36. Sematan Kata Pelakor

1521 Words

Suasana semakin memanas membuat Anto merasa terpojok. Kiral juga lebih terpancing dengan ucapan dari si Anto. Akhirnya kedua orang tersebut dipisahkan oleh Kamal. Kiral yang emosinya memuncak ditenangkan oleh Kamal. Mereka pun meninggalkan warung tempat mereka makan siang. Entah kenapa emosi Kiral seolah tidak terbendung. Ia selalu mudah terbakar amarah. Seolah setiap harinya ada energi baru untuknya menggelora. Seperti jiwanya tengah tertekan oleh guncangan yang sangat dahsyat. “Lu kenapa dah Ki? Gua perhatikan akhir-akhir ini bawaannya pengen meledak mulu,” ujar Kamal saat keduanya kembali berhenti pada salah satu warung kopi pinggir jalan. “Enggak ngerti gua Bang. Bisa jadi karena tekanan dari si Pak Bos yang tiap hari nuntut omset gua dinaikkan,” sahut Kiral dengan kerutan di dahiny

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD