Halusinasi Yang Jadi Kenyataan.

5000 Words
Saat itu Zin langsung saja pergi pulang menuju rumahnya, begitu pun Exlin yang juga pulang menuju rumahnya saat itu. Zin tak mengantarkan Exlin pulang terlebih dahulu karena Exlin bilang jika Zin tak usah mengantarkan Exlin, Exlin bilang jika Exlin sudah terbiasa untuk pulang sendiri sekarang, maka dari itu karena kemauan Exlin sendiri Zin langsung saja pulang tanpa mengantarkan Exlin pulang terlebih dahulu. Sampai beberapa saat kemudian Zin sudah sampai di panti tanpa ada hal atau pun pikiran Zin yang menghambat kepulangan Zin ke panti. Tapi saat itu entah kenapa Zin merasakan hal yang tak enak dalam pikiran, dan hatinya sampai tiba-tiba. " Zin kau kenapa?"seorang penjaga panti menepuk bahu Zin bertanya seperti itu. " Ya ampun pak, bapak ini mengagetkan saya saja. Tidak pak, aku pikir tak apa-apa, aku hanya berpikir beruntung sekali aku bisa sampai di sini disaat hujan baru saja turun, jadi aku tidak kebasahan pak,"ujar Zin berkata seperti itu, menjawab pertanyaan penjaga gerbang panti tersebut dengan berbohong karena sebenarnya Zin merasa sedikit tak enak perasaan memikirkan Exlin saat itu. " Oh maaf Zin tadi saya lihat kamu seperti orang yang memikirkan sesuatu, berdiam diri disini dengan hujan yang turun Zin, jadi saya tanya kamu. Tapi ya syukur jika tak apa-apa, lebih baik kau cepat masuk bersihkan dirimu, lalu beristirahat sebelum kau membantu Syur untuk menyiapkan makanan untuk anak-anak Zin, karena aku sering melihat mu kamu sudah lelah bekerja keluar pun kamu tetap membantu Syur, kamu anak yang rajin Zin aku yakin jika Syur sangat beruntung karena mengajak mu tinggal disini Zin. Baiklah ayo Zin cepatlah masuk,"ujar penjaga gerbang bicara seperti itu kepada Zin saat itu, sambil sedikit memuji Zin karena Zin yang terlihat begitu rajin saat itu. " Saya hanya melakukan tugas saya pak hehe terima kasih jika bapak berpikir seperti itu. Baiklah pak saya masuk dulu,"ujar Zin berkata seperti itu kepada penjaga gerbang saat itu, lalu masuk ke dalam panti untuk membersihkan dirinya dan beristirahat sebelum kembali membantu Zin mengerjakan tugasnya di panti bersama Syur, dan Niaz. Zin langsung saja masuk ke dalam panti, tak memikirkan apa-apa Zin masuk ke dalam kamar. " Niaz aku sudah pulang, kau tak mengawasi anak-anak? sebentar lagi kita membantu Syur menyiapkan makan malam untuk anak-anak di panti ini Niaz, tapi aku akan pergi membersihkan dulu diriku lalu beristirahat sebentar. Oh ya aku ada sedikit hal yang ingin aku bicarakan padamu Niaz, tunggu sebentar aku akan membersihkan diri ku dulu,"ujar Zin yang saat itu baru saja masuk ke kamar hanya untuk menyimpan barangnya saja lalu langsung pergi lagi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum beristirahat untuk nantinya membantu Syur menyiapkan makan malam untuk anak-anak di panti. " Ya baiklah kak, aku menunggu mu. Aku juga ada sedikit hal yang ingin aku ceritakan padamu kak,"ujar Niaz menjawab lalu berkata seperti itu. Zin langsung saja pergi ke luar kamar menuju toilet untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu saat itu. Beberapa saat kemudian Zin sudah membersihkan dirinya sendiri lalu kembali masuk ke dalam kamar. " Kak aku ingin sedikit membagi kebahagiaan ku ini padamu kak, karena tadi kau malah terburu-buru pergi sampai tak makan terlebih dahulu aku jadi hanya bisa menceritakannya kepada Syur kak, dan Syur pun menyuruhku untuk membawakan makanan ini, karena tadi kau tak makan tentu Syur menyuruh ku untuk membawa makanan ini dan memberikannya padamu, jadi lebih baik kau makan sekarang kak, kau bisa beristirahat sambil makan kan kak?"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Zin yang tadi malah terburu-buru untuk pergi sehingga Niaz hanya bisa membagi kebahagiaannya itu dengan Syur, karena Zin pergi terburu-buru tadi sehingga sekarang saja Zin akan menceritakan apa yang Niaz ingin katakan pada Zin. " Oh ya jadi kau ada sesuatu yang ingin kau katakan Zin? apa itu? tapi tunggu Zin sebelum kau menceritakan hal itu aku jadi ingat dengan sesuatu yang begitu membuat ku sangat heran begitu pun dengan Syur tadi Zin. Aku ingin bertanya hal apa yang terjadi saat tadi kau membagikan makanan, dan terpaksa membagikan makanan yang kau pegang kepada anak itu Niaz? aku melihat jika anak itu mengatakan sesuatu, dan kau pun seperti menjawab pertanyaan nya itu? apa yang kalian bicarakan Niaz? aku tadi akan menghampiri mu dan mengambil makanan yang ada di tangan mu lalu memberikannya kepada anak itu, jadi kau bisa pergi dan tak langsung berpapasan dengannya, tapi Syur berkata agar aku tidak mendekati mu, dan membiarkan mu sendiri yang menyelesaikan itu Zin, dan benar saja perkataan Syur untuk tidak mengganggu mu karena kau bisa mengatasi itu dengan seperti biasanya, tapi yang menjadi pertanyaan ku adalah hal apa yang kau dan anak itu bicarakan Niaz, apa hal buruk yang anak itu bicarakan Niaz? ya tentu tenang saja Niaz aku akan sambil makan, dan beristirahat, tapi tentunya aku menunggu jawaban mu atas pertanyaan ku itu Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu sambil dia beristirahat, dan tentu saja teringat dan langsung menanyakan apa yang menjadi rasa penasaran nya dari tadi sebelum Zin bekerja keluar sehingga langsung saja menanyakan hal itu kepada Niaz saat itu. " Ternyata kau juga memiliki perasaan yang sama dengan Syur kak, tadi juga Syur mengatakan jika dia begitu penasaran dengan apa yang anak itu, dan aku bicarakan, sehingga dia juga langsung saja bertanya tentang hal itu, dan baiklah kak aku akan mengatakan apa yang ingin aku ceritakan, dan tentu saja sekaligus menjawab apa yang kau tanyakan kak karena jawaban, dan cerita yang ingin aku katakan sama kak dengan apa yang ingin aku katakan ini. Tunggu sebentar kak aku terlalu senang jadinya tak bisa mengontrol diriku sendiri. Baiklah ini sudah cukup ( menghela nafas panjang ), dia bicara kak, dia bicara mungkin sudah tak terlalu mengejutkan dengan dia yang bicara tapi yang membuat ku terkejut adalah yang dia bicarakan adalah ' terima kasih ' dia berterima kasih kepada ku kak sehingga aku tentu saja menjawab perkataannya itu, meskipun masih dengan sifat dingin ku kak tapi aku tak percaya dia berterima kasih kak, itu yang membuat ku amat merasa senang sampai sekarang kak, aku masih sangat merasa senang. Entah apa yang membuat ku sampai seperti ini kak tapi aku sangat senang kak, aku sampai tak bisa lupa tentu saja aku menjadi sangat bersemangat sekali kak karena keberhasilan ku begitu bertubi-tubi kak,"ujar Niaz mengatakan apa yang menjadi pertanyaan dan apa yang ingin di ceritakan Niaz saat itu sehingga dengan antusias dan dengan sangat semangat Niaz menceritakan itu kepada Zin saat itu, dengan wajah yang sangat gembira Niaz menceritakan semuanya kepada Zin saat itu sehingga Niaz langsung saja memeluk Zin saat itu, karena tak kuat menahan rasa haru dan bahagia, sebab rencana yang di lakukan Niaz untuk Endi menunjukan tingkat keberhasilan yang baik. " Apa benarkah itu? ( terdiam tak percaya ) selamat Niaz selamat, aku sangat bangga kepada mu Niaz aku sangat bahagia karena ternyata kau bukan hanya pintar tapi kau juga adalah anak yang sangat cekatan Niaz, aku tak percaya secepat ini dia bisa berubah menjadi anak yang mulai bisa membuka hati untuk berinteraksi. Aku sangat merasakan kebahagiaan yang kau rasakan saat ini Niaz, aku sangat bangga, aku sangat bahagia Niaz. Maaf Niaz untuk tadi aku sangat tergesa-gesa jadi aku tak sempat mendengarkan kabar baik ini, bagus Niaz lanjutkan usaha baik mu Niaz aku percaya, dan sangat percaya kau bisa melakukannya Niaz, teruslah berusaha. Aku juga akan memberitahukan ini kepada Exlin Zin, karena tentu saja dia ingin mendengarkan ini Niaz, aku tak sabar untuk menceritakan kabar bahagia ini Niaz,"ujar Zin dengan sedikit tidak percaya karena ini terlalu cepat untuk Endi bisa mulai berinteraksi, tapi tentu saja Zin percaya dengan Niaz karena kejadian yang sudah-sudah pun membuat Zin menjadi orang bodoh karena tak percaya dengan Niaz, sehingga tentu saja Zin percaya dengan Niaz saat itu. Lalu bicara jika Zin ingin memberitahukan hal ini kepada Exlin juga saat itu. " Ayah, ibu jika saja kalian lihat, anak kalian ini sangatlah memiliki hati yang besar sehingga dia bisa seperti ini, dia menjadi anak yang tangguh dan sangat peduli dengan orang lain. Aku tetap berharap kalian bisa ingat kepada kami, dan pulang agar kita bisa berkumpul kembali menjadi satu keluarga yang bahagia ayah, ibu,"dalam hati Zin berkata seperti itu, sambil tak terasa jika Zin mengeluarkan air matanya saat itu. " Kak kenapa kau meneteskan air mata? apa kau menangis?"ujar Niaz bertanya seperti itu. " Oh Niaz maaf, ya aku terharu dengan apa yang sudah bisa kau lakukan sehingga tak terasa jika aku menangis, maaf Niaz air mata ku malah jadi membasahi mu. Aku sangat bangga dengan mu Niaz, aku sangat bangga dan pastinya aku sangat bahagia mendengar mu bisa seperti ini Niaz. Terus lah jadi anak yang baik Niaz, aku akan terus ada untuk mu memberikan mu semangat atas apa yang sedang kau rencanakan Niaz,"ujar Zin saat itu sambil mengusap air matanya saat itu, yang terus saja menetes karena merasa sangat sedih ingat dengan ibu, dan ayah mereka yang tega meninggalkan mereka. " Ya baik kak aku sangat membutuhkan itu kak, aku akan sangat membutuhkan itu dari mu. Kau harus bisa tepati perkataan mu itu kak,"ujar Niaz berkata agar Zin menepati apa yang Zin katakan pada Niaz saat itu. " Ya tentu Niaz, tentu aku akan sangat memegang perkataan ku, dan aku akan tepati janji ku ini padamu Niaz,"ujar Zin meyakinkan Niaz. Saat itu Zin, dan Niaz pun saling menenangkan dirinya. " Niaz sepertinya ini sudah waktunya kita pergi ke dapur menemui Syur, membantunya menyiapkan makanan untuk anak-anak di panti ini Niaz. Ayo kita pergi,"ujar Zin berkata seperti itu mengajak Niaz. " Oh ya kak, baik ayo,"jawab Niaz. Zin, dan Niaz pun langsung saja pergi menuju dapur dimana sepertinya Syur sudah ada di dapur menyiapkan bahan-bahan membuat makanan untuk makan anak-anak panti. " Iya kan Niaz aku mendengar jika sepertinya sudah ada seseorang yang menggunakan alat-alat masak, ayo kita langsung saja masuk,"ujar Zin. Mereka pun langsung saja masuk ke dapur. " Pak maaf aku agak terlambat kemari karena aku pikir ini baru,"seketika Zin berhenti berbicara karena Zin melihat jika saat itu tak ada Syur disana. " Kau mencari Syur? dia sedang di luar karena tadi penjaga kemari, dan ingin berbincang dengannya, entah apa yang akan mereka bicarakan, karena Syur langsung saja ikut keluar bersama dengan penjaga itu,"ujar perawat yang saat itu ada di dapur yang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk di masak saat itu. " Oh ya terima kasih. Niaz aku akan menghampiri Syur, kau lebih baik membantu disini, tak apa-apa kan?"ujar Zin berkata seperti itu. " Ya baik kak,"jawab Niaz. Saat itu Zin langsung saja pergi keluar dapur langsung menuju ke bagian depan panti, menghampiri Syur yang katanya sedang berbincang dengan penjaga gerbang saat itu. Ketika Zin sudah akan sampai Zin memang melihat jika Syur dan penjaga sedang berbicara mereka terlihat sedang berbicara suatu hal yang serius karena wajah Syur yang terlihat gelisah saat itu. Zin langsung saja mencoba untuk mendekati mereka yang sedang berbincang mencoba untuk mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakankan saat itu. Saat Zin sedikit mencoba untuk mendekat dengan perlahan, Zin akhirnya bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. " Saya mendengar kabar jika ada seorang anak yang hilang barusan pak, entah ini penculikan atau hal lainnya tapi orang ini mengatakan jika melihat sebuah mobil yang berjalan dengan sangat cepat menjauh dari perkiraan anak ini hilang pak. Kita memiliki sedikit bukti tempat terakhir anak ini berada karena ada barang yang diyakini jika ini adalah barang milik anak yang hilang tersebut," terdengar jika penjaga itu mengatakan hal seperti itu. " Sepertinya kita memang sudah waktunya untuk mencari tahu apa yang terjadi, karena semakin hari semakin ada saja hal yang janggal di," " Maksudnya ada anak hilang dimana pak? apa kejadiannya di dekat club tersebut? maaf pak aku tak bermaksud menguping pembicaraan mu, tapi saat aku tadi sudah dekat aku mendengar hal yang kalian bicarakan pak,"ujar Zin seperti itu bicara kepada Syur, dan sang penjaga gerbang yang sedang berbincang bersamanya saat itu. " Oh Zin kau? ( terdiam aneh sekejap ), ya Zin tadi kami sedang membicarakan tentang ada seseorang yang mengatakan jika tadi ada seorang anak yang hilang. Seseorang yang memberitahu penjaga tentang ada anak yang hilang adalah orang yang kebetulan seorang penjaga pos juga di tempat itu, lalu dia mendapatkan sebuah pertanyaan, sekaligus laporan tentang anak yang hilang tersebut Zin. Kami juga merasa ada hubungannya, dan ingin menyusun rencana untuk bisa menemukan anak tersebut karena kami adalah teman seorang penjaga pos tersebut, sekarang dia sedang berusaha mencari anak tersebut bersama dengan keluarganya, kami pun berpikir untuk bisa membantu mereka Zin, kita akan ikut mencoba membantunya,"ujar Syur menjelaskan apa yang sedang di bicarakan nya bersama penjaga, dan sedang berusaha untuk membantunya juga dalam mencoba mencari anak yang hilang tersebut. " Jadi itu benar pak, ada anak yang hilang? aku harap itu bukan di dekat kawasan club itu kan pak? karena sepertinya tak mungkin jika orang dalam club tersebut yang ada di balik semua ini pak. Ini belum terlalu larut malam, dan tentu saja di sekitar club tak akan sepi sehingga tentu saja orang dalam club tersebut tak akan berani untuk berbuat kejahatan kan pak?"ujar Zin berkata dengan wajah yang tiba-tiba khawatir, dengan di basahi dengan keringat saat itu. " Tahan Zin kau tak usah berpikir jauh terlebih dahulu, kita belum mengetahui jelas apa yang terjadi, dan apa masalah ini ada hubungannya dengan club tersebut? kita tak boleh sampai asal menuduh Zin. Kenapa kau tiba-tiba berpikir seperti itu bahkan khawatir sampai berkeringat seperti itu Zin? tenang, tenangkan lah dirimu Zin,"ujar Syur berkata seperti itu dan menyuruh agar agar Zin menenangkan dirinya saat itu. " Oh ya baik pak, maaf pak. Entah kenapa mendengar apa yang kau katakan, aku jadi merasakan tak enak dalam hati ku pak, aku tiba-tiba merasa khawatir tapi aku tak tahu kenapa aku bisa seperti ini pak,"ujar Zin berkata seperti itu. " Mungkin ini karena kau mendengar hal yang berhubungan dengan club tersebut Zin sehingga kau tentu saja merasa tekanan dari pikiran takut mu terpikirkan kembali Zin. Sudah tak apa-apa Zin ini semua tak akan ada hubungannya dengan kita semua Zin, ayo lebih baik kita masuk, dan membantu Niaz, dia pasti sedang sibuk membantu perawat lain menyiapkan makanan, dan tentu nya memberitahu anak-anak jika ini sudah waktunya makan malam. Ayo Zin kita masuk,"ujar Syur berkata seperti itu, lalu sedikit berbicara kembali dengan penjaga tersebut dan langsung saja masuk ke panti. Zin, dan Syur pun saat itu langsung saja masuk ke panti. " Pak aku mohon jangan katakan jika kejadian ini terjadi si dekat club tersebut, karena jujur saja dari tadi saat sudah sampai di panti ini, perasaan ku tak enak pak, entah ada apa. Aku merasakan hal tak enak hati dengan Exlin pak, tapi entah apa itu, karena tadi kita pulang biasa saja pak, kita bersama-sama pulang tapi tadi memang kita pulang masing-masing pak aku tak mengantarkannya pulang ke rumahnya karena dia bilang tak apa dia sudah terbiasa sehingga tentu saja dia bisa pulang sendiri saja,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur, menceritakan dengan jujur apa yang Zin rasakan dari tadi saat baru pulang. " Untuk itu aku memang belum terlalu mendengar pasti dimana kejadian anak hilang tersebut Zin, karena kami tadi baru saja menduga jika kejadian anak hilang itu terjadi di sekitar club tersebut tapi itu masih dugaan belum ada bukti kuat jika anak itu memang hilang di area dekat club tersebut Zin. Tenang lah Zin tenangkan dirimu mungkin kau merasa tak enak perasaan karena kau biasanya kau mengantarkan Exlin pulang sampai ke rumah, tapi sekarang tidak mungkin itu yang membuat mu menjadi memiliki rasa khawatir dengan Exlin Zin. Tapi aku pikir kau tak perlu terlalu memikirkan ini Zin karena tentu saja ini hanya pikiran buruk yang merasuki mu saja Zin, kau harus tenangkan diri ku Zin, aku yakin pikiran buruk, dan perasaan tak enak yang kau rasakan itu tidak menyangkut Exlin Zin,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin mencoba untuk menenangkan Zin, dan tentu saja menyuruh Zin menenangkan dirinya sendiri berpikir positif jika semua ini tak menyangkut mereka termasuk Exlin. " Ya baiklah pak, maaf aku tak tahu kenapa jika mendengar club tersebut menjadi sangat sensitif pak, pikiran ku tak bisa aku kontrol pak, dengan sangat mudah halusinasi dan pikiran buruk bisa masuk ke dalam pikiran ku pak, sampai sepertinya ini memang sangat membuat ku tertekan pak. Maaf pak aku hanya takut akan hal buruk yang bisa menimpa kita pak,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Syur saat itu, dan tentu saja meminta maaf karena Zin selalu saja sensitif memiliki pikiran buruk yang dapat memperkeruh keadaan jika mendengar tentang club tersebut. " Tak apa-apa Zin aku mengerti dengan apa yang kau rasakan, kau seperti ini juga karena kejadian yang menimpamu saat itu Zin bahkan sampai membuat mu bisa tak sadarkan diri Zin, dari situ lah kau mulai sangat sensitif jika mendengar tentang club itu Zin. Jadi aku sangat paham dengan apa yang kau rasakan Zin, kenapa kau bisa sampai se-sensitif seperti itu jika mendengar tentang club tersebut Zin aku paham tentang itu Zin. Tapi aku tekan kan sekali lagi kepada mu sekarang Zin, tak apa-apa lepaskan dan tenangkan pikiran buruk mu terhadap club itu Zin kau harus bisa mengalahkan rasa takut mu terhadap club tersebut Zin. Karena jika kau seperti ini terus menerus aku takut kau malah mengalami trauma dengan club tersebut Zin setiap kau mendengar tentang club tersebut aku tak ingin kau memiliki pikiran yang selalu buruk bahkan bisa membuat mu tertekan dengan pikiran mu sendiri Zin, aku tak ingin kau seperti itu. Aku pikir sekarang kau harus tenangkan, dan berusahalah menenangkan pikiran mu kalahkan pikiran buruk mu yang belum pasti itu memang terjadi, seperti sekarang Zin kau terlihat sangat sensitif mendengar ada anak hilang, tapi kita tak tahu siapa anak itu, dimana anak itu hilang Zin dan itu membuat mu sangat tertekan juga Zin. Aku tak ingin kau seperti itu, maka dari itu sekarang kau tenangkan diri mu, dan kalahkan lah segala hal yang bisa membuat pikiran mu tertekan Zin, lawan pikiran itu sampai kau tentu saja tak mudah untuk bisa dirasuki sebuah halusinasi Zin. Jika memang anak yang hilang ini ada sangkut pautnya bersama kita, dan anak ini juga memang hilang di dekat club tersebut tenang Zin ini sudah saatnya aku, dan kita semua bergerak jika memang club tersebut ada sangkut pautnya dengan kejadian ini apa lagi mereka memang lah orang yang ada di balik kejadian ini, aku tak akan diam saja, aku bersumpah akan menyelesaikan masalah ini Zin kau tak usah takut Zin. Tenang aku ada disini bukan hanya sebagai seorang pemilik panti, tapi aku disini juga adalah keluar anak-anak panti disini Zin, jika ada yang mencari masalah dengan orang yang tinggal di panti ini, itu artinya dia mencari masalah dengan ku juga dan aku tak akan tinggal diam melihat itu Zin aku akan membantu menyelamatkan keluarga ku disini. Itu janji ku Zin,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin saat itu bahkan sangat menyakinkan jika Syur tak akan sampai membiarkan siapapun mengganggu ketentraman anak di panti ini. " Terima kasih pak dengan kekurangan ku ini kah masih sangat baik dan sangat mengerti dengan semuanya pak, aku berpikir jika sepertinya aku sudah lebih merepotkan disini kepada mu dengan apa yang aku alami pak, tapi kau tak pernah membahas itu kau malah terus saja menyemangati ku seolah kau tak pernah lelah menghadapi sikap ku yang menjadi merepotkan ini pak. Maaf pak, terima kasih aku berjanji tak akan lama lagi aku akan menjadi orang yang bisa lebih paham dan lebih mengontrol pikiran ku ini pak, aku berjanji padamu. Terima kasih tentu saja aku akan sangat mengingat dan terus saja memegang janji mu itu pak, terima kasih. Aku tak menyangka jika aku akan bisa hidup seperti ini pak, kau bukanlah hanya sebagai atasan ku tapi kau sudah seperti ayah ku pak.( terdiam dengan tangis ), baiklah tapi ini bukan waktunya untuk ku mencurahkan semua isi hatiku pada mu pak, maaf aku jadi mengganggu waktu kita untuk menyiapkan makan malam untuk anak-anak sekarang pak. Ayo pak kita membantu Niaz, dan perawat lain menyiapkan makanan untuk anak-anak. Oh ya satu lagi pak maaf aku membuang waktu mu karena pembicaraan ku yang bodoh ini pak,"ujar Zin berkata seperti itu, lalu dengan tangis, Zin berkata seperti itu kepada Syur saat itu, lalu mengajaknya langsung saja kembali ke dapur untuk membantu Zin, dan perawat lain untuk menyiapkan makan malam untuk anak-anak di panti ini. " Tak apa-apa Zin, tak usah pikirkan itu tenang saja Zin, yang terpenting sekarang kau harus belajar lebih dewasa kau harus lebih belajar untuk bisa mengatasi ketakutan dalam dirimu sehingga rasa takut tersebut tak akan menghalangi mu apalagi mengganggu pikiran mu sehingga membuat mu terbebani dengan itu, dan yang lebih parah kau jadi trauma dengan halusinasi mu itu sendiri Zin. Oh ya Zin kita sepertinya agak terlambat untuk membantu Niaz, dan perawat lain, tidak Zin kita tak membuang waktu dengan obrolan kita, ayo sekarang kita pergi, sudah hapus air matamu Zin, kau tak usah menangis Zin,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin saat itu meyakinkan kembali apa yang harus Zin lakukan terhadap halusinasi nya, lalu menjawab perkataan Zin yang langsung saja pergi kembali ke dapur untuk membantu Niaz, dan perawat menyiapkan makan malam untuk anak-anak di panti ini. " Niaz maaf aku terlam, bu maaf kemana Niaz?"ujar Zin berkata seperti itu kepada petugas yang saat itu sedang berada di sana memasak makanan. Lalu perawat yang sedang memasak itu pun menjawab jika anak yang tadi membantunya pergi untuk memberitahu anak-anak agar berkumpul di ruang makan untuk makan malam. " Sepertinya Niaz pergi ke kamar anak-anak Zin,"ujar Syur. " Ya sepertinya begitu pak, aku lebih baik menyusulnya dan membantunya pak, apa lagi Niaz kan masih belum berpikir untuk bicara dengan Endi aku harus mendahuluinya sebelum Nia harus ke sana sendirian pak,"ujar Zin saat itu dengan sedikit tergesa-gesa. " Ya Zin tapi sepertinya tak apa-apa Zin, kau jangan terburu-buru Zin hati-hati,"sedikit teriak Syur berkata seperti itu kepada Zin yang sudah meninggalkan dapur kembali dan pergi mencari Niaz saat itu. Saat itu Zin berjalan dengan sedikit cepat, dan Zin melihat anak-anak sudah mulai keluar dari kamarnya masing masing, Endi berada di kamar nomor 2 itu berarti Zin sudah ke sana karena terlihat jika anak-anak yang berkamar di nomor 2 sudah keluar juga saat itu. " Anak-anak di kamar nomor 2 sudah keluar, apa Niaz ke kamar nomor 2? tapi Endi, ujar Zin berkata sendiri dalam hatinya. Lalu saat itu Zin langsung saja pergi kembali mencoba masuk ke dalam kamar nomor 2 itu, saat Zin sudah dekat ke kamar nomor 2 itu tiba-tiba terlihat jika Niaz berjalan keluar kamar dengan terlihat jika dia berbicara dengan seseorang, dan saat Zin perhatikan lagi Niaz saat itu memang berjalan dengan sambil berbincang dengan seseorang, Zin sampai dibuat kaget karena orang yang berbincang dengan Niaz yaitu Endi. Tak tahu harus berbuat apa Zin yang saat itu sudah akan di hampiri Niaz, dan Endi yang sedang berjalan ke arahnya hanya bisa diam dengan tatapan kosong yang tak percaya melihat Endi berbincang biasa saja dengan Niaz saat itu sampai tiba-tiba. " Kak, kakak? kak kau tak apa-apa? aku sudah ke kamar nomor 1 dan 2 dan memberi tahu kepada mereka jika ini sudah waktunya mereka untuk makan malam kak,"ujar Niaz saat itu memanggil Zin berulang sehingga menggerakan tangan Zin saat itu sehingga Zin bisa sadar dari lamunannya. " O, oh ya maaf Niaz aku tadi sedikit melamun. Oh ya kau sudah ke kamar 1, dan 2 kan ayo sekarang kita ke kamar nomor 3, dan 4 Niaz untuk memberitahukan kepada mereka juga jika ini sudah waktunya makan malam,"ujar Zin berkata seperti itu dengan cara bicara yang sedikit tak jelas, dan langsung saja mengajak Niaz pergi ke kamar nomor 3, dan 4. " Ya ayo kak,"jawab Niaz tanpa bicara apa-apa lagi kepada Endi dan langsung saja pergi dengan sikap nya yang sedikit masih dingin kepada Endi saat itu. Niaz, dan Zin pun langsung saja pergi menuju ke kamar nomor 3, dan 4 saat itu. Saat itu dengan perasaan senang yang tak bisa Zin bayangkan sehingga Zin ingin mengutarakannya Zin terus saja melihat Niaz dengan tersenyum. Zin harus bisa menahan perasaan bahagia nya dengan apa yang Niaz bisa lakukan terhadap Endi sampai saat ini karena jika sampai Endi mengetahui Zin sangat bahagia karena Niaz yang berhasil menaklukan Endi, bisa saja Endi akan salah paham dan pastinya akan menyebabkan apa yang di rencanakan Niaz selama ini berantakan. Maka dari itu saat itu Zin terus saja mencoba menyembunyikan perasaan Zin yang teramat sangat bahagia dengan apa yang Niaz bisa capai saat itu. Sampai akhirnya Niaz, dan Zin sudah memberitahukan kepada anak-anak di kamar nomor 3, dan 4 jika ini sudah waktunya makan malam, lalu Zin, dan Niaz langsung saja masuk kembali ke dapur untuk menemui Syur mengatakan jika anak-anak sudah mereka kumpulkan di ruang makan untuk menyantap makan malam. " Pak kami sudah selesai memberitahukan kepada anak-anak jika ini sudah waktunya makan malam, kupikir semua anak sudah berkumpul di ruang makan pak,"ujar Zin langsung saja berkata seperti itu kepada Syur. " Oh ya bagus, baiklah Zin, Niaz ayo kita langsung saja bagikan makanan ini kepada anak-anak agar mereka bisa langsung makan Zin,"ujar Syur. Lantas saat itu mereka langsung saja membagikan makanan kepada anak-anak di panti tersebut. " Kak, pak jika saat aku membagikan makanan kepada anak-anak, dan diantara anak-anak itu ada anak tersebut tak apa, kalian tak usah berpikir buruk tidak apa-apa aku akan berlagak biasa saja di hadapannya sehingga dia tak akan merasakan curiga apapun terhadap ku kak, pak,"ujar Niaz saat itu. " Ya tentu Zin, jika seperti itu lakukan lah Zin kita percaya padamu dengan apa yang kau rencanakan Zin,"ujar Syur. Lalu mereka semua saat itu langsung saja membagikan makanan kepada anak-anak tersebut. Saat itu benar saja jika Endi ada di barisan dimana Niaz membagikan makanan, tapi Niaz berprilaku seperti biasa saja tanpa memikirkan hal yang buruk apa lagi untuk menghindarinya. " Niaz apa ini kau yang memasak? aku suka masakan yang kau buat, rasanya enak Niaz,"Endi bertanya seperti itu kepada Niaz yang saat itu memberikan makanan padanya. " Tidak aku hanya membantu saja, yang memasak bukan aku,"jawab Niaz seperlunya. " Oh ya tapi kau juga membantu memasak makanan ini kan, aku suka Niaz,"ujar Endi. " Terima kasih jika kau suka,"jawab Niaz dengan masih bicara secukupnya saja. " Niaz, kakak yang bersama pemilik panti itu kakak mu kan? hati-hati karena dia sebentar lagi dia akan merasakan hal membuatnya menangis Niaz, kau harus bisa menenangkannya,"ujar Endi tiba-tiba berkata seperti itu kepada Niaz saat itu. " Oh ya? aku harap itu tak terjadi karena aku tak ingin melihat kakak ku merasa sedih,"ujar Niaz, yang saat itu hanya sekedar asal menjawab saja, dan tak terlalu menganggap maksud dari perkataannya, meskipun jujur saja Niaz tiba-tiba merasakan hal yang tak enak masuk ke dalam hati, dan pikirannya. " Ya baiklah kau berdoa saja Niaz,"ujar Endi kembali. Lalu saat itu Niaz langsung saja pergi kembali mengambil makanan untuk Niaz bagikan kepada anak-anak panti lain. Saat itu perasaan Niaz menjadi campur aduk karena perkataan yang sempat Endi katakan kepadanya tadi, tapi meskipun dalam hati Niaz merasakan hal yang tak enak karena perkataan Endi, saat itu Niaz terus saja mencoba untuk menenangkan pikirannya dan mencoba berpikir positif jika Endi hanya bicara yang jauh dari kenyataan mengingat jika Endi mengalami trauma, yang menyebabkan nya bisa bicara normal tapi tak terlalu bisa mengontrol apa yang Endi bicarakan kepada Niaz. Niaz langsung saja kembali menghampiri Zin, dan Syur yang saat itu berdiri untuk mengawasi anak-anak tersebut. " Pak, kak aku senang karena aku bisa mengetahui namanya sekarang. Nama anak itu Endi kan pak, kak? tadi saat aku ke kamarnya untuk memberitahukan jika waktunya makan malam, aku keluar dengan di temani olehnya, kau lihat kan kak dan sebelum keluar dia memperkenalkan namanya, dan menanyakan nama ku, tentu saja aku menjawabnya dan memperkenalkan namaku juga pak, jadi sekarang kita sudah saling mengenal,"ujar Niaz mengatakan jika dirinya sudah tahu nama anak itu adalah Endi, dan menjelaskan kejadian yang dilihat Zin saat Niaz keluar dari kamar nomor 2 tadi. " Oh ya? itu bagus Zin, sebenarnya aku sudah tahu nama anak itu Endi, tapi Syur berkata agar aku tak mengatakannya padamu karena aku, dan Syur yakin kau ingin mengetahuinya tanpa kami beritahu, dan tentu kami percaya dan sekarang semua itu terbukti kau bisa mengetahui nama anak itu sendiri Niaz itu bagus. Kau sudah berhasil lagi Niaz aku akan terus mendukung mu Niaz,"ujar Zin " Oh ya? terima kasih dengan kepercayaan kalian yang seperti itu membuat ku sangat termotivasi untuk terus bisa melanjutkan rencana ku agar bisa seterusnya berhasil, dan tentu saja bisa membuat Endi sembuh dari apa yang dia alami kak, termasuk aku ingin menjadikan Endi sahabat ku karena tentu saja Endi akan membutuhkan orang yang dekat dengannya karena orang tuanya yang malah terkena musibah penculikan sehingga membuatnya sakit seperti ini, dan tentu saja kesepian kak,"ujar Niaz saat itu sambil Niaz yang hanya memandang kosong ke depan. " Ya Niaz tentu kau harus terus berusaha, jangan sampai usaha mu terputus di tengah jalan aku dan Zin akan sangat mendukung mu Niaz. Kepercayaan kita sudah kau buat tak sia-sia kembali dengan kau berhasil membuatnya memperkenalkan diri padamu Niaz, kau berhasil mengetahui namanya tanpa kita beritahu, itu keberhasilan mu yang ke sekian kalinya, dan untuk ke sekian kalinya juga kau membuat kami merasa tak sia-sia sudah percaya dengan mu Niaz,"ujar Syur yang saat itu juga bahagia dengan apa yang sudah aku bisa lakukan. " Terima kasih pak, semua ini juga aku bisa raih karena dukungan dari kalian pak. Sekali lagi terima kasih aku akan terus berjuang untuk bisa berhasil dengan tujuan ku ini pak,"jawab Niaz saat itu. Anak-anak pun sudah selesai makan, sehingga tentu saja Zin, Niaz, dan Syur langsung saja mengajak mereka untuk masuk ke kamar masing-masing saat itu untuk beristirahat. Baiklah Zin, Niaz mereka semua sudah makan, dan tugas kita hari ini sudah selesai sekarang giliran kita yang makan, ayo kita masuk ke ruangan ku kita makan bersama disana,"ujar Syur mengajak Niaz, dan Zin makan bersama saat itu. Tanpa bicara apa lagi menolak Niaz, dan Zin langsung ikut Syur pergi ke ruangannya untuk makan bersama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD