Xander POV
Aku membawa mobilku ke arah tempat tinggal Elsa dan sengaja aku menyetirnya sendiri, sedangkan Mike dan pengawalku yang lainnya berada di mobil lain yang mengikuti mobilku dalama jarak aman. Sesekali kulirik dia yang duduk di sampingku. Elsa mempunyai aura yang lain tidak sekedar cantik, entah apa itu tapi aku serasa ditarik medan magnet yang berkekuatan besar dari dalam diri Elsa. Dia sungguh sangat jauh berbeda dari para wanita penghibur yang pernah menemaniku dan yang pernah kutemui selama ini.
"AWAS!!!" teriak Elsa yang mengembalikanku dari lamunanku.
Ciiiitt..
Seketika itu juga aku menginjak rem, untung belum sampai menabrak tiang dipinggir jalan.
"s**t!!! Anda mau mengajakku bunuh diri?!! Apa sebenarnya yang ada di dalam pikiran anda sampai anda tidak fokus menyetir?!!" Umpat Elsa padaku karena sangat kesal bercampur terkejut dan mungkin sedikit takut.
"Kau yang ada di pikiranku" batinku tapi tak kuucapkan.
"Tuan, kalau dalam hal mengendarai mobil saja anda sudah tidak fokus, bagaimana mungkin anda bisa mengendarai rumah tangga dengan baik?! pantas saja anda belum mendapat istri sampai setua ini!" Celotehnya semakin membuatku gemas melihat bibirnya yang tebal sexy berisi itu.
"Rumahku sudah dekat, aku jalan kaki saja, anda tunggu disini saja karena aku tidak akan lama." Ucapnya sambil keluar dari mobilku karena aku hanya diam menatapnya.
Aku segera sadar saat dia menutup pintu mobilku. Akupun segera turun dan mengejar langkahnya.
"Tunggu! Aku ikut denganmu, biarlah mobil ini terparkir disini, kau pasti lama karena berpamitan dengan 10 anakmu itu." Sahutku dengan berlari kecil mensejajarkan langkahku dengan mendekati dirinya.
Kami masuk ke sebuah rumah kecil di dalam sebuah pemukiman yang cukup kumuh dan sempit
"Aku pulang!" Teriaknya saat masuk ke dalam rumah.
"Kak Elsa...." Jawab seorang anak kecil mungkin usianya sekitar 4 atau 5th.
"Hai Ciquilitta, mana yang lain? Dimana Anna?" Tanyanya pada anak itu sambil berjongkok dan memeluknya.
Tiba-tiba keluar beberapa anak dari dalam sudut rumah sambil bernyanyi bersama.
HAPPY BIRTHDAY TO YOU....
HAPPY BIRTHDAY TO YOU....
HAPPY BIRTHDAY...
HAPPY BIRTHDAY...
HAPPY BIRTHDAY ELSA....
YEEEAAAIIIIYYY..... SURPRISE!!!!
"wow....! ouw...so sweet...thank you..." Ucap Elsa terkejut penuh haru sampai menutup mulutnya, lalu berpelukan dengan semuanya.
Ya, itu sebuah kejutan ulang tahun untuk Elsa, ternyata hari ini dia tepat berulang tahun ke 21 tahun.
"Betapa bahagianya Elsa, dia dikelilingi oleh banyak anggota keluarga, selalu meriah tak seperti aku yang anak tunggal, semua sepupuku yang lain juga anak tunggal, jadi aku tak pernah mengalami kejutan semeriah ini." Batinku dan membawa pikiranku flashback ke hidupku sendiri dan juga keluarga besarku.
"Happy Birthday Elsa" ucapku yang membuat mereka lepas dari pelukan.
"Terima kasih Mr. Xander" sahutnya tersenyum sambil menghapus air mata yang sempat mengalir dipipinya.
"Senyuman yang indah dan sangat cantik natural" batinku kagum melihat senyuman Elsa.
Aku segera teringat kembali pada rasa penasaranku, membuatku menatap ke arah anak-anak itu, ada yang remaja, ada yang masih anak-anak, bahkan ada yang masih sangat kecil.
"Kalian semua benar anak-anak Elsa?" Tanyaku pada semua anak disitu.
"Ya.." jawab mereka bersamaan kompak dengan anggukan kepala juga.
Aku semakin menggila tak percaya dengan jawaban mereka semua.
"What?! Are you sure?!" Tanyaku lagi dalam bingung.
"YES, WE ARE!!!" seru mereka dengan. Kompak lagi dan tertawa bersama.
"Elsa adalah ibu yang terbaik bagi kami semua. Kenalkan saya Anna yang tertua, ini Ciquilitta adik kami yang termuda" ucap seorang anak.
" I don't understand yet"ucapku sambil menggelengkan kepala terheran.
"Mr.Xander, aku permisi ke dalam untuk berkemas, anda silahkan duduk di sofa." Ucap Elsa padaku lalu masuk ke dalam sebuah kamar diikuti oleh Anna dibelakangnya.
Aku duduk di sofa dan tetap menatap mereka satu per satu, hingga ada satu anak yang termuda di antara mereka datang mendekatiku dan duduk di sampingku.
"Kau siapa?" Tanya Ciquilitta padaku.
"Saya Xander teman Elsa." Jawabku.
"Kau mau membawa ibu kami kemana? Berapa hari?" Tanyanya lagi dan kali ini dia telah naik duduk di pangkuanku, aku sendiri terkejut karena tak pernah sedekat ini dengan anak kecil.
"Hmm...saya akan meminjam Elsa sementara waktu karena ada tugas dari kantor yang harus dia selesaikan, tapi jangan khawatir Elsa masih akan tetap berkunjung kemari." Jawabku pada anak ini.
Elsa POV
"Kak, kau mau pergi kemana? Kenapa harus membawa koper? Apakah kau akan meninggalkan kami? Apakah itu tamu mommy yang seharusnya tugasku?" Pertanyaan Anna tak ada hentinya yang akhirnya membuatku berhenti berkemas lalu duduk di pinggir tempat tidur bersama Anna.
" Anna, dia Mr.Xander, dia CEO ku di XXL Corp. Saat ini aku mendapat tugas darinya dengan bonus yang sangat besar. Kamu tenang saja ini semua tidak berhubungan dengan seks dan badan. Tolong, selama aku pergi jaga mereka semua baik-baik, selalu nyalakan alarm dan telepon supaya kita bisa tetap berkomunikasi." Jelasku pada Anna, namun dia masih tetap sedih bahkan menangis. Aku merangkul Anna untuk memberikan kepastian bahwa aku akan baik-baik saja.
" Anna, tenanglah. Mr. Xander tidak akan berbuat hal yang akan menyakitiku. Dia berbeda dengan pria-pria yang selama ini kita temui. Anna, kamu harus kuat, demi dirimu sendiri juga adik-adik disini. Aku sungguh sangat mengandalkanmu Anna." Ucapku lagi sambil memeluk Anna. Setelah Anna tenang dan mengerti semua penjelasan ku, kita pun keluar dari kamar.
Aku melihat Ciquilita sudah duduk di pangkuan Mr. Xander dan dengan nyaman berceloteh segalanya.
"Ciquilitta, jangan ganggu Mr. Xander!" Ucapku pada Ciquilitta yang sedang dipangkuan Mr.Xander sambil memainkan dasi Mr.Xander.
"Mari tuan, saya sudah siap" kataku padanya.
"baiklah gadis cantik, aku harus pergi sekarang, sampai jumpa lagi." ucap Mr. Xander sambil menurunkan Ciquilita dari pangkuannya lalu dia berdiri.
"Anak-anak, kalian baik-baik saja di rumah, selama aku pergi kalian semua harus saling menjaga apalagi kalau sampai pengawal mommy datang kemari, kalian harus saling melindungi, dan juga menurut pada Anna, okay?!" Kataku pada mereka, sedih dan khawatir rasanya meninggalkan mereka semua. Kucium dan kupeluk mereka satu per satu sebelum keluar dari rumah.
Mr. Xander hanya menatap kami semua sambil memegang koperku.
Aku terus menangis di mobil dalam perjalanan ke rumah Mr.Xander.
"Mereka sangat menyayangimu." Ucap Mr.Xander memecah keheningan. Aku hanya mengangguk.
"Mereka semua adalah anak yatim piatu, yang butuh uang demi kelangsungan hidup mereka. beberapa anak itu aku bawa kabur dari tempat ibuku. Saya tak pernah membiarkan ibuku menjual anak gadis di bawah umur demi club nya supaya laris. Beberapa lagi adalah adik mereka. Saya akan selalu menggantikan mereka melayani tamu, demi menjaga virginitas mereka. Biarlah cukup saya saja yang kotor bukan mereka, hidup mereka masih panjang, mereka masih memiliki harapan masa depan yang baik. Tapi ibuku selalu menculik mereka saat aku bekerja, beruntung saya memiliki teman bartender di club itu yang selalu akan menelpon ku bila ada anakku yang diambil paksa oleh ibuku." ceritaku tanpa sadar mengalir begitu saja.
"Maaf Tuan jika saya sering ijin pulang cepat dari kantor karena harus menyelamatkan mereka dari ibuku. Bagiku mereka adalah masa depanku yang tersisa sehingga aku harus menjaganya selalu. Maaf Tuan, saya sudah berbicara panjang lebar pada anda." kataku merasa tidak enak hati karena dia hanya diam saja.
ceritaku ini mengalir sendiri dari mulutku, entah mengapa aku merasa nyaman mengeluarkan perasaanku pada Mr.Xander.
"Jangan panggil aku tuan atau Mr., Panggil saja aku Xander. Aku memang 15 tahun lebih tua darimu, tapi aku ini calon suamimu, kau ingat itu kan? Jadi panggil saja Xander. Dan untuk ceritamu tadi, aku senang kau bisa terbuka padaku.terima kasih." Ucap Mr. Xander. Akupun mengangguk dan tersenyum.
"Dia sungguh berbeda dari pria-pria yang pernah menyewaku dan membayarku. Dia sungguh membuatku nyaman dan entahlah mengapa aku bisa sangat mudah percaya padanya." Batin Elsa menghela napas dan tersenyum lagi.