Winaga dan Aletta tiba di klub Delova. Aletta merangkul lengan Winaga. Mereka berjalan masuk disapa oleh penjaga di depan pintu masuk dan di sepanjang lorong.
"Bos Naga. Selamat datang."
"Nyonya Naga. Selamat datang."
Aletta membalas sapaan mereka dengan senyuman. "Sepertinya Winaga telah mengumumkan ke anak buahnya bahwa dia akan mengajak wanitanya ke klub", gumam Aletta.
Dentum musik keras dan sorak sorai tamu yang mengikuti irama musik terdengar riuh saat Aletta memasuki aula. Tamu yang datang ke klub merupakan anggota yang memiliki kartu keanggotaan dan dibagi menjadi 2 kriteria yaitu tamu berbintang yang biasa berkumpul di aula dan tamu VIP. Tamu VIP biasanya duduk di lantai 2 dan ditemani minum oleh beberapa gadis cantik. Namun, di klub ini dilarang keras menggunakan narkoba, hanya diperbolehkan minuman beralkohol.
Narkoba yang berhasil Winaga rampas dari tangan anak buah Carlos tidak untuk dia perjual belikan melainkan untuk dimusnahkan.
Klub Delova ini didirikan oleh Winaga hanya untuk menjalin bisnis, mencari relasi dan perputaran uang dari bisnis ilegalnya yaitu pemasok senjata api.
Di belakang Winaga, ada sosok yang merupakan pemimpin sebenarnya. Dia adalah Beatrix Thompson yang sudah Winaga anggap sebagai dewi penyelamat, kakak, kawan, rekan seperjuangan untuk menghancurkan Carlos Santos beserta antek-anteknya sampai tuntas.
Dulu Beatrix memiliki keluarga yang bahagia, suami yang baik juga dikaruniai seorang putra dan seorang putri. Suaminya, Alberto Bastian dan dia adalah agen khusus terlatih. Namun setelah menikah, Beatrix meninggalkan pekerjaan demi buah hatinya.
Kebahagiaan itu hancur saat Alberto ditugaskan menjadi mata-mata seorang gembong narkoba bernama Carlos Santos. Dia hampir berhasil menangkap Carlos Santos namun upayanya gagal. Keesokan harinya, mobil yang dikendarai Alberto meledak di parkiran sekolah. Naasnya, saat itu putri kecilnya yang baru di jemputnya dari sekolah dan sedang duduk di mobil tidak terselamatkan sedangkan Alberto terpental jauh dan menyebabkan kaki kanannya harus diamputasi karena mengalami kerusakan parah akibat ledakan.
Beatrix kehilangan putri kecilnya yang saat itu masih berumur 6 tahun. Dia tidak bisa menerima kematian putrinya yang tragis seperti itu. Dia mencari tahu siapa dalang di balik ledakan bom tersebut dan sebuah nama muncul yaitu Carlos Santos. Namun, hukum begitu tak berdaya di hadapan Carlos Santos. Dia penjahat yang dilindungi oleh hukum itu sendiri.
Sejak itu, Beatrix bersumpah untuk menghancurkan Carlos. Namun, ternyata tidak semudah itu. Carlos memiliki koneksi dan jaringan yang terorganisir yang menyebar di beberapa wilayah. Carlos juga memiliki penyokong yang selalu menyalurkan senjata api dan bahan peledak guna kepentingan bisnisnya. Karena itu, Beatrix memulai rencana balas dendamnya dengan menjarah para pemasok senjata api. Namun, sampai sekarang hasilnya nihil.
Sedangkan Alberto menjadi trauma akan peristiwa yang merenggut nyawa putrinya. Karena itu, Beatrix terpaksa meninggalkan Alberto bersama putranya, Andreas Bastian.
******
Winaga mengajak Aletta naik ke atas panggung dan mengambil pengeras suara. Dia memperkenalkan Aletta di depan semua tamu yang hadir.
"Para tamu yang terhormat, saya ucapkan terimakasih atas kesediaan tuan, nyonya, nona, hadir pada acara malam ini. Sebagian dari Anda pernah bertanya, sosok wanita yang layak mendampingi saya. Hari ini, saya ingin memperkenalkan wanita yang istimewa ini", sambil merangkul pinggang Aletta.
"Namanya Aletta Bastian, dialah wanitaku."
Aletta mematung, dia tidak menyangka, Winaga akan memperkenalkan dirinya di depan para anggota klubnya dalam waktu sesingkat ini.
Winaga memandang Aletta.
"Mulai hari ini, statusmu adalah wanitaku. Aku sudah mendeklarasikan itu. Mereka tidak akan berani menyinggung latar belakangmu ataupun menyentuhmu. Bila ada yang berani melukaimu maka mereka berurusan denganku."
Daniel dan beberapa tamu VIP mengenal Aletta bahkan pernah membookingnya. Sebagian dari mereka ada yang berkomentar positif dan ada yang berkomentar negatif.
"Service wanita itu memang memuaskan. Pantas saja bos Naga terpikat olehnya."
"Aku sudah tidak bisa menikmati malam indah bersamanya."
"Parasnya yang cantik dan tubuhnya yang proposional, pria mana yang tidak terhipnotis."
"Sial, padahal sudah lama aku berusaha mendekati Naga namun selalu gagal. Tapi dia, yang hanya seorang p*****r bisa mendapatkan Naga."
"Mungkin dia hanya bernasib baik atau pernah menyelamatkan satu dunia."
"Gua ragu, wanita itu bakal setia dengan bos Naga."
"Apa bos Naga sudah kehilangan akal sehatnya?"
"Tiga tahun gua bergabung dengan klub ini, tak pernah sekalipun gua lihat bos Naga menggandeng wanita manapun. Hari ini, dia memperkenalkan wanitanya. Wanita ini pasti spesial baginya."
Beragam komentar hanya dapat mereka pendam dalam hati dan pikiran mereka. Begitupun Eira Phoenix yang menyaksikan mereka dari lantai atas.
Eira, dipercaya Winaga untuk mengelola klub Delova. Selain Eira merupakan anak angkat Beatrix, dia juga menjadi orang kepercayaan Winaga. Mereka telah bersama lebih dari 10 tahun. Sejak awal pertemuan mereka, Eira menyimpan perasaan kepada Winaga namun Winaga selalu menganggap Eira sebagai keluarganya. Winaga selalu bercerita tentang Anna yang merupakan gadis kecil yang begitu dicintai olehnya.
"Aletta Bastian, apa yang Naga lihat darinya? Dia selalu mengatakan kepadaku betapa dia mencintai Anna dan selamanya akan mencintainya tapi sekarang dia memiliki wanita itu di sisinya. Apa ini bentuk pelarian Naga atau dia sudah melupakan Anna?"
Bryan, seorang ahli pengobatan dan juga orang kepercayaan Beatrix. Bryan, berdiri tepat di samping Eira. Dia memegang pundak Eira.
"Aku tahu kamu menyukai Winaga sejak lama. Hanya saja, dia tidak peka terhadap perasaanmu. Harusnya kamu mengungkapkan perasaanmu sejak dulu, Eira."
"Wanita itu pasti hanya pelarian Naga. Mereka tidak akan bertahan lama apalagi menjadi wanita Naga, dia akan menjadi incaran para musuh."
******
Di tengah kerumunan, Aletta melihat ada seseorang yang mengintainya sejak awal dia dan Winaga naik ke atas panggung. Sepasang mata itu sangat tajam, senyuman sinisnya pun serasa mengancam.
Aletta melihat gerakan pria bermata tajam itu, dia mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya dan sebuah shuriken melayang di udara tanpa seorang pun menyadari kecuali Aletta.
Dengan sigap, Aletta melakukan sebuah gerakan reflek yang hanya terpikirkan dia saat itu agar tidak ada yang curiga. Aletta memutar tubuh Winaga ke pelukannya lalu bibirnya melumat bibir Winaga.
Shuriken tadi terpental mengenai besi penyangga dan barulah orang lain menyadari sebuah serangan.
"Siapa itu? Lindungi bos Naga dan Nyonya Naga", teriak Yohan yang sejak tadi berdiri di samping panggung.
Winaga segera bereaksi.
"Kita lanjutkan nanti malam", bisiknya kepada Aletta.
"Amankan para tamu, jangan biarkan ada yang terluka."
Beberapa anak buah Winaga mengarahkan para tamu ke jalur evakuasi. Sedangkan Bryan mengarahkan para tamu VIP yang berada di lantai atas ke jalur yang aman.
Eira segera melompat dari lantai 2 menghampiri Naga.
"Senjata ini, shuriken beracun, senjata khas dari Wu Ling."
Sebuah suara tampil di hadapan Winaga. Pria yang bermata tajam tadi menegakkan wajahnya.
"Tebakanmu benar sekali, Eira Phoenix."
"Beraninya elu mengacau di tempat ini."
"Gue dapat informasi bahwa Tuan Naga ini akan mengajak wanitanya. Tentu, gue sebagai kawan lama harus memberikan hadiah kejutan, bukan? Selain itu, elu sudah buat gue rugi jutaan dolar. Elu pikir gue akan tinggal diam. Gue hanya minta elu kembalikan barang gue yang elu rampas tempo hari dari markas Diego."
"Wu Ling, barang haram itu sudah menjadi abu. Elu tahu kan prinsip kerja gue. Semua barang haram yang gue rampas dari Carlos Santos akan gua musnahkan. Kenapa? Karena barang itu merusak generasi muda."
"Sok suci elu, gue pastikan elu menyesal hari ini. Gue akan rampas wanita elu hari ini dan gue akan melecehkannya sampai puas."
"Coba saja. Gue pastikan elu tidak akan bisa menyentuhnya bahkan sehelai rambutnya pun."
Winaga menatap Aletta.
"Tetap berlindung di belakang ku. Jangan jauh dari pengawasanku. Mengerti?"
Aletta mengangguk.
Puluhan anak buah Wu Ling memecahkan kaca atap dan jendela. Mereka menerobos masuk dan perkelahian pun tak bisa di hindarkan. Winaga memberi perintah.
"Yohan, lindungi Aletta."
"Eira, bantu yang lain."
Eira menghadapi beberapa anak buah Wu Ling. Sedangkan Aletta berpikir bagaimana cara membantu mereka agar tidak ketara bahwa dirinya memiliki keahlian bela diri.
Saat Yohan tidak memperhatikannya, Aletta diam-diam membantu dengan menyengkat, memukul kepala anak buah Wu Ling dengan botol minuman seolah hanya gerakan reflek.
Winaga dan Wu Ling berhadapan. Wu Ling adalah seorang ninja yang ahli menggunakan senjata ninja terutama lemparan pisaunya tak pernah meleset ke sasaran. Anak buah Naga terkena beberapa lemparan pisau Wu Ling. Winaga berusaha menghindari lemparan pisaunya dan kesulitan untuk menjangkaunya dari dekat.
"Hanya segini kemampuan Naga yang terkenal hebat."
Lalu Wu Ling melemparkan gas beracun yang menyebabkan seluruh ruangan berasap.
"Gawat, ini gas beracun", ucap Aletta.
Wu Ling ingin menculik Aletta namun dengan satu gerakan, Aletta membantingnya ke lantai.
Pandangan Winaga dan Eira terhalang asap tebal dan mereka juga menyadari akan gas beracun ini. Winaga segera memerintahkan anak buahnya untuk keluar.
"Eira, bantu yang terluka untuk keluar."
"Yohan, dimana Aletta?"
"Aku harus pura-pura pingsan", pikir Aletta.
Winaga melihat ke sekeliling. Dia melihat Wu Ling yang dipapah anak buahnya keluar dari ruangan.
"Aletta, Aletta...", panggil Winaga.
Sekali lagi, Winaga memperhatikan sekelilingnya dan dia menemukan Aletta yang pingsan di lantai. Segera Winaga mengangkat tubuh Aletta dan membawa Aletta keluar dari ruangan dalam dekapan tubuhnya.