Aku Bukan Anak Kecil, Yang Tak Punya Rasa Balas Budi.

5000 Words
Zin yang saat itu sudah berhasil di bawa oleh yang sepertinya penculik disana bahkan dibawa dengan menggunakan karung saat itu, sudah siap melakukan apa yang akan Zin lakukan, yaitu menyelamatkan Exlin yang saat itu sudah sangat Zin yakin pelaku penculikan Exlin dilakukan oleh orang-orang jahat yang ada dalam club tersebut. Sampai Zin saat itu bersedia mengorbankan dirinya sendiri untuk di tangkap dahulu, agar bisa menjadi tawanan mereka juga lalu setelah itu tentu saja Exlin akan mencoba menyelamatkan Exlin yang ada disana karena mereka culik juga, meskipun di pikir lagi Zin hanya bermodal nekat saja, tapi Zin tak takut karena meskipun seperti itu Zin sudah menyiapkan alat yang sepertinya akan berguna jika memang di dalam sana Zin di sekap. Meninggalkan Zin yang saat itu tinggal menunggu apa yang akan terjadi dari usahanya menjadi umpan, di panti Niaz terus saja menunggu Zin dengan perasaan cemas, karena ini sudah akan larut malam dan Zin belum juga kembali, karena tentu saja tidak seperti biasanya Zin seperti ini. Zin biasanya sudah kembali ke panti sebelum malam tiba, tapi tidak dengan sekarang yang sudah sampai malam seperti ini Zin belum kembali pulang ke panti. Lalu saat itu Niaz langsung saja pergi ke ruangan Syur. " Pak, bisa aku masuk ini aku Niaz,"dengan mengetuk pintu Niaz bicara seperti itu. " Ya Niaz masuklah,"jawab Syur. " Pak aku sudah tenang, dan terus saja menunggu kakak, tapi kenapa sampai sekarang kakak masih belum pulang pak, ini sudah malam pak,"ujar Niaz yang saat itu bertanya sambil menangis kepada Syur. " Zin masih belum pulang? tenang Niaz tak apa-apa, aku yakin jika Zin akan pulang nanti, dia mungkin masih berteduh di suatu tempat Niaz. Kau tenang ya,"ujar Syur menenangkan Niaz saat itu. " Bagaimana bisa aku terus tenang pak, kakak tak pernah seperti ini, ini pertama kali dia pulang terlambat, bahkan sangat terlambat pak aku sangat khawatir dengannya pak, bagaimana jika dia mengalami hal yang buruk pak,"ujar Niaz terus saja bertanya seperti itu, sambil menangis. " Ya tentu aku khawatir Niaz, tapi ini pertama kalinya dan diluar hujan juga turun kan Niaz, jadi sangat mungkin jika Zin saat ini sedang berteduh karena hujan yang tak kunjung berhenti Niaz. ( terdiam sekejap ), baiklah Niaz aku akan pergi ke luar mencoba mencari Zin Niaz, barangkali dia sedang berteduh di suatu tempat Niaz, cukup kau tak usah menangis dulu ya Niaz, tenang jika sebentar lagi Zin memang masih belum pulang aku akan mencoba mencarinya, menjemput agar dia pulang Niaz,"ujar Syur berkata seperti itu, lalu berencana untuk mencoba mencari Zin, barangkali saja Zin memang sedang berteduh karena kebetulan hari ini hujan turun begitu lama, dan cukup deras. " Ya baik pak, aku akan ikut mencari kakak pak,"ujar Niaz dengan masih menangis. " Dengan Niaz ini sudah malam, kau tak perlu ikut kau cukup istirahat saja, aku tak ingin kau sakit Niaz, jadi beristirahat lah biarkan aku yang mencoba mencari Zin Niaz. Kau paham kan?"ujar Syur berkata seperti itu. " Tapi pak," " Sudah Niaz tak apa-apa, kau ikuti saja perkataan ku ya biarkan aku yang mencari Zin keluar. Kau beristirahat lah tenang Zin pasti akan baik-baik saja,"ujar Syur memotong pembicaraan Niaz, lalu menenangkan Niaz kembali saat itu. " Ya baiklah pak, aku berdoa agar kalian, dan kakak baik-baik saja, aku sangat khawatir kepadanya kak,"ujar Niaz. " Tenangkan dirimu Niaz, tenang dan hapus air matamu Niaz. Ayo kita kembali ke ruang tengah bicara kepada anak-anak untuk masuk ke kamar mereka masing-masing, ini sudah waktunya mereka beristirahat,"ujar Syur mengajak Niaz saat itu. " Ya baiklah pak,"jawab Niaz, yang saat itu menyapu air matanya. Niaz, dan Syur langsung saja pergi ke ruang tengah, dan langsung saja menghampiri anak-anak bicara kepada mereka, agar mereka masuk ke dalam kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Tanpa ada yang melakukan hal lain semua anak-anak masuk ke dalam kamar mereka masing-masing, termasuk Endi. Tapi saat Niaz mengantarkan anak-anak ke kamar nomor 2 dimana Endi berkamar disana, Endi tak langsung duduk di kasurnya, tapi Endi malah kembali mengikuti Niaz yang saat itu akan keluar kamar tersebut. " Niaz aku tak ingin kau bersedih, tenangkan diri mu Niaz, karena aku yakin jika Zin tak akan kenapa-napa Niaz, dia akan baik-baik saja kau tak usah khawatir, tapi kau hanya perlu bersabar, dan berdoa semoga Zin secepatnya pulang Niaz. Aku tahu jika Zin belum pulang sampai saat ini, karena tadi aku tak melihatnya ada saat membagikan makanan, ataupun saat sedang mengawasi kami bermain Niaz, aku pikir sepertinya Zin belum pulang,"ujar Endi tiba-tiba bicara seperti itu kepada Niaz, dan bicara apa yang sebaiknya Niaz lakukan sekarang. " Terima kasih Endi, kau benar kakak ku belum pulang sampai sekarang, ini pertama kalinya dia seperti ini Endi, aku sangat khawatir dengan keadaannya. Terima kasih Endi, aki pikir aku akan diam saja di kamar untuk beristirahat sekarang,"ujar Niaz sambil kembali menangis, karena tak kuat menahan air matanya, dan yang saat itu langsung saja memeluk Endi sambil bicara seperti itu. " Ya Niaz tentu saja, kau adalah kakak ku, aku pikir sudah menjadi kewajiban ku sebagai adik untuk membuatmu merasa lebih tenang jika ada masalah yang membebani pikiran mu Niaz,"ujar Endi dengan tersenyum berkata seperti itu. " Ya Endi terima kasih, aku sangat merasa sedikit lega karena perkataan mu tadi. Terima kasih,"ujar Niaz. " Ya kak sama-sama,"ujar Endi. " Baiklah kau lebih baik beristirahat Endi ini sudah malam, aku juga akan beristirahat sekarang,"ujar Niaz sambil akan pergi keluar kamar tersebut. " Tunggu kak. Aku ingin bertanya, apa aku boleh ikut tidur di kamar mu? untuk beberapa jam ini, setelah Zin pulang aku akan kembali ke kamar ku ini kak,"ujar Endi bertanya seperti kepada Niaz. " Tapi apa tak apa-apa, jika kau tidur di kamar ku Endi," " Tentu tidak Niaz, tak apa-apa. Kau bisa ajak dia agar tidur di kamar mu, tak apa-apa tenang saja lalu saat nanti Zin pulang, kau bisa kembali ke sini atau kau bisa menginap saja di kamar Niaz, berbagi tempat tidur dengan Zin, itu bisa kalian lakukan, ya kan?"Syur langsung memotong pembicaraan Niaz yang seperti kebingungan dengan pertanyaan Endi saat itu, dan tentu saja memperbolehkan Endi yang ingin tidur di kamar Niaz malam ini. Tapi saat itu Endi langsung saja masuk ke dalam kamarnya, dan bersembunyi di balik pintu, dan setelah Syur selesai bicara, dengan malu-malu, perlahan Endi keluar, dan tersenyum saat itu. " Baiklah papem jika seperti itu,"dengan tersenyum Endi menjawab. " Baiklah Niaz, aku pergi. Kau ajak lah dia ke kamar mu, dan cepatlah beristirahat. Tak usah terlalu memikirkan dengan sangat tentang Zin, tenangkan dirimu Zin tak akan apa-apa, dia baik-baik saja Niaz. Kau percaya itu kan?"ujar Syur berkata seperti itu kepada Niaz saat itu, tentu saja kembali menenangkan Niaz jika Zin tak akan kenapa-napa saat ini. " Ya baik pak, aku percaya padamu. Aku berdoa semoga kalian baik-baik saja, dan semoga kakak tak apa-apa pak,"ujar Niaz kembali meneteskan air mata saat bicara seperti itu. " Ya baiklah Niaz. Ayo kau pergi lah ke kamar mu istirahat. Aku akan pergi sekarang,"ujar Syur. Lalu mereka pun langsung saja pergi, Niaz dan Endi ke kamar untuk beristirahat, sementara Syur saat itu pergi ke luar panti untuk mencari Zin yang sampai saat ini belum juga pulang ke panti. Tapi saat itu Niaz tak langsung pergi ke kamarnya, Niaz mencoba melihat ke luar panti melihat Syur dari jendela saat itu, entah apa yang di pikirkan Niaz tapi saat itu Niaz sangat ingin melihat dulu Syur. " Endi tunggu sebentar, kita jangan dulu langsung pergi ke kamar ku. Ayo ikut aku dulu sebentar,"ujar Niaz saat itu sambil langsung saja pergi ke jendela yang bisa melihat ke bagian depan panti, dimana gerbang bisa terlihat saat itu. " Ya baik kak,"jawab Endi, sambil mengikuti Niaz. Niaz langsung saja perlahan sedikit membukakan gorden yang ada di jendela itu, agar bisa melihat ke luar saat itu. Dan Niaz melihat jika Syur sedang berbincang dengan penjaga saat itu, tapi tentu saja Endi tak dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan disana, Endi hanya bisa melihatnya jika waktu itu, penjaga gerbang pun memakai baju tebal seperti akan pergi. Beberapa saat kemudian Syur, dan penjaga gerbang pun langsung saja masuk ke mobil lalu pergi. " Sepertinya penjaga menemani Syur mencari kakak, baiklah terima kasih pak, terima kasih penjaga semoga kalian baik-baik saja dan tentu saja kak Zin juga baik-baik saja,"dengan tersenyum sendiri, Niaz bicara seperti itu berdoa dalam hatinya. " Kak, aku tersenyum sendiri, ada apa? ada hal yang lucu?"tanya Endi karena aneh melihat Niaz yang tersenyum sendiri saat itu. " Oh kau melihatnya Niaz. Hehe maaf aku tadi berpikir sesuatu yang membuat ku tersenyum sendiri, tapi sudah tak apa-apa Endi, ayo sekarang kita pergi saja ke kamar untuk beristirahat,",ujar Niaz saat itu langsung saja mengajak Endi pergi ke kamarnya untuk beristirahat. " Ya ayo kak,"jawab Endi. Mereka langsung saja pergi ke kamar saat itu untuk beristirahat malam ini. " Endi kau tidur di kasur yang itu, tak apa-apa kan?"sampai di kamar Niaz langsung saja menunjukan kasur yang akan di gunakan Endi tidur, sementara Niaz tidur di kasur milik Zin saat itu. " Ya kak, tentu saja tak apa-apa,"jawab Endi. Saat itu Niaz, dan Endi langsung saja beristirahat tidur malam itu. Lalu tiba-tiba dengan sangat cepat tiba-tiba tubuh Niaz diangkat. " Niaz bangunlah,"ujar seseorang sambil mengangkat tubuh Niaz sehingga Niaz terbangun dari tidurnya. " Ya ada apa? ( Niaz bertanya sambil mengusap matanya, saat itu penglihatan Niaz belum jelas ). Ah kakak kau sudah pulang kau, syukurlah jika kau sudah pulang aku sangat mengkhawatirkan mu kak. Aku pikir ada hal buruk yang terjadi padamu kak, aku sangat bersyukur karena tak ada hal buruk yang terjadi padamu kak, kau baik-baik saja kak,"Ujar Niaz saat sudah mengusap matanya dan terlihat dengan jelas jika yang membangunkannya adalah Zin, langsung saja memeluk Zin dan menangis dengan berkata seperti itu. " Ya Niaz aku tak apa-apa tenang saja aku hanya harus pergi sebentar Niaz, rak apa-apa. Kau adalah anak yang mandiri aku tentu saja tak khawatir jika harus meninggalkan mu sebentar, kau juga berpikir tak apa-apa kan Niaz? aku akan kembali sebentar lagi Niaz, ayo kita pergi dulu Niaz ada hal yang harus aku lakukah terlebih dahulu, jaga dirimu Niaz sebentar lagi saja aku harus pergi Niaz. Oh ya untuk Endi, sampaikan ucapan terima kasih ku karena dengan adanya Endi kau jadi tak akan merasa kesepian dengan aku yang harus pergi dulu. Baiklah sampai jumpa Niaz, tunggu aku sebentar lagi Niaz, kau tidur lah lagi, aku masih ada urusan yang harus di selesaikan sekarang juga. Sampai jumpa,"Saat itu Zin terlihat terburu-buru, setelah menjelaskan keadaannya yang baik-baik saja, hanya Zin harus pergi dulu sebentar lagi Zin saat itu langsung saja pergi dengan sedikit terburu-buru, sampai akhirnya Niaz tak dapat berkata apa-apa lagi karena Zin yang saat itu pergi meninggalkan Niaz disana, untuk kembali pergi. Niaz pun tak ingat apa-apa lagi dan saat itu Niaz tiba-tiba terbangun dari tidurnya. " Endi, apa ini sudah pagi?"tanya Niaz yang saat itu perlahan bangun. Terlihat jika Endi saat itu masih tidur, lalu Niaz melihat jam dan ternyata saat itu waktu sebentar lagi akan pagi, itu berarti sudah saatnya Niaz bangun, dan membantu kembali perawat menyiapkan makanan untuk anak-anak sarapan pagi. Zin bergegas bangun, dan langsung pergi ke dapur untuk membantu perawat menyiapkan makanan untuk sarapan anak-anak. " Sial aku hampir terlambat karena tadi terbangun sebentar karena kakak ku yang bicara sesuatu. Aku tak ingat jika tadi aku menanyakan kemana kakak akan pergi, aneh sekali kakak pergi disaat waktu masih pagi sekali, kemana mereka dia akan pergi?"ujar Niaz dalam hatinya sehingga membuat Niaz berhenti melangkah saat itu. " Ah sudahlah yang terpenting kakak memberikan ku kabar jika dia tak mengalami hal apapun, apa lagi dalam keadaan bahaya aku jadi bisa tenang, dan tak terlalu memikirkan hal itu,"ujar Niaz dalam hatinya kembali bicara sendiri. Saat itu Niaz langsung saja pergi ke dapur tanpa memikirkan apa-apa lagi. " Pak ini aku Niaz,"ujar Niaz sambil mengetuk pintu. Lalu seseorang di dalam dapur menyuruh Niaz masuk saat itu. " Kenapa suaranya seperti wanita? apa itu bukan Syur lagi? Syur pergi lagi?"ujar Niaz dalam hatinya bertanya. Niaz langsung saja masuk ke dapur saat itu. Dan benar saja apa yang Niaz pikirkan jika orang yang menjawab Niaz tadi bukan Syur, dan yang sekarang ada di dapur menyiapkan makanan perawat wanita kembali. Niaz pun lantas bertanya kenapa bukan Syur yang ada disini, dan kemana Syur pergi. Lalu perawat wanita itu pun menjawab jika tadi Syur pergi saat hari masih sangat pagi, bahkan bukan pagi tapi malam, dia kembali memiliki pekerjaan di luar, ada pertemuan dengan yayasan lain membahas tentang panti ini. Begitu yang perawat itu katakan sehingga Niaz saat itu berpikir. " Oh jadi tadi saat kakak pamitan, dan pergi kembali sepertinya kakak pergi bersama dengan Syur. Baiklah aku jadi merasa sangat yakin jika seperti ini, kakak memang tak apa-apa. Terima kasih pak, aku sangat senang karena kau sudah menjadi seseorang yang sudah lebih dari orang tua untuk ku, dan Zin pak,"ujar Niaz dalam hatinya bersyukur apa yang Niaz, dan Zin dapatkan dari Syur. Lalu tanpa pikiran apapun lagi Niaz dengan perasaan senang dan semangat langsung saja membantu perawat tersebut dalam memilih, dan membersihkan bahan makanan untuk sarapan anak-anak di panti saat ini. Dengan cepat Niaz sudah selesai memilih bahan-bahan yang akan di masak untuk makanan anak-anak saat ini, sehingga saat itu Niaz langsung saja izin kepada perawat untuk menghampiri anak-anak memberitahu mereka agar berkumpul di ruang makan, karena sebentar lagi sudah waktunya bagi mereka untuk sarapan. Niaz langsung saja pergi ke kamar anak-anak satu per satu, dengan cepat memberitahu anak-anak untuk sarapan pagi ini. Singkat cerita Niaz sudah memberitahukan kepada semua anak-anak untuk sarapan saat itu, sehingga Niaz langsung saja berniat masuk lagi ke dapur untuk membantu perawat kembali memasak makanan saat itu. Tapi baru saja Niaz akan membuka pintu dapur, Niaz tiba-tiba ingat jika tadi malam kan Endi tidur di kamar Niaz sehingga tentu saja sekarang Niaz harus pergi ke kamarnya untuk memberitahu Endi agar berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Niaz langsung saja berbalik pergi menuju kamarnya untuk memberitahu Endi berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Sampai Niaz pun sudah berada si depan kamarnya, dan langsung saja membuka pintu. " Endi ini saatnya makan, ay, , , o. Endi ada apa dengan mu? apa kau baik-baik saja? kenapa kau termenung seperti itu,"bicara Niaz menjadi pelan, dan sempat terhenti karena melihat Endi yang saat itu sedang melamun dengan tatapannya yang kosong dengan memeluk kedua kakinya saat itu. " Niaz, apa kau tak apa-apa?"Endi malah balik bertanya kepada Niaz. " Aku? aku tentu saja tak apa-apa Endi, justru aku merasa lebih baik karena tadi pagi sekali, bahkan mungkin malam tadi kakak ku kemari sebentar dan bicara padaku, dia bicara jika dia harus pergi kembali tapi tak usah khawatir karena dia pergi tak akan lama, dan tentunya dia pergi karena sebuah pekerjaan yang harus dia lakukan. Aku memang sempat aneh dengan kakak ku yang tiba-tiba. saja harus pergi untuk mengerjakan sesuatu saat hari masih sangat pagi atau bisa di sebut jika itu masih malam Endi, tapi rasa aneh, dan penasaran ku itu bisa teralihkan karena tadi saat aku ke dapur membantu perawat disini menyiapkan makanan untuk sarapan semua anak disini, aku bertanya kemana Syur tak ada di dapur saat itu, dan perawat itu menjawab jika Syur kembali pergi malam tadi, dia sempat pulang kemari malam tadi tapi kembali pergi karena ada hal yang harus dia kerjakan. Itu langsung saja menjawab pertanyaan, dan rasa aneh ku yang bertanya kenapa kakak ku memiliki pekerjaan tak bisa menunggu hari pagi saja itu karena kakak ku membantu Syur saat itu, dan kebetulan perawat bilang Syur harus bertemu dengan pemilik yayasan lain untuk membahas sesuatu sehingga tentu saja itu menjawab sudah rasa penasaran ku Endi,"ujar Niaz menjelaskan tentang kejadian malam tadi yang Niaz di datangi Zin yang saat itu mengatakan jika Zin memiliki pekerjaan yang harus di selesaikan saat itu juga, dan Zin tak akan lama akan pilang ke panti sehingga Niaz tak merasakan, atau memikirkan hal buruk lagi tentang apapun itu, apa lagi mengenai Zin. " Oh ya, jadi tadi Zin kemari kak? bagus lah jika seperti itu, karena tadi aku sempat terbangun, entah apa yang membuat ku terbangun sehingga aku sangat ingin melihat keluar jendela saat itu, dan aku akhirnya melihat ke sana. Memang disini aku tak dapat melihat dengan jelas ke luar panti, apa lagi ke pintu masuk yang di pagar itu, tapi aku melihat jika ada sebuah sorotan lampu yang menyorot ke sebuah benteng di sebelah sana kak, dan aku pikir itu tentu saja pagar masuk ke panti ini. Dan aku pikir sudah jelas jika itu Syur kan Niaz? dan Zin aku pikir? tapi mereka berangkat lagi bukan pulang kemari. Dan kau menceritakan jika semalam Zin kemari untuk bilang jika dia mengerjakan sebuah pekerjaan? tentu saja ini jelas jika sepertinya tadi memang Zin, dan Syur yang pergi kembali kan kak?"ujar Endi mengatakan apa yang sempat dia lihat yang tadi malam, tapi semua itu tak membuat Endi bingung, dan aneh karena penjelasan Niaz yang sebelumnya Endi dengarkan. " Oh ya? kenapa kau tak membangunkan ku Endi? sepertinya apa yang kita bicarakan sama-sama sudah menjawab pertanyaan kita kan Endi, kau bicara tentang tadi malam, dan aku pun menjelaskan kejadian tadi malam. Iya kan? aku pikir kita tak perlu aneh, dan penasaran dengan apa yang kita pikirkan sekarang Endi, apa lagi kau berpikir, dan masih penasaran tentang yang kau lihat tadi Endi. Sudahlah kau tak usah memasang wajah mu yang seperti itu Endi, semuanya sudah terjawab dengan perkataan pembicaraan kita barusan kan Endi? sekarang lebih baik kau ke ruang makan, karena sebentar lagi waktunya sarapan, dan aku pun tentu saja harus membantu perawat untuk membagikan makan kepada anak-anak termasuk kepada mu Endi. Ayo,"ujar Niaz mengatakan hal seperti itu agar Endi tak terus menerus memasang wajah aneh, dan penasarannya saat itu karena semua yang menjadi pertanyaan Endi sepertinya sudah terjawab dengan perbincangan mereka barusan, lalu langsung saja mengajak Endi untuk pergi ke ruang makan untuk sarapan saat itu. " Oh ya kak maaf aku malah menghambat mu, baiklah ayo kak kita pergi. aku pikir apa yang kau katakan benar semua yang menjadi pertanyaan ku sudah terjawab dengan perbincangan kita tadi kak. Yasudah ayo kita pergi kak,"ujar Endi yang saat itu tiba-tiba bisa tersenyum kembali, dan menghapus wajah anehnya yang tadi sempat Endi perlihatkan. " Ya tentu ayo Endi. Oh ya aku hampir lupa jika tadi juga sebelum kakak ku pergi lagi, dia menyuruh ku menyampaikan rasa terima kasihnya padamu Endi, karena dia tak ada kau sangat baik mau menemani ku agar tak kesepian. Dan tentu saja aku juga berterima kasih padamu Endi, karena ada kau jika aku memiliki uneg-uneg dalam pikiran ku, aku jadi bisa membicarakannya dan tentu saja aku menjadi lebih lega karena sudah bisa mengeluarkan apa yang menjadi uneg-uneg dalam hati dan pikiran ku Endi. Terima kasih. Ayo kita pergi,"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Endi, teringat dengan pesan Zin sebelum kembali pergi ke tadi malam, dan tentu saja Niaz juga berterima kasih kepada Endi yang saat itu sudah membuat Niaz memiliki seorang teman yang bisa di jadikan tempatnya berbagi, atau bertukar pikiran. " Ya tentu kak, aku senang jika kehadiran ku bisa menjadi hal baik untuk mu, aku sangat senang jika kau mengakui, dan memang bisa merasakan hal positif yang kau dapatkan dari hadirnya diri ku kak,"ujar Endi membalas perkataan Niaz saat itu, sambil berjalan meninggalkan kamar menuju ruang makan untuk sarapan hari ini. Sampai Niaz, dan Endi sampai ruang tengah. " Endi kau cari lah tempat duduk, aku akan langsung pergi mengambil makanan untuk anak-anak termasuk kau Endi,"ujar Niaz sambil pergi ke dapur saat itu. Endi mencari tempat duduk, lalu Niaz pergi ke dapur untuk mengambil makan yang akan di bagikannya kepada anak-anak saat itu. Singkat cerita mereka sudah selesai makan, dan semua piring bekas mereka makan pun sudah di bereskan Niaz bersama perawat itu, dan Niaz pun sudah ikut sarapan bersama anak-anak itu tadi sampai sekarang Niaz langsung saja melakukan akitifitas nya yang lain di panti ini, yaitu sekarang Niaz mengawasi anak-anak yang sedang bermain di ruang bermain ataupun di taman. Saat itu Niaz mengawasi anak-anak di ruang bermain, dan terlihat jika Endi pun saat itu menjadi anak yang aktif seperti anak lainnya, ikut memainkan permainan yang ada di sana. " Jujur saja aku sangat senang melihat mu seperti ini Endi, bahkan kau sepertinya sudah bisa melupakan yang terjadi dengan mu di masa lalu, meskipun belum semuanya. Maksud ku adalah aku pikir kau masih saja bisa bicara dengan sangat yakin apa yang ada di dalam pikiran mu padahal itu tak nyata, itu hanya halusinasi Endi, tapi aku sudah sangat senang karena kemajuan mu dalam masa penyembuhan mu menunjukan kemajuan yang pesat, dan baik Endi seperti saat ini kau sudah bisa bersosialisasi dengan ikut bermain bersama anak-anak di sini Endi. Itu sudah merupakan hal positif dari kemajuan penyembuhan mental mu dari trauma yang membuat mu tak bicara, apa lagi bersosialisasi dengan orang lain selama ini. Aku sudah merasa puas dengan ini semua Endi sekarang kit tinggal terus saja seperti ini menjalani kehidupan kita mengisinya dengan kebahagiaan, pelan tapi pasti ku pikir kau akan bisa sembuh dari sakit mental, dan trauma yang kau derita Endi, aku yakin itu,"Sambil melihat Endi yang saat itu seperti senang bermain bersama dengan anak lain di panti ini Niaz berkata seperti itu dalam hatinya, dengan senyuman kebahagiaan yang Niaz tunjukan saat itu. Sampai Niaz pun sadar dari lamunan itu dengan senyuman yang masih saja ada di wajahnya, karena melihat Endi yang menoleh ke arahnya dengan seperti aneh, karena melihat Niaz yang saat itu tersenyum sendiri. " Huuh tenang Endi aku tak gila tersenyum sendiri disini, aku hanya senang melihat mu hehehe,"dalam hati Niaz berkata seperti itu sambil berpaling dari pandangannya kepada Endi saat itu. Lalu dengan perasaan yang masih saja di penuhi rasa senang, Niaz langsung saja pergi ke taman saat itu, mengawasi anak-anak yang sedang di bermain di taman. Meninggalkan perjuangan Niaz yang sudah mulai berbuah manis saat itu, sekarang Zin sepertinya sudah di bawa masuk ke dalam ruangan, Zin karena beberapa kali Zin mendengar suara pintu dibuka dan di tutup tentu saja sepertinya orang-orang yang memasukan Zin menggunakan karung mulai memasukan Zin ke dalam ruangan yang menjadikan orang-orang yang berhasil mereka culik tawanan. " Kita dapat 1 orang lagi, bukan anak kecil, orang ini sudah cukup dewasa. Awalnya aku tak berniat untuk menculiknya tapi karena tadi aku melihatnya tergeletak di jalan dekat dengan club ini tanpa ada orang lain yang melihat, atau menolongnya aku langsung saja memasukannya ke dalam karung, dan tentu saja kemarin aku tak langsung membawanya masuk karena masih terlalu Siang, keadaan di jalan masih sedikit ramai itu bisa membuat orang sekitar curiga dengan yang aku bawa sehingga aku baru memasukannya saat hari masih sangat pagi tadi, dan ya ini lah anak tersebut. Kita masukan langsung saja dia ke ruangan orang-orang lain yang sudah berhasil kita culik, biarlah dia sama-sama mendekam bersama tawanan kita yang lain, sementara itu aku ingin beristirahat aku merasa lelah karena semalaman aku tak beristirahat tentu karena menjaga anak itu, takutnya dia bisa keluar dan kabur. Aku pergi sekarang, oh ya jika Jhat bertanya tentang ini katakan saja apa yang barusan aku katakan, aku belum sempat bertemu dengan Jhat kemarin terlalu malam, dan sekarang sepertinya terlalu pagi untuk Jhat bangun,"ujar seseorang yang mengatakan jika dirinya adalah orang yang memasukan Zin ke dalam sebuah karung dan membawa Zin ke tempat ini, lalu Zin juga mendengar dia menyebut nama Jhat yang tentu saja menjadi sebuah pertanyaan untuk Zin, siapa orang yang bernama Jhat tersebut. Sampai terdengar langkah kaki yang menjauh dari Zin saat itu, tapi tak berselang lama Zin juga mendengar jika ada suara langkah kaki yang berjalan mendekatinya saat itu, dengan sangat keras tiba-tiba karung yang di masuki Zin tersebut di seret oleh seseorang yang tak tahu Zin siapa, tentu saja Zin tak dapat melihatnya karena Zin tak dalam karung saat itu sampai tiba-tiba orang ini membuka sebuah pintu, sepertinya masuk dan langsung saja melempar karung yang di dalamnya adalah Zin. " Aw sialan, dasar kau seenaknya saja memperlakukan orang. Aw, apa karung ini masih belum di buka, aku pikir dia akan membukanya. Tapi tunggu jika dia membuka karung ini tentu saja aku harus tetap bersikap seolah aku masih pingsan, mengelabui nya agar aku bisa mengambil alat-alat yang sudah aku siapkan seperti obeng dan yang lainnya untuk menjebol saluran udara atau jendela dan yang lainnya. Ya untuk saat ini aku harus terus bersikap tak tahu apapun, dan terus saja pura-pura pingsan agar apa yang aku rencanakan tak mereka ketahui,"ujar Zin dalam hatinya dengan berpikir tentang rencana yang akan di lakukan nya saat itu. Saat itu Zin masih terus saja berada dalam karung tersebut berpura-pura masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Sampai beberapa saat kemudian Zin mendengar kembali jika ada suara kaki yang melangkah seperti sedang mendekati Zin saat itu, dan suara kaki tersebut tak seperti suara kaki orang tadi, terdengar dengan jelas jika tadi yang menjauh, atau mendekati Zin adalah suara kaki yang memaki sepatu, dan tentu saja Zin bisa berpikir jika itu adalah orang-orang jahat yang melangkahkan kaki tersebut. Tapi saat ini Zin mendengar jika langkah kaki orang ini sekarang berbeda dengan langkah kaki yang Zin dengarkan tadi, suara langkah kaki yang sekarang sangat halus seperti orang yang tanpa memakai alas kaki, apa lagi sepatu. Sampai tiba-tiba dengan sangat cepat banyak suara langkah kaki yang menjauh dari Zin berada saat itu, di ikuti dengan suara pintu yang dibuka dengan keras sehingga menimbulkan suara karena pintu tersebut membentur tembok yang ada di pinggirnya tersebut. Saat Zin mendengar hal itu, Zin tentu saja berpikir jika yang membuka pintu dengan sangat keras tersebut adalah orang jahat, dan suara banyak langkah kaki yang seperti menjauh dari Zin itu sepertinya langkah kaki orang-orang yang menjadi korban penculikan. " Sepertinya memang benar apa yang di katakan Endi, mekipun kata-kata Endi tak bisa di percaya karena dia hanya seorang anak kecil yang trauma, dan cedera mental tapi sekarang aku akui jika ternyata apa yang Endi katakan benar. Aku tak menyangka dengan semua apa yang di katakan Endi bisa begitu tepat, tapi lebih baik aku tak memikirkan hal itu dulu, sekarang aku harus fokus terhadap apa yang akan aku lakukan agar bisa selamat, dan keluar dari tempat ini sehingga aku langsung saja bisa melaporkan kejahatan yang orang-orang ini lakukan. Ya itu adalah tujuan utama ku,"ujar Zin berkata dalam hatinya sendiri saat itu. Tak lama setelah itu Zin mendengar kembali langkah kaki yang menghampiri dirinya saat itu. " Kalian memiliki teman baru, ucapkan selamat datang kepada teman mu yang baru hahaha,"seseorang berkata seperti itu sambil menarik bagian atas dari karung ini sampai tentu saja Zin terangkat sehingga bisa duduk dibuat oleh orang tersebut. " Oh sepertinya teman kalian masih saja tak sadarkan diri, tapi tak apa-apa yang penting aku sudah membuka teman kalian yang baru aku tangkap ini. Anak ini akan menjadi penghuni baru dan tentu saja menjadi alat pencari uang ku yang baru, kalian bisa berbincang nanti saat dia sudah bangun ya sekarang tunggu saja, aku yakin dia akan bangun, dia belum mati tenang saja,"ujar pria itu dengan melepaskan Zin kembali setelah membuka ikatan karung yang menutupi semua tubuh Zin saat itu, sampai Zin pun kembali tergeletak karena Zin yang saat itu masih berpura-pura tak sadarkan diri. " Baiklah karena orang baru yang akan menjadi penghuni ruangan ini, sekaligus teman baru kalian sudah aku tunjukan aku akan langsung saja kembali pergi ke tempat ku. Kalian tenang saja ya buat teman baru kalian ini nyaman disini sehingga dia tak ingin pergi keluar dari sini hahaha,"terdengar dengan tertawa pria tersebut bicara seperti itu, dan langsung saja pergi meninggalkan Zin disana. " Sepertinya orang itu sudah pergi, tapi aku tak tahu apa masih ada anak buah dari orang tersebut atau tidak karena jika aku membuka mataku sekarang, dan seorang anak buah dari orang tersebut melihat ku tentu aku tak kan bebas mengeluarkan barang yang aku bawa untuk bisa kabur dari sini, dan yang lebih buruknya adalah aku tak ingin dia melihat ku baik-baik saja sehingga dia menghampiri ku. Bagaimana aku bisa melihat keadaan jika seperti ini,"ujar Zin berkata seperti itu dalam hatinya, kebingungan harus bagaimana Zin sekarang mengatasi masalah ini. Saat Zin yang saat itu terus saja menutup matanya dan terus tergeletak berpura-pura belum sadarkan diri, terdengar kembali suara langkah kaki yang menghampiri Zin secara perlahan, tapi bukan terdengar suara langkah kaki yang memakai sepatu. " Siapa ini? apa ini orang-orang yang di tawan penjahat itu disini?"tanya Zin dalam hati sambil terus menutup matanya. Lalu tiba-tiba dengan perlahan ada yang mengangkat tubuh Zin saat itu. " Ayo angkat dia, sepertinya dia terluka atau semacamnya sehingga membuatnya tak sadarkan diri. Ayo baringkan dia di tempat yang lebih baik,"seseorang yang mengangkat Zin berkata seperti itu. " Ya ayo bawa dia kemari, tidurkan disini saja, kasihan dia,"seseorang yang lain berkata seperti itu. Zin tak langsung bangun saat itu, tapi Zin terus saja berpura-pura belum sadarkan diri, sampai Zin sudah di tidurkan dan di diamkan beberapa saat barulah Zin perlahan membuka matanya seperti orang yang memang baru sadar saat itu. " Ah dimana ini? tenang lah nak kau bersama orang-orang baik, kami semua bukan orang jahat, justru kami semua adalah korban dari penculikan orang-orang jahat tersebut. Kenapa kau bisa di culik, dan sekarang kau ada disini nak,"ujar seorang perempuan bicara seperti itu pada Zin saat itu. " Aku, aku tak ingat apa-apa bu, yang aku ingat hanya aku tadi sudah di masukan ke dalam karung saja, dan sekarang aku ada disini bu,"ujar Zin berpura-pura saja tak ingat apa-apa. Zin kira lebih baik tak ada yang tahu dulu apa sebenarnya yang di rencanakan Zin, tapi saat itu Zin bertanya dalam hatinya jika memang Exlin di culik dan orang-orang ini lah yang menculik Exlin, kenapa Exlin tak ada disini bersama mereka sekarang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD