Ep.14

1075 Words
Rosa mulai merintis bisnisnya sebagai pengusaha ketring makanan.Dengan koneksi ibu angkatnya sendiri,Rosa mulai membuat pesanan untuk kantor ibunya sementara Yosa masih sekolah. Di sela kesibukannya,Gara menelepon Rosa.Setelah bertemu Rosa kembali,Gara merasa perasaannya hidup kembali dan terus memikirkan Rosa. "Halo Rosa.." "Iya,ada apa Gara?"Rosa yang sedang menata nasi kotak nampak tidak konsen bicara. "Lagi sibuk ya?Yosa udah sehat?" "Alhamdulilah udah,iya ini aku lagi ada pesanan nasi kotak buat kantor ibu angkat aku.Aku nyoba usaha kecil kecilan,kebut kebutan mau jemput Yosa juga nanti." "Memangnya nanti nganter pesanan ketring sama jemput Yosa pakai apa?" "Pakai taksi online aja,aku nggak punya kendaraan sendiri soalnya.Mama yang pakai mobil,lagian aku juga nggak bisa nyetir Gara." "Aku antar aja ya,sekalian kita jemput Yosa sama sama."Tawar Gara. Rosa agak tercekat."Kamu nggak sibuk?" "Nggak kok,aku bisa keluar bentar."Gara sudah menanti penuh harap. "Iya deh,makasih ya.Ntar aku kirim alamat aku lewat WA ya."Rosa menerima tawaran itu. 'Yessss.'Seru Gara dalam hati. "Oke oke,aku tunggu ya."Gara sudah senang bukan kepalang.Gara lalu membuka kamera depan di ponselnya untuk berkaca.Gara puas karena dirinya selalu tampan. Gara lalu keluar sebentar dan menggantung jubah dokternya rapi. Gara sempat mengajak Rosa kerumahnya,hanya saja Rosa belum mau dan belum siap.Apalagi saat keluarga itu sedang kacau kacaunya.Belum lagi Gita yang pasti masih dendam dan benci padanya.Karena itu Gara juga tidak ingin memaksa Rosa untuk bersilahturahmi kerumahnya. *** Gita berhasil mendapat kartu kredit ayahnya dengan limit besar itu.Ayah Gita tetap sayang pada anak anaknya walau sekarang ia sudah menyimpang dan suka main perempuan. Gita tidak masalah karena tingkah ayahnya bisa membuat ibunya menderita dan itulah yang ia mau.Gita masih tidak senang dengan tingkah ibunya dulu.Dimana dulu hanya Gara yang lebih sering di ceritakan,di bawa undangan dan dibanggakan. Ia selalu jadi anak ayah dan Gara adalah anak ibunya. Gita lalu hendak pergi Shopping.Ia melihat ibunya sedang menatap tanaman dari kaca besar tinggi di ruang tamu. Gita acuh saja dan tidak mau menegur. "Gita,mau kemana?"Tanya ibunya walau dengan lidah kelu itu. "Mau shopping lah,masa ia mau ngaji!"Sahut Rosa ketus. "Jangan pulang malam ya nak."Pesan ibunya dengan lembut walau anaknya sudah menjawab dengan kasar. "Ntar subuh baru deh aku pulang,udah besar juga.Nggak usah nunggu apalagi khawatir.Mama juga dulu nggak segitunya!Sekarang aja mama baik,dulu abang aja yang di sambut pas pulang atau pergi.Gita cuma mama senyumin sekali sekali.Abang yang dulu tetap mama manjain dan timang sampai besar.Tapi sama Gita,mama jarang banget mau ajak ngomong.Ngajak shoping juga abang terus yang diutamain ditanya ini itu.Kalau gita,mama terserah aja tuh.Karena Gita jelek dan pakai apa aja nggak pantas kan ma!Mama lupa,Gita ini hatinya hati manusia,bukan batu!Sakit ma!"Gita lagi lagi berdebat dengan ibunya. "Maaf nak."Dona sedih dan minta maaf lagi. "Gita juara kelas dulu nggak ada mama banggain gimana.Sekalinya abang,cuma naik kelas aja udah di kasi hadiah jalan jalan keluar negeri dan di ajak makan makan buat rayain.Gita nggak segitunya,paling mama kasi selamat dan bilang pintar aja." Hati Dona pilu kembali saat anak gadisnya begitu berontak.Namun ia tidak menyalahkan Gita karena ia memang salah. Gita lalu pergi begitu saja karena malas melihat ibunya yang sudah menangis itu. *** Gara sudah di rumah Rosa dan membantu Rosa memuat ketring makanan itu kemobilnya.Saat di rumah Rosa,sempat terjadi kejadian saat Rosa mengoper dan Gara meraihnya dengan menimpa tangannya pada tangan Rosa.Saat itulah ada bunga bunga yang bersemi di d**a keduanya. Rosa dan Gara saling bertatapan kaget.Gara sengaja tidak lekas menyingkirkan tangannya.Gara memandang Rosa dalam dan penuh kasih sayang. Rosa yang tidak enak lalu mengalihkan pandangan dan lebih kaget lagi saat melihat kecoak berjalan di lantai. "AAAAAAA…"Teriak Rosa yang memang geli pada jenis serangga itu dan merangkul lengan Gara karena reflek. "DEG!"Sekarang jantung Gara yang berpacu kencang seperti kena serangan jantung. "Kecoanya udah pergi,dia cuma numpang lewat aja kali karena lihat wanita cantik."Canda Gara kaku yang sedang tegang tegangnya. "Eh,maaf Gara."Rosa lekas menyingkirkan tangannya yang sembarang saja main melingkar di lengan Gara. 'Kecoanya lewat 100 lagi juga aku rela kalau adegan tadi bisa diulang lagi.'Gara lalu senyum senyum sendiri. 'Kenapa aku ceroboh sih,aku ini harus sadar kalau aku single parent,aku nggak pantas kayak gitu sama pria yang masih sendiri dan belum nikah itu.Aku nggak pantas buat mikir aneh atau lebih,terlebih trauma berumah tangga juga masih menghantui aku.Aku harus fokus buat Yosa dan usaha ketring aku aja sekarang.'Rosa juga menyadarkan dirinya. Keduanya lanjut mengemasi ketringan makanan itu. Gara dan Rosa sudah didalam mobil dan saling berbincang. "Pacar kamu nggak marah kamu anterin aku?"Tanya Rosa lebih dulu. Gara menoleh ke arah Rosa sebentar dengan wajah geli."Aku nggak punya pacar." "Nggak mungkin,kamu kan mapan,hebat dan paras kamu juga mendukung."Sangkal Rosa karena tidak percaya. "Manggilnya pakai kamu,dulu abang.Aku kan tua dari kamu."Sela Gara."Aku nggak pernah pacaran atau buka hati aku setelah kamu pergi." "Jleb."Rosa menelan ludah tegang lagi karena masalah perasaan. "Maaf,aku lupa abang lebih tua.Maaf juga kalau aku lancang nanya soal pribadi."Rosa tidak berani menatap Gara saat bicara. "Nggak apa apa,bagus kamu nanya.Biar kamu tahu kalau perasaan aku kekamu masih kayak dulu."Gara woles jujur saja kalau ia masih menyimpan perasaan pada Rosa. Rosa terperangah dan menatap Gara."Aku tahu maksud abang,tapi aku masih trauma dengan rumah tangga aku bang.Aku juga udah janda,anak satu pula.Aku nggak sendiri,abang masih muda,sukses dan mapan,nggak pantas abang suka sama wanita kayak aku.Aku sering dihina nggak berpendidikan dulu.Aku nggak mau itu terulang lagi.Juga Yosa kasihan,dia butuh kasih sayang.Aku bukan pilihan yang tepat buat abang walau aku udah maafin abang." "Kenapa memangnya kalau janda?Kamu tetap mulia kan?Dalam islam juga memuliakan wanita,apalagi janda dan yatim piatu kayak kamu.Kalau aku cinta sama kamu,pastinya pahala aku besar."Santai saja Gara tanpa perlu gombal dan langsung jujur. "Aku masih trauma bang,perasaan aku sama rumah tangga juga masih buat aku takut.Takut gagal dan takut Yosa sedih lagi.Aku belum ada niat buat buka hati lagi,apalagi untuk waktu yang cepat."Rosa lalu menutup bibirnya rapat dengan artian ia enggan melajutkan percakapan ini lebih lanjut dan jauh lagi. Gara memutuskan bersabar dan mengerti,ia tahu tidak mungkin mudah bagi Rosa untuk membuka hatinya lagi setelah kegagalan rumah tangga yang baru saja dialaminya. Gara dan Rosa lalu lanjut mengantar ketring makanan kekantor ibunya. Ibu angkatnya melihat dan merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat Gara begitu memerhatikan Rosa.'Dia dokter yang ada dirumah sakit waktu itu,dia juga pasti teman dokter Rosa yang Yosa ceritain.Dia kayaknya ada perasaan sama Rosa.'Mira tersenyum dari jauh melihat Gara yang semampunya membantu Rosa. Selesai mengantar ketring,keduanya lanjut menjemput Yosa. "Mama,"Panggil Yosa saat baru keluar kelas. "Sayang,gimana sekolahnya."Tanya Rosa sambil berjongkok di hadapan Yosa. "Asik ma,seru."Yosa lalu melihat Gara."Eh ada om dokter juga,hayooo…pasti jalan jalan sama mama nggak ajak aku ya." "Enggak,tadi om bantu mama antar ketring ke kantor nenek kamu.Maaf ya Yosa,om belum bisa ajak jalan.Om harus balik kerumah sakit lagi kerja."Gara sangat ramah pada Rosa. "Iya deh,asal jangan sering sering culik mama ya."Rosa sudah pandai bercanda rupanya.Membuat Gara dan Rosa tersipu malu. Pulangnya,Yosa di gandeng oleh Rosa dan Gara di sisi kiri dan kanannya.Yosa sangat senang seolah ia dijemput oleh orang tua yang lengkap saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD