Bulatnya Sebuah Tekad Yang Dimiliki Anak Yang belum Dewasa.

4928 Words
" Kak, kau sudah tidur?"tanya Niaz. " Tidak Niaz aku masih terjaga. Ada apa? kau ingin ke toilet?"jawab Zin dengan bertanya. " Tidak kak bukan itu. Syukurlah kau belum tidur, aku ingin bertanya, sekaligus berkata sesuatu kak,"ujat Niaz. " Apa itu, ayo katakanlah sebelum hari semakin larut, kau harus sekolah besok Niaz,"ujar Zin. " Ya kak baik. Kebetulan tadi saat kita ke kamar terakhir, dan kamar itu adalah dimana anak itu huni kan. Saat semua anak sudah masuk, termasuk anak itu juga, aku terus melihat, memperhatikan anak itu, saat kita sudah keluar dan Syur menutup pintunya, aku masih bisa melihat anak itu kak, anak itu terus saja terduduk dengan tatapannya yang fokus dengan kosong ke arah ku. Menurut mu apa dia terganggu dengan aku kak? atau seperti apa?"ujar Niaz bertanya seperti itu kepada Zin saat itu. " Oh ya? apa kau yakin melihatnya seperti itu? tapi Niaz selama dia berada si panti ini, dia tak pernah melakukan hal yang buruk kan, dia mengalami trauma yang mendalam saja yang menyebabkan dirinya seperti itu Niaz, jika di ingat sikapnya yang seperti itu sudah biasa kan Niaz? itu berarti tak akan ada apa-apa dengannya, dia melakukan hal itu karena memang itu kebiasaannya Niaz,"ujar Zin menjawab apa yang Niaz tanyakan kepadanya. " Ya baiklah jika seperti itu, aku bertanya seperti ini aku hanya tak ingin jika aku mengganggu dia dengan caraku mendekatinya seperti itu, aku akan mencoba cara lain untuk mendekatinya kak,"ujar Niaz berkata seperti itu kepada Zin. " Jika kau bertanya seperti itu, aku pikir kau salah jika kau menganggap cara mendekatinya itu membuatnya terganggu Niaz. Tadi kau lihat sendiri kan sifat dia biasa saja saat kau duduk di sampingnya? itu berarti kau tak mengganggunya jika dia merasa terganggu tentu saja dia akan merespon dengan berpindah tempat duduk atau yang lainnya kan Niaz?"ujar Zin mengatakan jika Zin berfikir apa yang di lakukan Niaz untuk mendekati anak itu tak salah, apalagi menganggu nya. " Menurut mu begitu ya kak. Baiklah mungkin itu hanya perasaan ku saja kak, jika seperti itu aku akan terus melakukan pendekatan kepadanya, sampai dia mengakui keberadaan ku, dan bisa menerima keberadaan ku yang ingin menjadikannya sahabat,"ujar Niaz kepada Zin saat itu mengatakan akan terus melakukan pendekatan agar bisa menjadi sahabatnya. " Ya bagus Niaz, aku yakin kau bisa melakukannya, jangan berfikir jika kau salah melakukan sesuatu. Tenang saja apa yang kau lakukan sampai saat ini tak salah Niaz. Terus lah berusaha, aku akan membantu mu tapi membantu dari jauh saja, tak akan langsung berhadapan dengannya, aku akan mendukung mu Niaz,"ujar Zin berkata seperti itu, mendukung apa yang Niaz lakukan untuk mendekatinya. " Ya kak terimakasih aku sangat membutuhkan itu, seperti saat tadi kita makan kak aku mengerti maksudmu kau membiarkan aku terus duduk agar tak ada yang menempati tempat ku duduk, sehingga aku bisa terus duduk di sebelahnya, seperti itu kan kak? terima kasih,"ujar Nia seperti itu kepada Zin. " Ya begitu lah Niaz, kau mengerti rupanya, tenang saja aku akan mencoba terus membantu mu untuk mendapatkan hati anak itu, sehingga itu baik untuk ku karena kau menjadi memiliki sahabat, lalu baik juga untuk anak itu karena kita juga berusaha mengembalikan mentalnya yang sakit, karena trauma yang di rasakan anak itu sehingga membuat anak itu terus saja murung sampai saat ini. Jika kau membutuhkan bantuan mu tentang rencana mu, kau wajib menceritakannya padaku jangan kau pendam sendiri, jika kau memendamnya sendiri bagaimana aku bisa tahu rencana mu, dan bagaimana aku bisa membantu ku jika seperti itu Niaz. Kau paham kan?"ujar Zin terus berusaha menyemangati Niaz, dan bicara seperti itu agar Niaz tak sungkan dengan apa yang Niaz butuhkan untuk tugasnya ini. " Ya kak baik tentu, aku tak akan menyembunyikan sesuatu dari mu kak, apalagi menyembunyikan sesuatu tentang masalah ini kak. Aku akan menceritakan selalu apa yang aku dapat, karena aku juga tentu akan membutuhkan bantuan mu kak agar aku bisa menyelesaikan masalah ini, dan membantu anak itu agar bisa kembali ke kondisi terbaiknya kak,"ujar Niaz menjawab seperti itu. " Ya bagus lah Niaz, sekarang sudah malam cukup untuk kita membahas masalah ini kan Niaz? kita harus beristirahat dulu untuk hari ini,"ujar Zin mengajak Niaz untuk beristirahat malam ini karena ini sudah larut. " Iya baik kak,"jawab Niaz. Lalu malam itu Zin, dan Niaz langsung saja beristirahat. Keesokan harinya Niaz bangun lebih awal, dan tak ketinggalan oleh Zin untuk membantu pekerjaan Syur pagi ini. Justru pagi ini Niaz lah yang membangunkan Zin jika sudah waktunya membantu Syur untuk bekerja di panti ini. " Kak bangun kak, ini sudah pagi kita harus membantu Syur kak,"ujar Nia sambil menggoyangkan badan Zin, agar Zin bisa bangun. " Emmhh Niaz kau sudah bangun? kau mendahuluiku? ini kan masih sangat pagi Niaz tak apa-apa kau tidur saja lagi, kau kan harus sekolah Niaz,"ujar Zin dengan suara yang masih lemas karena baru bangun dari tidurnya. " Iya kak. Tidak kak, aku kan juga tinggal gratis disini jadi tentu saja aku juga harus membantu mu, dan membantu Syur untuk mengerjakan pekerjaan disini kak. Lagi pula ini sudah waktunya untuk ku bangun, jadi aku nanti bisa bersiap untuk bersekolah lebih awal kan, dan tentu saja kondisi ku sudah segar karena sudah bangun awal kak,"ujar Niaz menjawab seperti itu kepada Zin. " Ya baiklah jika seperti itu, Niaz ayo sekarang kita langsung saja menghampiri Syur, dan sepertinya hari ini kita membantu Syur membersihkan ruangan terlebih dahulu. Ayo Niaz,"ujar Zin mengajak Niaz untuk langsung saja menghampiri Syur di dapur. " Ya baik kak,"jawab Niaz. Zin, dan Niaz pun langsung saja pergi untuk menghampiri Syur ke dapur. " Pak kami sudah disini, aku langsung pel lantai ini pak,"ujar Zin kepada Syur yang saat itu sudah ada di dapur. " Oh Zin ya baik. Tapi Niaz ini masih sangat pagi kenapa kau sudah bangun dan malah kemari, kau masih harus beristirahat kan lalu nanti menyiapkan diri untuk pergi sekolah,"ujar Syur kepada Zin, lalu bicara seperti itu kepada Niaz. " Iya pak, aku pikir disini kau sudah sangat baik pak menampung kami tanpa kami harus membayar sedikit pun tentu saja kamu harus membalas kebaikan mu dengan membantu pekerjaan mu pak. Termasuk aku, ya aku mungkin masih kecil dan tak akan bisa terlalu membantu pak, tapi aku bisa menyapu, membersihkan meja-meja, dan mungkin saja pel lantai di depan pak. Apa saja yang penting bisa membuat mu merasa terbantu aku akan lakukan pak,"ujar Niaz menjawab seperti itu kepada Syur. " Aku tak salah menilai mu dan Zin, kau ini memang anak yang baik Niaz. Baiklah jika seperti itu tentu saja aku tak bisa melarang mu Niaz, kau boleh membantu ku apa saja, yang penting jangan membuat dirimu kesulitan, apa lagi kau melakukan sesuatu yang bisa menghambat aktifitas mu ke depannya, apa lagi kau harus bersekolah kan Niaz, jadi hati-hati lah dalam setiap hal yang kau lakukan Niaz,"ujar Syur seperti itu kepada Niaz saat itu. " Baik pak, pasti aku pasti akan sangat berhati-hati pak. Baiklah jika seperti itu aku akan lap seluruh meja di ruang makan saja pak,"ujar Niaz seperti itu. " Oh ya baiklah Niaz jika seperti itu kau sudah membuat tugas kami berkurang ya kan bu. Ini kau bisa gunakan ember, dan lap ini untuk pekerjaan mu Niaz,"ujar Syur dengan berkata seperti itu kepada petugas wanita yang saat itu sepertinya sedang memotong bahan makanan di sebelahnya. Dan memberikan lap, beserta ember untuk Niaz membersihkan meja makan. Lalu terlihat jika wanita yang ada di sebelah Syur sedang memotong bahan makanan tersebut tersenyum seperti memberi isyarat jika apa yang di katakan Syur benar. Dan langsung saja Niaz pergi ke ruang makan membersihkan, dan lap semua meja, dan kaca yang ada di ruang makan tersebut. Sampai beberapa saat Niaz sudah selesai dengan tugasnya, lalu Zin pun sudah terlihat membantu Syur dengan terus memotong bahan makanan yang akan di masak untuk di jadikan makanan yang kan di bagikan untuk anak-anak panti. " Pak ada yang bisa aku bantu lagi?"tanya Niaz seperti itu sambil menyimpan alatnya tadi membersihkan meja makan. " Sepertinya sudah cukup Niaz, tak ada apa-apa lagi. Niaz hari sudah mulai agak siang, sepertinya kau harus bersiap untuk sekolah kan? tapi sebelum kau bersiap sekolah duduk lah dulu,"tanya Syur seperti itu, lalu menyuruh ku duduk di bangku yang ada di dapur. " Iya tapi pak memangnya tak ada lagi yang bisa aku bantu lakukan pak?"tanya Niaz. " Ya sepertinya sudah cukup Niaz. Lah saya kan sudah bilang Niaz, ayo duduk dulu, tugas kamu untuk pagi ini sudah selesai Niaz ayo duduk,"ujar Syur seperti itu lalu kembali menyuruh Niaz duduk. Lalu Niaz duduk saja menunggu apa yang akan Syur lakukan. " Ini makanlah, sebelum kau bersiap dan berangkat sekolah kau harus sarapan dulu ayo makan,"ujar Syur sambil memberikan Niaz sepiring makanan saat itu. " Tapi pak kenapa," " Suut sudah kau tak usah pikirkan Niaz, kau akan sekolah tentu saja kau harus sarapan dulu, agar nanti di sekolah kau tak mengantuk, dan membuat mu tidak bisa konsentrasi, tidak memiliki tenaga karena tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Ayo makan lah. Dan mulai hari ini dan seterusnya, Niaz Zin akan menyiapkan mu sarapan sebelum kau pergi sekolah jadi selain Zin membantu ku Zin juga menyiapkan sarapan untuk mu. Ya kan Zin,"ujar Suyur seperti itu, dan Syur juga mengatakan jika Zin akan selalu menyiapkan sarapan untuk Niaz sebelum Niaz berangkat sekolah tiap harinya. " Ya pak baik. Terima kasih pak, kau sangat baik kepada kami,"ujar Zin berterima kasih kepada Syur. " Terima kasih pak, kau begitu baik kepada kami. Terima kasih,"ujar Niaz dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis. " Ya sama-sama. Sudah ayo makan lah cepat sebentar lagi kau waktunya pergi sekolah, jangan sampai kau terlambat,"ujar Syur saat itu kepada Niaz. Lalu Niaz pun langsung saja menghabiskan makanannya, dan Syur kembali berkata. " Kau sudah beres letakan itu disana biarkan Zin yang mencucinya. Kau tak keberatan kan Zin?"ujar Syur, dan bertanya seperti itu. " Ya tentu saja pak,"jawab Zin. " Tidak aku akan mencucinya sendiri kak, pak,"sambil langsung saja ke pencuci piring Niaz mencuci piringnya sendiri. Niaz pun selesai mencuci piring nya lalu langsung saja izin untuk bersiap pergi ke sekolah. " Pak, kak aku akan bersiap untuk pergi ke sekolah,"ujar Niaz. " Oh ya Niaz tentu hati-hati,"ujar Zin, dan Syur. Sementara itu Zin terus membantu Syur menyiapkan segala sesuatu yang akan di berikan kepada anak-anak panti tersebut. Sampai Zin bertanya sesuatu kepada Syur. " Pak aku memiliki sebuah pertanyaan kembali padamu, tak apa-apa kah?"tanya Zin. " Ya tentu saja Zin ayo tanyakan lah, ini belum waktunya anak-anak makan dan kita sudah membereskan pekerjaan kita, tentu saja kita bisa berbincang terlebih dahulu sebelum kita pergi mengantarkan makanan ke anak-anak itu,"jawab Syur. " Ya baik pak jika nanti waktunya memberi makanan untuk anak tentu aku akan menghentikan pembicaraan ku. Yang ingin aku tanyakan adalah hal yang mungkin kau tak tahu, tapi tak apa-apa jika kau tak tahu kau tinggal bicara saja pak. Aku ingin bertanya tentang club yang berada agak jauh dari sini pak, tapi club itu selalu kami lewati saat dulu kami pergi bekerja atau pun saat Niaz pergi ke sekolah, aku merasa sedikit takut karena Niaz bilang jika Niaz pulang sekolah, dan Niaz melewati club tersebut Niaz selalu melihat pria yang terus saja selalu dengan tajam memperhatikan Niaz, aku memang mengalihkan perhatian Niaz dengan berkata mungkin pria itu melihat Niaz seperti orang yang dia kenal, tapi sebenarnya aku merasa sedikit khawatir dengan apa yang Niaz katakan itu. Aku tak tahu kenapa aku bisa khawatir seperti itu, tapi aku merasakan perasaan, atau feeling ku tak enak jika memikirkan tentang ini pak,"ujar Zin menceritakan apa yang menjadi pertanyaannya sehingga membuatnya merasakan hal buruk dalam hatinya, dan merasa khawatir dengan apa yang Niaz katakan pada Zin. " Oh ya? tenangkan lah dirimu Zin, sepertinya itu hanya imajinasi mu saja mungkin kau terlalu khawatir sehingga ku bisa berfikir buruk seperti itu Zin. Tapi Zin aku juga ingin bertanya sesuatu tentang ini padamu, aku yakin kau melihat sesuatu yang membuat mu jadi memiliki pikiran buruk seperti itu Zin. Jika aku benar tentang ada hal lain yang kau lihat sehingga kau bisa berfikir buruk seperti ini ceritakan lah Zin tapi jika memang tak ada tak apa-apa,"ujar Syur berkata seperti itu, seperti Syur mengetahui sesuatu tentang apa yang aku, dan Exlin lihat kemarin. Sampai dia pun langsung saja bertanya seperti itu. " Aku, aku. Pak sebenarnya aku memang melihat sesuatu yang membuat ku jadi sedikit ada yang mencurigakan dengan club itu pak. Kemarin saat aku dan Exlin pulang tentu kami melewati club tersebut, memang di club tersebut tak ada apa-apa bahkan orang yang biasanya menjaga pintu masuk club itu pun tak ada pak. Tapi di sebrang club itu terparkir sebuah mobil truk pa, awalnya kami tak tahu, dan tentu tak menghiraukan sebuah truk yang terparkir di sebuah bahu jalan karena itu hal yang wajar kan pak. Tapi saat kami berjalan akan melewati truk tersebut kami dikagetkan dengan sebuah karung yang tiba-tiba terlempar ke hadapan kami, untung saja kami tak terkena lemparan karung tersebut. Entah apa yang di pikirkan Exlin, mungkin Exlin penasaran atau tak tahu dengan begitu saja Exlin menendang karung tersebut. saat Exlin sudah menendang karung tersebut orang yang sepertinya melempar karung dari truk tersebut langsung saja marah dengan membentak, dan mengusir kami pergi sehingga tentu saja kami pergi berlari karena takut. Setelah jauh dari area tersebut aku melihat jika Exlin terus saja melamun, bahkan dia sadar saat aku memegang, dan menggoyangkan bahunya. Lalu tentu saja aku bertanya kenapa dengan Exlin, Exlin pun menjawab dengan nada yang pelan seperti kebingungan berkata jika apa yang Exlin tendang dalam karung tersebut seperti sebuah badan, dan kulit manusia. Tentu saja aku menampik perkataan Exlin tersebut, aku berkata tak mungkin jika itu adalah sebuah badan, atau kulit manusia karena itu kan sebuah karung bagaimana Exlin bisa merasa jika apa yang ada dalam karung tersebut adalah kulit, apa lagi badan manusia. Lalu Exlin pun bisa melupakan hal itu tanpa bertanya apa-apa lagi. Tapi pak jujur saja entah kenapa sekarang aku malah merasa terus saja merasa tak enak hati, aku takut akan terjadi sesuatu yang buruk pak. Pak kau seperti tahu jika aku mengalami sesuatu sehingga aku bertanya sesuatu seperti ini, apa kau memang tahu sesuatu pak? aku harap kau bisa kembali menceritakan apa yang ingin aku ketahui ini pak,"ujar Zin menceritakan apa yang Zin lihat, dan alami saat pulang bekerja bersama Exlin kemarin siang. Dan meminta agar Syur bisa kembali menceritakan dengan detail jika Syur mengetahui sesuatu tentang apa yang Zin tanyakan. " Soal itu aku memiliki sebuah pemikiran yang cukup tajam Zin, jika aku mendapatkan pertanyaan tentang hal yang bisa di bilang adalah sama yang sedang aku pikirkan Zin, dan itu membuat ku menjadi sensitif dengan sebuah pertanyaan yang merujuk ke sana. Dan sekarang aku bilang jika apa yang kau pikirkan belum ada bukti yang bisa membuat perkiraan mu bernar jika mereka memiliki rencana yang tak baik di kota ini. Jika memang sudah ada bukti atau beberapa hari kemudian mungkin saja kau, Exlin, atau mungkin Niaz mengalami, atau melihat hal yang mencurigakan disana kita patut untuk mencari tahu, dan menyelidiki apa yang sebenarnya mereka rencanakan Zin, semoga saja tak sampai terjadi apa-apa, apa lagi terjadi sesuatu yang buruk terhadap kalian Zin, maka dari itu hati-hati lah Zin, meskipun memang tak ada bukti jika club itu bermasalah, bukan berarti kita berfikir sembarangan, tapi tidak ada salahnya jika kita berjaga-jaga Zin. Bicarakan ini kepada Niaz Zin, agar Niaz selalu berhati-hati," Jawab Syur dengan berkata jika sebenarnya Syur juga merasakan hal yang sama dengan Zin tapi Syur tak ingin memperpanjang masalah itu karena itu tidak ada kaitannya dengan panti, sambil menyuruh agar Zin dan Niaz berhati-hati jika melewati club tersebut. " Ya baik pak, aku akan bicarakan ini kepada Niaz, karena aku juga takut jika sampai terjadi hal yang buruk kepada Niaz. Ini menjadi pertanyaan bagiku sekaligus hal yang aku waspadai pak, memang benar kita tak memiliki sebuah bukti jika club, dan orang-orang dalam club tersebut memiliki rencana buruk sehingga kita tak bisa berbuat apa-apa pak. Dan sekarang juga aku hanya bisa seperti ini saja, aku merasakan hal buruk tentang club tersebut, tapi aku tak bisa apa-apa karena memang kita tak punya bukti apa-apa, tentang club tersebut,"ujar Zin seperti itu masih dengan perasaan yang khawatir nya. " Ya itu yang aku bicarakan Zin, dan kita tentu tak bisa apa-apa Zin jika kita melontarkan sebuah perkataan yang bermaksud untuk melaporkan mereka, tapi tanpa bukti mereka bisa saja melaporkan kita balik karena kita sudah berkata yang tak ada buktinya terhadap mereka, alias kita memfitnah mereka Zin. Hal itu tentu saja akan mereka usut Zin dan jika seperti itu kita dalam bahaya karena sudah memfitnah mereka. Jadi untuk sekarang jika memang di club itu ada hal yang mencurigakan kita jangan ceroboh, yang bisa kita lakukan sekarang hanya waspada, dan hati-hati saja Zin,l. Dan yang utama adalah mereka tak mengusik keberadaan kita disini Zin, jika mereka mengusik kita tentu saja kita tak akan tinggal diam Zin kita akan mengusut mereka, tapi sekarang mereka tak mengganggu kita jadi kita pun jangan sampai berulah dengan memfitnah mereka karena itu akan sangat beresiko fatal untuk kita Zin,"ujar Syur mengatakan apa yang harusnya kita lakukan sekarang meskipun sudah merasa curiga tapi kecurigaan yang di miliki tanpa bukti sehingga tak dapat berbuat apa-apa. " Ya pak tentu saja, aku tak akan melakukan hal yang ceroboh dalam hal ini pak, aku hanya akan berhati-hati dengan semua ini tanpa melakukan hal yang bisa membuat kita dalam masalah,"ujar Zin menjawab perkataan Syur. " Ya baiklah Zin aku pikir itu cukup, ini sudah waktunya untuk mereka makan Zin. Ayo bangunkan, dan kumpulkan mereka dan kita bisa memberikan mereka makanan ini,"ujar Syur mengajak Zin untuk membangunkan anak-anak, agar mereka bisa menyantap sarapan mereka. Lalu Zin pun langsung saja mendatangi satu per satu kamar mengajak mereka berkumpul untuk sarapan pagi. Singkat cerita Zin, dan Syur pun sudah selesai dengan tugas mereka, dan bahkan mereka sudah selesai makan sehingga Syur, dan Zin membereskan, mencuci bekas makanan mereka. " Oh ya Zin aku lupa bilang kepada mu jika di panti ini beberapa hari sekali di adakan edukasi belajar seperti bersekolah. Dan hari ini acara edukasi itu akan berlangsung Zin, kau bersiap lah karena sebentar lagi waktunya tiba untuk mengadakan pengajaran tersebut kepada mereka Zin, karena kau bagian dari panti ini sekarang tentu saja kau akan mengambil bagian menjadi salah seorang pengajar disini Zin,"ujar Syur seperti itu, dan menyuruh agar Zin bersiap untuk mengajar anak-anak di panti seperti bersekolah. " Tapi pak, apa aku bisa? maksud ku aku belum berpengalaman menjadi seorang guru pak, bagaimana jika aku salah?ujar Zin sedikit kaget mendengan hal itu. " Tenang saja Zin tentu saja ada buku Zin, kau tak akan kesulitan untuk mengajarkan mereka sesuatu, lagi pula materi yang kita berikan hanya untuk mengajarkan bernyanyi, dan bersenang-senang bukan belajar seperti benar-benar bersekolah Zin,"ujar Syur seperti itu kepada Zin saat itu. " Ya baiklah pak jika seperti itu. Lagi pula kau tak akan membiarkan ku sendirian kan pak? pastinya bukan hanya aku kan yang berada disana untuk membawa mereka bersenang-senang?"ujar Zin bertanya. " Ya tentu saja Zin tenang saja kau tak akan sendirian, kami juga tentu saja akan ada disana untuk sama-sama memeriahkan, dan ikut menghibur mereka Zin,"ujar Syur seperti itu. " Baiklah pak, aku akan membersihkan diriku dulu, bersiap, dan aku kembali kemari?"tanya Zin. " Tak usah Zin, jika kau sudah selesai membereskan dirimu kau langsung saja ke ruang sebelah taman, disitu ruang kita mengajar, dan mengajak mereka untuk bersenang-senang,"ujar Syur seperti itu kepada Zin. " Oh ya baiklah guru,"ujar Zin. Lalu tanpa berlama-lama lagi Zin langsung saja keluar, ruangan dan membersihkan dirinya, bersiap untuk membantu Zin mengajar anak-anak di panti. Beberapa saat kemudian Zin sudah selesai membersihkan dirinya, dan langsung saja datang ke tempat dimana mereka akan mengajar anak-anak panti tersebut. Pertama-tama tentu saja Syur mengenalkan Zin kepada anak-anak di panti karena Zin adalah anak baru di panti ini, dan akan membantu mereka untuk mengajarkan sesuatu yang membuat mereka bersenang-senang di panti ini. Pengajaran pun berjalan, lalu mereka bersama-sama melakukan hal yang bisa membuat anak-anak bisa tertawa dan saling berinteraksi. Saat itu mereka menari, bernyanyi, dan menggambar bersama untuk mendapatkan kesenangan bersama sehingga membuat anak-anak panti merasa senang melupakan sejenak apa yang mereka rasakan saat itu, meskipun hanya sementara. Tapi meskipun semuanya menikmati apa yang sedang berlangsung saat itu, Zin melihat anak tersebut yang tetap saja dengan sikapnya yang biasa, anak itu memang duduk berbaur dengan anak-anak panti lain tapi tetap saja anak itu hanya diam mengenakan syal yang selalu di pakainya dengan boneka di tangan anak tersebut, dan seperti biasa tatapannya yang kosong selalu ada di wajahnya. Sampai beberapa saat kemudian waktunya belajar sambil bermain sudah selesai, anak-anak panti pun langsung saja bubar bermain masing-masing, karena waktu untuk belajar bersama sudah selesai. Mereka semua langsung saja pergi ada yang ke ruangan bermain, dan ada juga yang pergi bermain ke taman diluar, dan seperti biasa anak ini menuju ke taman, Zin mengikutinya dan tak salah lagi anak ini langsung saja duduk di bangku yang ada di pinggir, dan langsung saja berdiam diri dengan tatapannya yang kosong tanpa melihat, atau melakukan apa-apa lagi. Saat itu Zin berfikir untuk menghampiri anak tersebut tapi baru saja Zin melangkah tiba-tiba. " Zin biarkan dia, itu akan menjadi tugas Niaz untuk mendapatkan hatinya, dam bisa kembali berinteraksi dengan kita semua disini. Percaya saja kepada Niaz dia bisa melakukan apa yang menjadi tujuan nya Zin,"ujar Syur sambil memegang tangan Zin menahannya yang akan pergi menghampiri anak tersebut diluar. " Menurut mu seperti itu pak? Bukan aku tak percaya kepada Niaz tapi aku juga akan melalukan pendekatan kepada anak itu, aku berfikir jika banyak orang yang berusaha untuk mendekati dia tentu saja dia akan lebih mudah untuk bisa akrab, dengan Niaz juga nantinya pak,"ujar Zin menjawab seperti itu kepada Syur. " Ya dulu menurut ku juga seperti itu, tapi Zin kau tak akan mengira apa yang akan terjadi jika anak tersebut di dekati oleh banyak orang Zin. Dulu kami pernah melakukan pendekatan kepadanya bukan hanya aku, tapi perawat, dan petugas lain mencoba untuk melakukan pendekatan terhadapnya. Beberapa hari pertama memang anak itu tak tak merespon buruk, tapi beberapa hari setelahnya saat kami bergantian untuk melakukan pendekatan padanya dia malah menolak kami bahkan sampai mengusir kami, dia berteriak dan menangis. Bahkan yang lebih parahnya lagi dia malah berhalusinasi seolah-olah kami yang bergantian melalukan pendekatan kepadanya adalah orang jahat yang menghajar ayahnya, dan menculik orang tua nya sehingga sepertinya kita tak usah melakukan pendekatan lagi padanya, cukup Niaz yang akan melakukan tugas ini Zin, percayakan hal ini kepada Niaz. Aku yakin Niaz bisa mengatasi ini, dan percaya jika Niaz bisa meluluhkan hati anak itu Zin,"ujar Syur menceritakan percobaannya mendekati anak itu dengan bergantian. Syur menceritakan bukannya mendapat hasil baik, tapi kondisi anak itu malah menjadi semakin buruk. Jadi sepertinya anak tersebut tak boleh terus saja di datangi banyak orang karena itu bisa membuat anak itu mengalami tekanan mental yang akan membuatnya merasa tertekan sehingga bukannya mental anak tersebut bagus tapi sebaliknya, mental anak tersebut bisa saja kembali turun. Maka dari itu sekarang Syur mengatakan agar cukup Niaz saja yang mendekati anak itu, dan percaya kepada Niaz dengan apa rencana Niaz agar bisa meluluhkan hati anak tersebut sehingga anak tersebut bisa hidup lebih baik untuk masa depannya, buka terus saja hidup dalam bayang-bayang masa lalunya. " Ya baiklah pak jika seperti itu aku mengerti, dan sekarang mungkin lebih baik kita pergi dari sini saja pak, karena jujur saja aku tak tega melihat anak itu yang seperti itu. Yang membuat aku tak tega adalah, aku menangisi apa yang terjadi pada diriku tapi seolah-olah di dunia ini aku yang paling merasa mendapat beban, dan masalah yang sangat berat. Melihat anak ini aku sadar jika apa yang aku alami sekarang tak seberat apa yang di alami anak itu pak. Baiklah pak ada yang harus aku lakukan lagi pak? aku tak memiliki urusan disini, ini adalah tugas Niaz aku percaya kepadanya, dia bisa melakukan hal yang baik untuk anak ini,"melihat anak ini Zin berkata perasaan nya yang merasa terluka, ternyata masih ada orang yang lebih menderita darinya. " Ya bagus Zin, yasudah ayo kita pergi. Tak ada apa-apa yang harus kita lakukan Zin hanya menunggu, mengawasi mereka bermain saja Zin karena tadi saat mereka sudah makan, kau langsung membereskan semua nya Zin. Kau terlalu rajin Zin sehingga yang awalnya di panti ini lumayan kewalahan sekarang karena adanya bantuan darimu di panti ini, banyak hal yang benar-benar berubah Zin. Syukurlah aku tak salah memilih orang untuk aku percaya di sini Zin,"ujar Syur seperti itu sedikit memuji Zin karena kerajinan Zin yang membuat panti ini menjadi sedikit berbeda karena awalnya panti ini kekurangan tenaga, Zin bisa menutupi kekurangan itu. " Terima kasih pak, tapi kau berlebihan. Aku hanya membantu sedikit disini pak, dan tentu saja sudah menjadi tugas ku untuk bisa membantu disini pak. Yasudah pak jika seperti itu aku akan mencoba bergabung dengan anak-anak disini mencoba untuk akrab dengan semua anak-anak disini dengan menghibur mereka,"jawab Zin dengan sedikit malu karena Syur memuji kinerjanya yang baik, dan rajin dalam melakukan apapun. " Ya Zin baiklah, hati-hati Zin jika ada apa-apa, kau beritahu petugas lain, atau kau bisa menemui ku di ruangan ku Zin. Aku tinggal ya Zin,"ujar Syur sambil pergi akan masuk ke ruangannya. Saat itu hari sudah mulai siang matahari sudah semakin naik, sepertinya sudah akan tengah hari. Zin sudah meminta izin jika Zin akan bekerja ke luar jika sudah lewat tengah hari sehingga Zin bisa pulang awal sebelum menyiapkan makan malam untuk anak-anak di panti, Exlin pun sudah Zin beritahu jika hari ini Zin akan mulai bekerja siang hari saja sehingga Exlin mengajak ke tempatnya saat sudah lewat tengah hari. Tapi karena belum waktunya tentu saja Zin terus saja mengawasi anak-anak tersebut, seperti apa yang Zin katakan Zin akan melakukan pendekatan ke anak-anak di panti ini agar Zin bisa akrab dengan mereka semua, sehingga dengan mudahnya Zin langsung saja menghampiri, dan ikut bergabung dalam sebuah permainan yang sedang di mainkan oleh anak-anak panti tersebut. Saat Zin menghibur mereka dengan ikut dalam sebuah permainan yang sedang mereka mainkan. Zin tiba-tiba terfikir kepada Niaz, hari sudah akan tepat tengah hari tapi Zin belum ada pulang, Zin sedikit merasa khawatir, tapi Zin pikir lagi biasanya kan Zin juga pulang saat hari sudah lewat dari tengah hari, tentu saja Zin akan kembali seperti biasanya saat hari sudah lewat tengah hari. Saat itu Zin terus saja menghibur anak-anak panti itu, bernyanyi, dan memainkan sebuah permainan yang di sukai anak-anak tentunya. Sampai Zin tak sadar jika sekarang hari sudah tepat tengah hari, saat itu Zin langsung saja menghampiri Syur ke ruangannya. " Tok, tok, tok. Pak aku boleh masuk?"ujar Zin, dengan mengetuk pintu. " Oh ya Zin itu kau? ayo masuklah,"jawab Syur dari dalam ruangan. " Pak ini sudah tengah hari apa kita tak akan menyiapkan makanan untuk anak-anak," " Tenang saja Zin makanan sudah kami siapkan, jadi sekarang kau cukup membantu kami dengan kumpulkan saja anak-anak, beritahu mereka jika ini sudah waktunya makan siang, agar mereka berkumpul si ruang makan,"memotong pembicaraan Zin yang terlihat bingung karena makanan sudah dalam keadaan sedang dimasak, dengan tanpa bantuan Zin saat menyiapkan bahan makanannya. " Pak semuanya sudah siap? sedang dimasak? tapi, tapi, tapi kenapa kau tak memberitahu ku agar aku tadi bisa membantu mu untuk menyiapkan makanan untuk mereka pak?"ujar Zin dengan bingung bertanya seperti itu kepada Syur saat itu. " Tak usah merasa tak enak Zin, tadi aku lihat kau begitu seru mengajak mereka untuk bermain Zin, sehingga mereka terlihat sangat bahagia, jadi tentu saja aku tak menganggu mu Zin, karena mereka terlihat sangat senang dengan hadirnya kau di tengah-tengah mereka yang membuat mereka tentu saja bisa tertawa lepas. Dan tentu saja itu adalah salah satu tugas mu disini Zin, dan kau mengerjakan tugas mu dengan baik tentu saja aku tak akan ingin mengganggu mu tadi Zin. Sudah tak apa-apa Zin sekarang ayo duduk lah disini Zin, sebentar lagi suruh anak+anak masuk ke dalam ruang makan untuk makan siang. Tapi karena masakan belum siap tentu saja kau lebih baik tunggu saja disini Zin, sebentar lagi menunggu masakannya sudah diangkat lalu memanggil mereka masuk untuk makan siang Zin. Kau paham maksud ku kan Zin?"ujar Syur kepada Zin saat itu mengatakan jika tak apa-apa jika Zin tak membantu Syur menyiapkan makanan, karena tadi Zin tengah asik menghibur anak-anak. Itu hal yang lebih membantu jadi tentu saja Syur tak mengganggu Zin, karena menyiapkan makanan sudah ada yang membantu Syur menyiapkannya saat itu. " Ya baiklah jika seperti itu pak. Maaf tadi aku mungkin terlalu fokus mengikuti apa yang mereka mainkan sehingga tak terasa jika waktu sudah tengah hari, dan waktunya untuk mereka makan siang pak. Sekarang aku akan menunggu perintah dari mu saja pak,"ujar Zin seperti itu kepada Syur. " Kau tak perlu minta maaf Zin karena kau tak salah, kenapa kau harus meminta maaf Zin tenang saja kau tak salah Zin. Justru aku senang melihat mu yang begitu mudah akrab dengan mereka disini. Ditambah lagi tadi saat aku lihat kau bermain dengan mereka, mereka terlihat begitu senang Zin, bagus aku harap kau teruskan seperti itu Zin agar bisa dengan mudah akrab dengan anak-anak disini. Baiklah Zin makanan sudah siap ayo beritahu anak-anak untuk berkumpul di ruang makan, karena ini sudah waktunya makan siang,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Niaz saat itu. " Ya baik pak, Aku akan memanggil mereka semua agar mereka masuk untuk makan siang pak,"jawab Zin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD