Malam harinya,saat Yosa sudah tertidur pulas,Rosa masih terbangun dan mengingat kata kata Gara tadi siang.
Wajah Rosa nampak bimbang.
Gara juga begitu adanya,Gara mengenakan celana bola hitam dan kaos bewarna putih polos sedang melakukan beberapa kali sit up,push up dan menganggkat barbel kecil seberat 4 kilo di kamarnya.
Entah itu untuk menjaga kebugaran ataukah karena terus memikirkan Rosa.Tubuh sehatnya sudah bermandikan keringat,nampak dari baju putihnya yang sudah tembus pandang karena menyerap keringat.Tubuh atletis si dokter tampan ini sudah sangat kelihatan jelas hingga membuat kerongkongan kering ingin minum.
"HASHHHH."Ucap Gara di push up terakhirnya yang ke 100.
Gara lalu duduk dan memhujurkan kakinya,tangannya menyapu keringat di wajah.
'Nggak!Aku nggak bisa lupain Rosa,aku bahkan nggak stop mikirin dia.Ini nggak ada obatnya.'Gara lalu menutup wajah dengan kedua tangannya.
Gara mengambil ponselnya,ia melihat kontak WA Rosa terus yang foto profilnya wajah Yosa dan Rosa.Tidak bisa tahan lagi,ia lalu melakukan panggilan video.
Rosa tercekat saat melihat Gara melakukan panggilan video.Rosa melihat Yosa yang sudah tidur lalu mengangkat telepon itu.
Sekarang Gara dan Yosa sudah saling bertatap muka.
Gara memandang wajah sendu dan sayu Rosa.Gara masih tidak bicara.
Sama dengan Rosa yang hanya diam dengan wajah sedih.
Gara lalu mendekatkan wajahnya ke ponsel dan mengecup layar ponsel itu seolah mengecup Rosa.
"Deg!!Dug!!"Jantung Rosa berdebar.Rosa melihat wajah Gara yang sekarang tersenyum.
Gara sengaja tidak berisik karena melihat Yosa yang tertidur pulas di samping Rosa.
Gara tersenyum lalu melambaikan tangannya dan mengakhiri telepon itu.Ia sudah mendapatkan obat rindunya,yaitu melihat wajah Rosa.
Rosa belum sama sekali bisa memutuskan mana yang harus ia pilih.
***
Roger sudah mendarat di Jakarta,Roger langsung melacak tempat alamat ibu angkat Rosa bekerja.Roger yang punya banyak teman ternyata tidak susah mencari alamat baru Rosa tinggal.
Roger sangat bersemangat,ia hanya kehotel untuk menaruh barang barangnya dan langsung membeli sebuah mobil untuk menuju alamat Rosa tinggal (Orang kaya,beli mobil gampang banget kayak beli kacang rebus,gak pakai kridit kridit lagi).
"Ting Tong."Roger memencet bel rumah itu.
Saat itu,Rosa sedang menyuap Yosa makan di ruang tamu.
"Iya sebentar."Ujar Rosa sambil berjalan membuka pintu.
"KREK."Pintu terbuka.
"Siapa."Tanya Yosa yang lalu menyusul ibunya.
Rosa masih mematung saat melihat Roger dihadapannya.
"Rosa,Yosa."Roger sangat bahagia sampai hendak menitikkan air mata.
Yosa juga kaget melihat ayahnya yang datang.
"Ngapain papa kesini!"Yosa marah dan tidak senang dengan kedatangan ayahnya.
"Papa kangen sama kalian Yosa."
"Nggak!!Papa jahat!Jangan bawa mama lagi!Yosa senang tinggal disini,Yosa nggak mau balik tempat nenek jahat!"Yosa lalu berdiri didepan ibunya dan merentangkan tangan seolah menghalau.
"Kamu pulang aja bang,aku nggak mau bicara apapun."Rosa juga memalingkan wajahnya.
Walau kecewa dengan reaksi Rosa dan Yosa,namun Roger tidak ingin menekan dipertemuan pertama ini.Ia tidak mau semakin merusak hubungan.
"Iya,aku bakalan pergi.Aku cuma mau mastiin kamu dan Yosa baik baik aja kok."Roger mengalah.Ia lalu pergi sesuai kemauan Rosa dan Yosa.
Rosa menutup pintu rumah itu dan tidak melihat Roger pergi.
Yosa langsung memeluk ibunya untuk menghibur ibunya.
***
"Rosa,aku mau pesan ketring buat acara dirumah sakit bisa?"Gara terus mencari cara agar bisa tetap berhubungan dengan Rosa.
"Boleh,bisa kok."Rosa tentu tidak ingin menolek rezeki itu."Mau berapa porsi?"
"Em,200 porsi ya.Ntar aku bantu anter lagi."
"Iya iya,buat besok ya?"
"Iya buat besok sekitar jam 5 gitu ya."
"Sip,aku buatin."Rosa setuju dengan orderan itu.
Gara juga senang bisa dekat lagi dengan Rosa.
"Rosa,besok mama mau ke Bogor,pulangnya mungki tengah malam.Mama mau ajak kamu sama Yosa."
"Aduh,aku nggak bisa ma.Ada pesanan ketring di rumah sakit nih."Pesanan ketring Rosa bentrok dengan ajakan pergi ibunya.
Mira baru saja pulang dan di sambar Yosa lagi."Nenek,tadi papa kerumah ini ketemu mama."
Mira langsung kaget dan menatap Rosa."Dia jahatin kamu lagi Rosa?"
"Enggak ma."Sangkal Rosa agar tidak salah paham."Dia minta maaf dan ridu aja sama Yosa.Tapi aku gak izinin dia masuk.Dia kayaknya udah nyesal dan sadar."
"Iya,baguslah nak.Mama terserah kamu aja.Tapi mama saranin kamu sendiri aja dulu lebih baik."Mira mencoba memberi saran.
"Iya ma,aku juga mau fokus usaha sama jaga Yosa dulu aja."
"Nek,Yosa ikut ya ke Bogor.Mau kekebun binatang tuh nek."Yosa rupanya mendengar ajakan neneknya.
"Boleh,tapi jangan nangis nyariin mama ya.Nanti nenek beliin mainan sama ajak kekebun binatang."Ujar Mira pada cucu kesayangannya itu.
"Siap nek,"Yosa juga sayang pada neneknya itu.
Rosa senang karena Yosa mudah menerima dan tidak terpuruk sedih walau tidak ada figur ayah disisinya lagi.
***
Esok harinya,Yosa berangkat pagi pagi dengan neneknya.Sebelum pergi,Yosa mencium ibunya puluhan kali tanpa henti.
Rosa ikut mengantar hingga kemobil setelah itu kerumah dan menyelesaikan pesanan ketringnya.
Rosa bisa bekerja lebih fokus karena Yosa juga ikut neneknya.Hingga waktu terasa begitu cepat dan semuanya selesai pukul 4 sore.
Rosa lalu meminta Gara datang untuk membantu.
Gara sudah dirumah dan membawa ketringan itu beberapa kali ke mobil.Hingga sudah masuk semua kemobil.
"Yosa mana?Kok sepi?"Tanya Gara yang hanya dirumah itu berdua dengan Rosa.
"Ikut neneknya ke Bogor,mau kekebun binatang katanya."Sahut Rosa yang menyeka peluh dengan rambut diikat seadanya itu.
"Capek ya."Tanya Gara perhatian.
Rosa tersenyum."Iya,tapi nggak apa apa.Biar lelah ini jadi berkah."
"Kamu emang nggak pernah ngeluh dari dulu."Puji Gara.
Rosa lalu menatap Gara yang memandangnya."Yuk pegi aja sekarang.Aku ganti baju bentar."Rosa tidak ingin ada yang aneh aneh lagi.
"Oke,aku tunggu di mobil."Gara mengerti mau Rosa.
Sampai dirumah sakit,Gara juga membantu menata ketring makanan itu dimeja.
"BRAK."Rosa menepi kedinding sambil memegang kepalanya.
Gara segera berlari menghampiri Rosa dan memegang bahu Rosa.
"Kamu nggak apa apa?"Tanya Gara panik.
"Nggak,aku cuma pusing aja terus semuanya jadi kabur."Rosa sepertinya kelelahan.
"Ya udah,keruangan aku aja dulu."Gara lalu membawa Rosa keruangannya dan membaringkannya di ranjang pasien untuk diperiska.
Gara melihat mata Rosa dengan senter kecil juga memeriksa d**a Rosa dengan stetoskopnya.Gara juga mengukur tensi darah Rosa.
Rosa lalu bangun dan duduk di ranjang itu.
"Kamu kurang darah dan kelelahan.Tensi darah kamu rendah.Ntar aku resepin obat,kamu minum ya."Ujar Gara yang masih berdiri dihadapan Rosa.
"Iya,aku memang agak lelah belakangan ini.Makasih ya."Rosa tersenyum lemah sambil berterima kasih.
Gara lalu membelai pipi Rosa dan memainkan jarinya mengelus pipi Rosa."Jangan mikirin masalah terus.Pikirin aja Yosa yang pasti buat kamu senang.Kamu juga jangan ambil orderan banyak kalau keteteran."
"DEG."Jantung Rosa berdegub.
"Abang udah beda banget sekarang.Kemarin Roger datang kerumah dan minta maaf.Tapi aku nggak biarin dia masuk dan belum bisa jawab apa apa ke dia."Rosa lalu jujur pada Gara.
Gara senang karena Rosa mau bercerita."Iya,dia kan papanya Yosa juga.Dia punya hak buat ketemu anaknya."
Rosa dan Gara saling berpandangan.
Gara menatap Rosa dalam hingga tidak bisa menahan lagi.Gara semakin mendekatkan wajahnya pada Rosa.
Rosa meremas matras tempat ia duduk.Rosa lalu memejamkan matanya alih alih menghindar.
"SLAP."Gara sudah menempelkan bibirnya pada Rosa dan memejamkan matanya juga.
Gara mulai memaut bibir bawah Rosa,tangannya juga lalu memegang kedua sisi lengan Rosa.
Gara membuka bibir Rosa dengan bibirnya hingga bibir Rosa menyambut dan saling berpautan.
Bibir Rosa dan Gara semakin basah karena sudah saling memasuki mulut satu sama lain.Rosa terbawa perasaan dan meladeni bibir Gara yang terus mendatanginya.
Gara menyedot bibir Rosa lebih dalam hingga nafasnya mulai engah diburu nafsu.Bayangkan saja,setelah di tinggal Rosa ia tidak pernah pacaran atau menyentuh wanita hingga semuanya terluapkan hari ini.
"Hemmmhh,emmhhh..humhh."Terdengar Gara yang mendenguh saat ciuman itu.
Bibir Rosa juga semakin lemah dan lembut seiring ia yang rileks dan menikmati.
Gara juga semakin kecang menyapu habis bibir Rosa hingga kedalam.Ia memainkan lidahnya didalam mulut Rosa dan beradu dengan ujung lidah Rosa seakan bermain pedang pedangan.
Gara terus menerima saliva (Air liur) Rosa dan meneguknya tanpa jeda.
Rosa juga merasa tubuhnya yang tegang sekarang sudah menerima dan santai.Bibir Gara semakin lunak dan lembut.Sebagai wanita yang sudah berpengalaman,ia tahu jika sekarang nafsu Gara sudah sangat tinggi dan memuncah.Namun ia juga tidak bisa munafik jika dirinya juga merasakan hal yang sama karena Gara juga memperlakukannya baik.
Setelah sekitar 10 menit,ciuman itu berakhir dengan sendirinya.
"Huh….hemmhhh.."Gara mencoba mengatur nafas karena gugup.Ia juga malu karena miliknya sudah menonjol keras di balik celana kain itu.
Rosa juga salah tingkah dan memandang ke arah lantai ubin rumah sakit ruang praktek Gara itu.