Part 3

982 Words
Bella yang akan naik keatas untuk membersihkan diri harus terhenti karena melihat Alaric yang baru pulang, gadis itu segera menghampiri Alaric. "Kau baru pulang?" "Kau buta?!" pertanyaan pedas Alaric membuat Bella mendengus kesal. Ni cowo ngapa kaga ada manis manisnya banget dah Batin Bella. "Tidak. Kalau aku buta, aku tidak akan bisa melihat wajah tampanmu ini" ucap Bella menangkup wajah tampan Alaric dengan kedua tangannya. Wajah mereka hanya berjarak lima centi. Tiba tiba kejadian tadi pagi kembali terlintas dikepala Alaric, membuatnya menatap bibir ranum Bella, rasanya ia ingin mencicipinya lagi. Wajah mereka semakin dekat, lebih tepatnya Alaric yang kini mulai memajukkan wajahnya dengan mata yang menatap dalam mata Bella. Jangan jangan gue mau dici- Cup Bibir mereka berdua menempel, hanya menempel tanpa lumatan. Sisi liar gue meronta ronta, apalagi didepan gue ini cogan. Ini kesempatan emas Raina jangan disia siain Batin Bella. Bella malumatnya sebentar lalu melepaskan pangutan mereka, walau sebentar hal itu berhasil membuat Alaric terkejut. Manis Batin Alaric. "Mandilah, aku akan membuatkanmu makan malam" ujar Bella membuat Alaric kembali kedunia nyata. "Tidak usah, sebaiknya kau pun mandi. Kau terlihat seperti gembel" Dahi, baju dan celana Bella terkena pelumas saat dia bekerja diruangannya tadi, tidak salah bila Alaric menyebutnya seperti gembel. "Kau jahat sekali, aku harus memberikanmu makanan manis setiap hari agar mulutmu tidak berbicara pedas lagi" ucap Bella kesal, apakah Alaric tidak ingat beberapa menit yang lalu mereka baru saja berciuman. "Kau ingin aku mati muda?" Kau yang membuatku mati muda gerutu Bella dalam hati. Jangan lupakan sebuah fakta bahwa Bella mati diusianya yang baru 22 tahun, karena dipenggal oleh suaminya sendiri. "Tidaklah, nanti aku jadi janda, tapi tidak apa apa sih, aku akan jadi janda kaya kalau kau mati hahaha" gurau Bella diakhiri tawa. "Cantik" gumam Alaric yang hanya bisa didengar oleh dia dan tuhan. "Sudah jangan banyak omong, mandi sana aku akan kedapur" Bella mendorong tubuh Alaric. "Kau berani memerintah seorang pangeran?!" menoleh kepada Bella yang masih mendorongnya. "Iya, sana cepat mandi aku akan membuat makan malam" Akhirnya Alaric pergi membersihkan tubuhnya dan Bella pergi kedapur untuk menyiapkan makanan. Setelah melihat para pelayan telah selasai menata makanan diatas meja makan, Bella beranjak untuk mandi, tubuhnya sudah sangat lengket karena keringat. Dimeja makan Alaric bingung dengan semua makanan yang dihidangkan, dia belum pernah melihatnya sebelumnya. "Kau ingin makan pakai apa?" tanya Bella dengan piring ditangannya. Bella kini terpaksa harus memakai baju tidur kemarin dengan kemeja diluarnya. Huh sungguh menyebalkan, bila dia didunianya dulu dia tinggal pergi ke mall dan membelinya. "Ini semua makanan apa? Apakah bisa dimakan?" Alaric mendongkak menatap Bella yang berdiri. "Bisalah, jangan meragukan masakanku. Ini sayur sop, cumi pedas, ayam bakar, tahu tempe, sambal dan nasi" "Jadi kau ingin makan pakai apa?" lanjut Bella. Alaric menunjuk cumi pedas dan ayam bakar. Setelah Bella mengambilkan makanan untuk Alaric kemudian dia mengambilnya juga untuk dirinya sendiri. Bella diam menatap Alaric, menunggu reaksi pria itu terhadap masakkannya. "Bagaimana?" tanya Bella penuh harap. "Lumayan" jawab Alaric tidak sesuai dengan kelakuannya yang makan dengan lahap. "Hanya lumayan?" "Iya, biasa saja" "Tapi kenapa kau makan seperti orang kelaparan?" "Karena aku lapar. Makanlah gadis bodoh, tidak baik bertengakar dimeja makan" Bella melupakan tata krama dimeja makan. Ya tuhan dia sungguh sangat menyebalkan. Kalau aja dia bukan cogan dan hidup gue ga ada ditangan dia, ga mau gue kaya gini. Gerutu Bella dalam hati. Bella melanjutkan acara makannya dengan wajah yang ditekuk. Alaric yang melihat itu hanya tersenyum tipis, sangat tipis. ---------- Alaric baru saja keluar dari ruang kerjanya setelah mengerjakan beberapa dokumen yang belum selesai, tapi saat dia memasuki kamar, dia melihat Bella berada dikasurnya dengan sebuah buku ditangan gadis itu. Alaric dengan geram mendekati gadis yang masih fokus dengan bukunya itu. "Kenapa kau berada dikamarku lagi?! keluar!!" Bella menoleh kesamping melihat Alaric yang sedang menampilkan wajah kesalnya. Gadis itu tersenyum manis membuat Alaric semakin kesal. "Mulai sekarang ini akan menjadi kamarku juga" ucap Bella tanpa ada niat beranjak dari kasur. "Tidak! Keluar dari kamarku!!" bentak Alaric menarik Bella dengan kasar agar gadis itu turun dari kasurnya. "Aw kamu kasar sekali, kita itu suami istri jadi wajar bila tidur seranjang" balas Bella berdiri didepan Alaric. "Kita itu hanya menikah karena po-" Ucapan Alaric terpotong karena Bella mencium bibirnya. Alaric yang tiba tiba mendapatkan serangan itu terkejut namun tak lama diapun membalas lumatan Bella. Bella mengalungkan kedua tangannya pada leher Alaric. Alaric yang sudah kehilangan akal, menarik pinggang Bella agar tubuh mereka menempel. Beberapa menit mereka berciuman hingga Bella menepuk bahu Alaric karna kehabisan nafas, Alaric melepaskan pangutan mereka membiarkan Bella mengambil nafas sejenak lalu kembali malumat bibir manis Bella yang menjadi candunya mulai saat ini. Alaric membawa tubuh mereka kekasur dengan Alaric yang berada diatas dan dengan ciuman yang belum terlepas. Tangan kanan Alaric mulai mengelus paha Bella, memasuki gaun yang Bella kenakan hingga kini tangannya berada digunung kembar Bella, meremasnya pelan membuat Bella mendesah. "Ahhhh" Desahan Bella semakin membuat Alaric bersemangat, ciuman Alaric berpindah keleher gadis itu tanpa mengehentikan remasan pada p******a Bella. "Ahhhh Alaric" panggil Bella membuat Alaric menatapnya dengan sayu, terlihat jelas cowok itu sudah diliputi gairah. "Apa kau ahh sudah emm mencintaiku?" pertanyaan Bella membuat Alaric menghentikan kegiatannya, tatapan sayunya berganti dengan kebingungan. "A-ku…aku tidak tahu" Jawab Alaric lalu bangkit, pergi keluar meninggalkan Bella dengan baju yang sudah berantakan. "Buset dah gue kenapa tadi agresif banget sih, berasa l***e" rutuknya setelah Alaric keluar. "Mama maafkan anakmu ini, aku sudah tidak suci lagi” ucap Bella dengan rasa bersalah. “Gapapa Riana tenang, ini adalah usaha buat dia jatuh cinta sama lu, lagian juga ini tubuh si Bella bukan tubuh gue" lanjut gadis itu, sejujurnya dia belum pernah berciuman selama hidupnya tapi kenapa dengan Alaric dia terlihat seperti sudah profesional. "Gue kayanya udah jatuh cinta deh sama es batu itu. Gue ga akan ngelepasin lu babang tampan" ucap Bella dengan senyum lebarnya lalu dia memejamkan mata memasuki alam barzah, eh mimpi maksudnya. Ah malam ini dia akan bermimpi indah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD