bc

Istri Pengganti

book_age18+
1.2K
FOLLOW
7.9K
READ
love-triangle
arrogant
dominant
goodgirl
dare to love and hate
heir/heiress
twisted
bxg
office/work place
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Dion Addison, anak yatim piatu yang di besarkan oleh seorang kakek yang sangat kaya raya yaitu Bert Addison. Sejak muda Dion hanya ingin menjadi orang sukses seperti kakeknya. Hal itu menjadikan Dion sebagai sosok pekerja keras dan juga dingin.

Kakek Bert memiliki satu permintaan untuk Dion yaitu agar Dion cepat menikah. Kakek Bert ingin melihat Dion menikah dengan gadis pilihannya. Tapi Dion malah menolak. Dia lebih memilih fokus dengan perusahaan.

Saat kakek Bert mulai sakit-sakitan, mau tak mau Dion harus segera menikah. Dion memilih wanita dari Venus Company yaitu Bella Heater. Tapi pada saat akan menikah, Bella di haruskan untuk melakukan perawatan di rumah sakit luar negeri tepatnya di Amerika karena sakit kanker otaknya yang semakin parah.

Bella pun menyewa seorang gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya untuk menggantikan Bella saat hari pernikahannya dan Dion nanti, yaitu Hanna Jovanka. Bagaimanakah kisah selanjutnya???

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Flashback On             Hari ini adalah hari minggu. Saat yang tepat untuk menikmati waktu bersama keluarga tercinta. Hari minggu memang sangat identik dengan family time atau quality time. Menghabiskan waktu bersama keluarga, berbagi tawa dan cerita. Saat ini memang paling bagus untuk menghabiskan waktu di luar rumah mengingat cuaca hari ini yang sangat bagus. Cuaca yang sangat cerah hari ini membuat setiap orang menjadi tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Matahari menyinari Bumi dan di padukan dengan angin sepoi-sepoi dari pepohonan rindang di pinggir jalan. Membuat hari ini menjadi semakin menyenangkan. Memang tidak semua orang akan memilih seperti yang di lakukan keluarga ini. Hari masih pagi tapi keluarga ini sudah sibuk sejak subuh. Mereka sibuk menyiapkan ini itu. Tak lupa juga mereka memeriksa barang bawaan mereka di bagasi mobil sebelum berangkat. “nak robotnya di tinggalkan di rumah saja ya?” tanya mama anak itu. “Ga mau. Obot ga boleh di tinggal. Obot harus ikut” jawab anak kecil yang sangat polos itu pada mamanya. “Ya udah kita bawa obot juga ya” ucap mama anak itu. Seketika senyuman terukuir di bibir mungil anak itu. Mereka pun sekeluarga langsung masuk ke mobil dan sekarang mereka sudah ada di perjalanan.             “Mama kita mau ce mana??” tanya seorang anak kecil berusia hampir 3 tahun sedang asik bermain dengan mini figure robot transformer kesayangannya di mobil. “Kita mau tamasya hari ini sayang. Yeayyyyy… Dion suka tamasya kan??” tanya mama anak kecil itu yang di beri nama Dion. Hari minggu ini mereka sekeluarga akan bertamasya. Menghabiskan waktu untuk bersantai bersama.             Untung saja cuacanya juga mendukung. Mereka semua terlihat sangat excited dengan kegiatan tamasya ini. Papa duduk di kursi pengemudi dan mama duduk di depan tepatnya di samping papa. Sedangkan Dion duduk di kursi tengah sendirian. Dan tak lupa juga mamanya sudah memakaikan seatbelt pada Dion tadi supaya aman.             Seorang anak laki-laki yang cukup tampan. Walaupun Dion masih kecil tapi aura ketampanan Dion sudah keluar. Sang ayah pun ikut menengok ke kursi belakang mobil tempat Dion duduk manis dengan menggunakan seatbelt. Dion menjadi primadona bagi kedua orang tuanya. “Kau suka mainan barumu nak??” tanya sang Ayah pada Dion. “Iya papa. Dion suka. Obotnya keyen. Papa beyi agi dong buat Dion. Supaya mainan Dion banyak” jawab Dion dengan gaya bicaranya yang masih belum lancar. Sang ayah tersenyum memperhatikan anaknya yang sepertinya sangat menyukai mainan robot yang dia berikan. Walaupun hanya robot sederhana tapi Dion terlihat sangat gembira.             Dion bahkan tidak mau meninggalkan mainan robotnya di rumah. Makanya hari ini Dion juga membawa serta robot barunya untuk pergi tamasya. “Iya nanti papa belikan lagi sayang” jawab papa Dion dengan senyum yang merekah lebar. Sosok Dion bagaikan pelengkap kebahagiaan dalam keluarga ini.             “Aciiikkkkkkk… Yessssss papa baik deh” jawab Dion dengan senyum bayinya yang menggemaskan dan imut. Sang ayah tak tahan dengan godaan ini. Akhirnya sang ayah pun mencubit pelan pipi Dion yang memang sangat lucu dan menggemaskan. Mama Dion pun melakukan hal yang sama di pipi satunya. “PAAAA… LIAT KE DEPAN!!!!!” teriak mama Dion kaget saat melihat dari ekor matanya kalau mobil mereka sudah keluar jalur sebelah. “TEEEEETTTTTTT….. TTEEEETTTTTTT” suara klakson mobil truk yang ada di hadapan mereka. Karena terlalu sibuk memperhatikan Dion, papanya jadi lupa kalau sedang berkendara saat ini. Papa Dion segera membanting stir demi menghindari mobil truk yang ada di hadapannya. “BRAAAAAAKKKKK!!!!!” suara tabrakan terdengar memekikkan telinga. Mobil yang di kendarai papa Dion terhindar dari tabrakan maut dengan truk tersebut. Tapi mereka justru menabrak pohon di pinggir jalan karena memutar stir dengan tiba-tiba. Dion kecil melihat orang tuanya berlumuran darah. Dion kecil yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa menangis saat melihat kedua orang tuanya yang sudah tidak bergerak. Sedangkan mobil truk itu langsung kabur melarikan diri. Dion kecil tidak tau harus berbuat apa. Dion maju lalu menyentuh bahu kedua orang tuanya untuk membangunkan mereka. Tapi mereka sama sekali tidak bergerak. “Mama… Papa… Hiksssss…. Hikssssss… Obot… Mama …. Papa… Diam… Hikkssss” tangis Dion pecah. Dion yang masih sangat kecil terpaksa harus kehilangan kedua orang tuanya di depan matanya sendiri. Dion sama sekali tidak tau harus bagaimana saat ini. Yang bisa Dion lakukan hanyalah menangis. Tiba-tiba ada sebuah mobil hitam berhenti di belakang mobil Dion. “Sepertinya terjadi kecelakaan tunggal di sini” ucap orang itu karena melihat tidak ada mobil lain di sekitar sini dan hanya mobil ini yang menabrak pohon. “Pengemudinya pasti mengantuk” pikir orang itu. “Semoga tidak ada korban” doa orang itu dalam hati lalu melangkah mendekati mobil itu. “Mama… Papa… Hiksssss…. Hikssssss…” tiba-tiba terdengar suara tangisan anak kecil dari dalam mobil ini. “Ya ampun masih ada yang selamat. Harus segera ku tolong” batin orang itu sambil mengintip lewat jendela. “Ada anak kecil di dalam” ucap orang itu kaget. Orang itu pun langsung berusaha membuka gagang pintu kedua yang sudah tertutup rapat karena benturan. “Tunggu sebentar ya. Aku pasti akan menolongmu” batin orang itu. “Ada 2 korban meninggal dan satu anak kecil yang selamat. Sepertinya mereka satu keluarga” pikir orang ini menganalisa situasi saat ini. “Sepertinya mereka ingin pergi ke suatu tempat tapi terkena musibah seperti ini” batin orang itu merasa iba. “Ini kesempatan yang bagus untukku. Aku akan mengadopsi anak ini dan aku akan menjadikannya penerusku. Aku akan membuat anak ini percaya kalau aku adalah kakek kandungnya supaya dia tidak kesepian di dunia ini” Pikir orang itu. Orang itu kesulitan membuka gagang pintu yang sudah penyok akibat benturan. Orang itu pun berjalan ke sekeliling mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk membuka pintu mobil ini. Akhirnya dia menemukan sebuah batu yang kuat dan ukurannya juga cukup besar. “Aha! Pakai ini aja. Semoga pintu itu bisa cepat terbuka” ucap orang itu sambil berjalan kembali ke arah mobil. Orang itu pun memukul gagang pintu yang rusak dengan batu yang dia temukan. “BUUUGGHHH!!!! BUGGHHH!!!! BUGGHHH!!!AYO TERBUKA PINTU SIALAAN!!! BUUUUGGGHHH!!! BBBBUUUGGHHH!!!” gerutu orang itu saat mulai memukul gagang pintu yang keras tersebut dengan batu. Berulang kali orang itu memukul dengan cukup kuat hingga akhirnya pintu mobil itu bisa terbuka. “Fiuhhhh untung saja berhasil terbuka. Kau selamat anak kecil” batin orang itu lega. “Sayangnya kedua orang tuamu meninggal. Mereka sudah pergi. Mereka sudah meninggal di tempat. Kau sekarang menjadi yatim piatu. Padahal kau masih sangat muda tapi kau harus menghadapi kenyataan seberat ini seorang diri” batin orang itu sedih. “Kasihan sekali. Anak mereka masih sangat kecil tapi dia sudah kehilangan kedua orang tuanya. Tenang ya nak. Ada kakek Bert di sini. Kakek Bert pasti akan menolongmu” ucap orang itu saat melepaskan sabuk pengaman Dion. Dion berhenti menangis sejenak saat melihat ada orang dewasa yang lain di mobil ini. Seketika Dion merasa sedikit tenang. Pria baik hati itu bernama Bert Addison. Saat ini usianya belum terlalu tua masih 45 tahun tapi entah kenapa dia ingin supaya anak kecil ini memanggilnya dengan sebutan kakek. Bert pun menggendong Dion dalam pelukannya lalu mereka masuk ke dalam mobil Bert. Bert memakaikan sabuk pengaman pada Dion kecil. Bert sangat senang berhasil menolong Dion. Dion, balita mungil yang masih belum mengerti apa-apa tapi sudah kehilangan kedua orang tuanya. Dion mengamati keadaan mobil Bert. Seolah merasakan bahwa ini mobil yang berbeda dengan yang milik orang tuanya, Dion pun kembali menangis. “Hikkkksssss.. Hikssss… Uaaaaaa… Uuuuaaaaaaa” tangis Dion pecah. “Ssstttt…. Sssstttttt… Tenang.. Kau aman di sini. Aku tau kau sedih karena kehilangan kedua orang tuamu. Tapi sekarang kau tidak kesepian lagi. Ada aku yang akan menemani dan merawatmu hingga dewasa” ucap Bert Addison pada Dion kecil. Bert mengusap kepala Dion dengan lembut mencoba menyalurkan kasih sayangnya. Seolah mengerti arti ucapan tersebut, Dion pun langsung berhenti menangis. Dan sekarang Dion sudah sibuk bermain dengan robot kesayangannya. “Aku akan memperlakukanmu layaknya anakku sendiri sehingga kau tidak akan pernah tau kalau kau adalah anak angkat yang aku adopsi dari kecelakaan mobil” batin Bert. “Namamu siapa adik kecil?” tanya Bert. Dion hanya diam sibuk bermain dengan robot kesayangannya. “Sepertinya dia tidak mau berbicara denganku” pikir Bert. “Aku harus memikirkan cara supaya dia mau menjawab pertanyaanku. Aku harus bisa membujuknya bicara. Aha!! Sepertinya dia sangat menyukai robot mainan itu. Oke aku akan coba supaya dia mau berbicara. Aku akan membujuknya menggunakan robot mainan itu” pikir Bert yang mendapatkan ide cemerlang. “Bagaimana kalau kita buat kesepakatan adik kecil. Aku tau kau sangat menyukai mainan robot. Jadi bisa kah kau beri tau aku namamu dan nanti aku akan memberikan robot yang lebih canggih lagi kepadamu??” tanya Bert Addison memulai negosiasi dengan anak kecil. Hati Bert sangat deg-degan. “Apakah cara ini akan berhasil?? Aku belum pernah berurusan dengan anak kecil sebelumnya. Jadi aku sama sekali tidak memiliki pengalaman apapun” batin Bert. Mendengar kata robot membuat Dion menolehkan kepalanya menatap Bert. “Obot??” ucap Dion. Mata Dion sangat berbinar saat mengucapkan obot.  “Iya obot. Nanti akan ku berikan obot yang lebih bagus dari punyamu itu. Asalkan kau mau memberitau kepadaku siapa namamu dan berapa umurmu. Bagaimana?” ucap Bert mengikuti gaya bicara Dion kecil. Dion tersenyum setiap kali mendengar kata robot keluar dari mulut Bert. Sepertinya Dion sangat menyukai robot. “Dion” ucap Dion. “Namaku Dion. Umur 2 tahun 5 bulan” ucap Dion dengan tegas. Orang tuanya selalu mengajarkan Dion tentang nama dan usianya. Mereka sengaja mengajarkan hal ini pada Dion supaya dia tidak kesulitan untuk memperkenalkan diri pada teman-temannya saat dia mulai masuk sekolah nanti. Kalau urusan nama dan umur, Dion sudah cukup mengerti. Memang Dion walaupun masih sangat muda tapi dia memang cukup cerdas dan tampan. “Oke baiklah Dion. Panggil aku kakek Bert Addison. Dan mulai sekarang kau akan tinggal denganku di rumahku. Dan juga kau akan hidup dengan nama belakangku. Sekarang namamu adalah Dion Addison. Kau akan menjadi penerusku. Senang berkenalan denganmu” ucap Bert sambil tersenyum. “Dion Aioon” ucap Dion mengulang kata dari Bert. Dion bingung dengan kata yang baru saja dia dengar. Tapi dia mencoba mengucapkan kata itu. Walaupun pelafalan Dion masih salah, setidaknya dia sudah mulai mengerti nama barunya. Bert tersenyum melihat tingkah Dion yang lucu. Dion memang masih kecil. Dia masih sangat polos, lugu, dan juga lucu. Akhirnya sesi berkenalan pun selesai. Bert langsung menjalankan mobilnya dan mereka pulang menuju ke rumah Bert. Dion kecil yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya akhirnya bertemu dengan seorang pria baik hati yang bernama Bert Addison. Entah apa yang Bert rencanakan, tapi setidaknya untuk saat ini Dion tidak perlu kesepian dan terpuruk dalam kesedihan karena kehilangan kedua orang tuanya. “Aku akan merahasiakan statusmu yang adalah anak angkat supaya kau tidak perlu merasa sungkan untuk mewarisi semua kekayaanku. Aku beruntung bisa mengadopsimu Dion Addison. Aku pasti akan mendidikmu menjadi orang yang baik hati dan bertanggung jawab sama sepertiku” batin Bert. Flashback End

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The CEO's Little Wife

read
629.2K
bc

BELENGGU

read
64.9K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
8.6K
bc

Revenge

read
17.2K
bc

After That Night

read
8.8K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
54.9K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook