Tak Mudah Tapi Tak Sulit

5000 Words
Sambil membopong Exlin pura-pura membantu Exlin jalan, Zin berbisik. " Jangan perlihatkan jika kita saling mengenal dulu, kita pura-pura saja dulu,"ujar Zin berbisik kepada Exlin saat itu. Exlin pun hanya mengangguk dan terus saja berjalan mengikuti kemana Zin akan pergi membawanya. Dan saat itu Zin membawa Exlin ke sudut ruangan dimana hanya ada mereka berdua saja disana. Zin tentu sengaja seperti itu karena Zin ingin membicarakan tentang rencananya melarikan diri dengan Exlin, membicarakan hal ini tentu saja Zin berpikir jangan sampai ada yang mengetahuinya dulu, memang di ruangan ini di isi dengan orang-orang yang menjadi korban penculikan para penjahat disini, tapi Zin tentu mewaspadai tentang adanya orang yang menyamar menjadi bagian dari korban penculikan ini, sehingga Zin sangat hati-hati dalam masalah ini. Sampai akhirnya Zin sampai di sudut ruangan yang tentu saja agak jauh dari orang lain, Zin pura-pura memasukan Exlin ke dalam kamar mandi dulu saat itu. " Kau bisa bersihkan dirimu sendiri terlebih dahulu kan? aku akan menunggu disini,"ujar Zin. " Ya tentu aku bisa, terima kasih,"jawab Exlin. Exlin langsung saja masuk ke toilet dengan Zin yang menunggu saja diluar. " Bug, aw,"terdengar suara teriakan dan barang jatuh saat itu. Sontak Zin langsung saja membuka pintu toilet, dan masuk mencari ruang mana Exlin memakai toilet. Karena ini sepertinya juga adalah bagian yang di pakai di club jadi toilet disini tidak hanya 1, tapi setelah masuk ke toilet ada beberapa kamar kecil di dalamnya, yang tentu saja toilet ini agak luas. " Kawan kau tak apa-apa? dimana kau?"ujar Zin masuk dengan langsung bertanya seperti itu. " Oh ya aki di sebelah sini,"jawab Exlin. " Bisa kau buka kuncinya?"ujar Zin. Exlin langsung saja membuka kunci dari kamar kecilnya dan terlihat jika saat itu Exlin sudah dalam keadaan terduduk. " Kau tak apa-apa? aku mendengar suara barang jatuh makannya aku langsung kemari,"ujar Exlin seperti itu. Terlihat di pintu sudah ada beberapa orang juga yang melihat kearah Exlin, dan Zin sepertinya mereka juga penasaran dengan apa yang terjadi. " Aw ya aku tak apa-apa, hanya sedikit sakit di bagian pinggul ku,"jawab Exlin. " Baiklah, kau bisa bangun? aku bantu kau bangun,"ujar Zin sambil memegang Exlin. Lalu datang ibu Endi. " Nak kau tak apa-apa, ayo kita bantu kau berdiri,"ujar ibu Endi. " Ya bu aku tak apa-apa, hanya sedikit terpeleset. Terima kasih,"ujar Exlin. " Hati-hati lah nak, tadi abang ini juga terpeleset disini, mungkin lantainya licin, sebaiknya kalian hati-hati,"ujar ibu Endi memperingati Zin, dan Exlin. " Oh ya? baik bu terima kasih. Ya sepertinya lantai disini memang agak licin,"ujar Exlin. Lalu Zin membawa Exlin ke luar saat itu, dan orang lain pun sudah tak berkerumun kembali ke tempat mereka masing-masing. Zin, dan Exlin tak pergi saat itu mereka hanya berdiam diri, dan duduk saja di dekat pintu toilet dimana tempat tersebut tak banyak orang yang mendiaminya. " Kau jangan menangis, aku tak rela sahabat ku menjadi salah satu korban mereka, aku tak rela untuk itu lah aku kemari, dan harus kau tahu aku sengaja tertangkap bukan karena mereka pintar bisa menangkap ku, jadi kau tak usah berpikir jika aku, mengalami nasib yang buruk, tidak Exlin sekarang aku disini karena aku sengaja. Dan tujuan ku masuk kemari aku tak perlu menjelaskannya kan Exlin, hari ini, malam ini juga kita akan bebas dari neraka ini, kita akan laporkan ini kepada Syur ceritakan semuanya agar Syur bisa menindak tempat ini Exlin, kau paham? sekarang harus air matamu, sekarang kau istirahat lah dulu jika waktunya sudah tiba aku akan membangunkan mu untuk langsung melancarkan aksi kita,"ujar Zin menjelaskan bagaimana Zin bisa ada di tempat ini dan menjadi korban dari penculikan mereka seperti itu kepada Exlin yang malah meneteskan air mata saat itu. " Apa itu benar Zin? kenapa kau begitu membahayakan dirimu sendiri hanya untuk ku Zin? kau bisa langsung saja bilang jika ada kejahatan yang terjadi di club ini kepada Syur Zin agar kau tak perlu membahayakan keselamatan mu seperti ini Zin. Apa kau tak berpikir jika mereka ini bukan orang sembarangan Zin, bagaimana jika kita gagal? kita bisa kabur dari sini Zin? kita semua tak akan bisa melarikan diri jika sampai kita ketahuan akan kabur Zin,"ujar Exlin dengan nada yang sedikit keras sehingga mengundang orang lain melihat ke arah Zin, dan Exlin saat itu. " Suuutttt Exlin. Ehehehe maaf semuanya kami sedikit berisik anak ini malah menangis karena sepertinya tadi saat dia jatuh masih terasa sakit, maaf. ( Zin berkata seperti itu kepada orang-orang yang melihat ke arah Zin, dan Exlin saat itu karena Exlin bicara terlalu keras saat itu ). Apa aku bilang, tahan dirimu Exlin kontrol emosi mu, jika kau seperti ini kita malah bisa ketahuan sudah saling mengenal dan merencanakan sesuatu, aku harap kau bisa tenangkan dirimu Exlin. Aku berpikir, berpikir dengan sangat jernih Exlin dan ini lah keputusan ku Exlin, aku sudah memiliki alat beberapa kunci, dan yang lainnya yang mungkin bisa kita gunakan untuk membuka sebuah jendela atau hal lainnya agar kita bisa kabur dari sini Exlin, tenang lah. Kau lebih baik sambil beristirahat tenangkan dirimu Exlin,"ujar Zin menyuruh Exlin tenang karena Exlin mengundang rasa penasaran orang lain sampai mereka melihat ke arah Zin, dam Exlin saat itu. Lalu menjelaskan kenapa Zin bisa nekat seperti ini " Tapi Zin aku tetap saja," " Suutt sudah cukup Exlin. Aku bilang kau sekarang hanya harus menenangkan dirimu bersiaplah karena sebentar lagi kita akan melakukan hal yang sangat harus hati-hati Exlin kau paham kan? tapi sekarang aku memiliki beberapa pertanyaan padamu yang sebisa mungkin kau harus jawab Exlin. Ayo sekarang tenangkan lah dirimu dulu Exlin,"ujar Zin menyuruh Exlin menenangkan dirinya terlebih dahulu saat itu. " Ya baik Zin aku mencoba untuk menenangkan diriku, baik maaf. Pertanyaan apa itu Zin? aku akan mencoba menjawabnya,"ujar Exlin. Berdiam diri sejenak, membiarkan Exlin menenangkan dirinya dulu saat itu. " Baik lah aku pikir kau sudah cukup bisa menenangkan dirimu kan Exlin, pertanyaannya adalah kau sudah lebih awal disini jadi aku pikir sedikitnya kau sudah mengelilingi tempat ini Exlin, dan apa kau tahu dimana ada gorong-gorong saluran air, atau jendela yang tentu saja tak akan mereka pikir bahwa kita akan kabur lewat sana, aku sempat melihat jika di toilet ada sebuah jendela yang di halangi menggunakan kawat besi, tapi itu cukup tinggi, tapi aku sekarang bertanya padamu dulu, bagaimana rencana mu? kemana kita akan mencoba lari Exlin?"ujar Zin bertanya, dan berkata seperti itu kepada Exlin. " Tentang itu, aku tak pernah keluar dari ruangan ini Zin dan keluar pun aku hanya tentu saja di paksa bekerja mengemis bersama orang tadi. Tapi tunggu Zin aku pikir aku memiliki sebuah pikiran dimana kita bisa mencoba lari melewati jalan itu Zin,"ujar Exlin berkata seperti itu. " Kemana itu Exlin? tapi tentu saja itu harus tempat yang tentu aman dari orang lain Exlin, terutama anak buah Jhat,"ujar Zin. " Ya tentu Zin aku pikir ini menjadi tempat yang aman untuk kita bisa kabur Zin, tapi sebelum nya ini tak sepenuhnya aman Zin,"ujar Exlin. " Tak sepenuhnya aman? maksud mu?"tanya Exlin. " Ya jadi waktu itu aku pernah mengantarkan pria tadi masuk ke dalam kamarnya, karena ibu itu sedang tak tahu kemana, pria, dan ibu itu memiliki ruang yang mereka tinggali untuk tidur Zin, saat aku masuk ke dalam sana aku langsung saja membantu membaringkannya. Saat membaringkannya aku tak sengaja menjatuhkan sesuatu saat itu, tentu saja aku langsung mengambilnya saat aku mencoba mengambil benda itu aku tentu mencari nya sampai ke kolong tempat tidur, saat aku melihatnya kebawah aku melihat jika itu adalah seperti sebuah pintu besi bulat yang cukup besar Zin, dan mungkin saja itu adalah jalan menuju gorong-gorong Zin? bisa kau pahami itu? Dan yang aku maksud kan tak sepenuhnya aman adalah pintu itu ada di kamar ibu, dan pria itu apa tak akan apa-apa jika mereka tahu tentang tujuan kita Zin?"ujar Exlin menjelaskan apa yang sempat Exlin lihat saat di kamar ibu, dan pria itu. Lalu bertanya seperti itu. " Oh ya? itu hebat Exlin aku pikir itu memanglah jalan kita agar bisa lari dari sini, tak akan salah lagi itu memang sebuah gorong-gorong bawah tanah Exlin. Dan untuk ibu, dan pria itu kau tak usah khawatir Exlin, mereka bukan orang jahat, kita bisa mencoba kabur melewati pintu itu Exlin kau tenang saja aku yang akan memastikan jika di kamar itu bisa menjadi tempat kita yang aman untuk mencoba melarikan diri,"ujar Zin bicara jika orang tua itu bukanlah orang jahat untuk kita. " Bagaimana kau bisa yakin dengan itu Zin? kau kan baru kemari dan tentu saja kau tak tahu siapa mereka Zin. Aku saja yang sudah lebih dulu ada disini tak ingin bicara mereka aku hanya diam saja tanpa ingin bergabung dengan mereka Zin. Lalu sekarang kau dengan mudah bicara jika mereka bukan orang jahat, apa yang membuat mu sangat yakin seperti itu Zin?"tanya Exlin bicara dengan sedikit tetas kepada Zin karena bingung dengan Zin yang saat itu dengan sangat mudah seperti sudah mengenal lama mereka berdua. " Suuttt tenanglah Exlin kau tak perlu bicara tegas, dan seperti orang yang marah seperti itu aku memang baru mengenal mereka Exlin tapi anak mereka sudah cukup lama mengenalku, anak mereka menceritakan hal yang terjadi padanya sehingga dia mengalami trauma, dan stress yang begitu berat sampai sekarang, anak mereka bilang ibu, dan ayah nya di culik, ayah dan ibu mereka bukan orang jahat, bukan orang yang tak bertanggung jawab seperti orang tua ku Exlin jadi aku yakin jika ibu, dan ayah Endi itu bukan orang jahat. Mereka adalah ayah, dan ibu Endi Exlin aku tadi berbincang dengan ibu itu sampai aku bisa tahu jika ibu, dan pria itu adalah ibu Endi Exlin. Itu menjadi alasan kenapa aku begitu percaya dengan mereka jika mereka bukan orang jahat Exlin,"ujar Zin menceritakan informasi apa yang sudah Zin ketahui dengan berbincang dengan ibu Endi tadi sehingga tentu saja Zin yakin jika ibu Endi bukanlah orang jahat. " Benarkah itu Zin? jika seperti itu maaf Zin aku tak sengaja, aku hanya, aku," " Tak apa Exlin tenang saja tak apa-apa kenapa kau minta maaf? tak ada yang salah dengan mu yang seperti itu Exlin, aku mengerti kenapa kau begitu menjaga jarak dengan mereka Exlin tenang, yang penting sekarang kau sudah tahu kenapa aku yakin jika mereka bukan orang jahat Exlin,"ujar Zin kembali. " Bukan itu yang membuat ku minta maaf padamu Zin, tapi perkataan ku yang membuat mu bicara jika mereka bukanlah orang tua yang tak bertanggung jawab, aku tahu kau bicara seperti itu bertujuan membandingkan orang tua Endi, dan orang tua mu Zin, maaf. ( dalam hati Exlin bicara seperti itu ). Oh ya Zin baiklah jika seperti itu tentu saja kita tak akan terlalu mengalami kesulitan agar kita bisa kabur dari sini Zin?"ujar Exlin seperti itu. " Ya baik Exlin, kita sudah setuju akan melakukan rencana pelarian melalui ruangan ibu, dan ayah Endi, jika seperti itu lalu kapan menurutmu waktu yang baik untuk melakukan percobaan pelarian ini Exlin? jika hari sudah larut malam aku kira aku tak akan bisa karena tadi saat siang hari ketika anak buah Jhat datang kemari dan membawaku menghadap kepada Jhat dia bilang jika aku akan bisa berguna di club nanti malam, dimana saat malam tiba aku akan dijadikan b***k di club yang tentu saja akan menghasilkan uang untuk Jhat. Itu menjadi sebuah pertanyaan yang tentu saja harus bisa kita siapkan agar saat nanti kita berkesempatan untuk berusaha lari dari sini bisa kita lakukan tanpa ada gangguan yang bisa membuat kita gagal kabur dari sini Exlin, bahkan yang lebih aku khawatirkan adalah disaat kita sudah mengalami kegagalan dalam pelarian, tentu saja anak buah Jhat akan lebih berhati-hati dan tentu saja akan membuat anak buah Jhat lebih meningkatkan keamanan di tempat ini, itu berarti kesempatan kita untuk bisa lari dari sini akan menjadi sangat tipis Exlin, bahkan bisa saja kita tak akan bisa mendapatkan kesempatan kembali untuk kabur dari tempat ini Exlin. Untuk hari ini tentu saja kita tak memiliki banyak waktu Exlin, pilihannya adalah kita bisa mengulur waktu terlebih dahulu melewati malam ini dengan aku yang tentu saja akan dijadikan b***k oleh Jhat terlebih dahulu, lalu pilihan kedua aku pikir kita bisa mencoba kabur dari tempat ini sekarang Exlin. Tapi," " Apa anak buah Jhat bicara seperti itu Zin? itu berarti. Kita harus pergi sekarang juga Zin, aku pikir ini belum terlalu larut Zin dan anak buah Jhat tentu saja tak akan berpikir untuk membawa mu ke club untuk di pekerjakan di waktu yang masih siang seperti ini Zin? ayo Zin,"ujar Exlin dengan wajah yang panik bicara seperti itu, sambil langsung saja menarik tangan Zin saat itu. " Tunggu Exlin, tunggu. Aku tahu apa yang akan terjadi, aku tahu jika malam ini sudah terlambat bagi kita untuk melakukan pelarian ini Exlin, kau tak usah cemas tenang saja Exlin aku tak apa-apa. Jika kau khawatirkan aku yang tentu akan di buat menjadi b***k, atau babu oleh anak buah Jhat terima kasih untuk itu Exlin, tapi kau harus bisa tahan, dan tenangkan dirimu karena aku hanya akan menjadi babunya di club malam ini Exlin, aku tentu saja hanya akan di paksa bekerja untuk membersihkan tempat, makan, minum, atau kamar yang mereka gunakan Exlin itu tak apa-apa Exlin, aku bisa melewatinya. Kau bisa mengerti itu kan Exlin? tenang, aku bisa atasi itu Exlin. Yang lebih aku pikirkan sekarang adalah tentang rencana kita untuk melarikan diri dari sini Exlin, jika kita memaksakan mencoba kabur dari sini sekarang aku pikir waktu kita tak akan cukup Exlin, kita hanya akan mengacaukan saja rencana pelarian kita jika seperti ini, jadi aku pikir sekarang kita tak perlu lakukan rencana pelarian kita sekarang aku akan hadapi apa yang sudah anak buah Jhat, dan Jhat rencanakan padaku malam ini, aku akan menghadapi apa yang akan menjadi masalah ku malam ini Exlin, kau percaya aku bisa melakukannya kan Exlin? kau percaya aku akan bisa menghadapinya kan Exlin? kau percaya? tenang aku tak apa-apa,"ujar Zin seperti itu menyarankan agar pelarian yang akan Zin, dan Exlin lakukan tidak mereka jalankan sekarang karena waktu yang sudah terlanjur malam, dan anak buah Jhat akan membawa Zin untuk dipaksa bekerja di club malam itu sehingga tentu saja waktu Zin, dan Exlin untuk melarikan diri akan sangat tak cukup malam ini sehingga Zin tak memaksakan untuk melakukan pelarian malam ini dan akan menghadapi apa yang akan Jhat lakukan kepada Zin malam ini. " Tapi Zin apa kau yakin? mereka penjahat Zin mereka tak mungkin hanya menyuruh mu seperti itu saja Zin, mereka akan lebih membuat mu bekerja keras, apapun yang membuat mereka bisa mendapatkan uang itu akan mereka lakukan termasuk menyiksa mu Zin, itu yang akan," " Duar,"pintu dibuka dengan keras sampai berbenturan dengan dinding yang membuat suara kencang saat itu, sehingga membuat Exlin berhenti bicara kepada Zin saat itu dengan langsung saja melihat ke arah pintu tersebut. Seketika itu orang yang ada dalam ruangan itu langsung menoleh ke arah orang yang dengan sangat kencang membuka pintu tersebut. " Kalian para wanita 1, 2 dan beberapa dari kalian, ayo kemari lah seperti biasa kalian akan di tukar ke club lain untuk bekerja disana, dan sebagai gantinya tentu saja wanita cantik dari club lain akan menjadi b***k disini hahaha. Ayo cepatlah sebelum aku bersifat keras kepada kalian, cepat,"dengan suara membentak kami semua anak buah Jhat tersebut langsung saja membawa beberapa wanita keluar ruangan tersebut. Saat beberapa wanita itu sudah ikut dengan anak buah Jhat saat itu, anak buah Jhat langsung saja menutup pintu. " Zin aku pikir, Jhat merubah pikirannya, mereka hanya seperti biasa memanggil beberapa wanita untuk di jadikan pertukaran pekerja, dan mereka langsung pergi Zin, syukurlah mereka tak jadi mempekerjakan mu Zin," " Duar,"pintu kembali dengan keras dibuka, lalu sekarang anak buah Jhat yang berbeda yang membuka pintu tersebut. Pria itu langsung saja menghampiri kami semua, dan berhenti ti tengah-tengah kami semua. " Mana anak baru yang baru saja datang tadi malam? kalian bilang atau aku yang akan mencarinya, tapi jika kalian membiarkan aku menemukannya sendirian jangan harap aku akan bersikap lembut. Dimana dia?"ujar anak buah Jhat tersebut dengan lantang, yang membuat Exlin kembali terdiam bingung saat itu. " Aku disini,"ujar Zin dengan lantang. " Zin kenapa kau?"tanya Exlin dengan berbisik. " Tak apa Exlin. Tenang, seperti apa yang sudah kita bicarakan tadi jangan sampai mereka tahu jika kita saling mengenal, tak apa tak usah khawatirkan aku Exlin,"jawab Zin dengan suara yang kembali berbisik. " Oh ternyata kau disitu. ( Anak buah Jhat menghampiri Zin saat itu ) kemari lah, ayo kau akan bekerja untuk kami malam ini hahaha,"dengan kasar anak buah Jhat langsung saja menarik Zin saat itu. Dengan kasar anak buah Jhat menarik Zin saat itu, sehingga Zin berjalan dengan cara yang tergusur oleh anak buah Jhat saat itu. " Zin aku tak akan diam saja. Untung saja tadi kau sempat memberikan tas ini padaku, aku akan melakukan apa yang sudah kita bicarakan agar bisa melarikan diri dari sini Zin, tak apa kau bisa mengandalkan ku Zin. Tapi sekarang tentu saja aku harus melakukan pendekatan dengan ibu, dan pria itu yang Zin bilang jika itu adalah ayah, dan ibu Endi. Ya Zin tenang saja kau bisa mengandalkan ku untuk masalah ini tenang saja Zin,"ujar Exlin bicara seperti itu dalam hatinya sambil memegang tas Zin yang berisi beberapa kunci dan obeng yang sepertinya akan berguna sebagai alat pelarian mereka dari tempat ini. Lalu tanpa berpikir apa-apa lagi, Exlin langsung saja mendekati ibu, dan ayah Endi saat itu, Exlin melihat sudah tak ada anak buah Jhat yang bisa mengganggu nya saat itu sehingga tentu saja Exlin bicara dengan ayah, dan ibu Endi saat itu. " Bu maaf apa bapak sudah ingin beristirahat malam ini? ini sudah larut malam bu, aku pikir bapak kelelahan karena pekerjaannya tadi yang seperti biasa di suruh untuk menjadi pengemis bersamaku bu. Bapak harus beristirahat karena sepertinya esok hari bapak akan kembali di pekerjakan seperti ku bu, biar aku membantu mu memasukan bapak ke dalam kamar bu,"ujar Exlin bicara seperti itu kepada ibu Endi. " Oh ya nak, seperti biasa kau sangat baik, terima kasih. Aku pikir kau memang benar, ayo nak,"jawab ibu Endi. Exlin langsung saja membantu ibu Endi memasukan ayah Endi ke dalam kamar saat itu. Exlin langsung saja membantu ibu Endi untuk memasukan ayah Endi ke dalam kamar saat itu, tak lama Exlin sudah berada di dalam kamar ayah, dan ibu Endi saat itu, sampai Exlin saat itu memiliki pikiran untuk bertanya sekaligus bercerita tentang dirinya yang sebenarnya adalah teman baik dari Zin, dan dia juga mendengar Endi dari cerita Zin, tapi Exlin ragu saat itu sampai dirinya cukup lama melamun dalam keadaan yang berbalik sudah akan meninggalkan kamar itu, tapi tertahan karena rasa penarasan nya yang tertahan karena ragu. Sampai akhirnya Exlin langsung saja berniat pergi meninggalkan kamar itu, tapi langkah Exlin tertahan karena saat itu tiba-tiba. " Nak, nama mu Exlin kan? sudah beberapa hari kau disini, dan sudah terus saja sangat baik kepada ku, dan suami ku ini. Bisa kau kemari sebentar?"ibu Endi bicara seperti itu, meminta agar Exlin menghampirinya saat itu, sehingga tentu saja Exlin tak menolak apa yang ibu Endi minta. " Ya, iya bu namaku Exlin. Apa ada yang bisa ku bantu lagi?"ujar Exlin sambil berbalik dan menghampiri ibu Endi. " Ya baguslah nak, terima kasih kembali kau sudah mau kemari. Aku ingin bertanya saat kau tadi melihat anak yang bernama Zin itu, dengan sangat mudah kalian bisa saling akur dan langsung saling berbincang bahkan bukan waktu yang sebentar kalian berbincang. Itu tentu saja membuat ku sedikit penasaran, kau yang dari awal datang kemari sampai tadi sebelum ada anak yang bernama Zin itu, kau tak pernah berbincang dengan siapapun, kau seperti sangat menjaga jarak kepada kami semua, tapi saat kau bertemu dengan anak yang bernama Zin itu kau langsung saja akrab, seperti kau sudah mengenal dia lama sebelum bertemu disini, ada apa? apa kau memiliki masalah? tentu saja kita memiliki masalah disini kan? masalahnya adalah kita tak ingin terus disini karena ini adalah penjara bagi kita semua, tapi tentu tak semudah yang kita pikirkan karena kita di culik, dan di sekap bukan sedang menginap di hotel kan nak. Tapi tak apa-apa tenang saja, anak yang bernama Zin bilang suatu saat nanti kita kan bisa keluar dari tempat ini hanya kita harus bersabar,"tanya ibu Endi saat itu kepada Exlin saat itu, lalu ibu Endi juga menceritakan hal seperti itu, ibu Endi menceritakan apa yang Zin katakan. " Oh tentang itu bu. Aku, aku, aku tak memiliki alasan untuk menyembunyikan ini padamu bu, aku percaya dengan apa yang Zin katakan bahwa kau bukanlah orang jahat, atau anak buah Jhat yang menjadi otak di balik kejahatan ini aku yakin itu, jadi sekarang aku aku jujur saja padamu bu. Aku bukanlah orang yamg baru di temui Zin bu, aku adalah teman Zin, bahkan bukan hanya teman, tapi aku adalah sahabat Zin yang bahkan Zin sudah mempercayai ku bu sehingga dia bisa menceritakan apa yang dia alami dalam hidupnya termasuk dirinya yang tinggal di panti dimana dia mengenal seorang anak yang mengalami depresi, dan trauma berat karena tepat di hadapan matanya anak itu melihat penculikan keji terhadap kedua orang tuanya. Tapi yang lebih membuat dia depresi, dan trauma adalah saat dimana anak tersebut melihat ayahnya di hantam dengan sebuah balok kayu telat di kepalanya sehingga ayah anak tersebut langsung tak sadarkan diri, dan langsung di culik oleh penjahat tersebut, dan anak itu bernama Endi. Anak kalian berdua? benarkah itu bu? aku mengetahui ini karena tadi inilah yang aku bicarakan dengan Zin bu, dia bilang kepada ku jika kalian adalah ayah, dan ibu Endi bu, maka dari itu tentu saja aku percaya jika kalian bukanlah orang jahat bu. Aku tahu mengenai Endi karena Zin bu, Zin menceritakan semuanya kepada ku sampai akhirnya aku tahu siapa Endi, dan sekarang aku di hadapan kalian, orang yang selama ini tentu saja sangat di harapkan oleh Endi bu. Zin bilang suatu saat kita bisa keluar, kau harus percaya itu bu karena Zin tak hanya bicara dia akan mengusahakan agar kita tak terus menerus berada di tempat ini bu,"ujar Exlin saat itu langsung saja jujur, mengenai apa yang Exlin bicarakan dengan Zin tadi, Exlin juga mengatakan jika Zin adalah sahabatnya bukan orang yang baru di temui nya, dengan wajah menahan tangisan karena mengingat kejadian yang menimpa Endi Exlin bicara seperti itu. " Jadi kau? pantas saja kau begitu sangat akrab dan langsung saja bicara berdua dengan Zin nak, dan kau bahkan tahu juga tentang Endi? ya nak kau benar Endi adalah anak kami, aku begitu sedih mendengar jika Endi menjadi anak yang depresi karena kejadian yang menimpa kami, tapi tak apa-apa meskipun dia mengalami depresi tapi itu masih hal yang cukup baik karena dia tinggal di panti gang begitu bisa menjaganya, tak apa untuk sekarang dia depresi tapi Zin bilang jangan khawatir karena sebentar lagi kita akan bisa keluar dari sini, lalu saat aku keluar dari sini, Zin akan langsung membawa kami menemui Endi anak kami, aku percaya dengan Zin jika dia tak hanya bicara omong kosong saat itu, aku percaya nak, aku percaya jika suatu saat kita akan bisa keluar dari tempat ini,"jawab ibu Endi yang saat itu menceritakan tentang keadaan Endi yang tentu saja berurai air mata, karena tak kuat mendengar Endi yang mengalami depresi saat itu karena kejadian yang menimpa dirinya. " Tak apa-apa bu, tenang. Terima kasih kau sudah percaya dengan Zin bu, aku juga yakin kepada Zin bu, kepercayaan mu tak akan Zin sia-siakan bu, kau tak akan menyesal sudah percaya kepada Zin bu aku jamin itu. Bahkan sekarang pun sebenarnya Zin sudah akan membuktikan jika perkataannya mengenai kalian yang akan bisa keluar benar-benar akan terjadi bu. Tapi maaf bu apa aku boleh jika melihat ke bawah tempat tidur ini?"ujar Exlin meyakinkan ibu Endi jika keyakinan nya terhadap Zin tak akan sia-sia, lali bertanya seperti itu. " Ya nak tentu, tentu saja aku yakin. Maksud mu membuktikan perkataan Zin? bagaimana itu bisa terjadi. Ke bawah tempat tidur? apa yang kau cari, tentu aku boleh melihatnya nak,"ujar ibu Endi kebingungan dengan apa yang Exlin katakan, lalu mempersilahkan Exlin yang ingin melihat ke bawah tempat tidur mereka. " Oh tidak bu, maaf nanti saja aku akan jelaskan, sekarang aku akan melihat ke bagian bawah tempat tidur ini bu,"ujar Exlin dengan langsung saja masuk ke bagian bawah tempat tidur ibu Endi, melihat kembali akses masuk ke dalam gorong-gorong bawah tanah, berharap itu memang sebuah jalan yang bisa Exlin, dan Zin gunakan untuk kabur dari tempat itu. " Kau sudah menemukan apa yang kau cari nak?"tanya ibu Endi. " Ya bu tapi disini gelap sekali aku bisa merabanya, tapi tak bisa melihatnya dan sepertinya benar apa yang aku pikirkan jika ini akses menuju gorong-gorong bawah tanah yang bisa saja ini tembus ke arah luar, dan saat aku meraba sudut-sudut benda tersebut aku bisa tahu dan merasakan jika apa yang aku raba adalah sebuah benda yang bisa dibuka menggunakan sebuah kunci bu,"ujar Exlin sambil terus saja meraba-raba apa yang Exlin dapatkan di bawah tempat tidur tersebut. " Oh jika seperti itu kita bisa memindahkan saja dulu tempat tidur ini nak, tak apa sepertinya tempat tidur ini bisa kita geser sehingga apa yang kau raba bisa terlihat karena tersorot dengan sebuah lampu yang ada disini. Lagi pula ruangan ini cukup luas nak,"ujar ibu Endi. " Apa tidak akan apa-apa bu? kasihan suami mu sedang tertidur akan terganggu,"ujar Exlin. " Tidak tak apa-apa nak, lagi pula kita kan menggeserkan nya bukan membalikan nya kan. Bagaimana kau ingin menggeserkan nya?"tanya ibu Endi. " Jika kau izinkan , ya bu sepertinya itu ide yang bagus bu. Maaf aku akan mencoba menggeserkan tempat tidur ini bu,"ujar Exlin yang mendapatkan izin untuk menggeserkan tempat tidur tersebut agar Exlin bisa melihat sebuah akses menuju gorong-gorong bawah tanah tersebut. " Ya tentu kau boleh nak,"jawan ibu Endi. Lalu saat itu Exlin langsung saja mencoba menggeserkan tempat tidur tersebut. Dan setelah di geser tentu saja Exlin bisa melihat dengan jelas jika apa yang Exlin pikirkan benar adanya. Sekarang terlihat jika apa yang ada di bawah tempat tidur tersebut adalah sebuah akses jalan menuju gorong-gorong bawah tanah, yang sepertinya memang benar bisa Exlin gunakan untuk melarikan diri. " Seperti dugaan ku bu, ini sebuah baja bulat yang memiliki beberapa mur yang harus kita buka menggunakan kunci bu benar saja, ini akses menuju gorong-gorong bawah tanah,"ujar Exlin. " Lalu jika seperti itu tentu saja kita membutuhkan beberapa kunci yang paa untuk bisa membuka pintu baja ini nak? bagaimana kita bisa mendapatkan itu?"tanya ibu Endi bingung. " Untuk itu Zin sudah menyiapkannya bu. ( Exlin mengeluarkan tas kecil yang dibawanya, pemberian Zin tadi yang berisi beberapa kunci saat itu ) nah ini dia bu, Zin sepertinya sudah mempersiapkan ini bu, sebelum Zin di bawa pergi oleh anak buah Jhat tadi, Zin memberikan tas ini padaku bu, dan ini lah isinya. Jujur saja bu jika sebenarnya Zin bisa masuk kemari karena dia yang menginginkannya bukan karena dia di culik bu, dia membahayakan dirinya sendiri masuk kemari untuk bisa menyelamatkan ku bu, dia senekat itu tapi dengan sebuah persiapan meskipun persiapan alat-alat yang dia gunakan seadanya bu. Ini lah alat-alat yang Zin siapkan untuk cara kita kabur dari sini bu,"ujar Endi kembali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, dan di rencanakan Zin sehingga dengan sangat berani Zin masuk ke club tersebut untuk bisa menyelamatkan Exlin. " Benarkah itu nak? kenapa dia bisa berpikir sejauh itu nak? padahal dia sangat tahu jika orang yang di hadapinya seorang penjahat yang tentu saja keji nak, kenapa dia tak ajak orang luar untuk masuk kemari dan membongkar semua kejahatan yang ada disini nak? itu akan lebih bisa membantunya sehingga dia tak harus membahayakan keselamatannya,"ujar ibu Endi kaget, dan tentu saja khawatir dengan Zin yang berani senekat ini. " Ya aku juga berkata seperti itu kepada Zin, tapi bu Zin berkata jika Zin pernah melaporkannya kepada pemilik panti tapi karena Zin tak memiliki bukti tentu saja perkataan Zin hanya sebuah omong kosong, Zin di peringatkan agar Zin tak bicara yang tidak-tidak, apalagi tanpa bukti bu. Mungkin itu lah yang membuat Zin bisa berpikir nekat seperti ini bu, tapi tenang saja meskipun Zin nekat seperti ini tapi sepertinya Zin sudah berpikir sangat matang tentang ini sehingga dia melakukannya bu, aku yakin dengan Zin aku sangat percaya kepadanya bu. Jadi kita tak usah terlalu khawatir justru sekarang yang harus kita lakukan adalah membantunya melakukan apa yang sudah direncanakan Zin bu dengan seperti itu kita bisa sama-sama untung, dan tentu selamat dari tempat ini bu,"ujar Exlin berkata seperti itu, tentu membantu meyakinkan ibu Endi agar bisa percaya dan mendukung apa yang di rencanakan Endi sampai membahayakan dirinya seperti ini. " Apapun yang sudah dilakukan Zin, itu sudah terjadi sekarang nak dan tentu saja sekarang kita harus membantu Zin agar apa yang Zin rencanakan bisa berhasil. Aku sebenarnya sangat khawatir dan kaget jika apa yang kau bicarakan tentang Zin benar nak, tapi aku bisa apa lagi sekarang. Aku harap kau dan Zin bisa mengatasi masalah ini tanpa harus mengalami hal yang menghambat kalian Exlin, jika ada yang bisa aku bantu untuk rencana ini katakanlah nak, aku akan membantu sebisa ku,"ujar ibu Endi dengan wajah yang cemas memikirkan Zin, tapi baiknya ibu Endi ikut yakin dengan apa yang si rencanakan Zin bisa berhasil sehingga tentu saja ibu Endi akan siap membantu apapun yang memang Zin, dan Exlin butuhkan. " Terima kasih bu, aku pikir untuk sekarang dengan seperti ini saja kau sudah bisa membantu ku bu, dengan kau yang membiarkan ku ada di kamar ini dan melihat akses pintu ke gorong-gorong ini, itu sudah sangat membantu ku bu terima kasih. Aku akan terus mencoba membuka pintu dengan alat yang sudah Zin berikan ini bu, dengan seperti itu saat Zin kembali nanti aku tinggal menunjukan tempat ini dan kita bisa mempelajarinya bersama sehingga memang bisa menjadi akses kami keluar, kabur dari tempat ini bu. Setelah itu terjadi tentu saja aku dan Zin akan melaporkan kejahatan ini dan menangkap semua orang jahat yang sudah berbuat seperti ini bu,"ujar Exlin. " Ya nak tentu jangan terus berterima kasih padaku karena aku lah yang harusnya berterimakasih kepada kalian, aku senang bisa membantu kalian nak,"ujar ibu Endi berterimakasih kepadanya saat itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD