Part 2

1627 Words
"Kamu bener bakal pindah sekolah?"tanya Vanno tak percaya. "Iya ayah, Vania bakal pindah sekolah karena Vania sayang sama bunda"ucap Clorinda jujur. "Oke besok kamu tinggal sekolah aja , soal surat kepindahan kamu biar ayah yang urus"ucap Vanno serius. "Hm" "Ingat kamu jangan tawuran karena sekolah milik opah kamu tidak pernah ada sejarahnya tawuran"ucap Vanno mengingatkan. "Iya ayah" "Yaudah sana kamu naik ke atas"perintah Vanno. "Abang kita bobo yuk, tapi gendong"ajak Clorinda manja. Cleosa mengangguk lalu dirinya berjongkok di depan Clorinda , ia langsung naik ke punggung Cleosa. Mereka menaiki tangga menuju kamarnya , Cleosa sangat senang jika adiknya ini mengeluarkan sifat manja daripada tawuran. "Baby mau tidur di kamar abang atau kamar  kamu?"tanya Cleosa yang sudah sampai diatas. "Kamar abang"ucap Clorinda lembut. Cleosa berjalan menuju kamarnya lalu memiringkan badannya, agar Clorinda membuka pintu kamar Cleosa. Mereka berjalan memasuki kamar dan Cleosa menurunkan Clorinda di tepi ranjang. Clorinda langsung merebahkan tubuhnya dikasur. "Abang, sini tidur samping Vania" Clorinda menepuk-nepuk kasur. Cleosa ikut berbaring disamping Clorinda, ia tidak bisa menolak ucapan Clorinda meski sebenarnya ia belum mengantuk. "Iya baby , sekarang kamu tidur ya" Cleosa mengelus pipi Clorinda. "Abang jangan kemana-mana ya , Vania tidur dulu ya" Clorinda memeluk Cleosa dan menaruh kepalanya di d**a bidang Cleosa. Cleosa tersenyum lalu mengusap dan mengecup pundak kepala Clorinda. Cleosa memejamkan matanya agar mau ikut tertidur juga. ***************************************** Waktu sudah menunjukan makan malam Vanno dan Natasha menunggu di ruang makan,  namun Cleosa maupun Clorinda belum turun dari kamarnya. "Van kok, Vania sama Nico belum turun juga ya" Natasha heran biasanya kedua anaknya selalu stay di meja makan saat dirinya memasak. "Kayanya mereka tidur , sore tadi Vania kan ngajak Nico buat tidur"ucap Vanno santai. "Mereka belum makan loh Van, gimana kalau nanti mereka sakit" Natasha memang sering khawatir jika anaknya telat makan. "Udah kamu gak usah khawatir, kan lumayan mereka tidur kita bisa berduaan"ucap Vanno tersenyum manis. Natasha memandang malas Vanno " Ga usah ngerasa masih muda deh, anak udah SMA juga" "Caca, aku mau tanya kamu lagi sembunyiin apa dari aku?"tanya Vanno selidik. "Aku mau jodohin Vania sama Arsen, kamu ingat kan waktu Clorinda pertama lahir kalau Reva ngajak aku jodohin anak kita"ucap Natasha jujur. "Kamu yakin Arsen mau sama Vania?"tanya Vanno ragu. "Ya gak tau , tapi aku harap dia suka sama Vania lagian duluan Vania yang pindah sekolah. Karena Reva masih di New York ikut bareng Axel. btw Fandy dkk ga ada penerusnya ya"ucap Natasha terkekeh. "Iya karena mereka menikah jarak 2 tahun sama pernikahan kita karena mereka menunggu pasangannya wisuda, kecuali Gilang dia hanya beda dikit sama kita" "Van aku jadi kangen abang , mereka berdua sibuk sama kerjaan"ucap Natasha murung. "Pasti sibuk mereka kan cari uang untuk keluarga istri sama anaknya, sama kaya aku cari uang buat kamu dan si kembar"ucap Vanno tersenyum manis. "Oh ya Van, kamu inget gak dulu waktu kita pacaran kamu kasih gelang sama aku"ucap Natasha tersenyum tipis. "Inget kok aku bahkan selalu ingat dengan yang aku lalui sama kamu Caca, gak kerasa pernikahan kita udah berjalan 16 tahun"ucap Vanno terkekeh. "Kamu udah jadi Ayah yang baik untuk si kembar , tapi kenapa Vania sifatnya mirip aku bedanya cuma dia ke tawuran. kalau aku ke balapan" Natasha tersenyum geli melihat sifatnya menurun pada Clorinda. "Udah yuk Caca, kita tidur aja. Nanti ini semua biar mbok Ipeh yang beresin"ucap Vanno bangkit dari duduknya. Natasha ikut bangkit dari duduknya, Vanno merangkul pinggang Natasha. mereka berdua berjalan menuju kamarnya untuk pergi tidur lebih awal, karena Cleosa dan Clorinda tidak turun menghampiri mereka. ***************************************** Pagi harinya, Clorinda sudah bersiap dengan seragam di sekolah barunya yang tidak terlalu ketat dan rok selutut karena dirinya tidak ingin di bilang cabe sekolahan. Clorinda memakai sepatu Nike berwarna biru dan Clorinda mengucir rambutnya. Ia belum bilang pada sahabatnya bahwa dirinya pindah sekolah, lebih baik pulang sekolah saja nanti dirinya ke tempat biasa. Ia segera keluar dari kamar lalu menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orang tuanya dan abangnya. "Pagi semua"sapa Clorinda ceria mencium pipi Vanno, Cleosa dan Natasha. "Pagi sayang"ucap Vanno tersenyum. "Pagi juga baby"ucap Cleosa lembut. "Vania sayang, kamu mau makan nasi goreng atau roti?"tanya Natasha. "Roti aja bunda"jawab Clorinda Natasha mengambil roti lalu mengoleskan dengan selai kacang. "Nih sayang" Natasha meletakan roti yang tadi sudah ia oleh di piring Clorinda. "Makasih bunda" Clorinda langsung memakan roti buatan Natasha. "Vania, kamu nanti pergi bareng abang kamu. Nanti di sekolah kamu jangan buat ulah di hari pertama kamu"pesan Vanno. Clorinda mengangguk. Setelah selesai sarapan, Cleosa dan Clorinda menyalamu kedua orang tuanya. Cleosa dan Clorinda berjalan keluar rumah untuk berangkat sekolah, mereka berdua berangkat menggunakan mobil Cleosa. Sesampainya di sekolah Cleosa merangkul Clorinda saat berjalan di koridor banyak yang menatap Clorinda sinis dan kagum. Ada tiga cewek yang menghadang langkah Cleosa dan Clorinda. Salah satu dari cewek itu memandang Clorinda tajam, sedangkan Clorinda hanya menunjukan wajah datarnya. "Nico sayang, kamu sama siapa"ucap cewek itu manja. Clorinda menatap Cleosa lalu tersenyum miring. "Gue pacarnya Nico , emang lo siapa? babu Nico di sekolah ya"ucap Clorinda mengejek. "Jangan ngaku-ngaku lo , udah jelas Nico ini pacar gue"ucap cewek itu. "Masa sih, tapi kok tadi dia jemput gue dan liat dia ngerangkul gue loh"ucap Clorinda tersenyum manis. "Stop Sheila , lo bukan cewek gue"ucap Cleosa dingin. Sheila menatap Clorinda marah "Lo jual tubuh lo ke Nico berapa? asal lo tau gue udah ngejar dia saat masuk kesini dan lo tiba-tiba datang bilang Nico pacar lo. Gue bakal bayar lo asal putusin Nico sekarang" Cleosa menggeram mendengar ucapan Sheila bisa-bisa dia menjatuhkan harga diri adiknya, sedangkan Clorinda hanya tersenyum melepaskan rangkulan Cleosa lalu berjalan mendekati Sheila. PLAK!!! Clorinda menampar pipi Sheila begitu keras" Asal lo tau gue gak butuh duit lo dan gue juga gak perlu jual tubuh gue cuma buat dapatin Nico" Clorinda berjalan menuju ruangan kepala sekolah, Clorinda meninggalkan Cleosa di koridor. Ia tidak suka seseorang menginjak harga dirinya, memang dia pikir bisa mengalahkan  seorang Clorinda. Belum juga sehari dirinya sekolah disini sudah di buat kesal saja, sesampainya di depan ruang kepala sekolah Clorinda langsung masuk tanpa mengentuk pintu terlebih dahulu dan duduk di sofa. "What's Up om Adrian"ucap Clorinda santai. "Vania , ketuk pintu dulu. Gimana kalau om lagi ada tamu"tegur Adrian. "Tamu? maksud om tamu bulanan gitu"ucap Clorinda polos. "Bukan Vania"ucap Adrian gemas. "Om jangan bilang aku kembaran bang Nico ya"ucap Clorinda. Adrian mengerutkan dahinya mengapa dengan keponakan nya ini " Alasannya apa dulu?" "Vania mau jagain abang dari spesies cewek genit om" "Om masih gak ngerti"ucap Adrian jujur. Clorinda mendengus lalu menatap Adrian malas " Vania heran kenapa opah angkat om jadi kepsek, gini aja om gak ngerti. Jadi intinya Vania disini mau pura-pura jadi pacar bang Nico , supaya tuh cewek genit gak ngejar lagi bang Nico". "Oh gitu, Vania kayanya kamu harus om anter ke kelas baru kamu"ucap Adrian sambil melirik jam di tangannya. "Perkenalan di kelasnya besok aja om atau kapan gitu, Vania kesini mau aja om main remi"ucap Clorinda tersenyum tipis. Adrian melotot , astaga keponakan yang satu ini memang duplikat Natasha bahkan lebih parah. Ia pikir Clorinda datang ke ruangannya untuk minta di tunjukan kelas , namun nyatanya malah mengajak dirinya bermain remi. "Gak Vania, om gak mau bunda kamu ngamuk"ucap Adrian. "Kenapa om? kan biasanya kita main remi"ucap Clorinda bingung. "Itu kita main remi waktu di rumah omah kamu Vania, om gak bisa main remi di sekolah"jelas Adrian lembut. "Jadi sekarang Vania harus ke kelas gitu"ucap Clorinda malas. "Iya sekarang om anter kamu ke kelas"ucap Adrian bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar. Mau tak mau Clorinda pun ikut bangkit dari duduknya lalu menyusul Adrian. Clorinda memandang sekolah barunya, memang sih bagus tapi Clorinda lebih menyukai sekolah negeri yang gratis karena Clorinda orangnya tidak mau keluar uang dan kadang memanfaatkan Cleosa untuk membayar semu belanjaan cemilannya.  Adrian menghentikan langkahnya di depan kelas,  Clorinda menengok ke atas melihat XI-IIS 2. Adrian mengentuk pintu , lalu masuk ke dalam kelas. "Permisi pak Eza menganggu, saya membawa murid baru"ucap Adrian ramah. Clorinda membulatkan matanya, bagaimana bisa Eza adik dari bundanya menjadi seorang guru. Astaga Clorinda merasa benar-benar sedang diawasi oleh seluruh anggota keluarga dari Natasha. "Kalau begitu saya kembali ke ruangan saya pak, sekali lagi maaf menganggu jam pelajaran bapak"pamit Adrian. Eza tersenyum tipis " Silahkan kenalkan diri kamu". "Saya Clorinda" "Ada yang ingin ditanyakan?"tanya Eza. "No hp dong pak"ucap seorang siswa. "Adanya nomor togel"ucap Clorinda sebal. "Id line pak"ucap siswa lainnya. "Privasi" "Single or taken?"ucap siswa lagi. "Taken sama Cleosa Nicolas Hamizan Anderson" Eza mengerutkan dahinya bagaimana mungkin Clorinda berpacaran dengan saudara kembarnya sendiri, Eza saja disuruh Natasha untuk mengajar disini agar tau sifat Clorinda selama di sekolah. "Ya udah jadian sama most wanted"ucap seorang siswa kecewa. "Clorinda , kamu bisa duduk di bangku yang kosong"ucap Eza ramah. Clorinda mengangguk lalu berjalan menuju bangku pojok disana terlihat seorang siswi nerd duduk , Clorinda memilih bangku itu saja meski ada satu orang siswi yang duduk sendiri. Clorinda pun duduk disamping siswi yang bergaya nerd tersebut. "Clorinda, kamu siapa namanya?"tanya Clorinda ramah dan lembut. Cewek berkacamata itu memandang Clorinda bingung "Kamu bicara sama saya" "Yap aku ngomong sama kamu, nama kamu siapa"ucap Clorinda sekali lagi. "Cellina"ucapnya ramah. "Okay Cellina mulai sekarang kita temenan"ucap Clorinda tersenyum manis. Cellina menatap Clorinda tak percaya, benarkah ia mau berteman dengan dirinya. "Kamu serius?" "Serius kok Cellina"ucap Clorinda yakin. Eza yang sedang menerangkan di depan  melirik Clorinda, ia malah asik mengobrol beginikah kelakuan ponakan dirinya jika sedang di sekolah. Eza menghampiri Clorinda lalu menepuk bahunya. "Diem ih, gue lagi ngobrol sama temen baru gue"ucap Clorinda tanpa menengok. "Clorinda"panggil Eza. "Diem woy , gue lagi bisnis nih"ucap Clorinda kesal. "Bisnis apa memang kamu?"tanya Eza berusaha sabar. "Bisnis nyopet contohnya"ucap Clorinda asal. Eza langsung menjewer telinga Clorinda, itu membuat Clorinda menengok dan terkejut ternyata yang berbicara tadi Eza padahal Clorinda mengira hanya siswa yang pengen kenalan saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD