Rasa Penasaran Yang Semakin Besar.

4991 Words
Zin langsung saja menyuruh anak-anak masuk, termasuk anak tersebut dan langsung saja membagikan makanan kepada masing-masing anak saat itu. Hari itu sudah melewati tengah hari menjelang sore saat itu tiba-tiba Zin sudah pulang dari sekolah nya. " Hey Zin kau sudah pulang sekolah? kebetulan sekali sekarang mereka sedang makan siang, ayo kau carilah tempat duduk, Zin ambilkan makan untuk Niaz kasihan dia lelah baru pulang dari sekolah,"ujar Syur menyuruh Niaz duduk, dan menyuruh Zin untuk mengambilkan makanan untuk Niaz. " Tapi pak tak apa-apa, aku belum merasa lapar, dan belum ingin makan pak,"ujar Niaz menjawab perkataan Syur. " Zin jangan lewatkan kesempatan ini, jika kau makan kau bisa duduk di sebelah anak itu. Dan kembali mencoba untuk mendekati anak itu Niaz,"ujar Zin berbisik sambil akan pergi ke dapur mengambil makanan untuk Niaz. " Oh ya pak terima kasih kau baik sekali, baiklah jika seperti itu aku akan langsung duduk di bangku sana ya pak,"Niaz langsung saja menjawab dengan wajah yang tiba-tiba ceria dan langsung saja pergi mencari tempat duduk untuknya. Dan Niaz melihat-lihat semoga saja ada tempat duduk yang kosong di sebelah anak itu. Tapi saat Niaz lihat kedua sisi tempat anak itu duduk sudah di isi oleh orang lain, sehingga Niaz pun bingung harus berbuat apa, Niaz pun berfikir tak apa tak langsung duduk di dekatnya, karena ada kursi kosong di sebelahnya lagi, hanya terhalang 1 orang dari anak tersebut. Niaz langsung saja berjalan ke tempat duduk itu, dan akan duduk disana. Saat Niaz sudah duduk disana Zin datang dan langsung saja memberikan makanan yang dia bawa untuk Niaz saat itu. Sampai saat Zin berbalik, dan akan pergi meninggalkan Niaz tiba-tiba anak yang duduk di sebelah ku yang bicara jika dia ingin ke kamar mandi, tentu saja Zin mengantarkannya sehingga Niaz langsung saja pindah duduk menjadi duduk di sebelah anak tersebut. Memang Niaz tak dapat pembicaraan apa-apa, dan belim bisa ajak dia bicara tapi dengan cara jika dia setiap hari dekat dengannya secara tidak langsung lambat, laun dia tentu saja akan merespon Niaz. Beberapa saat kemudian mereka sudah menyelesaikan makan, Zin memperhatikan mereka, dan seperti biasanya mereka semua sekarang langsung saja kembali bubar dari tempat makan, ada yang bermain di dalam ruangan, dan taman di luar ruangan dan seperti biasanya anak itu langsung saja pergi, sepertinya akan ke bangku dimana dia terus saja berdiam diri meratapi masa lalunya. Tapi tanpa anak itu sadari jika Niaz sudah lebih dulu duduk di tempatnya biasa duduk, maka saat anak itu datang pun Niaz sudah diam duduk disana. Saat itu Niaz merasa jantungnya berdegup kencang karena tak tahu apa yang akan di lakukan anak itu, Niaz merasa takut jika sampai anak tersebut merasa terganggu dengan kehadiran Niaz yang sudah ada di tempatnya biasa berdiam diri. Niaz melihat jika anak itu hanya berdiam diri, berdiri di depan pintu dengan tatapan kosongnya yang mengarah ke Niaz, tanpa melakukan apapun. Niaz merasa menjadi sangat gugup karena anak itu melihat Niaz seperti itu, lalu tiba-tiba anak itu memalingkan wajahnya Niaz sudah menyangka jika anak itu akan pergi dari situ, tapi sangkaan Niaz salah anak itu tak pergi, justru anak itu dengan dinginnya berjalan melewati Niaz saat itu, dengan seperti biasa tatapan, dan pikiran yang kosong anak itu langsung saja duduk di sebelah Niaz saat itu. Seketika perasan takut, khawatir, dan gugup di hati Niaz pun sirna melihat anak tersebut biasa saja melakukan apa yang biasanya anak itu lakukan, dan anak itu seperti tak menghiraukan keberadaan Niaz disana. Saat itu Niaz tak bicara apa-apa hanya diam saja tanpa kata, atau bertanya sesuatu ke anak tersebut, apa lagi melakukan sesuatu. Yang pasti Niaz sekarang melakukan apa yang anak itu lakukan, untuk bisa mendekati anak tersebut Niaz mengikuti kegiatan anak tersebut. Niaz berharap anak itu akan bisa berbagi cerita kepada Niaz akibat Niaz yang selalu ada di dekatnya, sehingga tanpa sadar anak itu bisa menganggap, dan menerima keberadaan Niaz. Yang pasti sekarang rencana Niaz adalah mengikuti apa yang biasanya dilakukan anak tersebut membuat anak itu menerima keadaan Niaz yang selalu ada di dekatnya, dan tentu saja anak Niaz berharap dengan begitu anak tersebut akan bicara kepada Niaz karena usaha gigih yang dilakukan Niaz. " Pak aku akan melihat dulu Niaz sebentar,"ujar Zin izin kepada Syur yang berada di dapur saat itu. " Oh ya Zin tentu saja silahkan,"jawab Syur. Zin langsung saja menuju ke luar berfikir akan melihat apa yang dilakukan Niaz, apakan Niaz bisa membuat anak itu bicara atau seperti apa. Saat itu Zin langsung saja menghampiri Niaz, saat sudah akan keluar ruangan yang menuju taman dimana anak itu selalu berdiam diri di bangku luar ruang tersebut Niaz mengintip dari dalam ruangan tersebut, Zin tak ingin mengganggu apa yang sedang dilakukan oleh Niaz untuk mendapatkan hati anak itu, sehingga Zin hanya secara diam-diam untuk melihat apa yang di lakukan Niaz dan anak tersebut. Saat Zin mengintip, melihat apa yang di lakukan Niaz, Zin hanya melihat jika Niaz dan anak itu hanya berdiam diri saja, bahkan Niaz pun malah sama seperti mengikuti apa yang selalu di lakukan anak itu, berdiam diri dengan tatapan yang kosong ke depan, tanpa melakukan apa-apa lagi. " Apa itu tak apa-apa? maksudku adalah Niaz malah mengikuti apa yang anak itu selalu lakukan, aku takut jika Niaz malah menjadi memiliki sikap yang sama dengan anak itu. Kau khawatir dengan itu,"ujar Zin dalam hatinya berkata seperti itu. Zin berfikir akan langsung menghampirinya saja, dan langsung akan menarik Niaz agar Niaz tak bersikap sama dengan yang dilakukan anak itu. Jujur saja Zin malah takut jika Niaz akan mengalami hal yang sama dengan anak itu, karena Niaz juga malah ikut melakukan apa yang anak itu lakukan, yaitu meratapi masa lalunya. Tapi saat Zin akan melangkahkan kakinya, Zin teringat dengan apa yang di katakan Syur tadi siang. " Percayakan semuanya kepada Niaz, aku yakin jika Niaz bisa melakukan apa yang di inginkan nya untuk membantu mengembalikan, mental, dan fisik anak itu sehingga anak itu bisa merubah jalan hidupnya yang sekarang tak bisa lepas dari masa lalunya yang buruk, menjadi bisa melupakan masa lalunya, melupakan trauma yang di alaminya dan bisa hidup normal seperti kita semua disini, dan tentu saja memperbaiki kehidupan untuk masa depannya,"Zin ingat dengan perkataan Syur yang seperti itu. Sehingga Zin yang sudah melangkah tersebut lalu berhenti melanjutkan niatnya untuk menarik Niaz saat itu, dan berhenti. " Syur saja yakin, dan percaya dengan Niaz yang baru saja dikenalnya. Aku sangat malu dengan diriku sendiri, dan Niaz jika sampai aku ketahuan meragukan apa yang sedang di usahakan Niaz. Maaf Niaz aku sudah berfikir ragu dengan apa yang sedang kau usahakan, Syur saja bisa percaya, dan yakin dengan mu kenapa aku yang kakak mu tak bisa yakin, dan percaya padamu Niaz. Maaf Niaz aku akan percaya, dan yakin padamu Niaz, aku akan percaya, dan akan selalu membantu mu dalam mewujudkan kebaikan apa yang sedang kau usahakan Niaz. Aku berjanji padamu,"ujar Niaz dalam pikirannya sendiri merasa kecewa karena Zin yang kakak Niaz saja bisa memiliki rasa ragu, sekaligus Zin malu dengan keraguan yang dia rasakan karena tak bisa yakin, dan percaya kepada Niaz seperti yang di percayakan Syur kepada Niaz. Maka dari itu pikiran Zin yang memiliki pikiran yang membingungkan sudah menemukan sebuah jawaban untuk keraguannya terhadap Niaz, sampai Zin langsung saja kembali ke ruangan Syur untuk pergi bekerja keluar bersama Exlin waktu itu. " Tok, tok, tok. Pak ini Zin, bisa aku masuk?"sambil mengetuk pintu Zin bertanya seperti itu. " Ya Zin masuklah. Apa yang bisa ku bantu sekarang?"jawab Syur, dan langsung menjawab. " Ya pak aku kemarin kan izin jika aku akan bekerja keluar bersama Exlin siang saja, dan sepertinya aku akan pergi bekerja sekarang saja pak,"ujar Zin kembali mengingatkan tentang izin Zin yang akan bekerja keluar bersama Exlin siang hari, dan sekarang lah waktunya. " Oh tentang itu Zin, ya kemarin kau sudah bilang kepada ku, dan aku berkata jika setuju dengan pemikiran mu kan Zin? dan sekarang pun aku tak akan mengubah pikiran ku Zin, tentu saja kau bisa pergi bekerja sekarang Zin. Tapi jika bisa kembalilah sebelum jam 6 Zin, agar kau bisa beristirahat sebelum kau kembali bekerja untuk membantu ku mengerjakan tugas di panti ini. Karena aku yakin orang yang rajin seperti mu ini tak akan bisa di suruh untuk istirahat tak membantu tugas disini, jadi aku sarankan saja kau pulang sebelum jam 6 sore ya Zin,"ujar Syur berkata, dan menyarankan seperti itu kepada Zin. " Oh ya terima kasih pak, tenang saja aku tak akan terlalu memaksakan diriku karena aku bekerja terlalu keras pak. Dan untuk tugas itu tentu saja aku tak akan bisa jika harus beristirahat tanpa membantu tugas mu di panti ini pak, tak mungkin. Karena kau sudah terlalu baik bagiku dan Niaz jadi tentu saja aku harus membantu pekerjaan mu disini sebagai tanda terima kasih ku, dan tentu saja itu adalah cara ku membalas kebaikan mu pak. Sekali lagi aku tak mungkin jika harus berdiam diri tanpa membantu mu pak,"ujar Zin menjawab, dan berterima kasih seperti itu kepada Syur. " Ya baiklah Zin aku sudah tahu jawaban mu, kau menjawab dengan sangat yakin seperti itu Zin. Aku benar-benar tak salah memilih orang untuk menjadi kepercayaan ku. Baik Zin terima kasih atas kerja mu yang sudah membantu meringankan beban di panti ini. Kau boleh pergi sekarang Zin. Ingat Zin, hati-hati lah,"ujar Syur berkata seperti itu kepada Zin, dan mengingatkan nya supaya berhati-hati. " Ya pak. terima kasih aku akan berangkat sekarang,"dengan senyuman bahagia terpancar di wajah Zin, Zin berkata seperti itu. Lalu saat itu hari pun sudah lewat dari tengah hari itu, tentu saja ini sudah waktunya Zin untuk bekerja memungut barang bekas bersama Exlin yang akan ikut bekerja, sementara Zin memungut barang bekas, Exlin akan mengamen dekat dengan tempat Zin memungut barang bekas. Zin membawa peralatannya untuk bekerja, dan langsung saja keluar panti tersebut. Saat Zin keluar terlihat jika Exlin sudah ada, tapi bukan di panti, Exlin terlihat sedang mengamen di persimpangan jalan yang dekat dengan panti tersebut, sehingga Zin langsung saja menghampiri Exlin yang sedang mengamen tersebut. Saat sudah dekat dengan tempat Exlin mengamen Zin berdiam diri saja di pinggir jalan, tak menghampiri Exlin karena tentunya tak ingin mengganggu Exlin, jadi Zin diam saja di pinggir jalan dimana Exlin mengamen menunggunya sampai selesai. Beberapa saat kemudian Exlin sudah selesai mengamen dan langsung saja menghampiri Zin saat itu. " Zin kau sudah disini Maaf membuat mu menunggu lama? kita akan pergi sekarang?"tanya Exlin kepada Zin yang saat itu terduduk di pinggir jalan. " Oh ya Exlin kau sudah selesai? tidak Exlin, justru sepertinya aku yang telah membuat mu menunggu, maaf kau sudah lama disini Exlin? aku membuat mu menunggu lama? maaf,"ujar Zin kepada Exlin seperti itu, lalu bertanya. " Oh ya tak apa Zin aku belum terlalu lama disini, dan jika aku harus menunggu sedikit lama juga itu tak apa-apa Zin karena disini cukup ramai, jadi aku dari tadi mengamen saja dulu di sini sambil menunggu kau datang Zin. Tak apa,"ujar Exlin menjawab apa yang Zin katakan saat itu. " Oh ya? syukurlah Zin jika seperti itu. Baiklah sekarang hari sudah semakin siang Exlin ayo kita pergi saja. Sekarang lebih baik kita pergi ke taman yang ada beberapa blok dari club yang selalu kita lewati sana Exlin, aku pikir disana akan banyak barang yang bisa aku dapatkan, selain akan banyak barang yang bisa aku kutip, disana juga ada tempat tongkrongan, sehingga disana menjadi salah satu tempat yang ramai Exlin. Bagaimana menurut mu?"ujar Zin merekomendasikan tempat yang akan mereka datangi hari ini, dan bertanya bagaimana pendapat Exlin tentang rencana Zin. " Oh ya tentu Zin. Aku pikir kau orang yang lebih tahu dibandingkan aku Zin jadi aku lebih baik mengikuti saja apa yang menjadi rencana mu Zin karena apa yang kau rencanakan selalu berakhir dengan akhir yang baik Zin hehehe,"ujar Exlin menjawab perkataan Zin saat itu. " Ya baiklah jika seperti itu Exlin, ayo kita berangkat sekarang,"ujar Zin. " Baik kapten hehe,"jawab Exlin menyebut Zin kapten. Lalu mereka pun bergegas untuk pergi ke tempat tujuan mereka yang Zin bilang. " Exlin aku ingin menceritakan sesuatu padamu, memang ini tak ada hubungannya dengan mu tapi aku hanya bercerita saja padamu setelah bercerita ini kepada mu kau bebas akan memberikan solusi atau tidak Exlin. Kau bisa membantu menjadi pendengar setiaku kan Exlin?"ujar Zin kepada Exlin lalu bertanya seperti itu. " Oh ya tentu saja Zin, kapanpun, dan tentang apapun kau bisa menceritakan semua masalah mu kepada ku Zin. Ayo ceritakan lah aku pasti akan mendengarkannya Zin,"jawab Exlin. " Ya baiklah. Begini Exlin ini sebenarnya bukan masalah kami, tapi kami hanya ingin menjadikan anak-anak di panti memiliki hidup yang lebih baik meskipun mereka tak memiliki orang tua itu pun karena terpaksa. Seperti ini jadi di panti ada salah seorang anak yang dulu dia bisa masuk ke panti itu karena dia mengalami sebuah kejadian yang mengerikan, penculikan yang kejam menimpanya. Melihat sikap anak itu yang sangat berbeda dari kami semua aku sampai merasa tertarik dengan kisahnya, sehingga aku bertanya kepada Syur dia pemilik panti itu mengenai anak tersebut. Dan Syur menceritakan dengan detail tentang anak itu. Awalnya anak itu sama seperti anak pada umumnya tapi semuanya berubah sampai suatu hari dimana anak itu bersama kedua orang tuanya sedang menambang di pinggir kota ini yang tiba-tiba ada mobil yang langsung saja berhenti di dekat mereka yang sedang menambang, tak tahu menahu 3 orang dalam mobil tersebut langsung saja keluar, menghampiri anak dan orang tuanya dan tanpa kompromi orang-orang tersebut langsung saja menangkap ibu, dan ayah anak itu dan langsung dimasukan ke dalam mobil. Saat itu memang anak ayah dan ibu anak tersebut berontak mencoba untuk lari, dan meskipun ibu dari anak tersebut sudah berhasil mereka masuk ke dalam mobil, ayah anak itu bisa berontak dan sejenak lepas dari tangkapan mereka, tapi itu tak berarti lama karena saat ayah anak tersebut sudah berhasil lepas dengan cepat salah seorang pria dari mobil itu keluar dengan langsung saja membawa balok kayu, dan apa lagi, setelah itu dengan tanpa belas kasihan, tepat di hadapannya ayah anak tersebut langsung saja di pukul dengan sangat keras oleh kayu yang ada di tangan salah satu orang tersebut, sampai ayah anak tersebut jatuh tak sadarkan diri karena begitu kerasnya balok kayu yang di hantam kan ke kepala ayah sari anak tersebut. Tentu saja setelah itu mereka langsung saja menggotong ayah anak tersebut dan dimasukan ke dalam mobil sehingga terjadilah penculikan yang sangat kejam kepada keluarga anak tersebut. Yang menjadi perhatian aku dan Niaz dari anak itu adalah sikapnya sekarang Exlin, dia begitu masih sangat terpukul, dan trauma dengan apa yang terjadi dengan keluarganya terutama ayahnya yang tepat di hadapannya di hantam oleh balok kayu yang sangat besar saat itu, sekarang setiap hari dengan syal, dan boneka yang dia genggam, dia hanya berdiam diri di salah satu bangku di taman tanpa melakukan apa-apa, untung saja anak itu tak sampai mogok makan dan yang lainnya yang bisa membahayakan kesehatannya. Tapi yang kami khawatirkan adalah kesehatan mentalnya jika dia terus saja seperti ini tentu saja kesehatan, dan hidupnya bisa mengalami penurunan, itu yang aku tak mau Exlin. Syur dan petugas panti lainnya sudah tak terlalu memikirkan nya karena sebelum kami datang mereka kekurangan tenaga disana, perawat ataupun yang lainnya jadi anak Syur dan petugas yang lain tak terlalu memikirkannya lagi, Syur dan petugasnya berfikir dia masih makan, dan menjaga dirinya tanpa menyakiti dirinya sendiri atau yang lainnya itu sudah baik. Syur sebenarnya ingin mengobati dia tapi dengan kondisi panti yang kekurangan tenaga saat itu tentu saja Syur tak bisa hanya fokus memikirkannya saja. Lalu kami datang dan baiknya adalah aku, dan Niaz memiliki tujuan yang sama yaitu ingin membuat anak tersebut bisa melupakan masa lalunya, dan hidup lebih baik untuk masa depan nya. Jadi sekarang tugas pertama ku, dan Niaz adalah mengembalikan kondisi mental anak itu stabil. Syur percaya kepada Niaz, begitu pun aku, orang lain pun percaya kepada Niaz apa lagi aku, tentu saja aku harus lebih percaya ini ke Niaz,"Zin menceritakan tentang anak yang mengalami penculikan sadis terhadap orang tuanya kepada Niaz, lalu mengatakan apa yang menjadi tugasnya, dan Niaz saat ini. " Mendengar ceritamu tentang anak itu, sepertinya apa yang kau alami sama dengan anak itu Zin, tapi bedanya adalah anak itu merasakan hal yang lebih sakit dari pada apa yang kau alami Zin, maksud ku adalah kau dan Niaz di tinggalkan oleh orang tua mu itu karena orang tua mu yang menginginkan sehingga kau tak mengalami trauma yang mendalam, sementara anak yang kau ceritakan dengan melihat ibu, dan ayahnya di culik saja itu sudah membuatnya takut, dan trauma Zin apalagi anak tersebut sampai melihat tepat di depan mata kepalanya, penculik tersebut sampai menghantam dengan kerasa kepala ayah dari anak tersebut. Zin menurut ku itu lah hal yang membuat mental anak tersebut hancur sehingga mengalami trauma yang berlebihan Zin. Oh ya? kau, dan Niaz ingin jadi pahlawan Zin? hehe, aku bercanda Zin jika apa yang kau katakan itu benar, aku pikir Syur pemilik panti tersebut tak salah memilih orang Zin. Aku yakin kau, dan Niaz akan bisa melewati masalah ini Zin, cepat atau lambat aku pikir kau akan bisa mengatasi masalah anak ini Zin, aku sangat yakin dengan kau dan Niaz bisa melakukannya Zin, maka dari itu aku katakan sekarang apa yang kau lakukan adalah hal yang sangat benar Zin, aku mendukung kau dan Niaz Zin lakukan lah dengan benar sehingga kau bisa mencapai hal yang kau inginkan Zin. Untuk ini aku pikir hal yang diinginkan oleh anak-anak adalah kasih sayang Zin, kau melihat bagaimana anak itu kan Zin? maksud ku kasih sayang dari orang tuanya di ambil paksa oleh penculik itu Zin tentu saja dalam pikiran, dan hatinya adalah dia begitu kesepian karena tak pernah lagi merasakan kasih sayang Zin. Ya mungkin awalnya dia tak ingin di dekati orang apa lagi lebih dari satu orang karena trauma yang begitu berat dirasakan olehnya, tapi Zin aku pikir anak itu membutuhkan kasih sayang itu Zin, itu yang di butuhkan. Aku yakin cepat atau lambat kau, dan Niaz akan mendapatkan celah untuk bisa mendapatkan cara agar bisa mendapatkan pengakuan darinya sehingga anak itu bisa kau kendalikan Zin, hanya saja kau, dan Niaz harus sabar menghadapi ini Zin. Ya itulah menurut ku Zin,"saat itu mengatakan apa yang Exlin tangkap dari apa yang di ceritakan Zin kepada nya sehingga Exlin bisa sedikit memberikan pandangannya, dan memberikan sedikit rekomendasi seperti apa yang harus Zin, dan Niaz sebaiknya lakukan agar bisa mewujudkan apa yang di inginkan oleh Zin, dan Niaz. Serta tentu saja Exlin memberikan sebuah semangat untuk Zin, dan Niaz. " Ya menurut ku juga seperti itu Exlin, kau benar tentang itu Exlin. Saat aku berbincang dengan Syur aku juga mengatakan tentang masalah ku. Aku mengatakan jika ternyata di dunia ini bukan hanya aku yang terluka karena di tinggal pergi oleh orang tua ku tapi masalah yang lebih serius adalah anak itu, sakit yang dia rasakan lebih sakit, dan perih di bandingkan perasaan ku yang hanya di tinggal orang tua ku pergi. Maksud ku aku hanya di tinggal saja tentu saja itu tak akan membuat ku merasakan trauma yang berlebihan, sedangkan anak itu tepat di hadapannya dia melihat ayahnya di pukul menggunakan balok kayu sehingga langsung tak sadarkan diri, dan mereka langsung saja menculik orang tua anak itu betapa sakitnya perasaan anak itu, sehingga pantas saja jika dia mengalami trauma yang begitu hebat sehingga membuatnya seperti ini sekarang Maka dari itu hati nurani ku merasa sangat tertarik untuk bisa menolong anak itu Exlin. Terima kasih kau sudah menjadi pendengar setia ceritaku meskipun cerita ku ini tentu saja tak ada hubungan nya dengan ku atau pun pekerjaan kita, tapi kau tak pernah protes tentang itu. Dan tentu saja aku sangat berterima kasih kepada mu karena kau selalu memberikan ku semangat Exlin, terima kasih untuk semuanya. Terus lah menjadi sahabat ku yang tak pernah bosan mendengat setiap ceritaku Exlin, aku merasa lebih lega karena aku sudah menceritakan ceritaku ini Exlin,"ujar Zin membedakan masalah Zin, dan masalah anak itu sehingga Zin tak punya alasan untuk mengeluh tentang masa lalunya, karena ada orang yang jauh lebih menderita dari Zin bahkan sampai mengalami trauma yang berkepanjangan saat ini. Zin, dan anak itu memiliki masalah yang hampir sama hanya saja anak itu mengalami masalah yang lebih berat dari Zin sehingga Zin berfikir jika dia lah yang lebih patut di bantu agar bisa kembali hidup normal seperti anak-anak lain. " Ya tentu saja Zin aku akan terus menjadi orang yang bisa ada untuk mendengarkan semua cerita mu Zin, tak ada alasan untuk ku menolak cerita mu karena aku sudah berhutang budi padamu Zin, jadi aku akan membalas kebaikan mu dengan menjadi pendengar setia mu Zin. Aku setuju dengan apa yang kau katakan Zin berusaha lah Zin karena tak ada salahnya kan jika kau membantunya Zin. Dan yang lebih terfikirkan adalah aku tak yakin jika kau yang memiliki hati nurani yang seperti itu bisa tahan setiap hari melihat anak itu murung tanpa kau membantunya Zin, aku tak yakin kau bisa tahan dengan itu Zin. Karena aku melihat jika kau penuh dengan kasih sayang sehingga tentu saja kau tak akan tega untuk membiarkannya Zin. Zin maaf kita sudah cukup lama berjalan apa tempat tujuan kita masih jauh?"ujar Exlin seperti itu kepada Zin, Exlin juga merasa setuju dengan apa yang sedang Zin usahakan untuk membantu anak itu. Lalu Exlin pun bertanya seperti itu kepada Zin. " Ya Exlin sekali lagi terima kasih, aku sangat beruntung di kisah hidup ku yang sedang mengalami masalah yang cukup berat ini kau datang di waktu yang tepat untuk menjadi sahabat ku Exlin. Aku pikir aku sangat beruntung Exlin terima kasih. Oh ya Exlin aku jadi tak terlalu memperhatikan jalan karena terlalu menikmati obrolan kita Exlin maaf, tak jauh lagi di depan sana kita belok ke sebelah kiri, dan kita bisa sampai ke sana Zin itu sudah terlihat kan tanda nya Exlin,"ujar Zin bersyukur dengan adanya Exlin di waktu yang tepat saat Zin membutuhkan seorang sahabat. Lalu berkata jika tempat yang mereka tuju tak jauh lagi dari tempatnya sekarang. " Oh ya baiklah Zin, lalu setelah itu aku ingin berkata dimana aku bisa mengamen Zin? aku percaya saja padamu Zin kau yang mengajakku kemari tentu saja kau yang lebih tahu tentang tempat ini Zin, jadi dimana aku bisa mengamen untuk mendapat uang Zin?,"Ujar Exlin berkata seperti itu kepada Zin dengan sambil berkata jika tentu saja Zin yang lebih tahu dimana tempat yang baik untuk Zin mengamen agar mendapatkan uang yang banyak disini. " Ya baiklah Zin jika seperti itu kita lihat saja nanti, ayo sekarang kita lihat saja dulu sampai kita benar-benar bisa melihat ke dalam taman tersebut. Ayi bergegaslah,"ujar Zin berkata seperti itu kepada Exlin sambil Zin berlari. Mendengar perkataan Zin yang jika di taman ini akan ramai, sehingga Exlin bisa mendapatkan banyak uang dengan mengamen disana sehingga Exlin langsung saja mengejar Zin yang sudah berlari di depannya, dengan tak sabar Exlin mencoba berlari sekencang-kencang nya menyusul Zin, saat sudah bisa menyusul Zin Exlin berbalik sambil berlari, dan melihat ke arah Zin seperti bercanda mengejek Zin yang bisa Exlin susul larinya. " Wlee aku bisa menyusul lari mu Zin, ayo susul aku lagi Zin jika kau bisa,"ujar Exlin berkata seperti itu. Zin saat itu hanya tersenyum tak ingin menyusul Exlin yang sudah berlari di hadapan Zin, Zin sengaja karena Zin ingin Exlin melihat langsung sendiri suasana di taman tersebut yang biasanya ramai, dan semoga saja hari ini juga di taman tersebut ramai dengan pengunjung sehingga Exlin bisa menghasilkan uang yang cukup seperti yang dia harapkan. Lalu saat itu Zin langsung saja berlari seperti ingin mengejar Exlin berharap langsung saja berlari kembali dan melihat suasana taman tersebut. Dan benar saja Exlin berbalik kembali dan saat Exlin sudah berbalik kita sudah sampai di taman, dan tiba-tiba Exlin berdiam diri seperti terpaku dengan keadaan di taman tersebut. " Ada apa Exlin? kau terlihat seperti bingung seperti itu, ada yang aneh?"ujar Zin bertanya. Tapi saat itu Exlin hanya diam saja tak merespon pertanyaan Zin saat itu. Melihat Exlin yang seperti itu, Zin langsung saja menarik tangan Exlin membawa nya masuk ke dalam taman tersebut. Saat Zin membawa Exlin masuk ke taman tersebut Exlin terus saja dengan wajah yang seperti takjub akan taman ini, hanya diam dengan tatapas kosong melihat taman tersebut. " Kau hanya ingin seperti ini Exlin?"tanya Zin. Exlin hanya terdiam, dengan tatapan kosong tanpa melakukan apapun. " Ya sudah jika ingin seperti itu terus, aku tinggal kau disini ya Exlin, aku akan langsung bekerja nanti aku akan kemari lagi setelah selesai dengan pekerjaan ku, aku akan mengajak mu pulang Exlin,"Zin berkata seperti itu dengan melangkah pergi menjauh. " Zin terima kasih, terima kasih Zin. Tak tahu kenapa tapi datang kemari aku sangat merasa bahagia Zin, baiklah ayo kita lakukan tugas kita Zin,"Exlin menarik tangan Zin, dan memeluk Zin saat itu lalu dengan penuh semangat berkata seperti itu kepada Zin. " Ya hahaha ayo Exlin. Kau terlihat sangat semangat Exlin itu pasti akan berakhir baik untuk pekerjaan kita Exlin,",ujar Zin kepada Exlin saat itu. Saat itu mereka langsung saja pergi melakukan tugas mereka masing-masing di taman tersebut. Zin melihat Exlin saat itu, tak tahu kenapa tapi terpancar sangat jelas Zin melihat Exlin yang sangat begitu bahagia dan bersemangat bekerja saat itu. Zin pun melanjutkan pekerjaannya agar cepat selesai dan Zin bisa pulang ke panti dan kembali membantu di panti. Saat Zin memungut barang bekas di salah satu pojok tempat yang dekat dengan kerumunan orang yang sedang menikmati makanan, dan minuman di taman tersebut Zin tak sengaja mendengarkan percakapan mereka saat itu. Zin lihat ada 4 orang pria disitu yang sedang makan, dan minum sambil berbincang. " Aku tak tahu pasti tentang apa yang terjadi, tapi jika kalian percaya dengan apa yang aku dengar dari warga, ada beberapa warga yang melakukan jaga keliling beberapa malam lalu jika di club malam tersebut selalu saja membawa beberapa orang entah dari mana asal mereka. Mereka di bawa menggunakan truk yang selalu ada depan club tersebut, itu pun pada saat malam hari dan terlihat jika mereka seperti diam-diam memasukan beberapa orang tersebut,"Pria pertama bercerita seperti itu. " Ya aku juga mendengar ada warga yang bercerita seperti itu, memang aku bukan orang situ tapi cerita ini begitu cepat merebak karena menyimpan misteri, ada keanehan tentang itu, aku tak akan bicara dulu yang aneh-nhe karena tak memiliki bukti jika di club tersebut memang ada hal yang aneh. Tapi maksud ku adalah disini yang membuat kita curiga tentang club itu adalah mereka yang seperti membawa paksa beberapa orang yang selalu mereka bawa menggunakan truk tersebut pada saat malam hari, dan yang membuat kita merasa curiga yaitu cara mereka membawa masuk orang-orang tersebut yang terlihat seperti sangat diam-diam tak ingin di ketahui warga,"ujar pria kedua tegas bicara seperti itu menjawab perkataan pria pertama tadi. " Ya aku setuju dengan dia, itu lah yang aku juga pikirkan tadi. Memang sudah biasa mungkin saja club tersebut menyewa wanita penghibur dari tempat lain untuk menjadi penghibur di club tersebut malam itu, tapi disini aku katakan jika bukan itu yang mereka lakukan karena di suatu malam kita melihat kejadian yang biasa seperti itu, beberapa orang mereka bawa mengunakan truk tersebut, tapi saat mereka sibuk menurunkan orang-orang yang ada di truk tersebut salah seorang wanita yang sudah duluan turun dari truk langsung saja lari mencoba untuk kabur dari sana, sayangnya salah satu pria penjaga di club tersebut tahu tentang itu dan dengan sigap dia memaksa, bahkan sampai menyeret orang tersebut dia memasukan wanita itu ke dalam club. Menurut ku itu lah yang sangat membuat kita merasa curiga terhadap club tersebut, untuk saat ini kita memang belum bisa berbuat apa-apa karena pada saat kejadian kita tidak membawa sebuah ponsel untuk merekam video perlakuan orang-orang di club tersebut untuk sebuah dokumentasi, jika mereka memang benar melakukan sebuah kejahatan di club tersebut. Dengan bukti video yang telah kita buat tentu saja kita bisa menyeret mereka ke pihak berwajib jadi untuk saat ini kita hanya bisa diam, tapi untuk ke depannya kita akan mengusut, dengan menyiapkan sebuah perekam video, jika kita mendapatkan video tersebut tentu saja kita bisa melanjutkan penyelidikan dengan pihak berwajib terhadap club tersebut,"ujar pria pertama kembali berkata seperti itu, dan pria tersebut terdengar sudah merasa sangat curiga terhadap club tersebut sehingga membuat sebuah srategi untuk melakukan penyelidikan di club tersebut. Mendengar cerita tersebut Zin tentu saja menjadi sangat khawatir dengan apa yang Zin, dan Exlin alami saat pulang mereka bekerja. Zin mulai berfikir jika memang karung yang Exlin tendang dekat truk yang berada di club tersebut benar berisi manusia. Zin tiba-tiba merasa sangat khawatir tentang itu sehingga Zin menjadi memiliki pikiran yang tak karuan, membuat Zin sangat tak tenang dan tak konsentrasi lagi bekerja saat itu. Zin saat itu langsung saja menghampiri Exlin yang sedang mengamen di salah satu tempat yang sedang ramai orang makan disana. Zin pun mendekat kepada Exlin dan diam saja menunggu sampai Exlin selesai dengan pekerjaannya. Beberapa saat kemudian Exlin sudah selesai mengamen di sana, dan langsung saja menghampiri Zin. " Wow Zin aku tak tahu harus bicara apa lagi tapi rencana mu membawa ku kemari brilian Zin. Aku mendapatkan lebih dari cukup uang Zin, aku," " Exlin bisa kita pulang sekarang? aku tiba-tiba ingin pulang dan sebenarnya pekerjaan ku juga sudah selesai,"memotong pembicaraan Exlin Zin langsung saja berkata seperti itu. " Oh ya Zin tentu saja, jika kau sudah selesai dengan pekerjaan mu ayo kita pulang. Tapi Zin kau tak terlihat seperti dirimu yang biasa Zin. Ada apa?"ujar Exlin dan bertanya karena Zin berprilaku sangat berbeda dari biasanya. " Oh ya Exlin aku hanya kelelahan, aku tiba-tiba merasa kurang enak badan Exlin bisa kita pulang sekarang? sepertinya aku harus beristirahat,"ujar Zin berkata seperti itu mengalihkan perhatian Exlin yang bertanya seperti itu. " Oh ya Zin baiklah jika seperti itu, ayo kita cepat pulang agr kau bisa langsung beristirahat agar kau tak sakit Zin,"ujar Exlin langsung saja khawatir dengan keadaan Zin yang berkata jika Zin tak enak badan. Maka dari itu mereka langsung saja pergi pulang, seperti biasa Zin mengantarkan Exlin pulang terlebih dahulu karena tak ingin ada hal buruk terjadi pada Exlin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD