Selama ini Sunarsih masih menyimpan rahasia kalau sebenarnya putrinya mempunyai kembaran yang bernama Sri Atun. Narsih memberikan Atun sama saudaranya di Jakarta yang tidak mempunyai anak. Hubungan mereka terputus setelah rumah sepupunya kebakaran karena sabotase persaingan bisnis.
Sepupunya mempunyai usaha sama seperti dirinya, sebagai pembuat jamu tradisional. Sampai saat ini Narsih belum menceritakan sama Sri Astuti, Narsih takut dikira pilih kasih dan ibu yang tidak menyayangi anaknya. Karena keterbatan dana, Narsih kehiangan jejak Sri Atun. Narsih dapat berita dari tetangganya, itupun sudah terlambat. Sampai sekarang keberadaan Sri hidup atau mati Narsih tidak tahu.
"Mbak Narsih, kok Sri Astuti gak ada kabarnya to yo!"Sudah kerja beneran atau masih dipenampungan!"Tetangga Narsih juga cemas karena anaknya juga ikutan pengen kerja di bawa Asih ke Jakarta.
"Belum ada kabar!"aku gak punya hape, jadi lewat tetangga, mas Pur!"Oalah semoga cepet ada kabarnya ya mbak!"ya nanti saya mau tanya ke mas Pur, sudah beberapa hari ini belum pulang.
Mas Pur mempunyai usaha, juragan tempe yang selalu sibuk cari uang, gelar perjaka tua tidak pernah ia hiraukan. Mas Pur sebenarnya naksir Sri dan pernah mau melamar, akan tetapi Sri menolak alasan, masih ingin kerja dulu.
"Weladalah umur panjang, baru diomongin kok muncul orangnya!" Ada apa to bu kok sepertinya, menunggu saya!", mas Pur mulai mngeluarkan jurus guyonanya."Mau nanya!, Sri sudah kirim kabar belum mas?"
"Belum bu!" dari kemaren saya juga nunggu, coba saya tanyakan nanti ya bu"
Narsih semakin cemas, sudah satu Minggu Sri tidak ada kabar beritanya.
Narsih tidak tahu nasib kembaran Sri Astuti, entah dimana dia sekarang berada.
Pagi-pagi Sri sudah bangun karena hari mau ke Bandung dengan Ramon. Sudah seminggu ini tidak minum jamu serasa ada yang aneh. Kemaren tetangga kontrakan memberi informasi kalau pagi hari jam 7 ada tukang jamu gendong lewat. Sambil bebenah Sri menunggu tukang jamu yang katanya enak. Yang membuat penasaran ketika ada tetangga yang bilang wajahnya mirip dengan wajah mbak Jamu.
"Jamu...jamu!"
"Beli mbak!"jamu apa mbak? pegel linu ya!"
Mbak jamu asyik mengaduk jamu dan mengocok botol jamu. Tanpa ia sadari pembelinya sedang memperhatikan dirinya dengan seksama.
"Deggg!" bener juga wajahnya mirip dengan mbak Jamu. Beda nasib saja, kata mbak Wulan yang suka cari perhatian kalau Ramon mengantarnya pulang.
"Eh..oh..mbak namanya siapa?"Sri jadi grogi, ketika mereka saling menatap..
"Nama saya Sri, mbak!"
" Asli mana mbak?"Solo!"
Sri Astuti baru sadar apa yang dibilang tetangganya memang benar, mbak jamu ini mirip dirinya. Sri pernah mendengar taziah kalau di dunia ini manusia mempunyai 7 orang yang mempunyai wajah mirip.
"Makasih ya mbak, semoga cocok dan mbak jadi langganan tetap saya"iya mbak saya coba dulu ya!"
Setelah Sri berlalu dari rumahnya, jamu yang ada di gelas ia minum.
"Glek...!" rasanya mirip sekali dengan ramuan ibunya. Apa ini hanya satu kebetulan?Sri hanya sesaat berpikir, karena harus mandi dan segera ke kantor. Hari ini ada meeting ke Bandung. Bahkan Sri sudah membuat lauk buat di bawa ke Bandung. Baru sampai di kantor, sepasang mata menatapnya tajam dan berkabut amarah mendekatinya.
"Plakkk!"Pelakor!
Sri kaget, tiba- tiba ditampar sama wanita sexy dan berpenampilan glamour. Wajah Sri terasa perih dan ingin meninggalkan ruangan. Dengan penuh emosi tunangan Ramon mearik dan menjambaknya sampai Sri terjungkal jatuh.
"Rasakan perempuan udik!"
"Sri...!" Ternyata Ramon melihat perkelahian itu setelah mendapat kabar dari security, karena Valenia melarang security ikut campur urusanya. Untung saja Ramon sudah datang di loby kantor dan buru-buru ke ruanganya.
"Mulai hari ini saya bukan tunangan kamu lagi!"Ramon mengangkat Sri dibawa keluar, menuju parkiran mobil.
"Sri ...pipimu merah , sakit ya ?"
Sri hanya bisa mengangguk, air matanya menetes membasahi pipinya. Hatinya bermonolog, apa memang aku yang salah, tunangan bos nya sampai marah sudah pasti karena cemburu.
"Maafkan saya pak!"gara-gara saya tunangan bapak marah!"saya juga minta maaf, dia memang arogan dan posesif. "Tapi mulai hari ini saya sudah memutuskan hubungan denganya"
Sri kaget, bosnya sudah mengambil keputusan. Sudah pasti tunanganya akan semakin marah padanya. untuk kali ini Sri tidak akan diam kalau wanita angkuh itu menyerang dirnya. Belum tahu Sri pernah ikut karate di sekolahnya setidaknya untuk melawan dan menangkis orang jahat bisa ia lakukan adal satu lawan satu.
"Kita kemana pak?"
"Ke Bandung, ada meeting hari ini!"
Sri baru ingat hari ini agendanya ke Bandung. Tatapan bos nya membuat dirinya salah tingkah. Entah apa maksud dari tatapan yang penuh arti itu. Sri garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal, salah tingkah.
"Duh Sri, kamu itu wanita kampung jangan berharap cowok setampan Ramon mau sama kamu yang tidak berkelas. Tidalk punya bibit, bobot, bebet. Hati kecilnya mengingatkan supaya dirinya tidak salah tafsir.
"Sialan !"
Lavenia menyuruh security membuntuti Ramon dan Sri ke Bandung. Dendam di hati Lavenia semakin membara. Otak kotornya sudah membuatnya kalap. Terus mencari cara supaya Sri menyerah dan keluar dari kerjaanya.
"Gimana, masih sakit!"tangan Ramon sebelah kiri memegang pipi Sri dan mengelusnya. Ser d**a Sri serasa berdegup tak beraturan. Baru pertama wajahnya di elus oleh seorang pria.
Tak terasa 3 jam perjalanan sudah sampai di tempat tujuan. Ramon sendiri yang menyetir mobil, tanpa supir. Ramon tidak ingin privasinya terganggu. Refresing itu tujuanya setelah meeting, setelah bekerja otaknya diperas. Punya tunangan tidak pengertian, tahunya duit ...dan ...duit.
"Kita sudah sampai Sri, kamu sekamar sama saya ya?"Sri terkejut dan bingung, masa sekamar sama laki-laki belum menjadi suaminya.
"Oke kalau gak mau, aku gak paksain kok!"Tapi kalau kamu di culik lagi sama orang Arab aku gak tanggung jawab loh!"
"Ohhh...eh...saaaaya di sini saja sama bapak. Tanpa sadar Sri memeluk Ramon, karena ditakut-takuti diculik. Ramon tersenyum geli dan balas memeluk. Dipeluknya Sri erat serasa nyaman berada dalam pelukan wanita sederhana ini. Begitu banyak wanita yang mendekatinya cuma karena uang.
"Pak saya mau mandi dulu!" Sri berusaha mengelak ketika Ramon ingin mencium bibir ranum Sri. Setan pun tertawa mengejek Ramon. "Sabar bro belum mukhrim"
Setelah mandi Sri mengeringkan rambut hitamnya yang panjang sepinggul. Ramon sangat menyukai wanita feminim seperti Sri. Konon kata temanya wanita berambut panjang itu kalau bercinta sexy. Sri heran melihat Ramon senyum-senyum sendiri. Ramon menyambar handuknya masuk kamar mandi. Menahan gejolak birahinya. Melihat Sri memakai daster yang ia belikan kemaren di mall. Itupun sedikit berbohong, awalnya Sri menolak memakai daster transparan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
.