Ep.13

1250 Words
Gara kepikiran di ruangannya setelah memeriksa anak Rosa tadi.Kakinya tidak henti bergoyang naik turun di bawah meja itu karena tidak tenang. 'Dia udah cerai?Udah pisah?'d**a Gara terasa sesak dan tidak tentu arah.Gara mengingat jika saat ini,Rosa pasti masih mengatri obat anaknya. Tanpa menunggu lebih lama lagi,Gara lalu berdiri dan berlari menuju loket penebusan obat. Gara berlari berharap masih menemukan Rosa.Tidak pernah Gara seantusias ini dalam mengejar gadis setelah sekian tahun. Gara menghentikan langkahnya saat melihat Rosa masih duduk di kursi tunggu karena masih antre. Rosa juga melihat Gara yang terengah setelah berlari.Rosa mulai tegang dan entah takut. Ibu angkatnya sedang menemani Yosa yang masih terbaring di UGD saat ia menebus obat saat ini. Setelah saling berlihatan,Rosa dan Gara akhirnya memutuskan bicara enpat mata di balkon atas rumah sakit itu. Rosa nampak takut,baru selangkah Gara hendak maju,Rosa langsung mundur 2 langkah.Rosa bahkan tidak berani menatap Gara. Gara tentu sedih tapi juga mengerti. Gara lalu menekuk lututnya dan sekarang berlutut di hadapan Rosa. Rosa memandang Gara yang seperti itu. "Maafin aku Rosa,aku udah salah besar sama kamu.Aku menyesali semua kesalahan aku,aku hancur setelah kamu pergi dan aku menata hidup aku kembali juga karena kamu.Aku udah tobat Rosa.Aku mohon maafin aku.Aku bukan Gara yang dulu lagi."Gara tertunduk sesal. Rosa tentu saja tidak tega apalagi dengan perasaannya yang lembut itu. Rosa lalu ikut duduk walau perasaannya tetap was was pada pria yang suka menyiksanya dulu ini. "Aku udah maafin kamu Gara.Aku nggak pantas buat kamu berlutut gini.Aku juga manusia yang pendosa dah buat salah." Gara lalu menangis dan menatap Rosa."Aku benar benar sedih dan hampa setelah kamu nggak ada.Gita hancur,papa suka selingkuh dan mama sakit stroke,aku nyesal dulu bilang kamu pembawa sial.Karena kesialan itu malah datang setelah kamu pergi dari rumah.Berarti selama ini kamu adalah berkah dan keberuntungan di keluarga kami.Aku nyesal Rosa." Rosa kaget mendengar apa yang Gara tuturkan.Ia tidak menyangka jika keluarga Gara sudah hancur dan berantakan. "Udah Gara,aku juga minta maaf.Aku juga nggak lebih baik setelah salah pilih.Rumah tangga aku kandas dan ibu mertua aku bahkan lebih jahat dari mama kamu dulu.Aku juga nggak lebih baik Gara.Kadang aku rindu suasana di rumah dulu,aku juga rindu sama kamu,Gita,tante Dona dan om Andika.Aku kira hidup aku akan lebih baik dan ternyata nggak."Rosa akhirnya curhat dan menangis juga.Inilah tangis lepasnya setelah berhasil mengeluarkan unek unek yang dipendamnya.Selama ini ia menahan tangisnya karena tidak mau Yosa melihatnya. "GRAB."Tidak menunggu lama,Gara lalu memeluk Rosa. "Udah Rosa,please jangan sedih lagi.Aku nggak sanggup kalau lihat kamu nangis lagi.Aku udah dihukum sama kesalahan aku dengan terus ngingat jahatnya aku kekamu dulu.Aku akan nebus itu semua walau harus ngasi semua kebahagiaan aku untuk kamu."Gara memeluk Rosa dengan perasaan tenang. Rosa memang merasa ada perbedaan yang sangat besar pada diri Gara sekarang ini saat ia dipelukan Gara.'Aku yakin,ini bukan Gara yang dulu.Dia benaran udah berubah.Sekarang aku ngerasa dia kayak ngelindungin aku dan nggak akan nyakitin aku.' Setelah saling bermaaf maafan,Gara mengantar Yosa dan Rosa pulang karena ibu angkat Rosa harus kembali kekantor karena urusan mendadak. "Om dokter temannya mama ya?"Tanya Yosa yang duduk di tengah antara Yosa dan Rosa. "Iya,om teman mama kamu waktu kecil dulu,eh musuh deh kayaknya."Gara tertawa kecil. "Kalau musuh gak boleh dekat dekat sama mama,aku nggak mau mama dekat sama orang jahat lagi!"Yosa sebagai pelindung ibunya langsung galak dan pasang badan. "Wahh,ampun.Om takut nih,maaf ya Yosa."Gara mengalah seolah takut,ia sudah ahli sebagai dokter anak dan gampang dekat dengan anak anak. "Tapi om kayaknya baik,ganteng sama sama udah kerja.Boleh deh dekatin mama,tapi harus izin sama aku dulu."Yosa rupanya sudah senang dengan Gara yang ramah,kalau saja dia dulu tahu bagaimana Gara mungkin Gara sudah dicakar seperti sasak kucing untuk mencakar. "Yosa,pandai pandai ih,nggak boleh gitu."Rosa jadi tidak enak dengan mulut anaknya. "Keren kali ma,kalau aku punya papa dokter.Kalau sakit ada yang obatin,nanti aku minta adek cewek ya." "SLAP."Rosa langsung memangku Yosa dan menutup mulut Yosa.Sementara Yosa masih menahan tawa setelah mengerjai ibunya habis habisan. Gara juga ikut senang sekaligus malu,telinganya bahkan sampai memerah. "Udah Rosa,namanya juga anak kecil.Sini sama om aja,belajar nyetir gih." Yosa lekas bangun dan duduk dipangkuan Gara.Gara membiarkan Yosa memegang setir dan bercengkrama seru. Rosa sudah yakin 100% jika Gara sudah tidak seperti dulu lagi.Baik perangai maupun perilakunya sudah benar benar diperbaiki. Namun Rosa juga lalu mengingat Roger,bagaimanapun Roger adalah ayah dari anaknya dan pria yang pernah sangat mencintainya. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Roger saat ini. *** Roger benar benar keluar dari rumah ibunya,susah payah ia mencari tahu keberadaan Rosa dan ibu angkatnya. Hingga akhirnya titik terang mulai muncul,Roger sudah tahu jika Rosa,Yosa dan ibu angkat Rosa pindah tugas ke Jakarta. Roger pulang kerumah ibunya sebentar untuk mengambil sisa barangnya yang tertinggal.Ia sudah membeli sebuah apartemen untuk ia tinggal setelah keluar dari rumah ibunya saat itu. "Roger,kamu udah pulang nak."Ibu Roger menghampiri puteranya setelah lost kontak beberapa waktu yang lalu. "Maaf ma,aku cuma mau ambil barang aja.Aku juga bakalan ke Jakarta buat nyari Rosa."Roger masih dingin dengan ibunya. "Mama minta maaf ya nak,mama mau ikut kamu aja.Mama nggak tahan,setelah kamu pergi,papa kamu malah ajak isteri mudanya tinggal disini.Mama sering di salahin walau nggak buat salah.Dia selalu cari muka sama papa kamu.Mama nggak tahan."Keluh ibu Roger sedih. "Ma,dulu berapa tahun mama gituin Rosa?Mama belum lama aja udah kayak gini,gimana Rosa dulu ma?Mama juga gitu ke Rosa dulu,lebih semena malahan.Tapi apa Rosa ngeluh?"Roger membandingkan keadaan Rosa dan ibunya sekarang. "Jangan kamu samain mama sama mantan isteri kamu yang nggak berpendidikan itu ya!Mama ya beda lah!!!"Ibu Roger tetap saja membenci Rosa. "Ya udah,mama anteng anteng aja dirumah.Mungkin ini saatnya mama ngerasa buat jadi Rosa.Aku nggak bisa bawa mama."Roger lalu berlalu begitu saja. Ibu Roger menggigit jari kukunya,ia benar benar terkutuk dirumahnya sendiri.Sudah tidak ada Roger yang membelanya,suaminya juga tidak peduli lagi padanya. Ibunya juga lalu tidak mau bicara lagi pada Roger.'Kejar aja tuh wanita nggak tahu diri!Yang penting kamu udah cerai!Mama tetap yang menang!'Ibu Roger hanya diam diam saja saat anaknya pergi dari rumah itu. Tidak lama Roger pergi,isteri muda suaminya mengajak gerombolan temannya kerumah. "Heh,isteri tua!Buatin air sana!"Seru isteri muda suaminya dan teman temannya hanya cekikikan tertawa. "Orang tua tuh jeng,masa iya kamu suruh."Gurau salah seorang teman isteri muda ayah Roger. "Enak aja kamu nyuruh!Buat aja sendiri!Mau miniman kamu aku masukin racun!Suami kita lagi nggak ada dirumah!Nggak ada yang bisa kamu provokasi janda bolong!"Ibu Roger berani saat suaminya tidak ada dan mengolok isteri muda suaminya yang memang dulunya janda itu. Wajah si isteri muda tentu langsung masam."Dasar tua!Gendut!Nggak bisa muasin suami sih,makanya suaminya nikah lagi sama aku!Biar janda,goyangan aku bagus tuh dari kamu!Lihat aja ntar pas pulang aku hasut suami aku biar marahin kamu!" "Hasut aja,hasut!Kamu kan cuma isteri siri,toh aku tetap isteri sah!Semua warisan juga jatuh ke aku dan kamu cuma dapat taik aja kalau suami kita meninggal!Kalau dia mau ceraikan aku nggak apa apa,banyak aset kok atas nama aku!Aku mikir malu aja nggak ada suami,tapi kalau liat tingkah kamu yang kayak iblis itu.Nggak apa apa deh,mending jadi janda kaya daripada isteri siri yang nanti kalau suaminya mati nggak dapat apa apa.Puas aja tuh ngelon burung suami aku!Mau kamu makan apa sodok!Lanjut aja!Aku juga udah bosan,toh yang kamu pakai bekas aku dulu!Nggak tahu aja kamu,suami aku punya riwayat jantung!Biar nanti kalau dia mati mendadak!Kamu juga bakalan aku matiin kayak dia mendadak!"Ibu Roger tidak lagi takut sambil menyilangkan tangan didadanya. Isteri muda suaminya lalu malu dan takut mendadak.Kali ini ia yang dipermalukan dan seolah jadi sampah didepan teman temannya.Ia lalu malu dan salah tingkah. "Dret…Drett."Tidak lama ponsel ibu Roger bergetar. Ia menjawab panggilan itu dan langsung mengeluarkan senyum bahagia dan senyum jahat bersamaan."O…..pak Anto kena serangan jantung mendadak ya?Saya kerumah sakit sekarang ya,mana tahu ini hari perpisahan saya sama dia."Sengaja ibu Roger bicara keras keras. Si isteri muda langsung berwajah takut dan kaku.Ia melihat ibu Roger melotot sambil tersenyum marah.Seakan sudah pasti ia mendapat serangan balasan dari isteri tua suaminya. 'Mau Rosa atau kamu,tetap nggak akan bisa menang dari aku!'Ibu Roger mendesis dalam hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD