Zin. " Oh maaf pak kau melihat kami, ya tentu saja kami bukan sedang kurang waras pak, tapi ada saja hal yang membuat kami senang hari ini, itu karena" "Niaz berhasil untuk membuat Endi kembali bicara pak, ups maaf aku langsung mengatakan nama anak itu di depan Niaz pak, karena Niaz sudah berhasil mengetahui siapa nama anak itu pak, bahkan Endi sendiri lah yang menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Niaz, dan Endi juga yang memperkenalkan namanya terlebih dahulu kepada Niaz saat itu pak, dan tentu saja itu membuat Niaz bahagia dan tak lepas dari itu aku bahagia karena melihat Niaz yang bahagia pak,"dengan memotong pembicaraan Niaz saat itu Zin langsung saja bicara tentang hal yang membuat Niaz bahagia sehingga di waktu makan itu, Niaz, dan Zin terlihat senyum-senyum sendiri. " Aku sungguh tak mengira akan secepat ini Niaz, tapi aku percaya, sangat percaya dengan apa yang kau katakan Niaz, aku sungguh bersyukur dan ikut bahagia dengan apa yang sudah kau dapatkan, dan capai Niaz. Bagus Niaz, terima kasih kedatangan kalian kemari menjadi sebuah awal yang lebih baik lagi untuk Endi, jika sudah seperti ini tentu saja kau akan dengan mudah, dan tentunya akan mendapatkan kelancaran agar bisa terus menjalankan rencana mu sampai kau benar-benar bisa sukses dalam menyelesaikan rencana mu itu Niaz. Terima kasih Niaz, terima kasih,"ujar Syur berkata seperti itu bahkan Syur juga jadi terlihat sangat bahagia dengan Niaz yang bisa mengetahui nama anak itu dengan usahanya sendiri seperti apa yang di pikirkan Syur, dan Zin supaya Niaz bisa mengetahui nama anak itu sendiri. " Ya pak aku juga tak menyangka akan secepat ini aku bisa membuatnya bicara, bahkan memperkenalkan diri kepada ku pak, aku sungguh menjadi sangat semangat dengan rencana ku sekarang pak, pokoknya aku akan menyelesaikan rencana ku ini sampai apa yang aku ingin kan tercapai pak, aku berjanji pada kalian aku akan berusaha terus untuk bisa menyelesaikan rencana ku ini dengan hasil yang bisa kalian banggakan pak, kak,"ujar Niaz dengan sangat yakin berkata seperti itu kepada Syur, dan Zin saat mereka makan bersama saat itu. " Terima kasih kau sudah menjadi adik ku yang sangat baik, dan rajin bahkan kau bisa berusaha sendiri sejauh ini Niaz, kau sudah membuat ku bangga dengan perilaku mu yang sampai saat ini, terima kasih aku harap kau bisa terus berbuat baik seperti ini Niaz,"ujar Zin yang langsung saja memeluk Niaz saat itu, dengan wajah yang berkaca-kaca menangis bahagia karena Niaz saat itu. " Ya kak terima kasih, kau juga sudah menjadi kakak yang sangat baik, luar biasa bagiku kak. Aku bisa seperti ini karena dukungan dari mu, dan pak Syur juga kak. Terima kasih,"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Niaz yang saat itu masih memeluknya, lalu mengusap air mata Zin saat itu. " Kakak beradik yang sangat luar biasa aku tak menyangka akan bisa menemukan keluarga kecil yang seperti ini kalian bukan anak-anak biasa, kalian anak-anak yang memiliki kelebihan yang luar biasa Zin, Niaz dan kalian bisa memanfaatkan kelebihan kalian dengan sangat baik, bagus Zin, Niaz terus lah berbuat hal yang berguna bagi banyak orang seperti ini. Kemari lah aku jadi tak tahan juga ingin memeluk kalian, aku juga sangat merasa bahagia dengan apa yang kau capai Niaz, bagus, terima kasih,"ujar Syur berkata seperti itu memuji Zin, dan Niaz yang sudah bisa berhasil seperti ini, lalu Syur pun ikut memeluk kami saat itu. Ikut dalam kebahagiaan yang saat itu kami dapatkan dari Niaz. " Baiklah pak aku pikir sepertinya Niaz sudah membagikan kebahagiaannya kepada kita, dan kita pun tentu saja merasa sangat bahagia dengan pencapaian Niaz pak. Sekarang aku pikir kita lebih baik masuk ke kamar kita, karena ini sudah malam juga kan pak, kita lebih baik lekas beristirahat untuk menyiapkan esok hari yang tentu saja kita akan kembali bekerja pak, dan tentu nya Niaz akan bersekolah esok hari,"ujar Zin kepada Syur saat itu meminta izin jika mereka akan masuk kamar untuk beristirahat malam itu. " Oh ya maaf Zin, Niaz aku terbawa suasana karena begitu besar kebahagiaan yang kau dapatkan Niaz. Ya baiklah kau benar Zin ini sudah malam lebih baik kita langsung saja sama-sama beristirahat menyiapkan tenaga untuk kegiatan esok hari yang akan kembali kita jalani, baiklah Zin, Niaz lekas beristirahat lah,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, dan Niaz menyarankan juga agar mereka lekas beristirahat malam ini. " Ya pak baik terima kasih pak untuk makan malam dan waktunya, kami permisi untuk beristirahat. Selamat malam pak,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur. Lalu saat itu Zin, dan Niaz langsung saja pergi keluar ruangan Syur langsung menuju ke kamar mereka untuk beristirahat malam ini. " Niaz kau sudah membuat kami merasa bahagia kembali dengan apa yang kau capai Niaz, aku rasa kau memang tepat untuk menghadapi Endi Niaz terus lah lakukan yang terbaik untuknya Niaz dia membutuhkan uluran tangan kita dan tentu saja melalui kau yang memang tepat untuk bisa membantu nya Niaz. Baiklah ayo kita istirahat Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu, dan mengajak Niaz untuk beristirahat malam ini. " Aku juga sangat berterima kasih kepada mu kak, karena dengan dukungan mu dan Syur lah aku bisa seperti ini sekarang kak, terima kasih. Ya ayo kak kita sebaiknya istirahat sekarang,"jawab Niaz, dan langsung saja beristirahat saat itu. Malam itu Zin, dan Niaz langsung saja beristirahat terlelap tidur, tanpa berpikir apapun bahkan Zin tak ingat, apa lagi merasakan kembali rasa tak enak dalam hatinya yang padahal saat itu sangat Zin rasakan khawatir terhadap Exlin saat itu. Begitu besar kebahagiaan mereka saat itu sehingga Zin pun bisa melupakan gelisah yang sangat dia rasakan karena memikirkan Exlin, dan kejadian seorang anak yang hilang tersebut. Malam pun berganti menjadi pagi. Zin, dan Niaz sudah bangun saat itu dengan tepat waktu dimana mereka biasa bangun untuk membantu Syur menyiapkan makanan untuk anak-anak sarapan pagi. " Niaz ayo kita bersihkan diri kita dulu, kita harus segera pergi ke dapur untuk membantu Syur menyiapkan makanan untuk anak-anak panti ini,"ujar Zin mengajak Niaz saat itu. " Ya kak tentu, ayo,"jawab Niaz. Lalu Zin dengan cepat langsung saja kembali memeluk Niaz saat itu. " Aku sangat menyayangi mu Niaz, terus lah menjadi anak yang baik, yang membuat ku bangga,"ujar Zin berkata seperti itu. " Ya tentu kak, aku akan berusaha agar terus bisa menjadi adik yang membanggakan untuk mu, dan untuk orang lain. Aku berjanji,"jawab Niaz saat itu. " Baiklah ayo Niaz kita langsung lebih baik cepat ke dapur untuk membantu Syur,"ujar Zin mengajak Niaz untuk langsung ke dapur saat itu. Zin, dan Niaz langsung saja pergi membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum pergi dapur untuk membantu Syur menyiapkan makan untuk sarapan anak-anak. Beberapa saat kemudian Zin, dan Niaz sudah membersihkan dirinya lalu langsung saja pergi ke dapur untuk membantu Syur. " Pak ini aku Zin, dan Niaz,"tak lupa mengetuk pintu Zin berkata seperti itu. " Ya masuklah pintu tak dikunci,"jawab seseorang dalam dapur sana. " Niaz kau dengar itu? sepertinya bukan Syur yang menjawab. Ayo masuk,"ujar Zin berkata seperti itu, lalu mengajak Niaz langsung masuk ke dapur. Saat Zin, dan Niaz masuk Zin melihat jika benar saja pikiran Zin, jika yang ada di dapur itu bukanlah Syur melainkan itu hanya perawat lain yang saat itu tentu saja sedang menyiapkan makanan yang akan di masak. " Permisi pak, kemana pak Syur? apa dia sakit jadi pagi ini dia tak ada disini pak?"tanya Zin kepada perawat tersebut. " Oh kau anak yang bernama Zin, dan ini adik mu Niaz kan? tadi pagi-pagi sekali Syur berkata jika dia harus pergi ke suatu tempat di temani dengan penjaga, jadi aku ditugaskan disini dulu untuk menggantikannya, Syur bilang kepada ku agar aku menyampaikan permintaan nya agar kalian seperti biasa membangunkan anak-anak nantinya beritahu mereka jika ini sudah waktunya untuk sarapan, dan dia juga berpesan sebelum adik mu Niaz pergi ke sekolah dia harus sarapan terlebih dahulu, hati-hati dalam segala hal, itu yang d katakan Syur kepada ku saat Syur pergi tadi malam,"ujar penjaga tersebut memberitahukan jika Syur pergi saat pagi-pagi buta sekali bersama dengan penjaga, lalu mengatakan apa yang menjadi pesan Syur untuk Zin, dan Niaz saat itu. " Oh ya baiklah pak, tentu kami akan sangat ingin membantu mu disini pak. Tapi maaf jika aku boleh bertanya kembali, kemana tepatnya Syur pergi, dan sekarang Syur pergi dengan di temani penjaga, apa ada hal genting sampai Syur pergi di temani penjaga?"tanya Zin seperti itu kepada perawat saat itu. " Oh tentang itu, aku, aku, aku kurang tahu, dan tadi aku tak terlalu menanyakan kepergian Syur, mau kemana, dan mau apa tadi aku tak menanyakannya Zin, maaf. Tapi setahu ku Syur tak pernah ada hal yang genting apa lagi bermasalah dengan orang atau instansi lain, biasanya Syur pergi dengan penjaga itu hanya membeli beberapa barang yang sepertinya Syur tak bisa mengambilnya sendiri, dan Syur pun pergi bersama dengan penjaga itu bukan hal yang aneh karena biasanya Syur juga memang kadang suka di bantu penjaga jika membeli sesuatu atau melakukan sebuah tugas Zin. Kenapa? apa ada yang salah?"ujar penjaga tersebut menjawab apa yang Zin tanyakan padanya dengan nada yang sedikit seperti ragu bicara seperti itu, dan penjaga tersebut pun kembali bertanya kepada Zin. " Ya baiklah jika seperti itu pak, terima kasih kau sudah menjawab pertanyaan ku pak. Maaf mengganggu pekerjaan mu dengan pertanyaan ku, baiklah pak sekarang apa yang bisa aku bantu disini?"ujar Zin berkata seperti itu kepada penjaga saat itu, lalu bertanya tentang apa yang harus Zin lakukan saat sekarang. " Oh ya Zin kau, dan Niaz bisa tolong aku dengan memilih sayuran yang ada dalam wadah di bawah sana Zin, pilih yang masih sangat segar lalu kau bisa cuci sayuran itu. Ini belum waktunya membangunkan anak-anak kan? jadi kita bisa membersihkan sayuran ini dulu, dan tentu saja memasaknya terlebih dahulu sebelum kita memberitahu anak-anak untuk berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Seperti itu kan yang selalu kalian lakukan, dan Syur Zin?"ujar penjaga tersebut kepada Zin, dan Niaz saat itu memberitahukan apa yang pertama harus di lakukan. " Oh ya tentu pak, ya ini hal yang biasa kita lakukan dengan Syur pak. Tapi maaf pak aku ingin bertanya, kau sepertinya kurang paham dengan apa yang akan kau masak sekarang, apa kau merasa bingung? maaf bukan bermaksud tak baik, tapi apa kau tak tahu bagaimana memasak dengan bahan-bahan ini pak?"ujar Zin bertanya seperti itu karena Zin melihat jika perawat ini seperti orang yang kurang paham dalam hal memasak. " Oh ya baiklah Zin kau benar, aku memang sedikit kurang paham dengan apa yang akan kita masak, karena tadinya ada perawat lain sebelum aku yang kemari, tapi dia tadi izin untuk pergi dulu keluar, dan entah kemana dia tapi dia belum kembali lagi untuk memasak bahan-bahan ini, aku tadi hanya di minta bantuan saja selama dia pergi agar aku membersihkan dan membereskan bahan makanan yang akan di masak ini. Seperti itu Zin maaf ya kita tunggu saja teman ku itu,"ujar perawat tersebut mengatakan hal seperti itu kepada Zin saat itu. " Oh ya baik pak jika seperti itu, tapi kau tak tersinggung dengan perkataan ku barusan kan pak?"tanya Zin. " Oh ya tentu tidak Zin, tidak tenang saja,"jawab perawat tersebut. Tak lama saat Zin berbincang dengan perawat tersebut, perawat wanita yang tadinya pertama mengurus soal makanan yang akan di masak datang. " Oh ini dia, akhirnya kau datang juga aku sedikit bingung dengan apa yang akan kau masak tadi, aku lupa untuk menanyakannya jadi aku bingung. Baiklah karena kau sudah kembali, aku serahkan tugas ini kepada mu kembali. Zin, Niaz aku tinggal dulu ya aku harus membersihkan gudang, dan ruangan lainnya kau lanjutkan bantu perawat ya,"ujar perawat tersebut seperti itu kepada Zin, dan Niaz saat itu. " Ya baiklah pak, jika ada yang harus ku bantu kau jangan sungkan untuk memanggil ku pak, aku tentu akan membantu mu,"jawab Zin. " Ya Zin tentu, baiklah sampai jumpa,"dengan langsung keluar dari dapur perawat tersebut berkata seperti itu. Saat itu Zin, dan Niaz tak bertanya apa-apa kembali kepada perawat yang sekarang sedang memasak makanan untuk anak-anak dengan dibantu oleh Zin, dan Niaz tentunya. Karena sudah terbiasa Niaz, dan Zin langsung saja inisiatif menghampiri ke setiap kamar anak-anak untuk memberitahu jika sebentar lagi adalah waktu mereka untuk sarapan pagi. " Niaz sebaiknya kita menghampiri anak-anak di kamarnya memberitahu anak-anak jika sebentar lagi waktunya untuk mereka sarapan pagi. Bu kami pergi dulu memberitahu anak-anak jika ini sudah waktunya untuk sarapan"ujar Zin mengajak Niaz, lalu izin kepada perawat untuk pergi. " Baik kak,"jawab Niaz. Dan perawat tersebut pun tentu saja mengijinkan Zin untuk memberitahu anak-anak jika ini sudah waktunya untuk sarapan. Zin, dan Niaz langsung saja keluar dapur saat itu. " Zin ke kamar nomor berapa kau akan pergi? apa kau masih terus berencana untuk menghindari Endi?"tanya Zin. " Tidak kak, aku pikir sekarang yang harus aku lakukan bukan harus menghindarinya, tapi aku hanya harus bersikap biasa saja seolah tak ada apa-apa yang aku rencanakan kak,"ujar Niaz menjawab perkataan Zin saat itu. " Ya baiklah jika seperti itu, demi keberhasilan rencana mu tentu saja aku akan melakukan apa yang kau rasa harus di lakukan Niaz. Yang terpenting rencana mu tak mengalami masalah dan bisa berjalan lancar sampai kau bisa benar-benar berhasil, sampai menyembuhkan Endi Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Niaz saat itu. " Ya kak, terimakasih karena sudah mendukung ku, dan masih terus mendukung ku,"jawab Niaz. " Tentu Niaz, ayo. Aku akan pergi ke kamar nomor 3, dan 4 jika seperti itu,"ujar Zin. Zin, dan Niaz saat itu langsung saja pergi menghampiri anak-anak di kamarnya masing-masing, Zin pergi ke kamar nomor 3, dan 4 sementara Niaz pergi ke kamar nomor 1, dan 2. Zin sudah masuk ke dalam kamar, dan terlihat sudah keluar kembali dengan anak-anak, itu artinya Zin sudah mengatakan kepada anak-anak jika waktu sudah waktunya untuk mereka sarapan. Niaz pun sudah memberitahukan kepada anak-anak jika sekarang sudah waktunya untuk sarapan, tapi Niaz lihat saat itu memang anak-anak sudah keluar kamar, dan pergi menuju ke ruang makan tapi Niaz perhatikan saat itu sepertinya Niaz tak melihat jika Endi ada di salah satu antara mereka. Niaz pun tak panik saat itu karena jika Niaz panik, dan kepanikan Niaz di ketahui oleh Endi tentu saja Endi akan sangat curiga dan memikirkan hal yang tidak-tidak tentang Niaz yang panik saat Niaz tak melihat Endi saat itu. Sampai Niaz diam-diam mencoba untuk melihat-lihat apa benar Endi tak ada di antara mereka, saat itu Endi langsung saja terus melihat-lihat secara diam-diam ke semua anak-anak tersebut, dan Niaz pikir jika apa yang Niaz pikirkan memang benar, Endi tak ada diantara mereka. Niaz langsung saja masuk kembali ke kamar, nomor 2 dimana tentu saja Endi tidur di kamar nomor 2 tersebut. Endi langsung saja masuk ke dalam kamar nomor 2 tersebut, dan melihat-lihat di dalam sana, barang kali Endi memang masih ada disana. Saat Niaz melihat satu per satu tempat tidur di kamar tersebut Niaz memang tak melihat jika Endi ada di salah satu tempat tidur tersebut sampai itu membuat Niaz sedikit merasa khawatir, dan bertanya-tanya kemana Endi pergi. Niaz sedikit sudah merasa panik dengan keadaan itu, tapi Niaz kembali menenangkan dirinya saat itu, Niaz harus bisa kontrol apa yang Niaz rasakan saat itu, jangan karena hal seperti ini, usaha dan rencana Niaz yang sudah sejauh ini menjadi rusak. Apa lagi dulu Niaz juga pernah mengalaminya dimana saat Endi tak ada di salah satu anak yang sedang makan di ruang itu, dan akhirnya Endi bisa di temukan dengan kondisinya yang biasa saja ada di bangku dekat pintu keluar taman. Maka dari itu sekarang Niaz bisa mengontrol perasaannya sehingga Niaz diam, dan terus saja berpikir menenangkan dirinya. Niaz sudah bisa mengontrol perasaannya saat itu lalu, Niaz langsung saja mencoba untuk keluar kamar tersebut dengan wajah, dan sikap yang biasa saja. Niaz berbalik berniat untuk keluar dari kamar tersebut, saat Niaz berbalik Niaz tak sengaja melihat jika di salah satu gorden kamar yang menutupi sampai ke lantai, tepatnya gorden yang menutupi kaca yang mengarah ke luar kamar, Niaz melihat semua gorden tersebut tembus pandang keluar karena terkena cahaya langit yang mulai muncul pagi itu, tapi Niaz perhatikan di salah satu bagian gorden tersebut ada sesuatu yang menghalangi sehingga gorden tersebut tak tembus pandang seperti bagian gorden yang lainnya. Melihat seperti itu, tentu saja mengundang keingintahuan Niaz, Niaz menjadi penasaran dengan hal tersebut sampai Niaz perlahan mencoba untuk membuka, dan melihat apa itu meskipun saat itu Niaz merasa takut karena hal itu, takutnya itu hal yang berbahaya, lebih parahnya lagi Niaz sangat takut jika itu adalah seorang penjahat yang mencoba untuk merampok di panti ini. Tapi saat Niaz perhatikan lagi bayangan tersebut tidak seperti seorang manusia karena Niaz lihat ke bagian bawah, bayangan tersebut berbentuk kotak, jika itu manusia tentu saja bayangan kaki tak berbentuk kotak. Pikiran itu tentu saja membuat Niaz berpikir untuk tak takut menghampiri, dan membuka gorden tersebut sehingga Niaz langsung saja mencoba mendekati gorden tersebut, untuk membukanya, tapi tentu saja Niaz tetap perlahan mencoba untuk membuka gorden tersebut. Niaz sudah semakin dekat dengan gorden tersebut, sampai Niaz sudah bisa mencapai gorden tersebut dan tanpa berpikir lagi Niaz langsung saja membuka gorden tersebut. Betapa kagetnya Niaz saat itu karena ternyata yang ada di balik gorden tersebut adalah Endi, dengan tatapannya yang biasa dia lakukan setiap hari di bangku dekat pintu keluar taman Endi memandang kosong, dan lurus saat itu. Saat Niaz melihat ke bagian bawah yang pantas saja itu tak terlihat seperti kaki, dan hanya berbentuk kotak karena itu memang sebuah dus yang berisi keramik dan Endi berada di atasnya saat itu sehingga tentu saja Niaz tak mengira itu adalah manusia, apa lagi mengira jika itu adalah Endi. " Kau? apa yang kau lakukan disini? apa kau tak mendengar jika tadi aku kemari dan meminta agar anak-anak pergi ke ruang makan karena ini sudah waktunya sarapan,"ujar Niaz sedikit membentak Endi yang saat itu terus saja memandang keluar kaca tersebut. " Bisakah kau bicara kepada ku dengan senyuman? aku bukan penjahat apa lagi anak nakal yang suka membuat onar disini,"ujar Endi saat itu dengan wajah memelas, dan mata yang berkaca-kaca seperti akan menangis. " Oh maaf Endi baik aku mungkin salah karena bicara dengan nada yang sedikit keras padamu maaf. Baiklah sekarang aku sudah bisa berjumpa dengan mu, ayo sarapan Endi, makanan akan kami antar ke meja dimana anak-anak duduk termasuk kau, ayo Endi,"ujar Niaz berkata seperti itu, dan Niaz meminta maaf karena Niaz memang sepertinya Niaz agak sedikit berlebihan bicara dengan nada yang cukup keras kepada Endi saat itu, meskipun Niaz bisa bicara seperti itu karena sifat Endi yang saat itu membuat Niaz khawatir dengan keadaannya. " Kau ingat saat kau pertama kali bergabung ke panti ini Niaz? meskipun aku hanya orang yang pendiam tapi aku ingat jika saat itu kau datang kemari, membantu pekerjaan disini dengan senyuman yang ramah kepada anak-anak, bahkan terhadap ku yang dulu aku sangat lah pendiam, angkuh, dan seolah tak ingin ber-sosialisi dengan orang lain termasuk kau Niaz. Atau mungkin kau marah dengan sifat ku yang seperti itu Niaz? ya aku mengerti kau merasa sakit hati, dan marah dengan sifat ku yang seperti itu kan Niaz sampai akhirnya sekarang kau malah berbalik menjadi angkuh, dan keras kepada ku, seperti itu Niaz? jika memang seperti itu, maaf Niaz jika itu memang membuat mu sakit hati dan marah terhadap ku, tapi Niaz aku jadi bisa berpikir, dan mengingat dengan apa yang sudah aku lewati dulu ketika orang tua ku di culik oleh para penjahat di kawasan pertambangan dekat pantai disana Niaz, jika kau mengerti kau juga pasti akan merasakan apa yang aku rasakan Niaz. Tapi entah kenapa saat aku bilang kepada mu jika kau lebih baik pergi menjauh, jangan pernah hiraukan aku lagi, aku merasakan rasa sakit yang benar-benar sakit dalam hati ku Niaz, entah kenapa itu bisa terjadi, sampai akhirnya beberapa hari aku terus saja merasakan sakit dalam hati ku tersebut, kau terus saja menghampiri ku dan terus memberikan ku semangat sampai akhirnya aku merasa nyaman dengan kehadiran mu Niaz terima kasih,"ujar Endi saat itu bicara tentang keadaan yang menimpanya, sehingga Endi merasakan sakit hati, yang sekarang malah berubah menjadi sebuah rasa nyaman yang di dapatkannya dari Niaz yang terus saja memberikannya semangat. " Terus memberikannya semangat? apa aku tak salah mendengar padahal aku tak melakukan apa-apa, dan yang lebih penting adalah terakhir aku mendengarkan dia saat bicara jika aku lebih baik pergi dan jangan hiraukan dia lagi aku berpura-pura menjauh, dan tak terlalu peduli dengan Endi ( ujar Niaz dalam hatinya saat itu, termenung tak langsung menjawab perkataan Endi ). Oh itu, tidak Endi tentang itu kau salah Endi, aku tak merasa marah atau pun sakit hati dengan sikap mu yang bahkan dulu menyuruhku agar pergi dan tak menghiraukan mu lagi, itu aku menyikapinya dengan biasa saja Endi, lalu aku juga disini membantu Syur untuk menjaga panti kan, jadi jika ada orang yang membutuhkan bantuan siapa saja termasuk kau tentu saja aku akan menolongnya Endi. Dan untuk perkataan mu yang bicara jika aku yang selalu memberikan mu semangat, itu sudah menjadi tugas ku Endi. Apapun itu, sesulit apapun itu jika belum ada yang mengatakan aku gagal dalam menjalankan apa yang menjadi tujuan, dan rencana ku aku tak akan mundur apa lagi menyerah Endi aku tak akan menjadi anak yang mudah putus asa Endi. Ini sudah akan lewat waktunya untuk mu sarapan Endi sebaiknya kita cepat pergi ke ruang makan untuk makan bersama disana, jika ada yang ingin kau katakan, atau ceritakan aku tak akan menolak untuk mendengarkannya Endi. Ayo pergi,"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Endi yang terlihat sambil meneteskan air mata, saat itu Niaz menjawab perkataan Endi seolah-olah Niaz memang terus saja memberikan semangat kepada Endi meskipun kejadiannya tak seperti itu, tapi untuk membuat pikiran Endi tak berantakan karena Endi tahu jika Endi berhalusinasi Niaz berbohong demi kebaikan saja berkata seperti itu kepada Endi. " Terima kasih Niaz, terima kasih. Aku pikir aku sudah lebih baik bahkan jujur saja aku sudah merasa nyaman dengan mu yang sangat baik membantu ku mengatasi kebisuan ku yang membuat ku angkuh selama ini, aku merasa nyaman karena adanya kau yang baik seperti ini kepada ku terima kasih. Ya baiklah kak, aku akan ikut. Oh iya kak maaf aku tadi melihat mobil yang biasa Syur pakai, tadi aku lihat sangat pagi sekali Syur pergi dengan seperti terburu-buru, aku pikir Syur akan mendalami kasus seorang anak yang hilang dekat club orang-orang jahat tersebut berada, aku harap Syur baik-baik saja, dan bisa menemukan anak yang hilang ini tapi sebenarnya ank ini tidak hilang kak, anak ini di culik oleh orang-orang jahat yang ada di club tersebut kak. Aku harap Zin, dan kau berhati-hati jika melewati club tersebut kak, jika bisa lewat jalan lain saja, jangan melewati club tersebut karena sekarang club tersebut sudah mulai untuk melakukan rencana jahatnya kak,"ujar Endi berkata seperti itu kepada Niaz, Endi kembali berterima kasih. Lalu dengan mudahnya Endi memanggil Niaz dengan sebutan kak yang tentu saja membuat Niaz sedikit terharu karena itu. Tapi di saat Endi merasa terharu dengan Endi yang tiba-tiba memanggil Niaz dengan sebutan kakak, Endi dengan mudah bicara seperti itu yang tentu saja membuat Niaz merasa menjadi khawatir, karena Syur memang pergi disaat waktu masih sangat pagi sekali, bahkan terlihat dengan sangat yakin Endi bicara seperti itu mengenai orang-orang, dan club tersebut. " Kau tak salah bicara Endi? kenapa kau memanggil ku kakak? oh untuk itu, ya aku tadi ke dapur tentu saja membantu Syur tapi saat aku sampai di dapur memang bukan Syur yang menyiapkan makanan saat itu, dan perawat lain, tentu saja tadi kakak ku menanyakan kemana Syur pergi, dan seperti yang kau katakan Syur memang sedang pergi pagi-pagi buta tapi tentu saja bukan untuk menyelidiki seorang anak yang hilang bahkan di dekat club tersebut, dan jujur saja aku tak tahu jika ada kejadian anak yang hilang apa lagi di dekat club tersebut Endi, dari mana kau tahu permasalahan ini bukannya kau tak pernah bicara dengan orang lain? ayi kita sambil jalan untuk pergi ke ruang makan Endi"sambil berjalan Niaz bertanya seperti itu kepada Endi, lalu Niaz membenarkan jika Syur memang pergi saat hari masih sangat pagi saat ini, tapi tentu saja menjawab jika Syur bukan pergi menyelidiki masalah seperti itu. " Niaz, ayo cepat kita sudah siap sebaiknya kita langsung membagikan makanan ini kepada anak-anak, karena ini sudah waktunya. Ayo ambil makanan nya,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Niaz yang saat itu sedang berjalan sambil berbincang dengan Endi. " Oh ya kak baiklah, Endi kau langsung saja cari tempat duduk, nanti aku akan mengantarkan makanan ke semua anak-anak, termasuk kau,"ujar Niaz sambil langsung saja pergi menghampiri Zin yang saat itu memanggilnya untuk langsung masuk ke dapur membawa makanan untuk di bagikan kepada anak-anak saat itu, tanpa sempat menjawab pertanyaan Endi saat itu. Lalu Zin, dan Niaz langsung saja membagikan makanan yang sudah di siapkan untuk di bagikan kepada anak-anak saat itu. Dengan wajah Niaz yang saat itu masih memikirkan tentang apa yang Niaz dengar tadi dari Endi, tapi dengan sadar Niaz langsung saja mencoba untuk tenang saat ini, dan mencoba untuk tidak memikirkan hal tersebut dahulu. Niaz saat itu langsung saja membagikan semua makanan kepada anak-anak disana termasuk Endi. Beberapa saat kemudian Niaz, Zin, dan perawat tersebut sudah selesai membagikan makanan kepada anak-anak tersebut Niaz langsung saja pergi ke kamarnya dengan izin untuk pergi ke sekolah dulu saat itu. " Kak sepertinya ini sudah waktunya untuk ku pergi ke sekolah, aku akan membersihkan diriku dulu lalu pergi ke sekolah,"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Zin. " Niaz kau tentu saja harus sarapan dulu, ayo kemari lah,"ujar Zin. " Tak apa kak, aku tak usah sarapan saja,"jawab Niaz, dengan wajahnya yang saat itu terlihat tak fokus. " Baiklah Niaz jika kau tak akan sarapan dulu tentu saja, kau harus bekal makanan agar saat istirahat nanti kau bisa memakan nya. Zin lebih baik siapkan makanan untuk Niaz bekal"ujar perawat kepada Zin saat itu. " Ya baik bu. Baiklah Niaz kau tentu saja tak bisa menolak hal ini, aku akan siapkan bekal untuk mu nanti aku akan berikan padamu Niaz,"ujar Zin. " Ya baiklah kak,"jawab Niaz. Niaz pergi ke kamar mandi membersihkan dirinya, lalu bersiap untuk pergi ke sekolah saat itu. Sementara Zin tentu saja menyiapkan makanan untuk bekal Niaz. Singkat cerita Niaz sudah siap untuk pergi, dan Zin pun sudah menyiapkan bekal untuk Niaz ke sekolah. " Baiklah kak aku pergi dulu,"ujar Niaz. " Ya Niaz. hati-hatilah,"jawab Zin. Niaz langsung saja pergi ke sekolah saat itu, sementara Zin langsung saja kembali ke ruang makan untuk membereskan bekas makan anak-anak yang tadi sempat terhenti karena Zin menyiapkan makanan dulu untuk Niaz. Saat itu Zin diam-diam memperhatikan Endi yang sekarang sudah ingin ikut bermain dengan anak-anak lain saat itu. Meskipun sepertinya Endi masih sedikit canggung dan hanya sesekali menyentuh mainan yang ada disana saat itu. Lalu terlihat jika Endi saat itu berdiri dan langsung saja pergi, saat itu Endi pergi ke taman, perlahan Zin terus saja memperhatikan Endi saat itu. " Tak ada hal aneh yang terjadi dengan Endi dan sepertinya Endi memang sudah mulai membuka pikiran nya, dan melupakan apa yang pernah Endi alami dulu,"ujar Zin berkata seperti itu dalam hatinya. Tapi saat Zin pikir untuk meninggalkan Endi yang saat itu memang sepertinya tak ada hal aneh yang di lakukan Endi tiba-tiba Zin melihat Endi mengusap pipi, dan matanya, dan benar saja Zin saat itu melihat Endi menangis. Zin langsung saja berinisiatif pergi menghampiri Endi menenangkan, dan bertanya kenapa Endi menangis, tapi Zin berpikir sejenak saat itu, jika Zin menghampiri Endi dan bertanya bisa saja Zin malah mengganggu Endi saat itu. Sehingga Zin tak jadi menghampiri Endi saat itu, Zin hanya terus saja diam-diam memperhatikan Endi saat itu. " Aku harap kau tak apa-apa pak, karena aku sangat takut jika harus melihat kelompok orang jahat di club tersebut beraksi kembali, mereka sangat jahat pak, kemarin saja mereka menculik anak itu, aku sangat takut jika mereka sekarang mengincar sahabat ku, aku mohon lindungi dia pak aku tak ingin kehilangannya,"Zin bisa mendengar suara Endi yang kecil saat itu, dengannya yang bicara dengan di iringi tangisan saat itu. Tapi Zin melihat jika Endi bicara sendiri, tanpa ada orang lain di dekatnya untuk menemaninya bicara. " Aku sudah sangat sakit, dan menderita kehilangan orang tua ku yang mereka culik, sekarang aku tak ingin jika sampai Niaz sahabat ku mereka culik kembali,"ujar Endi yang malah menangis semakin jadi saat. " Niaz? kenapa dia menyebut Niaz? bahkan dia tahu jika ada seorang anak yang di culik di dekat club tersebut padahal tentu saja tak ada yang bicara dengan nya selain Niaz,"ujar Zin dalam hatinya kaget mendengarkan apa yang di katakan Endi saat itu. Zin langsung saja pergi saat itu, Zin dengan perasaan yang campur aduk khawatir, resah, dan gelisah langsung saja berniat pergi ke sekolah Niaz, Zin berpikir akan menunggu saja sampai Niaz pulang sekolah, sehingga Niaz tak pulang melewati club tersebut sendirian. Karena jujur saja Zin sangat khawatir dengan apa yang di katakan Endi saat itu. Dengan cepat Zin langsung saja pergi, tapi saat di pintu gerbang terlihat jika saat itu Syur, sudah pulang dan akan masuk. " Zin tunggu, kemana kau akan pergi? dan kenapa terburu-buru seperti itu?"tanya Syur dengan langsung saja keluar dari mobil, dan memegang tangannya yang saat itu berlari dengan wajah yang tegang. " Pak aku merasakan hal yang tak enak aku pikir aku harus pergi menjemput Niaz, aku akan menunggunya sampai pulang agar dia pulang dengan aku yang ada untuk menemaninya,"ujar Zin terburu-buru. " Baik Zin tapi aku akan mengantarkan mu,"jawab Syur. Sehingga tentu saja Zin pergi ke sekolah Niaz dengan Syur dan memakai kendaraannya saat itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD