Part 4

1168 Words
Sudah tiga hari Alaric menjauhinya semenjak kejadian Bella menanyakan cintanya, Alaric menjadi semakin dingin padanya. Alaric akan pergi pagi pagi buta dan pulang larut malam, membuat mereka tidak bisa bertemu. Hari ini Bella bertekad untuk menemui Alaric keistana karena tadi pagi Bella tidak mendapati Cowok itu dikamarnya. Dikarenakan dia akan pergi keistana maka sekarang dia menggunakan pakaian formal. Kebetulan semua baju yang didesainnya sudah jadi, bukan tanpa alasan semua baju itu selesai cepat, hal itu dikarenakan Bella lembur sampai larut malam. Berenang sambil minum air, Bella mengerjakan baju bajunya sambil menunggu Alaric pulang walau pada akhirnya dia ketiduran dan pada siang hari pekerjaannya dilanjutkan oleh Eren. Hari ini dia mengenakan pakaian semi formal yang terdiri dari, celana bahan longgar yang nyaman, dalaman crop top berwarna hitam yang terlihat sedikit terbuka karena memperlihatkan perutnya, serta jas hitam sebagai pelengkap. Sebelum keistana Bella akan menyelesaikan pekerjaanya dulu, lagipula ini masih terlalu pagi untuk berpergian. Bella berjalan melewati ruangan Alaric tapi dia mundur lagi saat melihat pintu ruangan pria itu sedikit terbuka. Karena memang kekepoannya sudah stadium 4, jadi dia tidak bisa menahan keinginannya untuk memasuki ruangan tersebut. Bella membuka pintu kayu jati itu perlahan lahan, setelah pintu berhasil dia buka, Bella mendapati Alaric yang sedang tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang ada diatas meja. Bella mendekat lalu dia memperhatikan wajah tampan Alaric yang terlihat lelah, bawah mata yang sedikit menghitam, rambut yang acak acakan tanpa mahkota yang biasanya cowok itu pakai. Bella menunduk mengelus rambut Alaric dengan sayang. "Kamu tidak usah berusaha untuk mencintaiku, biar aku yang berjuang agar kamu mencintaiku" ujar Bella menatap Alaric penuh cinta. Cup Setelah mengecup pipi Alaric, Bella keluar ruangan cowok itu dan mengubah tujuannya keruang menjahit. Sepertinya rencana keistana batal karena dia sudah menemui Alaric. "Eren bisa kah kau besok lembur?" tanya Bella berjalan mendekati Eren dengan sebelah tangan yang dimasukan kedalam kantong celana. "Bisa Putri" "Ini, masih banyak baju yang harus kau buat. Tenang, untuk lembur gajihmu akan ku tambahkan" Bella memberikan buku yang berisi desain desain baju. "Terima kasih putri" Eren tersenyum senang, majikannya memang tidak ada duanya. Brak "Bella pengrajin sepatu akan datang nanti siang" dengan songongnya Aurora berjalan dengan santai mendekati Bella setelah membuka pintu dengan tidak manusiawi. "Bisakah kau pelan pelan Aurora?! Pintu itu mahal, bahkan ginjalmu saja tidak cukup untuk membayarnya" ucap Bella kesal. Bella sudah lelah dengan kelakuan asistennya itu, semakin hari semakin kurang ajar, dikasi hati minta ampela. "Akan aku tambah dengan lambungku nanti" jawab Aurora santai. "Huh, lebih baik kau coba baju ini cepat!" Aurora mengambil baju yang diberi Bella dan memakainya diruangan kecil yang ada diruangan itu. Aurora keluar dengan tangan yang terus membenarkan bajunya, terlihat sedikit tidak nyaman atau mungkin tidak terbiasa. "Nah ini baru namanya asisten" ucap Bella puas melihat Aurora yang telah memakai jas dan rok span hasil rancangannya. "Pakai ini jika kamu masih mau bekerja denganku" lanjut Bella memberi setumpuk baju pada kedua tangan Aurora. "Iya, terima kasih" wajah Aurora sangat terlihat sekali bahwa gadis itu sangat tertekan. "Aku suka sekali jika wajahmu seperti itu" Kesengsaraan Aurora adalah kebahagiaannya. Aurora yang mendengar itu hanya mendengus kesal dan hal itu membuat senyum Bella semakin lebar. Sedangkan Eren yang dari tadi melihat interaksi kedua orang itu hanya tersenyum dan sesekali terkekeh. ---------- Sudah larut malam Bella masih mengerjakan projeknya, bahkan dia melewatkan makan siang dan malamnya. Jika didunianya dulu dia bekerja dikantor dengan kertas kertas, sekarang dia beralih menjadi teknisi, huh sungguh melelahkan. Bella yang sedang menyambungkan kabel kabel dengan posisi sedikit membungkuk, terkejut ketika ada yang memeluknya dari belakang. Bella menegakkan tubuhnya menatap tangan berurat yang memeluk perut telanjangnya, dia tidak bisa menengok untuk melihat siapa pelakunya karena kepala sang pelaku berada dibahunya. "Aku mencintaimu" bisik Alaric ditelinga Bella. Tolong jantung gue dugem Batin Bella. Bella membalikkan tubuhnya menghadap Alaric, dia menatap dalam mata hijau yang saat ini terkena sinar bulan. Indah, satu kata yang dapat mendeskripsikan mata Alaric. "I love you too" Bella mengelus rahang tegas Alaric dengan penuh kasih sayang, membuat Alaric memejamkan matanya. Bella tersenyum, dia menepuk pelan pipi Alaric dan melepaskan pelukan mereka, membuat Alaric kembali membuka mata menatap Bella dengan kesal. Bella tak perduli dan kembali kekegiatan sebelumnya, yaitu menyambungkan kabel. "Aku sudah menjawab pertanyaanmu loh Bella" tangan Alaric kembali memeluk perut Bella dan kali ini diiringi dengan elusan lembut. "Ya terus?" tanya Bella menggoda tanpa mengalihkan pandangannya. "Masa kamu tidak tahu" Alaric mendusel dileher Bella sesekali menciumnya. "Ya kamu belum bicara, bagaimana aku tahu?" "Geli Alaric, hentikan" lanjut Bella mencoba melepaskan pelukan Alaric, tapi Alaric malah mengangkat tubuhnya dan membawanya kekamar. Direbahkannya Bella diatas ranjang dengan dia diatasnya. Mereka saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. "Jangan berjuang sendiri, mari berjuang bersama sama" ucap Alaric lembut. "Kamu mendengar perkataanku diruanganmu?" "Ya" "Ish menyebalkan sekali" "And now, i want you" bisik Alaric dengan suara serak. "You want me?" Bella menatap Alaric dengan senyum menggoda dan dibalas Alaric dengan anggukkan. "Tapi aku belum mandi, aku mandi dulu, bye" Bella yang akan bangun tertahan oleh ciuman yang diberikan Alaric. Setelah beberapa menit berciuman, Alaric melepaskan pangutan mereka. "Tak perlu mandi, kamu masih harum" ucap Alaric dengan lembut, membuat pipi Bella merona. Alaric terkekeh lalu dia mengecup kedua pipi Bella yang memerah malu. Alaric melepas jas Bella menyisakan crop top dan celana yang gadis itu pakai. Alaric mencium leher Bella dan meninggalkan jejak disana, lalu turun kedada dan perut Bella. Kruyukk Bunyi perut Bella membuat Alaric mendongkak menatap Bella yang tersenyum malu. "Hehehe aku tadi melewatkan makan siang dan malam" "Huh, cepat mandi, aku akan menyuruh pelayan membawakan makanan" walau nafsu Alaric sudah diujung tanduk tapi dia tidak bisa membiarkan gadisnya kelaparan. Bella segera berlari kekamar mandi, sedangkan Alaric menghampiri penjaga yang ada dilorong untuk memintanya membawakan makanan. Tak lama Bella keluar kamar mandi dengan tank top dan celana pendeknya. Dia menghampiri Alaric yang sedang memejamkan matanya disofa. "Mana makananku?" tanya Bella setelah duduk disamping Alaric. "Didepanmu" jawab Alaric tanpa membuka mata, kepalanya terasa pusing karena nafsunya yang belum tuntas. "Ah kenyang sekali" Bella mengelus perutnya dan menoleh kesamping menatap Alaric yang masih memjamkan mata, ide jail muncul diotak pintarnya. Bella beralih duduk mengangkang dipangkuan Alaric, membuat celana pendeknya semakin terangkat, mencium seluruh wajah Alaric membuat cowok itu membuka mata menatap kelakuan nakal sang istri, lalu ciuman Bella turun keleher dan membuat tanda disana. Alaric yang tak tahan langsung mencium bibir Bella dengan tangan yang sudah memasuki tank top yang Bella pakai, mengelus punggung lalu keperut dan berpindah ke kedua gundukan yang tidak terlapisi apapun, ya kebiasaan Bella jika tidur dia tidak akan menggunakan bra, sesak katanya. "Eungh Aaal" lenguh Bella ketika ciuman mereka terlepas. Alaric mengangkat tubuh Bella dan membawanya kekasur, direbahkannya tubuh seksi Bella. Alaric melepaskan bajunya dan Bella, menyisakan bawahan mereka saja. "Wow, that so amazing" Bella menatap kagum pada otot otot perut Alaric. Selama hidupnya Bella tidak pernah melihat perut kotak kotak pria secara langsung. Alaric tersenyum dan berbisik "Ini milikmu" Alaric kembali mencium bibir Bella dengan penuh nafsu, dan pada malam itu mereka berdua menyatu dibawah terangnya bulan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD