Cinta, Sulit Diungkapkan

927 Words
Cinta bertepuk sebelah tangan itu bukanlah sebuah kisah cinta yang diharapkan oleh wanita manapun yang ada di muka bumi ini. Ia masih ingat perkataan seorang dosennya yang membicarakan tentang cinta bertepuk sebelah tangan. Dosennya itu tidak percaya dengan cinta bertepuk sebelah tangan, baginya kisah cinta bertepuk sebelah tangan itu hanya terjadi di dalam sebuah film ataupun novel. Bagi lelaki paruh baya itu, jika kita mencintai seseorang dengan tulus maka orang itu akan membalas cinta kita. Saat itu Mina sangat setuju dengan perkataan dosennya itu, tetapi saat ini ia tahu bahwa cinta bertepuk sebelah tangan itu bisa terjadi di dalam kehidupan nyata. Cinta bertepuk sebelah tangan yang selalu membuat setiap orang yang merasakannya merasa tersiksa dengan perasaan sepihak itu nyata adanya dan ia sendiri telah mengalaminya. Ia sering bertanya pada dirinya sendiri, mengapa aku masih terus bertahan dengan rasa sakit karena mencintai seseorang yang tidak membalas cintaku? *** Mina tidak dapat mengedipkan kedua matanya saat melihat Gafin yang tengah berjalan ke arahnya. Ini adalah pertama kalinya baginya melihat Gafin dengan baju kasualnya. Saat ini lelaki itu mengenakan kaus kerah berwarna biru tua dan celana jeans panjang yang berwarna senada dengan bajunya. Rambutnya disisir acak dan ia tidak menggunakan gel rambut, penampilannya membuat lelaki itu terlihat lebih seksi dan tampan. Penampilan lelaki itu membuatnya tanpa sadar menahan nafasnya dalam hitungan detik, seakan ia telah tersihir dengan ketampanan Gafin yang semakin meningkat itu. Lelaki itu adalah lelaki yang jarang terlihat mengenakan pakaian kasual, jika ada acara kumpul-kumpul di kantornya, lelaki itu selalu mengenakan kemeja dan celana bahan.  Kemeja dan celana bahan sudah seperti seragam bagi lelaki itu, gaya berbusanan lelaki itu semakin membuatnya terlihat dingin dan tidak dapat digapai. Ia dekat namun terasa jauh bagi Mina. Gafin lelaki dingin dan terkaku yang pernah Mina temui, tetapi entah mengapa hatinya memilih lelaki itu untuk menjadi pemilik hatinya.  ‘Loving you is easy, tell you is difficult and forget you is impossible,’ Mina bergumam dalam hati. Ia mengucapkan kata-kata yang sama secara berulang kali, seakan ia tengah membaca sebuah mantra, mantra yang ia harapkan dapat didengar oleh Gafin dan akan membuat Gafin mengetahui perasaannya itu. “Kamu udah dari tadi nyampenya?” Gafin menyadarkan Mina dari lamunan panjangnya.  Mina menjadi wanita yang suka melamun saat bersama dengan Gafin, ia selalu terlarut dalam pikirannya sendiri. Pikirannya selalu melayang entah kemana, ia selalu memikirkan betapa menyedihkannya saat ia tidak bisa menyampaikan perasaannya pada orang yang ia cintai, padahal orang itu ada di hadapannya dan hanya berjarak beberapa cm dari tempatnya berdiri. “Nggak kok, aku baru sampe.” Mina tersenyum tipis. “Kita boarding yuk!” Gafin tersenyum manis dan menarik tangan Mina tanpa menunggu jawaban dari wanita itu. Jantung Mina berdebar dengan kencang, jantungnya seakan ingin copot saat ini juga. Ia berharap Gafin tidak dapat mendengarkan irama detak jantungnya yang saat ini terdengar begitu kencang dengan irama yang tidak beraturan. Rasa hangat dari genggaman tangan Gafin menjalar ke hatinya. Ini adalah pertama kalinya ia merasakan hangatnya tangan yang selama ini tidak dapat digapainya itu, pengalaman pertama yang berhasil membuat jantungnya seakan ingin copot dari tempatnya. Baru kali ini ia dapat menyentuh tangan Gafin dan baru kali ini juga ia melihat senyuman manis keluar dari wajah lelaki yang selalu terlihat cuek itu. ‘Mungkin karena saat ini kami sedang tidak berada di kantor dan dia berubah menjadi seseorang yang berbeda, sangat berbeda seratus delapan puluh derajat dari Gafin yang kukenal selama ini.’ gumam Mina dalam hati, ia tersenyum bahagia di samping Gafin.  Jika memang Gafin hanya menunjukkan sisi ramahnya itu saat mereka berada diluar kantor, maka Mina berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan lebih berusaha untuk mengajak lelaki itu keluar, keluar dari kantor dan menghabiskan waktu bersama. Walaupun ia akan mengalami penolakkan dari lelaki itu, tetapi ia tidak ingin menyerah jika ia bisa selalu melihat sisi berbeda dari lelaki yang dicintainya itu. Cinta datang karena terbiasa bukan? mungkin dengan terbiasa bersama dengannya, ia dapat membuat hati lelaki itu tergerak dan bisa membuat lelaki itu melihatnya dirinya yang begitu mencintainya. *** Jika sebelumnya Gafin terasa hangat dan ramah, kali ini mereka terjebak di dalam keheningan. Keheningan itu membuatnya merasa canggung dan hatinya tidak dapat berdegup dengan normal. Ia selalu merasa canggung saat berhadapan dengan Gafin yang dingin, lelaki yang duduk di sebelah kirinya itu selalu berhasil membuat perasaannya berkecamuk. Mina menatap keluar jendela dan memperhatikan awan-awan putih yang entah mengapa begitu menarik perhatiannya saat ini. “Mina…” Gafin mencairkan keheningan di antara mereka. “Ya?” Mina mengalihkan wajahnya ke arah Gafin dan menatap mata coklat hazelnut milik lelaki itu. Lelaki itu pun melakukan hal yang sama, ia menatap ke dalam manik mata milik Mina, tatapan mata intens dari lelaki itu membuatnya menjadi salah tingkah. Pipinya terasa hangat dan ia yakin pipinya sudah merona merah saat ini. Mereka hanya saling memandang dalam hening, seakan mencoba mencari-cari sesuatu yang tidak mereka mengerti apakah yang ingin mereka cari itu. Saat ini Mina benar-benar tidak dapat bernafas karena debaran jantungnya yang begitu kencang, jantungnya terasa akan meledak jika Gafin terus memandangi matanya dalam keheningan seperti ini. “Hmmm… kamu… hhmmm… nggak jadi deh.” Gafin seakan ragu untuk melanjutkan perkataannya, ia tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya dari Mina. ‘What?nggak jadi, kenapa nggak dilanjutin?kamu mau ngomong apa Fin?’ batin Mina. “Sebenarnya kamu mau ngomong apa? bilang aja, aku siap dengerinnya kok.” Mina menaikkan sebelah alisnya dan memandang Gafin dengan tatapan penuh tanya. Jantungnya seakan ingin berhenti berdetak saat Gafin tidak melanjutkan perkataannya. Bisakah ia berharap jika saat ini Gafin ingin mengatakan kata-kata cinta kepadanya? bolehkah ia berharap jika cintanya itu adalah sebuah perasaan yang berbalas? Jika memang Gafin akan menyatakan cinta padanya, ia tidak yakin apakah ia bisa tetap menjaga jantungnya itu untuk tetap berada  di tempat asalnya. Ia takut jantungnya akan copot begitu saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD