"Gara gara kamu aku tidak bisa berjalan, pekerjaanku masih banyak Alaric" omel Bella pada Alaric yang sedang makan disampingnya.
Siang ini mereka sarapan dikamar, karena Bella tidak bisa berjalan akibat pertempuran mereka semalam, tapi apakah masih bisa dikatakan sarapan bila matahari sudah sangat terik membakar bumi?
"Salahku apa?"
"Kau masih menanyakan salahmu apa?!" Bella menari nafasnya lalu berteriak "LU LUPA KALAU SEMALEM LU NGEGEMPUR GUE SAMPE 5 RONDE BAGONG!! GILA!!"
"Lu? Apa itu?" tanya Alaric bingung.
Bella menepuk dahinyanya, dia lupa kalau didunia ini masih menggunakan kata kaku dan formal. Kalau bukan untuk mendalami peran, dia tidak mau menggunakan kosa kata formal seperti sekarang, lagian siapa yang bisa mengeti bahasanya jika dia memakai bahasa gaul.
"Bukan apa apa" jawab Bella ketus.
Alaric beralih memeluk Bella dari samping, mencoba membujuk Bella agar tak marah lagi padanya. Dia akui semua itu memang salahnya, semalam dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggepur Bella, 1 ronde itu tak cukup untuknya.
"Maafkan aku, iya aku salah. Daripada kamu berkutat dengan pekerjaanmu itu lebih baik kamu temani aku disini, aku ingin bermanja manja. Seminggu lagi aku akan pergi kekerajaan Nuvoleon selama 3 hari"
Bukannya itu adegan dimana Alaric menemukan Merry dan membawanya kemasion ini? Gue ga bisa nyegah dia buat ga pergi tapi kalau dia pergi gue takut dia beneran ketemu si Merry. Masih ada waktu seminggu lagi, gue harus gunain waktu itu sebaik baiknya Batin Bella.
Alaric bingung melihat Bella melamun sehabis dia berbicara seperti itu, apa yang wanita itu pikirkan?
"Bell" panggil Alaric sedikit menggoyangkan tubuh Bella, tapi hal itu tidak membuat Bella sadar.
"Sayang" panggil Alaric lagi.
"Bodoh" dan kali ini panggilannya berhasil menyadarkan Bella, tapi sepertinya dia dalam masalah besar, saat ini Bella tengah melotot kepadanya.
"Apa?! Kau mengataiku bodoh?!" teriak Bella didepan wajah Alaric.
"Eung....habisnya kau melamun terus" jawab Alaric takut takut. Aneh bukan, cowok dingin dan jutek itu tiba tiba menjadi susi, suami takut istri.
Huh sabar Bella, dia kunci kehidupan lu Batin Bella.
"Em tidak apa apa aku maafkan, ayo antar aku kekamar mandi"
"Mandi bersama?" tanya Alaric dengan senyum mesumnya.
"Omg, ngelunjak nih anjing!!"
"Kamu mau makan daging anjing, biarku perintahkan pelayan untuk membuatkannya"
"Hah? Makan daging anjing? Haram bego haram"
"Bego? Haram?"
"Au deh ah pusing pala gue, gila gue lama lama disini. Gendong aku kekamar mandi cepaaaaat!! "
"Baik kanjeng ratu" Alaric menggendong Bella ala bridal style dan membawanya kedalam kamar mandi.
Ko nih cowok tau jokes itu ya? Batin Bella.
----------
"Kenapa kamu merengut seperti itu?" tanya Alaric yang sedang memakai baju dan Bella yang tengah duduk disofa memeluk kedua kakinya dengan wajah cemberut, imut sekali.
"Geraaaah. Cuaca lagi panas dan aku harus pake baju ini lagi aaaaah" rengek Bella.
"Ingin ku mengumpaaaaat" teriak Bella.
Alaric yang sedang pakai baju tidak tahan dengan keimutan Bella, dia menghampiri Bella dan mencubit gemas kedua pipi wanita itu.
"Lalu kenapa kamu pakai baju itu?" tanya Alaric setelah duduk disamping Bella.
Bella menghela nafas kesal membuka tudung hoodinya hingga menampilkan tanda yang Alaric buat semalam, bukan hanya satu atau dua tapi banyak memenuhi lehernya hingga d**a.
Bella menatap sinis Alaric yang menampilkan wajah santai, Bella kembali menarik tudung hoodinya menutupi kepala.
"Itu tanda bahwa kamu milikku" ucap Alaric memeluk pinggang Bella sambil mendusel dileher Bella.
"Iti tindi bihwi kimi milikki, alah milikku milikku kunyuk!"
"Sensi banget sih kamu hari ini, jangan jangan babynya udah ada disini" Alaric mengelus perut Bella dari dalam.
"Ngaco" ucap Bella menepis tangan Alaric.
Alaric terkekeh mendengar jawaban Bella.
"Jadi sekarang kamu mau apa sayang?" tanya Alaric lembut.
"Keperpustakaan yuk, aku bosan disini" jawab Bella.
"Ayo" Alaric menggendong Bella ala koala, membawanya turun kebawah.
Ketika ditangga terakhir mereka bertemu Aurora dari arah barat, gadis cantik itu pasti habis dari ruangan Bella.
"Pangeran" Aurora menunduk hormat kepada Alaric yang hanya dibalas deheman.
Wajah Aurora terlihat bingung ketika melihat Bella digendongan Alaric, bukannya Alaric tidak menyukai Bella dan selalu menghindarinya, tapi kenapa dia mau menggendong Bella seperti itu? Semua petanyaan itu hanya sampai ditenggorokannya saja karna dia tidak berani untuk bertanya.
"Kamu terlihat lebih baik jika memakai pakaian seperti ini daripada memakai pakaian mengembang dan berat itu. Nanti biar ku buatkan lagi"
Hari ini Aurora terlihat cantik memakai setelan formal dengan rok sebagai bawahan.
"Aku pakai apa saja tetap cantik Bella" ucap Aurora dengan percaya diri.
"Bicara sopanlah kepada istriku" timbrung Alaric ketika mendengar Aurora memanggil Bella hanya dengan nama saja.
Aurora menunduk takut saat Alaric menatapnya dengan tajam.
"M-maafkan saya Pangeran"
Bella terkekeh melihat Aurora yang sangat ketakutan. Bella menatap Alaric yang terlihat marah lalu mengelus rahang cowok itu untuk meredakan amarahnya.
"Sudahlah, aku yang menyuruhnya memanggilku dengan nama saja"
Alaric kembali seperti semula, hanya dengan elusan dan kata kata lembut dari Bella dapat membuat pria itu kembali tenang.
Aurora yang melihat hal tersebut semakin bingung, bagaimana bisa Bella menjinakan singa macam Alaric dengan mudahnya.
"Hari ini aku tidak membutuhkanmu Ra, lebih baik kamu pergi berkencan dengan Demian"
"DEMIAN AURORA MENYUKAIMU" teriak Bella pada Demian yang ada didepan pintu masuk.
"Dah, selamat berkencan Aurora" Bella melambaikan tangan, menggoda Aurora yang sedang salah tingkah.
Bella dan Alaric pergi meninggalkan kedua asistennya yang sedang pdkt, biarkan saja siapa tau jodoh.
"Kau ini jahil sekali" ujar Alaric setelah mendudukan Bella dikursi yang ada diperpus.
"Hihihi seru saja melihat mereka yang saling suka tapi gengsi itu"
"Kau ini" ucap Alaric mengelus kepala Bella gemas.
"Kau ingin ku ambilkan buku apa?" tanya Alaric.
"Pilihkan"
Alaric berjalan ke rak buku dan kembali dengan dua buku tebal ditangannya.
"Ini"
"Terimakasih" Bella tersenyum manis membuat Alaric mengelus kepala wanita itu, lalu keduanya larut pada bukunya masing masing. Ya anggap saja ini gantinya menonton.
Setelah 1 jam mereka membaca, Alaric menoleh dan mandapati Bella yang tengah tertidur dilipatan tangannya, Alaric terkekeh pelan melihat wajah polos Bella yang sedikit tertutup hoodie.
"Sayang, ayo kita pindah kekamar" ajak Alaric mengelus pipi Bella.
"Eung gendong" ucap Bella merentangkan tangannya tanpa membuka mata.
"Uhh sangat menggemaskan" Alaric mencium pipi Bella dengan gemas sebelum dia kembali menggendong Bella kekamar mereka.
Bella memeluk leher Alaric dan menenggelamkan kepalanya dicelekuk leher pria itu.
Alaric meletakkan Bella diaranjang dengan hati-hati, dia juga ikut merebahkan tubuhnya disamping istrinya.
"Tidur" Alaric membawa Bella kedalam pelukannya.
"Aku sudah tidak mengantuk" Tapi Bella tetap memebalas pelukan Alaric dengan erat.
Alaric memejamkan mata dan semakin mengeratkan pelukannya. Bella menatap wajah Alaric yang terpejam, lalu pandangannya turun kejakun seksi Alaric, Bella tidak bisa menahannya. Bella mencium jakun Alaric, mengendus leher Alaric dan membuat tanda disana. Setelah puas dia membalikkan tubuhnya membelakangi Alaric dan memejamkan matanya.
"Aku mau lebih" bisik Alaric ditelinga Bella, membuat Bella merinding.
"Punya aku masih sakit" Bella membalikan tubuhnya menatap mata Alaric yang dipenuhi nafsu.
"Yaudah mau nen aja"
Tanpa banyak bicara Bella mengubah posisinya menjadi duduk, membuka hoodie dan branya.
"Nih, jangan digigit" peringat Bella.
Alaric menggangguk cepat, dan langsung melahap p******a Bella dengan tangan kirinya yang meremas p******a Bella yang satunya lagi sedangkan Bella memainkan rambut cowok dingin itu.
"Ahhhh pelanh pelanh" desah Bella saat Alaric menyedotnya seperti bayi yang kehausan.