Pertanda Dari Sebuah Mimpi, Atau Hanya Halusinasi.

5000 Words
Zin sempat mengatakan jika apa yang ingin Zin ceritakan menyangkut dengan Endi, tapi mereka saat itu lalu hanya fokus saja mengerjakan apa yang menjadi pekerjaan mereka sekarang, yaitu menyiapkan makanan untuk anak-anak panti ini. Dan Syur tentu akan menanyakan apa yang ingin Zin katakan tadi nanti saat situasi sudah terkendali, maksudnya adalah ketika Zin memiliki waktu berdua dengan Syur tanpa adanya Niaz, karena tadi Zin bilang jika apa yang akan Zin katakan tak ingin sampai di ketahui dulu oleh Niaz. " Niaz bisa kau panggilkan anak-anak untuk segera berkumpul di ruang makan, untuk makan siang, tenang saja aku mengerti dengan apa yang ka pikirkan Niaz. Kau ke kamar nomor 3, dan 4 sementara aku akan pergi ke kamar no 1, dan 2. Sementara Zin aku minta tolong agar kau diam saja disini menyiapkan sisa hal yang kita perlukan untuk membagikan makanan kepada anak-anak disini,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, dan Niaz saat itu. " Ya baiklah pak, aku akan ke sana,"ujar Niaz. " Ya baik pak aku akan siapkan semua yang kurang disini,"jawab Zin. " Baiklah ayo Niaz,"ajak Syur. Saat itu Syur seperti membiarkan Niaz pergi duluan sementara Syur memperlambat jalannya, dan saat terlihat jika Niaz sudah pergi Syur kembali ke dalam dan menghampiri Zin saat itu. " Zin kita bicarakan apa yang kau ingin ceritakan nanti malam saja, karena tentu saja Niaz akan mendengar apa yang akan kita bincangkan jika kita bicara sekarang,"ujar Syur seperti itu. " Ya baik pak. Terima kasih kau sudah mengerti,"jawab Zin. Lalu Syur langsung saja pergi ke kamar no 1, dan 2 untuk memberitahu kepada anak-anak jika sudah waktunya untuk mereka makan siang, sementara Niaz yang juga pergi ke kamar ko 3, dan 4 saat itu. Syur sengaja menyuruh Niaz ke kamar no 3, dan 4 agar Niaz tak bertemu dengan Endi dulu, karena sepertinya Niaz juga masih terus menjalankan apa yang di rencanakan nya terhadap Endi, dan untuk Zin juga Syur memiliki pikiran jika Zin jangan dulu bertemu dengan Endi karena Zin tadi mengalami hal yang kurang baik tentang Endi, meskipun itu hanya halusinasi saja, yang di sebabkan oleh pikiran Zin yang saat itu terlalu kerasa berfikir untuk menjaga jarak dari Endi sehingga itu membuat Zin berpikir sangat over, dan Zin malah mendapatkan halusinasi yang kurang baik dari pikiran buruknya sendiri. Beberapa saat kemudian Syur, dan Niaz sudah selesai membuat anak-anak berkumpul untuk makan, dan Syur beserta Niaz langsung saja menghampiri Zin yang saat itu masih berada di dapur. " Zin ayo, kita bagikan makanan ini kepada anak-anak,"ujar Syur mengajak Zin. " Ya pak,"jawab Zin. Lalu mereka langsung saja membagikan makanan kepada anak-anak yang sudah berkumpul di meja makan. Saat Syur biasa saja membagikan makanan kepada anak-anak semuanya berjalan semestinya tak ada yang aneh, tapi di saat bagian Niaz yang membagikan makanan terlihat jika Endi malah ada di barisan tempat makan dimana Niaz akan membagikan makanan kepada anak-anak yang ada disana. Zin, dan Syur pun melihat itu. " Pak kenapa Endi jadi ada di barisan dari anak yang akan Niaz bagikan makan?"tanya Zin. " Aku juga tak tahu Zin, aku juga baru sadar barusan jika Endi ada disana,"jawab Syur. " Sebaiknya aku menghampiri Niaz pak, aku yang akan membagikan makanan kepada mereka saja,"ujar Zin sambil berjalan akan menghampiri Niaz. " Zin jangan, tak apa-apa kita jangan mengganggu Niaz Zin, aku yakin dia bisa mengatasinya Zin, makan dari itu kita cukup diam saja jangan menunjukan gelagat aneh. Cukup diam lakukan yang semestinya, dan perhatikan,"ujar Syur menarik tangan Zin yang akan pergi menghampiri Niaz tadi, dan berkata seperti itu. " Tapi apa tidak akan terjadi apa-apa pak?"tanya Zin khawatir. " Tenang lah Zin, Endi orang yang cedera mental, dan memiliki rasa trauma yang berat bukan seorang penjahat yang kejam Zin. Tak apa-apa tenang saja,"ujar Syur berkata seperti itu. " Oh ya baiklah pak jika seperti itu,"ujar Zin sambil kembali mundur karena tadi sudah sempat melangkah akan menghampiri Niaz saat itu. Lalu Zin, dan Niaz pun diam saja melihat Niaz saat itu yang terus saja tanpa berfikir apa-apa, membagikan makan siang untuk anak-anak saat itu. Sampai tiba saat nya Niaz memberikan makanan ke meja Endi saat itu, Niaz menyimpan makanan di meja Endi yang saat itu terlihat jika Endi melihat ke arah Niaz, entah apa yang di pikirkan Endi. Tak di duga jika Endi terlihat bicara sesuatu kepada Niaz saat itu, sehingga Zin dan Syur dibuat kaget dan penasaran dengan apa yang Endi katakan saat itu, dan terlihat juga jika Niaz menjawab apa yang Endi katakan tadi. Singkat saja lalu Niaz langsung saja pergi membagikan makanan ke anak-anak lainnya saat itu. Singkat cerita Zin, Syur, serta Niaz sudah selesai membagikan makanan dan Zin ingin bertanya tentang apa yang Endi katakan tadi kepada Niaz, tapi baru saja Zin akan menanyakan itu kepada Niaz, perhatian Zin teralihkan karena ada suara orang yang memanggil namanya di luar panti. " Pak, aku salah mendengar kan? jika ada yang memanggil ku di luar panti pak?"ujar Zin bertanya seperti itu. " Ya Zin kau tak salah mendengar, memang ada orang yang memanggil mu di luar panti, dan jika aku melihat jam sepertinya orang yang memanggil mu itu Exlin Zin. Ini sudah lewat tengah hari jadi tentu saja Exlin akan kemari untuk mengajak mu bekerja bersama kan Zin?"ujar Syur berkata seperti itu menjawab pertanyaan Zin. " Oh iya aku lupa jika ini semakin siang, dan tentu saja ya itu adalah Exlin pak. Baiklah pak maaf aku buru-buru. Sepertinya Exlin sudah menunggu ku jadi lebih baik aku langsung saja menghampiri Exlin untuk pergi bekerja keluar. Niaz, pak aku pergi dulu,"ujar Zin dengan terburu-buru saat itu menghampiri Exlin di depan panti yang sudah memanggil, dan menunggu Zin saat itu. " Zin apa kau tak akan makan dulu? ini sudah siang Zin?"tanya Syur sedikit berteriak. " Maaf pak, nanti saja kasihan Exlin sudah menunggu ku,"jawab Zin sambil pergi membawa barang-barangnya untuk pergi bekerja bersama Exlin saat itu. " Ya baiklah Niaz, kakak mu malah lupa dan jadinya dia belum makan siang. Ya sudahlah sekarang lebih baik kau saja yang makan siang Niaz, ayo kita ke dapur dan makan Niaz, dan untuk kakak mu nanti kau bawa makanan ke kamar untuknya makan ya Niaz,"ujar Syur mengajak Niaz makan terlebih dahulu lalu bicara seperti itu. " Ya baik pak. Terima kasih,"ujar Niaz sambil mengikuti Syur pergi ke dapur. Sesampainya di dapur Niaz langsung saja di beri makanan oleh Syur, dan mereka pun langsung saja makan bersama saat itu. Di sela-sela makan saat itu Syur melihat jika Niaz seperti orang yang kurang waras karena Niaz seperti terus saja sebyum-senyum sendiri saat sedang makan itu. " Niaz aku sedikit takut dengan mu sekarang, apa kau sehat-sehat saja Niaz? kau tidak kurang waras kan? maaf jika aku menyinggung perasaan mu tapi dari tadi aku perhatikan kau makan dengan sambil tersenyum-senyum sendiri Niaz? ada apa Niaz?"ujar Syur berkata seperti itu sambil sedikit bergurau. lalu bertanya kepada Niaz karena sikapnya yang seperti itu. " Ohaha kau melihatnya pak? ya tak apa-apa pak aku tak tersinggung karena aku sepertinya memang senyum-senyum sendiri sehingga aku memang terlihat seperti orang yang kurang waras hehe. Tapi ya aku sangat senang dan tak bisa melupakan kejadian ini pak sehingga sampai sekarang pun aku masih saja memikirkannya dengan senyum-senyum sendiri pak. Maaf hehe,"jawab Niaz berkata seperti itu. " Baiklah Niaz, tapi tentang hal itu, apa itu yang membuat mu sampai sangat merasa senang bahkan sampai terus saja memikirkan hal itu sambil senyum-senyum sendiri? boleh aku tahu, kau mungkin bisa menceritakannya Niaz?"ujar Syur, lalu bertanya kembali kepada Niaz seperti itu. " Tentang itu? baiklah pak aku akan menceritakan nya kembali, hal ini menyangkut kembali kepada anak itu pak, entah kenapa setiap urusan yang menyangkut terhadap itu aku merasakan hal yang agak berlebihan pak, seperti sekarang aku sampai senyum-senyum sendiri seperti ini padahal sepertinya hal yang aku alami tak terlalu sangat berpengaruh pak,"ujar Niaz bercerita seperti itu, berbelit-belit tak langsung ke inti pembicaraan. " Baiklah dan apa itu Niaz?"tanya Syur tegas. " Tadi saat aku membagikan makanan kepada anak-anak aku terpaksa memberikan makanan kepada anak itu karena entah kenapa tiba-tiba dia ada di barisan bangku yang menjadi bagian ku membagikan makanan pak. Lalu setelah itu apa tadi kau melihat jika anak itu bicara sesuatu pada ku pak, lalu tentu aku menjawab perkataannya, tak ku sangaka dia berterima kasih kepada ku pak, meskipun dia hanya bilang terima kasih dengan wajah yang tidak biasa saja tanpa senyuman pak, tapi aku sudah bilang tadi pak jika hal yang menyangkut anak itu selalu saja membuat perasaan yang berlebihan untuk ku pak. Maaf pak seperti ini, tadi dia hanya berterima kasih kepada ku, dan aku menjawab terima kasih nya itu, dan dengan sangat berlebihan aku terus saja memikirkan tentang hal itu bahkan sampai sekarang aku masih saja memikirkan hal itu dengan senyum-senyum sendiri, bahkan kau benar jika aku menjadi orang yang seperti sedikit kurang waras karena memikirkan hal itu pak,"ujar Niaz akhirnya menceritakan apa yang di alami Niaz saat itu sehingga membuatnya Niaz bisa terus saja senyum-senyum sendiri seperti orang yang kurang waras. " Oh ternyata itu Niaz haha aku tak bisa membaca pikiran mu barusan sampai aku hanya bingung melihat mu yang seperti itu, bahkan melihat mu seperti orang yang sedikit tidak waras haha maaf Niaz. Baiklah untuk cerita mu itu, kau tak berlebihan Niaz kau merasa sangat senang bahkan senang mu itu sampai bisa membuat mu tersenyum sendiri, itu wajar Niaz. Begini anak itu adalah anak yang menjadi tugas mu untuk membantu kesembuhan nya Niaz, dan sekarang dari awal kau bertemu dengan nya yang dia masih sangat tak trauma sehingga dia tak pernah bicara apapun, dam terhadap siapapun termasuk aku, kau sudah bertekad untuk membantu kesembuhannya Niaz sehingga sampai sekarang dia menjadi mulai bicara, berinteraksi dengan orang lain, dan bahkan sekarang dia bisa berterima kasih itu adalah hal yang sangat luar biasa, kemajuan yang sangat baik tentang kesembuhan mental nya Niaz. Kau sudah berhasil dengan usaha mu Niaz sehingga sekarang kau sampai senyum-senyum sendiri, itu tidak salah Niaz aku bukan nya tak waras, atau berlebihan Niaz tapi merasakan sebuah keberhasilan yang di usahakan oleh tangan mu sendiri itu adalah hal yang luar biasa bisa membuat orang yang berhasil tersebut sangat bahagia, seperti kau sekarang ini Niaz, kau tak salah, dan kau tak berlebihan Niaz. Selamat Niaz kau sudah sangat berhasil sepertinya tinggal sedikit lagi usaha mu ini akan sangat berhasil Niaz, terima kasih Niaz. Kau tak salah, atau berlebihan tentang ini tapi ini adalah hal yang memang sangat bisa membuat mu bahagia karena kau berhasil Niaz. Terima kasih Niaz, terima kasih, teruskan kerja hebat mu,"ujar Syur menjelaskan jika apa yang Niaz alami atau rasakan tidak lah salah, apalagi berlebihan dan menjelaskan jika apa yang Niaz rasakan benar, dan karena mendengar hal seperti itu Syur langsung saja berterima kasih kepada Niaz atas keberhasilan nya itu. " Menurut mu seperti itu pak? maksud ku, ya terima kasih pak, terima kasih juga untuk mu yang sampai sekarang kau terus saja memberikan ku semangat untuk menghadapi ini pak, karena semangat dan dorongan mu juga lah aku bisa seperti ini pak terima kasih, aku akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang aku inginkan, yaitu membantunya sembuh dan yang paling aku inginkan adalah menjadikannya sahabat pertama ku pak,"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Syur, berterima kasih lalu kembali dengan semangat Niaz berkata seperti itu akan terus melanjutkan usaha nya tersebut. " Haha baiklah Niaz jika seperti itu, bagus aku akan selalu ada untuk memberikan mu dukungan Niaz, dan agar kau terus ingat jika Zin pun ada untuk memberikan mu semangat Niaz, akan selalu ada. Baiklah sekarang aku kira kita lebih baik kembali ke depan dimana anak-anak sepertinya sedang bermain Niaz, kita awasi mereka Niaz,"ujar Syur berkata seperti itu menyemangati, dan terus saja berusaha menyemangati Niaz, lalu mengajak Niaz untuk mengawasi anak-anak. " Ya baik pak terima kasih, itu sangat aku butuhkan pak. Ya baik ayo pak. Tapi pak tunggu, sekarang aku masih bersikap. dingin kepadanya pak agar aku tak terlihat jika aku padahal ingin mendekatinya pak, tak apa kan?"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Syur saat itu. " Ya tentu karena itu adalah hal yang sebaiknya terus kau lakukan kan Niaz, tentu saja agar kau terus bisa membuatnya lebih baik kan Niaz? dengan dia yang mulai bicara, dan bisa berinteraksi itu akan membuatnya bisa lupa akan hal yang membuatnya terpuruk sehingga sedikit demi sedikit rasa sosialisasinya akan lebih baik, dan tentu saja trauma dalam hatinya akan bisa dia lupakan. Untuk masalah ini aku akan percayakan semuanya kepada mu Niaz, lakukan apa yang menurut mu baik Niaz,"ujar Syur menjawab seperti itu kepada Niaz. " Ya baiklah pak terima kasih lagi kau sudah mengerti pak. Baik ayo pak kita ke depan,"ujar Niaz, dengan mengajak Syur untuk mengawasi anak-anak di ruang bermain. Niaz, dan Syur pun saat itu sudah berada di mana anak-anak berkumpul bermain, mengawasi mereka. Di samping itu Zin yang sedang bekerja keluar bersama Exlin kali ini tak mengalami sebuah masalah apapun, Zin terus saja bekerja memungut barang bekas, sementara Exlin bekerja mengamen di tempat dekat Zin memungut barang bekas. " Zin syukurlah kau sudah tak apa-apa, aku sempat khawatir dengan keadaan mu seperti kemarin. Tapi jika sudah mendengar semuanya apa yang sudah kau alami, aku tentu saja sangat mengerti dengan apa yang kau rasakan kemarin Zin. Tapi Zin sekarang sudah tak apa-apa, kau harus tenang karena semuanya akan baik-baik saja, kan Zin?"ujar Exlin berkata seperti itu. " Maaf Exlin kemarin aku memang tidak bisa mengontrol pikiran, dan perasaan ku karena aku mendengar hal seperti itu yang tentu saja aku merasa sangat khawatir dengan Niaz saat itu, karena Niaz beberapa kali mengalami hal yang sedikit menakutkan saat melewati club tersebut, jadinya aku merasa sangat khawatir dengan Niaz saat itu Exlin sehingga aku bisa seperti itu. maaf Exlin. Tapi ya sekarang aku sudah tenang dan sepertinya kau benar apa yang menjadi pikiran ku itu hanya membebani saja itu hanya halusinasi ku yang terlalu khawatir dengan Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu mengingat dengan apa yang Zin alami kemarin. " Tak apa-apa Zin aku mengerti dengan ke khawatiran yang kau rasakan Zin, apa lagi mengingat jika kau mendengar juga cerita dari anak yang mengalami trauma di panti tersebut, pikiran mu pasti akan sangat terbebani dengan itu Zin. Bagus lah Zin sekarang aku pikir kita hanya perlu berhati-hati saja Zin, kita harus sangat menjaga diri kita dari apa pun itu, tapi dengan pikiran yang tenang tentu saja,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Exlin saat Zin, dan Exlin sudah sama-sama selesai bekerja. " Ya Exlin tentu, terima kasih Exlin, dan maaf untuk itu. Aku beruntung bisa kenal dengan mu Exlin, meskipun kau belum dewasa tapi pikiran mu bisa di bilang sudah memiliki pikiran dewasa Exlin,"ujar Zin berkata seperti itu. " Kau berlebihan Zin aku hanya menjadi orang yang semestinya saja, tak lebih dari itu,"jawab Exlin sedikit tersenyum malu. " Hahaha tapi itu sangat bisa aku terima Exlin, bahkan sangat aku terima terima kasih Exlin. Sepertinya ini sudah sore Exlin sudah waktunya kita pulang Exlin, ayo,"ujar Zin berterima kasih, lalu mengajak Exlin pulang. " Terima kasih Zin. Ya ayo Zin,"jawab Exlin. Lalu saat itu mereka pun langsung saja berangkat pulang karena pekerjaan mereka sudah cukup untuk hari ini, waktu pun sudah sore, dan sudah waktunya mereka untuk pulang karena Zin tentu saja harus beristirahat terlebih dahulu sebelum kembali bekerja membantu Niaz di panti. Zin, dan Exlin langsung saja pergi pulang saat itu, tanpa melakukan apa-apa lagi. Di perjalanan saat itu seperti biasa Exlin, dan Zin berbincang tapi tidak berbincang tentang hal yang berarti apa-apa, mereka hanya berbincang santai saja. " Zin aku sungguh merasa jika kau memang sudah tahu tentang tempat-tempat yang ramai, karena seperti saat kita ke taman itu saja, aku tak percaya jika uang yang aku hasilkan saat itu melebihi dari apa yang biasanya aku dapatkan Zin. Lalu sekarang kembali lagi, aku mendapatkan uang lebih dari tempat yang kau rekomendasikan Zin. Terima kasih Zin. Untuk besok kemana kita akan pergi Zin? aku jadi merasa tak sabar karena jika kau yang memilih tempat selalu saja bisa menghasilkan uang yang lebih dari perkiraan ku Zin,"Ujar Exlin berkata seperti itu kepada Zin saat itu, lalu bertanya kemana besok Zin akan membawa Exlin untuk kembali bekerja bersama lagi. " Oh ya? menurut mu seperti itu Exlin, syukurlah jika aku tak salah membawa mu ke suatu tempat untuk kita bisa bekerja Exlin, aku senang jika kau mendapatkan hal yang lebih dari yang kau bayangkan dari tempat yang aku sarankan Exlin. Dan untuk besok aku kira kita akan pergi ke tempat dimana tempat ini tak terlalu jauh Exlin, tapi aku agak ragu dengan tempat ini Exlin, bukan tentang seberapa besar yang kita bisa dapatkan, tapi tempat ini berada dekat dengan club tersebut Exlin. Bukannya aku takut tapi tiba-tiba saja terlintas di pikiran ku jika tempat tersebut bukanlah tempat yang sangat tepat untuk kita datangi Exlin. Entah apa itu, tapi aku tak tahu dengan pikiran ku ini Exlin, aku masih terus saja merasa khawatir jika mendengar tentang club tersebut Exlin,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Exlin saat itu. " Oh tentang itu Zin? aku pikir kau tak usah memaksakan ke tempat itu Zin, karena masih banyak tempat yang bisa kita datangi untuk mencari uang kan Zin? tak perlu ke tempat itu apa lagi tempat itu dekat dengan club tersebut tempat yang menjadi momok untuk mu Zin, aku pikir kita tak perlu ke sana Zin? kita bisa ke tempat lain kan?"ujar Exlin menyarankan jika untuk esok hari Zin, dan Exlin tak usah pergi ke tempat tersebut dan lebih baik ke tempat lain saja, karena tentu saja bukan hanya tempat tersebut yang bisa di datangi untuk bekerja lagi. " Tapi sepertinya aku hanya terlalu over saja Exlin, sebenarnya mungkin tempat itu tak apa-apa, tapi pikiran ku saja yang sepertinya terlalu khawatir, merasakan perasaan takut yang berlebihan sampai aku berpikir buruk tentang tempat itu. Untuk esok hari tak apa-apa Exlin kita bisa ke tempat itu saja tak usah khawatirkan apa-apa, kita bisa menjaga diri. Apa yang tadi aku pikirkan sepertinya hanya sebuah halusinasi ku kembali Exlin. Oh ya jujur saja tadi aku mengalami hal yang buruk Exlin, lebih tepatnya mimpi buruk tentang anak tersebut, namanya Endi, ya namanya Endi tadi aku bermimpi jika Niaz pulang sekolah aku mendengarnya karena dia melempar tas nya ke meja, saat aku membuka mata ternyata itu memang Niaz, dia begitu cepat, terlihat tergesa-gesa sangat terburu-buru menuju ke suatu tempat, aku tentu saja kaget melihat Niaz yang seperti itu sehingga aku langsung saja mencoba mengikuti kemana Nia pergi, lalu beberapa saat kemudian aku sudah berkeliling dari tempat taman bermain anak-anak, sampai tempat bermain anak-anak juga aku sudah melihat jika tak ada Niaz disana, dan akhirnya aku pergi ke kamar dimana Endi tidur, aku berpikir mungkin saja jika Niaz pergi ke sana untuk menemui Endi meskipun awalnya aku tak yakin jika ada Niaz disana, sampai aku sudah berada di sana lalu dengan perlahan membuka pintu lalu aku lihat benar saja jika Niaz memang ada disana bersama dengan Endi, tapi bukan itu kejadian yang buruk nya Exlin yang ingin aku katakan yang ku maksud dengan mimpi buruk adalah saat aku terus saja melihat Niaz, dan Endi tiba-tiba dengan sangat cepat Endi menghantamkan sebuah balok kayu ke Niaz sehingga Niaz tak sadarkan diri dibuatnya, aku mencoba berlari untuk menyelamatkan Niaz saat itu tapi tubuh ku tak bisa bergerak hanya bisa diam memandang kejadian itu Exlin. Sampai setelah kejadian itu Endi langsung saja bangkit dan menghampiri ku kejadian yang sama menimpa ku saat itu, dimana Endi menghantam kan balok kayu yang penuh dengan darah Niaz, kembali menghantamkan balok kayu tersebut ke pada ku sampai karena takut, dan terkejut aku langsung terbangun sambil berteriak saat itu Exlin. Oh maaf Exlin aku jadi bercerita tentang hal itu padahal yang ingin aku katakan tentang ketakutan ku yang berlebihan yang membuat ku justru mengalami halusinasi. Ya tadi aku sampai bermimpi, dan berhalusinasi buruk seperti itu karena awalnya aku sangat mencoba untuk menghindar dari Endi Exlin, aku sampai tak ingin berpapasan dengannya, tapi aku melakukan hal seperti itu kau harus mengerti jika aku tak ingin mengganggu rencana Niaz saat itu sehingga aku berpikir untuk menghindarinya bahkan sampai tak ingin berpapasan dengannya, tapi aku sadar jika mimpi buruk itu di sebabkan karena aku yang keterlaluan dalam hal yang aku lakukan kepada Endi Exlin. Nah intinya sekarang adalah aku tak ingin kembali mengalami halusinasi, atau mimpi buruk karena sifat ku yang terlalu berlebihan menanggapi sesuatu termasuk tempat ini yang aku pikirkan jika kita tak usah ke sana besok, sebenarnya tak apa-apa Exlin kita besok ke sana pun kita tak akan apa-apa, kita bisa menjaga diri kan Exlin, aku harus bisa mengontrol diriku dan aku tak boleh bersikap berlebihan karena itu hanya akan membuat pikiran, dan halusinasi dalam diriku Exlin, jadi untuk besok sepertinya tak apa-apa Exlin kita pergi ke tempat tersebut saja,"ujar Zin jadi menceritakan halusinasi yang dia alami karena pikiran Zin yang tadi sangat berlebihan menanggapi hal secara berlebihan sehingga Zin mengalami halusinasi tersebut, dan Zin mengatakan jika tak apa esok hari mereka akan pergi ke dekat club tersebut yang sekarang Zin pikirkan hanya pikirannya yang berlebihan, dan Zin berkata jika Zin tak boleh seperti itu sehingga Zin harus lebih mengontrol dirinya sendiri. " Benarkah itu Zin? jika seperti itu aku pikir kau juga belum terlalu sembuh dari apa yang terjadi padamu kemarin Zin, kau masih saja memiliki pemikiran yang gampang dirasuki halusinasi Zin. Aku paham dengan apa yang kau lakukan Zin, kau menjaga jarak dengan Endi aku tahu apa yang kau pikirkan tapi halusinasi yang kau alami itu karena sepertinya kau memang sangat berlebihan Zin, kau tak boleh seperti itu karena itu hanya akan membebani pikiran dan hatimu Zin. Aku mengerti dengan tujuan mu yang tak ingin mengganggu apa yang sedang Niaz rencana kan, jadi menjaga jarak dengan Endi tapi aku pikir kau memang berlebihan Zin, kau menjaga jarak karena aku pikir kau takut jika sampai Endi bertanya sesuatu padamu Zin, kau takut, dan bingung apa yang harus kau katakan kepada Endi jika sampai Endi bertanya kepada mu terlebih lagi jika Endi bertanya padamu tentang Niaz Zin aku mengerti tentang itu, tapi Zin jika bisa kau lakukan saja apa yang biasanya kau lakukan, jangan berlebihan Zin, dengan Endi bertanya sesuatu padamu tak akan membuat Endi mengetahui apa yang Niaz rencanakan Zin, justru Endi akan merasa curiga jika kau melakukan hal yang berlebihan, atau lebih tepatnya kau terlalu menunjukan jika kau sangat menjaga jarak dari Endi Zin, itu yang aku tangkap dari apa yang kau ceritakan tadi Zin. Baiklah aku pikir cukup untuk itu Zin sekarang yang ingin aku katakan padamu adalah, kau sebaiknya tenangkan dirimu kembali Zin, untuk esok hari kemana kita akan pergi terserah kau saja Zin, aku percaya padamu Zin. Karena jika aku percaya padamu aku selalu mendapatkan hal baik yang lebih Zin maka dari itu aku percaya saja padamu, dan akan selalu ikut kemana pun kau akan mengajak ku pergi Zin,"Exlin menyampaikan apa yang Exlin tangkap dari apa yang di ceritakan Zin, lalu Exlin menyampaikan agar Zin tak keterlaluan sehingga itu membuat pikiran Zin terbebani, dan sedikit memberikan nasehat kepada Zin saat itu. Setelah bicara seperti itu Exlin langsung saja memberikan sedikit nasehat kepada Zin saat itu, lalu bicara jika esok hari Exlin akan ikut saja dengan rencana Zin, kemana pun Zin akan mengajak Exlin, Exlin pasti ikut karena Zin selalu bisa memberikan hal yang lebih kepada Exlin dalam pekerjaannya. " Ya Exlin maaf aku memang berlebihan, terima kasih Exlin aku tentu saja butuh masukan dari mu Exlin, terima kasih. Dan sekali lagi kau menjadi pendengar cerita ku Exlin, aku begitu beruntung bisa bertemu dengan mu Exlin, terima kasih. Baiklah jika keputusan mu seperti itu, tenang saja Exlin besok kita akan ke tempat itu saja, agar tak terlalu jauh, dan tentu saja semoga hasilnya lebih dari apa yang kita duga Exlin,"ujar Zin berterima kasih atas Exlin yang tak bosan-bosan nya menjadi pendengar setia cerita Zin. Lalu menjawab seperti itu tentang kemana esok hari Zin akan mengajak Exlin bekerja. " Ya tentu Zin, kita sahabat dan tentu saja sahabat akan selalu mencoba menolong, apa lagi ini kan hanya menjadi pendengar setia mu Zin tentu saja aku tak keberatan dengan itu Zin. Baiklah kita sepakat Zin,"ujar Exlin menjawab perkataan Zin, lalu berkata seperti itu. Saat itu Zin, dan Exlin sudah sampai dimana Zin akan melewati club tersebut, tak ada hal aneh, atau mencurigakan disana. Zin, dan Exlin saat itu biasa saja berjalan sambil berbincang, sampai tiba-tiba saat Zin, dan Exlin sudah melewati club terdengar di belakang mereka sebuah kendaraan yang sepertinya berhenti untuk parkir di seberang club tersebut. " Exlin kau dengar itu kan?"tanya Zin. " Ya itu sebuah kendaraan yang parkir di belakang kita kan Zin?"sambil menoleh ke belakang Exlin berkata seperti itu. " Tolong, tolong. ( Bug, bek, gubrak )," " Exlin aku mendengar dengan samar ada orang yang minta tolong, tapi ada juga suara seperti orang yang memukul sesuatu, kau dengar itu,"ujar Zin berkata seperti itu dengan sedikit kaget, dan wajah yang tiba-tiba berkeringat. " Ya Zin aku juga samar mendengar nya, tadi aku lihat tak ada apa-apa hanya memang truk yang parkir di belakang kita Zin. Aku akan coba melihatnya kembali,"ujar Exlin berkata seperti itu kepada Zin. Lalu saat Exlin menoleh ke belakang lagi mencoba untuk melihat ke arah truk tersebut tiba-tiba. " Hey anak kecil, apa yang kau lihat?"seorang sopir dari truk tersebut turun, lalu dengan sangar nya dia berkata seperti itu. " Ti, tidak pak maaf. Zin ayo kita pergi,"ujar Exlin berkata seperti itu, lalu mengajak Zin pergi karena takut. Lali saat itu tanpa Zin menjawab, Zin langsung saja menarik tangan Exlin lalu dengan cepat langsung saja pergi dari sana. " Aku benar-benar tak mengerti Exlin dengan apa yang pernah kita alami saat melewati club itu Exlin. Maksud ku adalah beberapa waktu kebelakang kau menendang sesuatu dari sebuah karung yang hampir seorang pria dalam truk lempar kepada kita Exlin, lalu kau katakan jika dalam karung tersebut kau seperti menendang sebuah anggota tubuh manusia Zin. Saat di taman aku mendengar dari beberapa orang yang sedang berbincang, jika di kawasan club tersebut memang sedikit ada hal yang membuat mereka curiga dengan beberapa orang wanita yang selalu mereka bawa dari truk untuk masuk ke dalam club tersebut, tapi bukan itu hal yang aneh nya, aneh nya adalah saat salah satu orang wanita yang mencoba lari dari club tersebut, lalu dengan sangat sadis, dan keras salah satu pria disana langsung menangkap dan bahkan menyeret wanita tersebut untuk di masukannya ke dalam club tersebut. Dan sekarang yang kita alami sendiri Exlin, kita samar mendengar suara orang yang meminta tolong, lalu di susul dengan suara seseorang yang terdengar sedang memukul, dan membanting sesuatu lalu seketika kita tak mendengar suara samar orang yang meminta tolong itu lagi Exlin. Apa ini halusinasi ku lagi atau apa Exlin tapi aku sangat yakin jika ini bukan halusinasi ku Exlin, kau juga mendengar itu kan Exlin?"ujar Zin mengatakan beberapa hal yang sempat Zin alami, dan dengarkan dari orang lain tentang club tersebut sehingga memang itu menimbulkan sebuah rasa penasaran orang-orang termasuk Zin saat itu. Sampai terlihat jika Zin mengalami sebuah tekanan kembali dalam dirinya akibat hal itu. " Ya Zin aku juga berpikir seperti itu, tapi Zin aku mohon agar kau menenangkan dirimu dulu Zin, jangan sampai kau mengalami depresi kembali akibat hal ini Zin, lebih baik kita lupakan saja dulu hal itu lalu kau tenangkan diri mu dulu Zin, aku tak ingin kau kembali sakit karena menerima tekanan ini lagi Zin. Aku juga mendengar tentang hal itu Zin, tapi bisa saja kan jika itu memang suara orang yang meminta tolong tali saking kerasnya dia berteriak meminta tolong kita sampai bisa mendengarnya Zin, padahal orang yang berteriak tersebut bukan ada di kawasan itu Zin. Mungkin saja ada seseorang yang sedang berkelahi tak terlalu jauh dari club tersebut, lalu satu orang tersebut meminta tolong sehingga suara nya bisa kita dengar, tapi tentu saja bukan dari situ Zin karena kit mendengar suara itu juga dengan sedikit samar kan Zin?"ujar Exlin saat itu mencoba untuk menenangkan Zin dengan keadaannya yang sudah terlihat terbebani dengan apa yang Zin, dan Exlin alami barusan, sampai Exlin mencoba untuk mengalihkan pembicaraan seperti itu agar Zin bisa menenangkan dirinya saat itu. " Oh ya Exlin sepertinya kau benar maafkan aku Exlin aku tak bisa mengontrol pikiran buruk ku jika tentang club ini Exlin. Maaf sepertinya aku juga malah membuat mu sedikit cemas Exlin maaf, baiklah Exlin kita tenangkan diri kita saja dulu agar apa yang kita alami tadi tak merasuki pikiran kita hehe maaf Exlin,"Zin berkata seperti itu dengan senyum menandakan jika Zin menenangkan dirinya dari kejadian yang mereka alami tadi. " Ya Zin tak apa-apa aku juga sempat cemas, dan takut karena tadi seorang sopir truk tersebut meneriaki aku, sontak aku langsung saja sedikit takut dan pergi secepat mungkin dari sana Zin hahaha. Maaf Zin aku juga jadi malah membuat mu cemas dengan kelakuan ku. Baiklah kita sudah bisa menenangkan diri kita kan Zin, kita lebih baik kembali berjalan untuk pulang Zin hari sudah semakin sore Zin,"ujar Exlin berkata seperti itu sambil sedikit tertawa untuk mencoba mencairkan suasana akibat apa yang di alami Zin, dan Exlin tadi. Lalu mengajak Zin pergi melanjutkan perjalanannya pulang. " Oh ya tentu Exlin ayo, pertama tentu saja aku akan mengantarkan mu pulang dulu Exlin, lalu nanti aku bisa langsung pergi pulang. Ayo,"jawab Zin. " Oh tentang itu, tak apa-apa kita sama-sama pulang saja Zin kau tak usah mengantarkan ku dulu, tak apa-apa aku sudah terbiasa karena mu Zin terima kasih. Ayo kau pulang saja dan aku pun akan pulang Zin,"ujar Exlin berkata seperti itu. " Apa kau yakin? tidak akan apa-apa Exlin?"tanya Zin. " Sudahlah aku tak akan apa-apa Zin. Baiklah sampai jumpa esok Zin, ayo kita pulang,"ujar Exlin sambil melambaikan tangan dan berjalan pulang ke arah rumahnya. " Ya baiklah Exlin, sampai jumpa esok hari. Hati-hati Exlin,"ujar Zin membalas lambaian tangannya dan pergi pulang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD